Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tasya Salsabila Zahra
"Mahasiswa dapat mengalami stres ketika mengerjakan skripsi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi stres adalah keyakinan atau efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan tingkat stres mahasiswa skripsi di salah satu perguruan tinggi di Depok. Metode penelitian dilakukan dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah sampel 146 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah General Self-efficacy (GSE) dan DASS 42. Analisis uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p = 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres mahasiswa skripsi di salah satu perguruan tinggi di Depok. Semakin tinggi efikasi diri, maka semakin rendah tingkat stres, begitu pula sebaliknya. Mahasiswa skripsi diharapkan memiliki daftar tujuan yang diinginkan dan strategi koping yang baik, sehingga terus termotivasi untuk mencapai sesuatu dan dapat meminimalisir stres saat mengerjakan skripsi.

Students can experience stress when working on a thesis. One of the factors that can affect stress is belief or self-efficacy. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and stress levels of thesis students in a university in Depok. The research method was carried out with a cross sectional design. The sampling technique used stratified random sampling with a sample of 146 students. The instruments used were General Self-efficacy (GSE) and DASS 42. Statistical test analysis using chi-square test. The results showed that the value of p = 0,000 <0,05, which means that there is a relationship between self-efficacy and stress levels of thesis students in a university in Depok. The higher the self-efficacy, the lower the stress level, and vice versa. Thesis students are expected to have a list of desired goals and good coping strategies, so that they are continuously motivated to achieve something and can minimize stress when working on a thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Rizkia
"Hipertensi merupakan komorbid yang dapat menyebabkan perburukan prognosis pasien COVID-19. Pasien hipertensi perlu menerapkan perilaku manajemen diri meliputi integrasi diri, regulasi diri, interaksi dengan tenaga kesehatan, monitoring tekanan darah, dan mematuhi regimen pengobatan. Namun, pasien hipertensi belum menerapkan perilaku manajemen diri secara adekuat yang menyebabkan tidak terontrolnya tekanan darah hingga menyebabkan komplikasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku manajemen diri pasien hipertensi pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini melibatkan 144 responden dengan desain penelitian cross sectional yang diseleksi menggunakan systematic random sampling. Perilaku manajemen diri klien hipertensi diukur menggunakan Hypertension Self-Management Behavior Questionnaire (HSMBQ). Hasil penelitian menunjukkan 65,9% perilaku manajemen diri pasien hipertensi dalam kategori cukup. Sekitar 70,1%, 66%, 63,2%, 74,3%, 85,4% pasien hipertensi memiliki kategori cukup dalam intergrasi diri, regulasi diri, interaksi dengan tenaga kesehatan, monitoring tekanan darah, dan kepatuhan regimen pengobatan. Pandemi COVID-19 berkontribusi dalam perilaku manajemen diri pasien hipertensi, dimana pasien menyadari perilaku manajemen diri penting sebagai upaya perawatan diri. Peran edukator dan konselor perawat komunitas perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan perilaku manajemen diri pasien dengan memanfaatkan berbagai teknologi digital.

