Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferina Rahmalia Fauziah
Abstrak :

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh Apoteker. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Salah satu pelayanan farmasi klinik di apotek adalah pengkajian resep. Pengkajian resep meliputi kajian administratif, farmasetik, dan klinis. Hal-hal yang termasuk dalam kajian klinis diantaranya yaitu ketepatan indikasi dan dosis obat, aturan, cara dan lama penggunaan obat, duplikasi dan atau polifarmasi, reaksi obat yang tidak diinginkan, kontra indikasi, dan interaksi. kajian klinis ini perlu dilakukan agar pengobatan untuk pasien tepat sehingga target terapi pasien dapat tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengkajian klinis resep di Apotek Kimia Farma Siliwangi Cirebon bulan September 2022, diantaranya yaitu resep geriatri, pediatri, narkotika, psikotropika, dan polifarmasi. Melalui tugas khusus ini diketahui pada beberapa resep geriatri, pediatri, narkotika, dan psikotropika secara klinis untuk indikasi, dosis, waktu dan cara pemberian sudah sesuai, namun terdapat beberapa interaksi obat sehingga perlu dilakukan monitoring dan penyesuaian dosis, dan jika terdapat antibiotik pada resep disarankan tidak diracik bersama dengan obat lainnya. Untuk resep polifarmasi sebaiknya diperhatikan kembali karena polifarmasi dapat meningkatkan risiko terjadinya interaksi obat dan mungkin juga terdapat duplikasi obat. ......Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacy practice is done by pharmacist. The Standards for Pharmaceutical Services in Pharmacies include standards for the management of pharmaceutical products, medical devices, consumable medical material, and clinical pharmacy services. One of the clinical pharmacy services in a pharmacy is prescription review. Prescription reviews include administrative, pharmaceutical, and clinical reviews. Things included in clinical studies such as the accuracy of drug indications and dosages, rules, method and duration of drug use, duplication and/or polypharmacy, unwanted drug reactions, contraindications, and interactions. This clinical study needs to be carried out so that the treatment for the patient is accurate so that the patient's therapeutic target can be achieved. Therefore, this research was conducted to obtain a clinical review of prescriptions at the Kimia Farma Siliwangi Pharmacy Cirebon in September 2022, including geriatric, pediatric, narcotics, psychotropic, and polypharmacy prescriptions. Through this special assignment it is known that several geriatric, pediatric, narcotics and psychotropic prescriptions are clinically appropriate for indications, dosage, time and method of administration, but there are several drug interactions so it is necessary to do monitoring and adjust doses, and if there is an antibiotic in the prescription it is recommended not mixed with other drugs. For polypharmacy prescriptions, must be reconsidered because polypharmacy can increase the risk of drug interactions and there may also be drug duplication.

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retia Centini
Abstrak :
Poly(ADP-ribose) Polymerase-1 (PARP-1) merupakan enzim yang berperan pada proses perbaikan DNA Single Strand Break (SSB) yang mengkatalisis proses Poly(ADP-ribosyl)ation atau PARylation. Kerusakan DNA yang terdapat pada sel kanker kolorektal memicu enzim PARP-1 untuk memperbaiki kerusakan tersebut dan menjaga kelangsungan hidup sel kanker. Inhibisi PARP-1 dilakukan untuk mencegah perbaikan DNA yang terjadi pada sel kanker kolorektal. Penelitian ini dilakukan secara studi in silico dengan metode penapisan virtual terhadap senyawa bahan alam yang terdapat pada pangkalan data HerbalDB untuk mendapatkan senyawa yang berpotensi sebagai inhibitor PARP-1. Penelitian ini menggunakan makromolekul dengan PDB ID 6NRI dari laman RCSB PDB. Parameter terbaik yang didapatkan dari proses optimasi dan validasi yang digunakan dalam proses penapisan virtual adalah menggunakan program AutoDock Vina dalam PyRx dengan ukuran grid