Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Nuzul
Abstrak :
Selama bertahun-tahun, banyak penelitian tentang Urang Kanekes yang memandang terpisah kehidupan kelompok-kelompok yang ada di Kanekes; kelompok Tangtu dan kelompok Panamping. Mereka dipandang sebagai kelompok asli dan tidak asli, buangan dan tidak buangan, atau taat Pikukuh dan tidak taat Pikukuh. Selama bertahun-tahun juga, Urang Kanekes dikaji sebagai masyarakat terasing yang kehidupannya terpisah dari kehidupan masyarakat lain pada umumnya. Melihat kekhususan yang ada pada Urang Kanekes sebagai salah satu dari kelompok masyarakat yang unik, penelitian ini mencoba mengkaji lebih dalam kehidupan Urang Kanekes dan hubungannya dengan kebudayaan lain. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dimana penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah natural setting. Selama 6 bulan masa penelitian di Kanekes, konsep nyanghaeup ditemukan dan dapat menggambarkan bagaimana relasi kehidupan kelompok-kelompok yang ada di Kanekes. Selain itu, penelitian ini juga memperlihatkan bagaimana keberadaan Urang Kanekes yang hidup di antara little tradition dan great tradition membelah masyarakatnya. Dengan demikian, melihat relasi dalam kehidupan Urang Kanekes yang dipaparkan dalam tulisan ini dapat menjadi cara baru dalam memandang kehidupan Urang Kanekes. ...... Over the years, a lot of researches on Urang Kanekes view separated life groups that exist in Kanekes Tangtu and panamping. They are viewed as a group of native and non native, superior and inferior, or obedient and disobedient. Over the years too, Urang Kanekes was studied as an isolated community who's their life is separated from other people 39 s lives in general. From the specificity that existed at Urang Kanekes as one of the unique communities, the study sought to examine more deeply Urang Kanekes' life and relationship with other cultures. This research was conducted qualitatively where the research is done in natural conditions natural setting. During the 6 month research period in Kanekes, nyanghaeup concept was found and could describe how the relation among the groups in Kanekes. In addition, this study also shows how Urang Kanekes who live between little tradition and great tradition and how they divide their society as a response to their existence among little tradition and great tradition. Thus, seeing relationships in life Urang Kanekes presented in this article could be a new way of looking at Urang Kanekes.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Dwi Kusumah
Abstrak :
Go-Jek sebagai pioner munculnya transportasi berbasis online, mulai menghadapi berbagai tantangan dengan lahirnya para kompetitor mereka. GrabBike, Blu-Jek, TopJek dan Ladyjek hadir untuk menandingi berbagai kesuksesan yang telah diraih oleh Go-Jek. Go-Jek menerapkan berbagai strategi bisnis untuk tetap menjaga eksistensi mereka di tengah persaingan tersebut. Strategi bisnis yang menjadi bagian dari budaya perusahaan (disebut dengan tiga pilar Go-Jek) tersebut meliputi strategi internal dan eksternal. Nadiem Makarim sebagai CEO dan pendiri Go-Jek, menggunakan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya untuk mengembangkan perusahaan transportasi dengan slogan ?karya anak bangsa? tersebut. Penelitian ini akan berfokus kepada strategi-strategi yang diterapkan oleh Go-Jek untuk menghadapi permasalahan dan tantangan, serta implikasi strategi yang dilakukan terhadap pelanggan mereka. Saya juga akan melihat latar belakang Nadiem Makarim hingga mampu membuat Go-Jek sebesar ini. ...... Go-Jek as the pioneer advent of online-based transportation, began to face numerous challenges with the birth of their competitors. Other companies such as, GrabBike, Blu-Jek, TopJek and Ladyjek arised to compete with many successes that have been achieved by Go-Jek. Go-Jek apply various business strategies for maintaining their existence in the middle of the competition. Business strategy as a part of the corporate culture (referred to as the three pillars of Go-Jek) include internal and external strategy. Nadiem Makarim as the CEO and founder of Go-Jek, using his vast knowledge and experience to develop a transportation company with the slogan 'karya anak bangsa'. This research will focus at the strategies applied by Go-Jek to face the problems and challenges, as well as the implications of the strategy towards their customers. Writers will also see the background of Nadiem Makarim that he so capable of making Go-Jek company this big.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Loh Gusti Madewanti
Abstrak :
ABSTRAK
Tahun 1999, adalah kelahiran Portal Kaskus, sejak itu pula Kaskus menjadi sebuah ruang dimana keriuhan kehidupan melalui teks digulirkan oleh member anggotanya yang disebut sebagai Kaskuser. Kaskuser yang berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya menggunakan teks baik itu simbol, tulisan dan bahkan secara lisan, dengan struktur bahasa yang unik dan slang. Bahasa slang itulah yang kemudian menjadi ciri khas dari Kaskus, yang diklaim oleh para anggotanya dan tertera dalam member counter pada laman Kaskus, sebagai komunitas cyber terbesar di Indonesia.