Hypertension is a comorbid condition that can worsen the prognosis of COVID-19. Hypertensive patients need to apply self-management behaviors including self-integration, self-regulation, interaction with health workers, monitoring blood pressure, and complying with treatment regimens. However, hypertensive patients have not implemented adequate self-management behavior which causes uncontrolled blood pressure to cause complications. This study was conducted to identify the self-management behavior of hypertensive patients during the COVID-19 pandemic. This study involved 144 respondents with a cross sectional using systematic random sampling. Management behavior of hypertensive clients was measured using Hypertension Self-Management Behavior Questionnaire (HSMBQ). The results showed that 65.9% of the self-management behavior of hypertensive patients was in the sufficient category. Approximately 70.1%, 66%, 63.2%, 74.3%, 85.4% of hypertensive patients had sufficient category in self-integration, self-regulation, interaction with health workers, blood pressure monitoring, and adherence to medication regimens. The COVID-19 pandemic has contributed to the self-management behavior of hypertensive patients, where patients realize that self-management behavior is important as a self-care effort. The role of community nurse educators and counselors needs to be maximized to improve patient self-management behavior by utilizing various digital technologies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniyah Al Fauziyah
"Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian dini di dunia, sehingga manajemen hipertensi menjadi hal penting. Literasi Kesehatan menjadi salah satu hal yang menurut penelitian berkontribusi pada manajemen penyakit hipertensi. Literasi Kesehatan dan perkembangannya yang dinamis belum dapat mendefinisikan posisi pengetahuan dan kaitannya dengan literasi kesehatan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang hipertensi dan literasi kesehatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Wilayah Kepulauan Seribu. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 118 sampel yang merupakan pasien hipertensi di Puskesmas Wilayah Kepulauan Seribu yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Pengambilan data dilakukan dengan instrument Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS) untuk mengukur pengetahuan dan instrument The European Health Literacy Survey Questionnaire (HLS-EU-Q-16) untuk mengukur literasi kesehatan. Hasil penelitian didapatkan karakteristik responden didominasi oleh usia di atas 40 tahun dan jenis kelamin perempuan. Pengetahuan berada pada median 21 (95% CI 20.48-20.86) dan literasi kesehatan pada median 54 (95% CI 54.10-54.75). Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya faktor lain yang berkontribusi pada tingginya literasi kesehatan pada penderita hipertensi di Kepulauan Seribu. Pengetahuan dan literasi kesehatan yang sudah tinggi menjadi potensi penguatan promosi kesehatan pada dewasa hipertensi di Kepulauan Seribu agar terbentuk manajemen kesehatan yang baik. Peran tenaga kesehatan dan akses informasi yang sudah baik perlu diimbangi dengan penguatan intervensi keterampilan manajemen hipertensi pada masyarakat di Kepulauan Seribu.

Hypertension is considered one of the deadliest non-transmitting diseases; thus, the importance of hypertension management must be acknowledged. Study shows that health literacy has become one of the most contributing factors to hypertension management. Health literacy and its dynamic development are still unable to find the correlation between science and health literacy. This research is aimed to find the level of knowledge on hypertension and health literacy in patients with hypertension at Kepulauan Seribu's Community Health Center. The method used is cross-sectional design of 118 samples, which are patients from hypertension at Kepulauan Seribu's Community Health Center, collected using the convergence sampling technique. Sampling is done using the Hypertensional Knowledge-Level Scale (HK-LS) instrument to measure knowledge and The European Health Literacy Survey Questionnaire (HLS-EU-Q-16) to assess health literacy. According to the result, it is shown that female over 40 years of age dominates the sample characteristics. Knowledge sits at a median of 21 (95% CI 20.48-20.86), and health literacy is at a median of 54 (95% CI 54.10-54.75). This research has shown that other factors contribute to the high level of knowledge possessed by people with hypertension in Kepulauan Seribu. A high level of knowledge and health literacy should potentially strengthen adult health promotion, especially those with hypertension, for better health management. Medical workers' excellent effort and proficient access to information should be balanced with the skill intervention of hypertension management among Kepulauan Seribu residents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghini Alfikra
"Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang berkontribusi pada sebagian besar kematian di dunia. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, puskesmas berperan dalam tindakan preventif, promotif, dan kuratif terhadap hipertensi. Praktik kolaborasi interprofesi menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada penatalaksanaan klien hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi tenaga kesehatan terhadap praktik kolaborasi interprofesi dalam penanganan klien hipertensi di Kota Bekasi. Penelitian dilakukan di 9 Puskesmas di Kota Bekasi, yaitu dokter, perawat, bidan, apoteker/ asisten apoteker, kesehatan masyarakat, dan ahli gizi. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross-sectional, sampel 112 responden dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah Perception of Collaboration Model Questionnaire (PINCOM-Q) versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan persepsi kolaborasi interprofesi pada kategori baik (50,9%) dan kurang baik (49,1%). Hasil penelitian dapat menjadi landasan bagi tenaga kesehatan untuk mengevaluasi praktik kolaborasi interprofesi pada pelayanan hipertensi.