box 18,75 Å x 18,75 Å x 18,75 Å, nilai exhaustiveness 8, dan num modes 9. Proses penapisan virtual menghasilkan 10 senyawa dengan afinitas penambatan terbaik, yaitu Cassiamin C (-13,9 kkal/mol), Epigallocatechin 3,3’,-di-o-gallate (-11,8 kkal/mol), Chitranone (-11,7 kkal/mol), Cassameridine (-11,6 kkal/mol), Palmarumycin CP1 (-11,4 kkal/mol), Yuehchukene (-11,3 kkal/mol), Gallocatechin-(4alpha-8)-epigallocatechin-3-o-gallate (-11,1 kkal/mol), Roxburghine B (-11,1 kkal/mol), Proanthocyanidin A1 (-11 kkal/mol), dan Withanolide (-11 kkal/mol). Berdasarkan afinititas penambatannya, kesepuluh senyawa tersebut memiliki potensi sebagai kandidat inhibitor PARP-1 dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. ......Poly(ADP-ribose) Polymerase-1 (PARP-1) is an enzyme that plays a role in the DNA Single Strand Break (SSB) repair process that catalyzes the process of Poly(ADP-ribosyl)ation or PARylation. DNA damage in colorectal cancer cells triggers the PARP-1 enzyme to repair the damage and keep cancer cells alive and replicate. PARP-1 inhibition was performed to prevent DNA repair that occurs in colorectal cancer cells. This research is an in silico study with a virtual screening method for natural compounds contained in the HerbalDB database to obtain compounds that have potential as PARP-1 inhibitors. This study uses a macromolecule with PDB ID 6NRI from the RCSB PDB page. The best parameter obtained from the optimization and validation process used in the virtual filtering process is using the AutoDock Vina program in PyRx with a grid box size of 18.75 x 18.75 x 18.75 , exhaustiveness value of 8, and num mode 9. Virtual screening process shows 10 compounds with the best binding affinity, namely Cassiamin C (-13.9 kcal/mol), Epigallocatechin 3,3’,-di-o-gallate (-11.8 kcal/mol), Chitranone (-11.7 kcal/mol ), Cassameridine (-11.6 kcal/mol), Palmarumycin CP1 (-11.4 kcal/mol), Yuehchukene (-11.3 kcal/mol), Gallocatechin-(4alpha-8)-epigallocatechin-3 -o- gallate (-11.1 kcal/mol), Roxburghine B (-11.1 kcal/mol), Proanthocyanidin A1 (-11 kcal/mol), and Withanolide (-11 kcal/mol). Based on their binding affinity, the ten compounds have potential as PARP-1 inhibitor candidates and can be used for further research.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Chandra
Abstrak :
Pengkajian dan pelayanan resep merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam pelayanan kefarmasian secara klinis. Pada pengkajian resep apoteker diharapkan dapat memastikan keabsahan resep dan mencegah terjadinya kesalahan pengobatan. Salah satu penyakit yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia dan sering diresepkan adalah resep berisi obat antihipertensi. Tujuan dari pengkajian dan analisis resep antihipertensi ini yaitu mengetahui jumlah resep antihipertensi yang diterima, mengetahui golongan obat antihipertensi yang paling banyak diresepkan, mengetahui kelengkapan penulisan resep dari segi administratif, farmasetik, dan klinis. Pengkajian dan analisa dilakukan selama penulis melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang bertempat di Apotek Roxy Jagakarsa, Jalan Jagakarsa Raya No. 54, Jakarta Selatan. Data diperoleh dengan mengumpulkan resep bulan Juni hingga Agustus 2020, kemudian dilakukan pencatatan terhadap resep yang mengandung obat untuk penyakit hipertensi selama periode tersebut dan dipilih 2 resep yang akan dikaji dan dianalisa kesesuaiannya dengan pedoman pengkajian resep pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Dari analisa yang dilakukan ditemukan jumlah resep resep yang mengandung obat anthipertensi yang diterima oleh Apotek Roxy Jagakarsa selama bulan Juni-Agustus 2020 yaitu sebanyak 265 resep berisi obat antihipertensi dari total resep 3.571 resep atau sebanyak 7,42%, dengan obat antihipertensi yang paling banyak diresepkan yaitu Amlodipin yang merupakan golongan penghambat kanal kalsium sebanyak 42 resep, Ramipril golongan obat penghambat enzim angiotensin sebanyak 38 resep, dan Bisoprolol golongan obat penghambat reseptor B sebanyak 33 resep, yang