Sebagai komunitas cyber yang diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia dan memiliki anggota sangat banyak, hingga lebih dari empat juta member, hal itu menunjukkan bahwa gejala tersebut bukan hanya tentang inovasi teknologi internet semata, tetapi ini merupakan sebuah perwujudan perkembangan teks terutama bahasa slang, sebagai bahasa pergaulan dan bahasa ‘resmi’ Kaskuser yang sangat mengakar kuat dalam cyber forum tersebut.

Kuatnya bahasa slang sebagai bahasa pergaulan, menjadi penguat rasa solidaritas diantara sesama member yang cenderung anonim, sebagai salah satu dari konsekuensi logis ruang cyber. Namun, ruang cyber yang luas, dan ciri khas Kaskus sebagai member yang anonim, mengutip Karin Barber (2007) tetap meninggalkan jejak serta merefleksikan teks sebagai bentuk kebudayaan yang mereka bangun dan strukturkan. Jejak ini bergerak dan menyebar hingga tidak hanya pada dunia cyber, namun secara luas digunakan oleh banyak kalangan, terutama anak muda di kota besar seperti Jakarta dan Bandung, sebagai bahasa slang pergaulan mereka.
ABSTRACT
In 1999, Kaskus Website was born, since it is also a space where the hubbub of life through the text rotated by the Kaskus members called Kaskuser. Kaskuser who communicate and interact with each other using either text symbols, writings and even verbally, with the unique structure of the language and slang. Slang is became characteristic of Kaskus, which is claimed by its members and listed in the member Kaskus counter on the page, as the cyber community in Indonesia.

As cyber community who claimed to be the largest in Indonesia and has a lot of members, to more than four million members, it was shown that the symptoms are not just about the internet technological innovation alone, but this is primarily a manifestation of the development of ‘slang’ text, the language socially and linguistically 'official' Kaskuser very deeply entrenched in cyber forum.