Hypertension is a non-communicable disease that contributes to the majority of deaths in the world. As a first-level health service facility, community health centers play a role in preventive, promotive, and curative measures against hypertension. The practice of interprofessional collaboration is one of the factors that contribute to the management of hypertensive clients. This study aims to identify the perceptions of health workers regarding the practice of interprofessional collaboration in treating hypertensive clients in Bekasi City. The research was conducted at 9 Community Health Centers in Bekasi City, namely doctors, nurses, midwives, pharmacists/pharmacist assistants, public health, and nutritionists. This research design uses a cross-sectional descriptive research design, a sample of 112 respondents using a quota sampling technique. The instrument used was the Indonesian version of the Perception of Collaboration Model Questionnaire (PINCOM-Q). The research results show that perceptions of interprofessional collaboration are in the good (50.9%) and poor (49.1%) categories. The results of the research can be a basis for health workers to practice interprofessional collaboration in hypertension services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Setyowati
"Penelitian ini menggambarkan karakteristik perawat anak dalam konteks cultural competence dengan menggunakan Instrumen Healthcare Provider Cultural Competence Instrument (HPCCI). Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode cross-sectional dan teknik sampling convenience, 107 perawat anak di Indonesia diambil sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia di atas 25 tahun, perempuan dan memiliki pengalaman praktik klinik antara 11-20 tahun. Meskipun sebagian besar responden belum pernah melakukan perjalanan ke luar negeri atau memiliki teman asing, mereka menunjukkan ada ketertarikan pada berita dan informasi tentang negara asing dan preferensi film/drama/dokumenter negara asing. Cultural competence perawat anak dalam aspek awareness and sensitivity, behavior, patient-centered communication, practice orientation, dan self-assessment juga tergolong baik. Penelitian ini memberikan dasar untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini.

This study describes the characteristics of pediatric nurses in the context of cultural competence using the Healthcare Provider Cultural Competence Instrument (HPCCI). Using a descriptive qualitative approach with cross-sectional method and convenience sampling technique, 107 pediatric nurses in Indonesia were taken as respondents. The results showed that the majority of respondents were over 25 years old, female and had clinical practice experience between 11-20 years. Although most respondents had never traveled abroad or had foreign friends, they showed an interest in news and information about foreign countries and a preference for foreign films/dramas/documentaries. Cultural competence of pediatric nurses in the aspects of awareness and sensitivity, behavior, patient-centered communication, practice orientation, and self-assessment were also good. This study provides a basis for further development in this field."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Ginanjar
"

Karakteristik masyarakat perkotaan seperti gaya hidup yang tidak sehat, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas menimbulkan masalah kesehatan seperti Stroke. Hemiparesis ekstremitas jangka panjang yang terjadi pada orang dewasa umumnya di sebabkan oleh stroke dengan konsekuensi kelumpuhan ekstremitas atas paling banyak ditemukan, Hemiparesis yang dialami pasien dengan stroke membatasi dalam pergerakan aktivitas sehari-hari juga menjadi hambatan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu diperlukan suatu pencegahan untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan dari case report ini yaitu memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan paska stroke, memberikan gambaran analisis intervensi keperawatan sesuai dengan konsep dan penelitian terkait. Intervensi keperawatan lebih difokuskan pada rehabilitasi ekstremitas yang mengalami hemiparesis dengan tujuan membantu pasien dalam mempelajari kembali kemampuan motorik dan sensorik yang hilang akibat dari stroke dan kemampuan keluarga merawat anggota secara mandiri. Hasil yang diperoleh bahwa keluarga mengalami perubahan pengetahuan mengenai stroke serta cara merawat anggota keluarga dengan hemiparesis. Selain itu hasil dari latihan mirror therapy didapat adanya peningkatan nilai dari pengukuran menggunakan Fugl Meyer Score sebesar 4 poin. Untuk lebih mengoptimalkankan hasil dari latihan dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni, menambah porsi dan durasi latihan, memberikan latihan selingan seperti rentang gerak sendi, serta mengoptimalkan dukungan dari lingkungan sekitar



Characteristics of urban societies such as unhealthy lifestyles, unhealthy eating patterns, lack of activity cause health problems such as stroke. Long-term extremity hemiparesis that occurs in adults is generally caused by stroke with the most common consequences of upper limb paralysis, Hemiparesis experienced by patients with strokes restricts the movement of daily activities as well as an obstacle in community life. Therefore prevention is needed to overcome this problem. The purpose of this case report is to provide an overview of the implementation of family nursing care with post-stroke, giving an overview of the analysis of nursing interventions in accordance with the concepts and related research. Nursing interventions are more focused on limb rehabilitation that experiences hemiparesis with the aim of helping patients to re-learn the motor and sensory abilities lost due to stroke and the ability of families to care for members independently. The results obtained that the family experienced changes in knowledge about stroke and how to care for family members with hemiparesis. Besides the results of mirror therapy exercises, there was an increase in the value of the measurements using the Fugl Meyer Score of 4 points. To further optimize the results of the exercise can be done in several ways, namely, increasing the portion and duration of the exercise, providing interlude exercises such as joint motion range, and optimizing support from the surrounding environment