diresepkan baik dalam terapi kombinasi maupun terapi tunggal. Dari contoh resep yang dianalisa, ditemukan beberapa kekurangan pada kelengkapan dalam aspek administratif dan interaksi obat dalam resep. ......Assessment and prescription analytics is one of the activities included in clinical pharmacy services. In the pharmacist prescription assessment, it is hoped that it can ensure the validity of the prescription and prevent medication errors. One disease that has a high prevalence in Indonesia and is often prescribed is a prescription containing antihypertensive drugs. The objectives of the study and analysis of antihypertensive prescriptions were to determine the number of antihypertensive prescriptions received, to know which antihypertensive drug classes were most commonly prescribed, to determine the completeness of prescribing from an administrative, pharmaceutical, and clinical perspective. The assessment and analysis were carried out when the author carried out the Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) which was located at the Roxy Jagakarsa Pharmacy, Jagakarsa Raya Street No. 54, South Jakarta. Data was obtained by collecting prescriptions from June to August 2020, then recording prescriptions containing drugs for hypertension during that period and selecting 2 prescriptions to be reviewed and analyzed for their conformity with the prescription review guidelines in Minister of Health Regulation number 73 years 2016 about Pharmacy Service Standards at the Pharmacy. From the analysis conducted, it was found that the number of prescription containing anthypertensive drugs received by the Roxy Jagakarsa Pharmacy during June-August 2020 was 265 from a total of 3,571 prescriptions or as much as 7.42%, with the most widely prescribed antihypertensive drugs namely Amlodipine which is a calcium channel blocker class for 42 prescriptions, Ramipril for an angiotensin enzyme inhibitor group for 38 prescriptions, and Bisoprolol for a B receptor blocker class for 33 prescriptions, these drugs are prescribed both in combination therapy and single therapy. From the sample prescriptions analyzed, there were some flaws of the administrative and drug interactions aspects of the prescription.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Meidi Rani
Abstrak :
ABSTRAK
Pengobatan hipertensi merupakan salah satu pendekatan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, seperti pengobatan farmakologis menggunakan amlodipin besilat dan valsartan. Obat antihipertensi merupakan obat untuk kondisi serius sehingga perlu dilakukan uji ekivalensi in vivo. Uji bioekivalensi untuk pengembangan obat generik dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang sehingga perlu diketahui stabilitas in vivo amlodipin besilat dan valsartan dengan melakukan pengujian incurred sample stability. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas in vivo amlodipin besilat dan valsartan dalam plasma 6 subjek sehat di hari ke-7, 14 dan 30 pada fase Cmax dan fase eliminasi. Analisis amlodipin besilat dan valsartan dilakukan terhadap 6 subjek sehat yang mengonsumsi tablet kombinasi dosis tetap amlodipin besilat 10 mg dan valsartan 160 mg. Pengambilan darah subjek dilakukan sebanyak 18 titik pada beberapa interval waktu hingga jam ke-72. Kondisi kromatografi yang digunakan adalah kolom Acquity UPLC BEH C18 (2,1 × 100 mm× 1,7 μm); dengan suhu kolom 45oC; fase gerak asetonitril dan asam format 0,1% dalam air dengan kondisi gradien; laju alir 0,2 mL/menit dengan total waktu analisis 6 menit. Deteksi massa dilakukan dengan Water Xevo TQD tipe Electrospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Profil farmakokinetika dalam sampel plasma memberikan hasil: Cmax 4,86 - 6,56 ng/mL; tmax rata-rata 5,33 jam untuk amlodipin besilat dan Cmax 3570,00 - 4553,34 ng/mL; tmax rata-rata 4,17 jam untuk valsartan. Incurred sample stability amlodipin besilat dan valsartan pada plasma 6 subjek sehat sampai hari ke-30 menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011, dengan nilai %diff tidak lebih dari 20%.