The strong language of slang as a lingua franca, a reinforcing solidarity among fellow members who tend to be anonymous, as one of the logical consequences of cyber space. However, the vast cyber space, and as a member of Kaskus typical anonymous, citing Karin Barber (2007) still leaves a trace and reflect the text as a form of culture that they wake up and structurized. This trail is moving and spreading not only in the cyber world, but it is widely used by many people, especially young people in big cities such as Jakarta and Bandung, as their association languange.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Icha Musywirah Hamka
Abstrak :
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah etnografi yang berfokus pada aktivitas pemanfaatan ekosistem danau dan bentuk-bentuk kebijakan pengelolaan yang ditetapkan oleh pemerintah dan kelembagaan adat. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka, observasi partisipasi, dan wawancara mendalam. Lokasi penelitian meliputi empat wilayah kecamatan yang memiliki wilayah danau terluas yakni Kecamatan Tempe, Kecamatan Sabbang Paru, Kecamatan Tanasitolo Dan kecamatan Belawa. Informan adalah masyarakat sekitar danau, tokoh adat, serta kepala dan staf SKPD yang terkait dengan manajemen danau. Penelitian ini menemukan Danau Tempe menjadi sumber daya milik bersama (common property resources) karena dapat dimanfaatkan dan diakses secara bersama oleh semua orang tanpa batasan yang tegas. Bentuk kebijakan pengelolaan danau dirancang dan dibuat oleh pemerintah dan lembaga adat lokal. Bentuk kongkrit kebijakan pengelolaan danau, dijabarkan dalam peraturan daerah serta dalam bentuk system norma, upacara adat dan pamali-pamali, yang pengawasannya dilakukan oleh pembuat kebijakan, serta masyarakat. Secara de yure, Danau tempe dikelola secara kolaborasi (collaborative management ) antara pemerintah dengan lembaga adat, namun secara de facto, fungsi manajemen kolaborasi tidak optimal sehingga Danau Tempe tampak seperti sumber daya yang bisa diakses oleh siapa saja, tanpa aturan ( open access )
ABSTRACT
This research is a ethnography type that focused to the activity of lake ecosystem and forms of management policies set by governments and traditional institutions. The data collection technique is literature, participant observation and deep interviews. Research Location covers four regions districts that had the largest lake district area of Tempe, District Sabbangparu, district Tanasitolo and district Belawa. Informants are people around the lake, traditional leaders and also the heads and staff SKPD who related to lake management. This study found that the lake Tempe as be a common property resources (common property resources) because it can be shared and utilized by all people without clear limits. Forms of lake management policy is designed and made by local government and traditional institutions. Concrete forms of lake management policy, spelled out in local legislation as well as in the form of system norms, ceremonies and taboos-taboos, the monitoring carried out by policy makers and the public. In de yure, Tempe Lake managed in collaboration between the government and indigenous institutions (collaborative management), but de facto, collaboration management functions are not optimal so Tempe lake looks like resources that can be accessed by anyone, without rules (open access)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Susetyo Ningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Kesenian kerap kali dipandang dan dikaitkan dengan permasalahan global dan perekonomian. Suatu seni akan berubah sesuai dengan pangsa pasar, bukanlah suatu fenomena baru. Sayangnya, keberadaan kesenian kurang dilihat secara mendalam terkait keberadaan dirinya. Thesis ini bertujuan untuk melihat kesenian dari sudut pandang habitus masyarakatnya. Beberapa kelompok seni di Desa Bandyngrejo, Kab. Ngablak, Kec. Magelang, Jawa Tengah ini memiliki strategi untuk melestarikan kesenian. Keberadaan mereka yang dari luar nampak bersaing, nyatanya memiliki cerita berbeda di dalamnya. Rumusan masalah akan dijawab melalui pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Data-data yang didapatkan berasal dari wawancara, observasi, dan penelurusan dokumen. Pada metode observasi, saya ikut berpartisipasi akan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat Bandungrejo dan juga kelompok seni. Temuan dilapangan menunjukan bahwa kesenian tidak dapat diukur dengan uang. Habitus merupakan alasan yang kuat suatu kelompok agar tetap mempertahankan dirinya. Kesenian tetap hadir bukan karena ada ancaman, namun habitus masyarakat desa sangat mendukung dan berpengaruh pada seni. Ditambah dengan paradigma labeling sebagai lsquo;desa seni rsquo;, perubahan karakter masyrakat dari negatif ke positif, dan juga seni dikatakan sebagai komunitas terbayangkan. Seni, jika dilihat secara holistik lagi akan memiliki makna yang berbeda.