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aqmar Jalilah
"Hipertensi adalah salah satu dari masalah kesehatan yang terjadi di daerah perkotaan pada agregat lansia sebagai populasi yang rentan karena memiliki faktor risiko hipertensi yaitu pola diet yang tidak sehat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menggambarakn hasil asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi menggunakan intervensi unggulan yaitu pengaturan menu diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) dengan rendah garam. Metode penelitan yang digunakan yaitu praktik lapangan. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 30 mmHg dan diastolik sebesar 5-10 mmHg selama dilakukan proses asuhan keperawatan pada intervensi diet DASH dengan rendah garam. Penelitian ini merekomendasikan pengaturan diet DASH sebagai salah satu cara untuk mengontrol dan menurunkan tekanan darah pada agregat lansia yang mengalami hipertensi.

Hypertension is one of the health problems that is occur in urban areas in the aggregate of elderly as a population that is vulnerable because they have risk factor of hypertension which is unhealthy diet pattern. This study was conducted in with the aims to depict the results of nursing care on elderly with hypertension which was using superior intervension that is the setting of diet menu DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) with low salt. Research method that is used is field practice. The result obtained decrease in systolic blood pressure is 30 mmHg and diastolic is 5-10 mmHg
 during the nursing care process in DASH dietary intervention with low salt. This study recommends the setting of DASH diet as one of the ways to control and reduce blood pressure in the aggregate  of elderly people with hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nahla Savira Novelina
"Manajemen kesehatan yang tidak efektif akan mempersulit pengontrolan tekanan darah pada masalah hipertensi, terutama pada lansia. Keluarga memiliki peranan dalam mempengaruhi kondisi kesehatan lansia. KIAN ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada keluarga dengan hipertensi agregat lansia melalui penerapan aroma foot massage. Intervensi ini dilakukan selama 12 sesi dengan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil analisis menunjukkan keefektifan intervensi aroma foot massage pada keluarga kelolaan dan meningkatnya tingkat kemandirian keluarga.

 


Ineffective health management could worsen controlling blood pressure in people with hypertension, especially elderly. Family has a role in influencing the health condition of the family member. This Study aims to analyze nursing process in families with hypertension in elderly through the application of aroma foot massage. This intervention was conducted in 12 sessions and blood pressure measurements before and after the intervention. The results of the analysis showed the effectiveness of the aroma foot massage interventions for elderly and also there is an increased in level of the family independence evaluation.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Kamila Nuraini
"Petugas pemadam kebakaran (damkar) bekerja selama 24 jam untuk melayani masyarakat yang membutuhkan pertolongan untuk operasi kebakaran, operasi penyelamatan orang di darat/air/ketinggian, evakuasi hewan liar, edukasi pencegahan kebakaran di masyarakat, serta pengujian mutu dan investigasi kebakaran. Agregat pekerja berisiko terkena health hazards, damkar yang memiliki waktu kerja dan waktu istirahat yang tak menentu membuat pekerja rentan mengalami kualitas tidur buruk dan berakibat pada kejadian kelelahan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dan kelelahan pada petugas Sudin Damkar Jakarta Timur. Variabel kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), sedangkan variabel kelelahan diukur menggunakan kuesioner Subjective Self Rating Test (SSRT). Penelitian menggunakan metode kuantitatif analitik dengan desain penelitian cross-sectional, terdapat 60 responden sebagai subjek penelitian dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil analisis univariat menggunakan uji proporsi distribusi frekuensi menunjukkan 61,7% responden memiliki kualitas tidur buruk serta 80% mengalami kelelahan tingkat ringan. Hasil analisis bivariat menggunakan Somers’d menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dan kelelahan pada petugas Sudin Damkar Jakarta Timur (p = 0,004) dengan kualitas tidur baik akan menurunkan tingkat kelelahan (dyx = +0,259). Hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar bagi perawat komunitas pekerja dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan intervensi kesehatan bagi pekerja agar memiliki kualitas tidur baik sehingga dapat mengurangi kejadian kelelahan yang dapat memberikan efek negatif bagi pekerja.