ABSTRACT
Hypertension therapy is one of the ways for reducing the cardiovascular diseases, such as pharmacology therapy using amlodipine besylate and valsartan. Antihypertensive agents are drugs for serious condition that need bioequivalence test. Bioequivalence testing for generic prodrug development is carried out in long period of time, so it is necessary that the stability of amlodipine besylate and valsartan to be known by analyzing the incurred sample stability. This study aimed to analyze the in vivo stability of amlodipine besylate and valsartan on subjects plasma samples on days 7, 14 and 30 in the Cmax phase and elimination phase. Amlodipine besylate and valsartan analysis were performed on 6 healthy subjects administered a fixed dose combination of amlodipine besylate and valsartan tablets that contain amlodipine besylate 10 mg and valsartan 160 mg. The subjects blood was collected in 18 points at several times up to 72 hours. The chromatographic conditions used was the Acquity UPLC BEH C18 column (2.1 × 100 mm × 1.7 μm); column temperature was 45oC; mobile phase consist of 0.1% acetonitrile and formic acid in water with gradient condition; flow rate 0.2 mL/minute with total run time of 6 minutes. Mass detection was performed using Waters Xevo TQD equipped with an electrospray ionization (ESI) source in positive mode with MRM mode. The pharmacokinetic profile in human plasma results were; Cmax 4.86 - 6.56 ng/mL; tmax 5.33 hours for amlodipine besylate and Cmax 3570.00 - 4553.34 ng/mL; tmax 4.17 hours for valsartan. The %diff values of amlodipine besylate and valsartan incurred sample stability until day 30 on 6 subjects not more than 20%, which fulfilled the acceptance criteria of validation method based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011.
2019
PR-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita
Abstrak :
ABSTRAK
Antioksidan memiliki peranan penting dalam mencegah atau menunda waktu timbulnya penyakit degeneratif melalui mekanisme penghambatan proses oksidasi yang menyebabkan penyakit kronik dan menunda waktu terjadinya aging. Reaksi antara antioksidan dengan radikal bebas dapat menghentikan reaksi berantai radikal bebas sehingga mencegah pembentukan senyawa radikal baru. Buah cabe rawit (Capsicum frutescens L.) telah diketahui aktivitas antioksidannya melalui penelitian-penelitian ilmiah. Senyawa beraktivitas antioksidan pada buah cabe rawit dapat tersebar pula di bagian daun. Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi ekstrak daun cabe rawit (Capsicum frutescens L.) dan mengidentifikasi golongan senyawa dari fraksi teraktif. Ekstraksi daun Capsicum frutescens L. dilakukan dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Aktivitas antioksidan daun Capsicum frutescens L. diuji dengan metode 1,1-difenil-2- pikrilhidrazil (DPPH). Hasil uji aktivitas antioksidan pada ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol menunjukkan nilai IC50 berturut-turut 160,81; 105,08 dan 48,28 μg/mL. Ekstrak metanol sebagai ekstrak teraktif kemudian difraksinasi dengan kromatografi kolom dipercepat. Fraksi teraktif dari ekstrak metanol adalah fraksi keenam (CM6) dengan nilai IC50 sebesar 72,07 μg/mL. Golongan senyawa yang terdapat dalam fraksi teraktif ini adalah flavonoid dan glikon.