ABSTRACT
Art is often viewed and linked to global issues and the economy. An art will change according to market share is not a new phenomenon. Unfortunately, the existence of art is not seen in depth related to its existence. This thesis aims to see art from the point of view of the community 39 s habitus. Some art groups in Bandungrejo Village, Kab. Ngablak, Kec. Magelang, Central Java have a strategy to preserve the arts. Their existences look like be competitive each other. it is however differ from the reality. Problem formulation will be answered through qualitative approach and ethnography method. The data obtained comes from interviews, observation, and documents research. In the observation method, I participated in the activities undertaken by the Bandungrejo community and the art group as well. Field findings show that art can not be measured by money. Habitus is a strong reason for a group to maintain itself. A threat is not a reason why art remains its existence, due to the habitus of the village community is very supportive and influential on art. Furthermore, the paradigm of labelling as 39 art village 39 , the changing of society 39 s character from negative to positive have an impact that art is said to be the unimaginable community. Again, art will have a different meaning if it is viewed in holistic way.
2018
T50678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Diah Andini
Abstrak :
Budidaya lobster merupakan mata pencaharian baru masyarakat Pulau Serangan. Aktivitas ini mulai dilakukan oleh masyarakat Pulau Serangan semenjak dikeluarkannya SK Nomor 53/KEP MEN-KP/2020 tentang Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Perizinan Usaha Perikanan Budidaya Lobster oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai langkah untuk menguatkan ekonomi nasional di tengah pandemi covid 19 yang melanda Indonesia. Tesis ini mencermati permasalahan yang berkaitan mengenai isu mata pencaharian masyarakat dan keberlanjutan sumber daya alam di suatu wilayah tertentu. Dengan menggunakan metode penelitian etnnografi yang memfokuskan pada konsep akses sebagai kemampuan dan individual adaptability. Tesis ini memperlihatkan keterlibatan dari lembaga, organisasi, dan kebijakan terkait budidaya lobster serta kemampuan akses dan adaptability sebagai strategi saat menghadapi pandemi Covid 19.  ......Lobster cultivation is a new livelihood for Serangan Island community. This activity has been carried out since the issuance of Decree Number 53/KEP MEN-KP/2020 concerning the Due Diligence Team for Lobster Cultivation Fisheries Business Licensing by the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries as a step to strengthen the national economy in the midst of COVID-19 pandemic. This thesis examines issues related to community livelihood issues and the sustainability of natural resources in a particular area. By using ethnographic research methods that focus on the concept of access as an ability and individual adaptability. This thesis shows the involvement of institutions, organizations, and policies related to lobster cultivation as well as the ability to access and adaptability as a strategy when facing the Covid 19 pandemic.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartanto Rosojati
Abstrak :
Banda adalah cerminan wilayah yang mengalami proses penguasaan sumber daya alam pada masa kolonial. Setelah kolonialisasi berakhir, penguasaan sumber daya tidak hanya terletak pada konteks sumber daya alam yang dikategorikan sebagai komoditi. Muncul heritage tourism sebagai subyek kontestasi baru pada kehidupan Banda saat ini. Melalui fenomena tersebut, tesis ini berargumen bahwa proses penguasaan sumber daya heritage tourism memunculkan model kepemimpinan yang dapat dikategorikan sebagai “big man”. Selanjutnya, konsep political ecology yang lazim dipahami sebagai sebentuk proses atau keputusan politik yang dapat berpengaruh pada lingkungan, juga dapat diterapkan pada konteks heritage tourism di Banda yang dapat dikategorikan sebagai sebuah kondisi ekologis yang terdampak dari adanya proses politik. Metode pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan, serta didukung studi literatur dan studi berbasis internet. ......Banda is an area that experienced the process of dominating natural resources during the colonial period. After the era of colonialism ended, the form of control is not only about natural resources, which categorized as commodities. Heritage tourism emerged as a new form of control in Banda. This thesis argue, heritage tourism construct new leadership model that called “big man”. To elaborate heritage tourism, this thesis