Firefighters work for 24 hours a day to serve people who need help with fire operations, ground/water/high-altitude rescue operations, wild animals evacuations, fire prevention education, and quality testing and fire investigations. Workers are at risk of health hazards, firefighters who have irregular working and resting time make workers vulnerable to poor sleep quality and leads to increased fatigue. The result of this study aimed to identify the association between sleep quality and fatigue among East Jakarta Fire and Rescue sub-Department Officers. Sleep quality variables were measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire, while fatigue variables were measured using the Subjective Self Rating Test (SSRT) questionnaire. The research design used analytical quantitative methods with cross-sectional, there were 60 people as respondents who selected using purposive sampling technique. Univariate analysis using frequency distribution tests showed that 61.7% of respondents had poor sleep quality and 80% experienced mild fatigue. Bivariate analysis using somers'd showed that there is a significant relationship between sleep quality and fatigue among East Jakarta Fire Department Officers (p = 0.004), which good sleep quality decreasing fatigue (dyx = +0.259). The results of this study are used as a basis for community nurses to improve their knowledge and skills to provide health interventions for workers with sleep quality so that they can reduce the incidence of fatigue that can have negative effects on workers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atie Umnia Najikh
"Prevalensi Diabetes melitus meningkat pesat dalam satu decade terakhir, pekerja kebersihan menjadi salah satu agregat yang berisiko diabetes melitus karena kondisi pekerjaan, kehidupan, sosial ekonomi, dan gaya hidup. penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor determinan kesehatan pekerja kebersihan dengan risiko diabetes melitus. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental cross sectional melalui pendekatan deskriptif korelatif dengan sampel sebanyak 291 orang. Hasil penelitian menunjukan responden Rata-rata berusia 33 tahun (95% CI), laki-laki (76.6%), suku Betawi (49.5%), menikah (72.5%), lulus SMA ( 95%), ≥UMR (100%), memiliki rumah sendiri ( 50.9 %) dan tidak memiliki pekerjaan sampingan (94%), memiliki kebiasaan merokok ( 55%), dan tidak mengonsumsi alkohol ( 98.3 %). lama kerja 7 tahun (95% CI) , waktu jam kerja 11 jam (95% Cl), tingkat stres sedang, dan dukungan sosial baik. Rata-rata aktivitas fisik 3840 METs/minggu (95%CI), pola diet baik, lama waktu tidur 7 jam (95%CI), risiko diabetes melitus sangat rendah (3) (95% CI). Terdapat hubungan usia (p=0.003), jenis kelamin (p=0.000), dan kebiasaan merokok (p=0.000) dengan risiko diabetes melitus pada pekerja kebersihan. Pekerja kebersihan hendaknya mempertahankan dan meningkatkan pola hidup sehat untuk mencegah risiko diabetes melitus.

The prevalence of diabetes mellitus has increased rapidly in the past decade. Sanitation workers are considered a high-risk group for diabetes mellitus due to their occupational conditions, lifestyle, socioeconomic factors, and living conditions. This study aims to investigate the relationship between determinants of health among sanitation workers and the risk of diabetes mellitus. A cross-sectional method was employed, with a sample size of 291 individuals. The research findings indicate that the average age of respondents was 33 years (95% CI), predominantly male (76.6%), of Betawi ethnicity (49.5%), married (72.5%), high school graduates (95%), earning at least the minimum wage (100%), owning their own homes (50.9%), having no secondary jobs (94%), being smokers (55%), and abstaining from alcohol consumption (98.3%). The average duration of work was 7 years (95% CI), with an average working time of 11 hours (95% CI). Moderate levels of stress and good social support were reported. The average physical activity level was 3840 METs/week (95% CI), with a healthy dietary pattern and 7 hours of sleep per night (95% CI). The risk of diabetes mellitus was found to be very low (3) (95% CI). There was a significant association between age (p=0.003), gender (p=0.000), smoking habits (p=0.000), and the risk of diabetes mellitus among sanitation workers. It is recommended that sanitation workers maintain and improve their healthy lifestyle practices to prevent the risk of diabetes mellitus."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>