ABSTRACT
Antioxidant has important role in preventing or delaying degenerative disease by ihibiting oxidation that causes chronic disease and delaying aging. Reaction of antioxidant and free radicals stop the chain reaction of free radicals so it prevents formation of new radicals. Antioxidant activity of hot short pepper fruit (Capsicum frutescens L.) has been known by scientific research. Antioxidant compounds of hot short pepper fruit may be found in its leaves. This research aims to test the antioxidant activity of hot short pepper leaves (Capsicum frutescens L.) extracts and extract fractions and identify compounds group of the most active fraction. Extraction method of Capsicum frutescens L. leaves is maseration using n-hexane, ethyl acetate, and methanol solvent. Antioxidant activity of Capsicum frutescens L. leaves tested by 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl (DPPH) method. Result of antioxidant activity test in extract of n-hexane, ethyl acetate, and methanol show that IC50 value are 160,81; 105,08 and 48,28 μg/mL. Most active extract or methanol extract then fractionized by accelerated column chromatography. The most active fraction of methanol extract is sixth fraction (CM6) which has IC50 value 72,07 μg/mL. Groups of compounds contained in the most active fraction are flavonoid and glycon.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43777
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Luthfiah
Abstrak :
ABSTRAK
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, mengawasi dan mengendalikan upaya kesehatan yang merata. Penyelenggaraan upaya kesehatan di tingkat kota administrasi dilakukan oleh Suku Dinas Kesehatan. Dalam struktur organisasi Suku Dinas Kesehatan, apoteker memiliki peran pada seksi Sumber Daya Kesehatan yang meliputi sub seksi Farmasi, Makanan, dan Minuman. Untuk dapat mengetahui dan memahami tugas serta peran Apoteker di Pemerintahan, maka mahasiswa apoteker melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan. Kegiatan PKPA ini juga bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi instansi-intansi pemerintahan di bidang farmasi memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman praktis melakukan pekerjaan di Suku Dinas Kesehan Jakarta Timur serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan kefarmasian di Suku Dinas Kesehatan. Tugas khusus yang diberikan berjudul Penyusunan Quality Procedure Kegiatan Pembinaan Pengawasan Dan Pengendalian Tenaga Kesehatan. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk melakukan penyusunan Quality Procedure Kegiatan Pembinan, Pengawasan, dan Pengendalian Tenaga Kesehatan sesuai dengan peraturan yang terbaru
ABSTRACT
The government is responsible for planning, arranging, organizing, developing, observing and controlling the public health. The implementation for improving public health in the administrative city of East Jakarta is managed by East Jakarta Regional Health Agency. In the organization structure of the administrative city regional health agency, pharmacist has a role as Human Resources Health professional staff in the specific subsection of Pharmaceutical, Food and Beverage. The student of apothecary program does the internship program in the regional health agency in order to know and understand the duty and role of pharmacist in the government institution. Internship at East Jakarta Regional Health Department aims to let the pharmacist's professional students for having knowledge, skills and practical experiences to work at regional health agency; and also understanding the real picture of pharmaceutical problems in government institution. The specific assignment given entitled The Arrangement of Quality Procedure of developing, observing and controlling activity of health worker. The purpose of this particular task is to to arrange the Quality Procedure of developing, observing and controlling activity of health worker according to the latest regulations
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Kurniawati
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Periode Bulan Juli 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat. Memiliki pengetahuan, keterampilan sikap perilaku (professionalism) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas. Melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas. Memiliki gambaran nyata tentang permasalahan (problem solving) praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Praktek kerja profesi ini juga ditunjang dengan tugas khusus yaitu Pembuatan Daftar Obat Formularium Nasional di Puskesmas Kecamatan Cilandak beserta Informasi Obat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menyediakan daftar informasi obat yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Cilandak mengenai indikasi, dosis aturan pakai dan peresepan maksimal serta sebagai bekal informasi obat untuk mempermudah Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam melakukan kegiatan farmasi klinis yang terkait dengan obat seperti pengkajian resep, pemberian informasi obat pelayanan informasi obat serta konseling
ABSTRACT
Internship at Public Health Center Cilandak Districts South Jakarta month period July 2017 aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists, as well as practice pharmaceutical services at public health center in accordance with applicable laws and ethics and in public health field, have the knowledge, skills, professionalism, and practical experience to undertake pharmaceutical practices in pharmacies in Public Health Center. And to learn strategies of pharmaceutical practice development can also have the insight of pharmaceutical practice issues in Public Health Center. Moreover, can communicate and interact with other health workers. In this internship also has a current assignment for making list drugs of National Formularium in Public Health Center Cilandak Districts with drugs information. The purposes of this current assignment are to provide list of available drugs information in Public Health Center Cilandak Districts about indication, dose, rule of use and maximal prescription. And either to facilitate pharmacist and assistant pharmacist in clinical pharmacy activities such as prescribing prescriptions giving drugs information drugs information service and counseling
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irlinda Fitraisyah Ardhianti
Abstrak :
Seorang Apoteker memiliki peran penting di Industri Farmasi dan Apotek. Dalam melaksanakan peran tersebut, seorang Apoteker harus memenuhi standar kompetensi sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesi. Sebagai bekal dan pengalaman calon apoteker untuk dapat memahami peran apoteker dan meningkatkan kompetensi, maka dilaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT Finusolprima Farma Internasional dan Apotek Roxy Galaxy selama periode bulan Juli - Oktober 2021. Industri Farmasi harus selalu dapat meningkatkan kinerjanya untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat bersaing. Salah satu caranya adalah dengan melakukan proses improvement, dimana seorang Apoteker harus dapat melakukan perencanaan dan pengendalian aktivitas proses produksi. Dalam melakukan hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran atas setiap aktivitas produksi yang ada untuk melihat seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh tenaga kerja serta untuk mengetahui seberapa banyak tingkat aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan produk. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran tersebut adalah metode time and motion study. Selain di Industri Farmasi, Apoteker juga berperan dalam Sarana Pelayanan Kefarmasian, salah satunya adalah Apotek. Apotek memiliki standar yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka patient safety. Maka dari itu, seorang Apoteker wajib memiliki pemahaman terkait pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Apotek yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari hasil PKPA tersebut, calon Apoteker dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan pengalaman untuk dapat melakukan pekerjaan kefarmasian di tempat praktik kerja profesi. ......A pharmacist has an important role in the Pharmaceutical Industry and Pharmacy. In this role, a pharmacist must fulfill the competency standards required to enter working life and undergo the professional practice. As a provision and experience for pharmacist candidates to understand the role of pharmacists and improve their competence, the internship at PT Finusolprima Farma Internasional and Apotek Roxy Galaxy was held during the period July - October 2021. The pharmaceutical industry must always be able to improve its performance to produce quality products and can compete. One way is to carry out the improvement process, where a pharmacist must be able to plan and control the production process activity. In doing this, it is necessary to measure each of the existing production activities to see how long the workforce needs the time and to find out how many levels of activity are carried out by the company to produce products. One of the methods used to take these measurements is the time and motion study method. In addition to the Pharmaceutical Industry, pharmacists also play a role in Pharmaceutical Service Facilities, one of which is a pharmacy. Pharmacy has a standard used as a guideline for pharmaceutical personnel aimed at improving the quality of pharmaceutical services, ensuring legal certainty for pharmaceutical personnel, and protecting patients and communities from using irrational drugs in the framework of Patient Safety. Therefore, a pharmacist must understand the implementation of pharmaceutical services in the pharmacy by applicable laws and regulations. This internship allows pharmacist candidates to broaden their insight, understanding, and experience doing pharmaceutical work at a professional work practice.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Azlaini Yus
Abstrak :
ABSTRAK Gelatin yang ada di pasaran mayoritas berasal dari babi dan sapi. Bahan baku pembuatan gelatin dari sumber lain terus diteliti karena erat kaitannya dengan kehalalan produk. Saat ini gelatin dari ikan merupakan salah satu alternatif pada pembuatan gelatin. Pangasius hypophthalmus adalah jenis ikan patin yang dikembangkan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau dan kulit ikan patin ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku pada pembuatan gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gelatin hasil ekstraksi dari kulit ikan patin, memperoleh hasil karakterisasi gelatin tersebut, mengidentifikasi marker pada gelatin, dan membuat serta melakukan pengujian lapisan film dari gelatin ikan patin. Proses ekstraksi yang dilakukan adalah proses asam dan basa. Karakterisasi yang dilakukan meliputi perhitungan nilai rendemen, uji organoleptis, kadar air, pH, kadar abu, viskositas, kekuatan gel, dan analisis profil tekstur menggunakan texture analyzer. Kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl dan kadar asam amino menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT . Identifikasi marker menggunakan metode LC-QTOF-MS/MS dan pembuatan lapisan film dengan cara casting basah. Karakterisasi gelatin ikan patin dengan proses asam memberikan hasil sebagai berikut: rendemen 14,94 , kadar air 9,80 , pH 5,14 , kadar abu 0,19 , viskositas 3,12 cP , kadar protein 97,71 , dan kadar asam amino tertinggi yaitu glisin = 16,90 , prolin = 11,08 , asam glutamat = 9,10 . Hasil karakterisasi gelatin dengan proses basa: rendemen 14,30 , kadar air 7,25 , pH 5,35 , kadar abu 1,54 , viskositas 5,35 cP , kekuatan gel 141,5 g , kadar protein 91,92 , kadar asam amino paling banyak yaitu glisin = 18,15 , prolin = 12,30 , asam glutamat = 10,73 . Gelatin ikan patin melalui proses basa menunjukkan sifat yang lebih baik daripada proses asam, karena memiliki nilai kekuatan gel yang lebih besar dibandingkan proses asam. Marker gelatin ikan patin adalah fragmen dengan nilai m/z 494,5669, marker gelatin sapi yaitu fragmen dengan m/z 232,1410, dan marker gelatin babi adalah fragmen dengan m/z 244,1303. Gelatin dari kulit ikan patin dapat membentuk lapisan film.

ABSTRACT Gelatin in the majority market comes from pigs and cows. The raw material of gelatin manufacture from other sources continue to be studied because it closely related with halal product. Currently gelatin from fish is an alternative to gelatin production. Pangasius hypophthalmus is a catfish species developed in Kampar Regency of Riau Province and the skin can be used as raw material source in gelatin production. This study aims to obtain gelatin from catfish skin and characterized that gelatin, identification of marker of gelatin, casting and to evaluate film from catfish gelatin. Extraction using acid and alkaline pretreatment. Characterization includes calculation of rendement value, organoleptic test, moisture content, pH, ash content, viscosity, gel strength, and texture profile analysis using texture analyzer. Protein content with Kjeldahl method and analysis amino acid using High Performance Liquid Chromatography HPLC . Identification of marker using LC QTOF MS MS and film with wet casting. Characterization of catfish gelatin with acid process gives the following results rendement 14.94 , water content 9.80 , pH 5.14 , ash 0.19 , viscosity 3.12 cP , protein content 97.71 , and highest amino acids, glycine 16.90 , proline 11.08 , glutamic acid 9.10 . The result of gelatin characterization with alkaline process rendement 14.30 , water content 7.25 , pH 5.35 , ash content 1.54 , viscosity 5.35 cP , gel strength 141.5 g , protein content 91.92 , the highest amino acid content is glycine 18.15 , proline 12.30 , glutamic acid 10.73 . Catfish gelatin through alkaline pretreatment exhibits better properties than acid pretreatment, because it has a greater gel strength. Marker of catfish gelatin have m z 494.5669, marker of bovine gelatin have m z 232.1410, and marker of porcine gelatin have m z 244.1303. Catfish gelatin formed a film.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Haryanti
Abstrak :
Jerawat adalah penyakit radang kronis. Patogenesis jerawat adalah multifaktorial, salah satunya akibat pertumbuhan berlebih mikroba seperti S. aureus dan P. acnes. Klindamisin merupakan antibiotik yang direkomendasikan untuk terapi jerawat tetapi penggunaannya menyebabkan berbagai efek samping seperti perubahan flora usus, kolitis pseudomembran dan meningkatkan risiko resistensi. Nanopartikel perak adalah antimikroba kuat, memiliki aktivitas spektrum luas dan memiliki kemampuan untuk mengurangi perkembangan resistensi, akan tetapi penggunaan jangka panjang dilaporkan mengakibatkan efek samping argyria. Penggunaan kombinasi antimikroba adalah strategi untuk mengurangi efek samping, meningkatkan efektivitas terapi dan menurunkan resiko resistensi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan sifat sinergisitas antibakteri kombinasi nanopartikel perak dan klindamisin terhadap S. aureus dan P. acnes dilanjutkan formulasi, dan studi stabilitas sediaan gel. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) nanopartikel perak, klindamisin dan uji sinergisme dilakukan secara mikrodilusi menggunakan 96-well microplate. Uji sinergi dilakukan menggunakan metode Checkerboard dengan menghitung nilai Fractional Index Concentration (FIC). Hasil penelitian menunjukkan nilai KHM nanopartikel perak dan klindamisin pada S. aureus berturut-turut 16 μg/ml dan 64 μg/ml sedangkan nilai KHM nanopartikel perak dan klindamisin pada P. acnes berturut-turut 0,5 μg/ml dan 32 μg/ml. Uji sinergisitas kombinasi nanopartikel perak dan klindamisin terhadap S. aureus dan P.acnes menghasilkan nilai FIC 0,75 dan 0,63 (sinergi parsial). Hasil uji sinergisitas selanjutnya dibuat formulasi gel menjadi gel formula FI, FII dan FIII. Hasil uji karakterisasi ketiga formula didapatkan gel yang memenuhi syarat farmakope dengan pemerian gel berwarna kuning pucat hingga kekuningan, homogen, memiliki nilai pH (FI = 5,95; FII = 5,81; FIII = 5,67), kandungan kadar klindamisin (FI=97,69+0,068%; FII=97,54+0,072%; FIII=94,93+1,69%) dan nanopartikel perak (FI=98,39+0,025%; FII=98,33+0,00%; FIII=102,78+0,79%) sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan serta stabil baik secara fisik dan kimia pada suhu 5oC+3oC dan 250C ± 20C selama 11 minggu Acne is a chronic inflammatory disease. The pathogenesis of acne is multifactorial, one of them is caused by microbial overgrowth such as S. aureus and P. acne. Clindamycin is the recommended antibiotics for acne therapy but the use of clindamycin causes various side effects such as changes in intestinal flora, pseudomembranous colitis and increased risk of resistance. Silver nanoparticles are potent antimicrobials, have broad spectrum activity and have the ability to reduce the development of resistance. Despite having potent activity, the long-term use of silver nanoparticles was reported to have argyria side effects. The use of antimicrobial combinations is a strategy to reduce side effects, increase the effectiveness of therapy and reduce risk of resistance. The purpose of this study was to determine the antibacterial synergy characteristics of the combination of silver nanoparticles and clindamycin against S. aureus and P. acnes, formulations and stability study in gel dosage form. Determination of the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of silver nanoparticles, clindamycin and synergism tests were carried out by microdilution using 96-well microplate. Synergy test is carried out using the Checkerboard method by calculating the value of the Fractional Index Concentration (FIC). The results showed the MIC values of silver nanoparticles and clindamycin against S. aureus were 16 μg/ml and 64 μg/ml, respectively, while the MIC values of silver nanoparticles and clindamycin in P. acnes were 0.5 μg/ml and 32 μg/ml, respectively. The synergicity test of the combination of silver nanoparticles and clindamycin against S. aureus produced FIC values of 0,75 and 0,63 (partial synergy). The synergicity test results were then made into a gels combination of silver nanoparticles and clindamycin as formula FI, FII and FIII. The results of characterization tests for the three formulas found that gels were meet the specifications, with pale yellow to yellow colored gel, homogeneous, pH value (FI=5,95; FII=5,81; FIII=5,67), clindamycin content (FI=97,69+0,068%; FII=97,54+0,072%; FIII=94,93+1,69%) and silver nanoparticles (FI=98,39+0,025%; FII=98,33+0,00%; FIII=102,78+0,79%) and physically and chemically stable at temperature of 5oC+3oC and 250C±20C for 11 weeks.
2019
T54995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>