use the concept of political ecology which is understood as political process or decision that affect to the environment. Data collection uses field research method, literature studies, and internet-based studies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini membahas keragaman perilaku individu yang menggambarkan upaya berbagi dan tidak berbagi pengetahuan dalam interaksi antar individu di komunitas. Seiring berjalannya operasional restoran setiap hari, pegawai kitchen akan terus berbagi dan tidak berbagi pengetahuan saat melaksanakan tugas persiapan penyajian menu. Penelitian ini menemukan dua kategori empirik yang menggambarkan ketika pegawai kitchen tidak berbagi pengetahuan dan ketika pegawai kitchen menerima potongan pengetahuan yang tidak dibagi sebelumnya. Beberapa hal seperti kuantitas bumbu, jenis bahan, langkah pembuatan menu, dan pengalaman pribadi menjadi faktor-faktor yang mendukung terwujudnya keragaman perilaku pegawai kitchen dalam menjalankan tugas operasional restoran. Faktor faktor tersebut yang menggambarkan adanya praktik berbagi dan tidak berbagi pengetahuan yang diterapkan secara mandiri oleh pegawai kitchen. Penelitian ini menemukan bahwa berbagi dan tidak berbagi pengetahuan merupakan bagian dari proses pembentukan pengetahuan sesuai dengan model connectionism. Berbagi dan tidak berbagi pengetahuan dalam komunitas pegawai kitchen terjadi karena pengetahuan terutama yang tidak dibagi dinilai dapat menjadi pemecah masalah yang dihadapi pegawai kitchen pada level individu. Proses berbagi dan tidak berbagi pengetahuan sesungguhnya telah menjadi budaya yang hidup dalam komunitas.
ABSTRACT This study discusses the diversity of individual behavior that illustrates efforts of shared and unshared knowledge in interactions between individuals in the community. As restaurant operations run each day, kitchen employees will continue applying their shared and unshared knowledge while carrying out their preparation tasks for the menu. This study found two empirical categories that describe when kitchen employees unshared knowledge and when kitchen employees receive pieces of knowledge that are unshared beforehand. Some things such as quantity of seasonings, types of ingredients, steps to make menus, and personal experiences are factors that support the realization of the diversity of kitchen employees behavior in carrying out restaurant operational tasks. These factors illustrate the practice of shared and unshared knowledge that is applied independently by kitchen employees. This study found that shared and unshared knowledge is part of the process of forming knowledge according to the connectionism model. Shared and unshared knowledge in the kitchen employees community occurs because knowledge, especially those not shared, is considered to be a problem solver faced by kitchen employees at the individual level. The process of shared and unshared knowledge has actually become a living culture in the community
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Purnamasari
Abstrak :
ABSTRAK Satuan Polisi Pamong Praja atau biasa disingkat dengan Satpol PP adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk menjalankan tujuan sebagai penjaga keamanan dan keyamanan dan ketertiban umum di lingkungan daerah dan juga sebagai penegak Peraturan Daerah. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Satpol PP dalam menjalankan sebuah aturan sebagai pelayanan publik, saat berhadapan dengan keadaan empiris di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang bertempat di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Depok. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam sebuah organisasi yang dibuat oleh pemerintah sekalipun dapat terjadi diskresi, diskresi dilakukan untuk mejalankan aturan secara cepat.
ABSTRACT satpol PP is an organization formed by the local government to carried out in public security order in the local area Peraturan Daerah. This study discusses how Satpol PP in implementing a rule as a public service, when with empirical conditions. This study uses ethnographic method which is located in Kantor Satpol PP Kota Depok. The results of this study indicate that even in an organization created by the government discretion can occur, discretion is carried out to execute the rules fast.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina
Abstrak :
Skripsi ini membahas bisnis keluarga dalam industri kerajinan songket Palembang yang berhasil bertahan secara turun-temurun sampai empat generasi. Tidak seperti pandangan Hefner dkk bahwa bisnis keluarga dapat bertahan apabila generasi di atasnya merasa ada kewajiban untuk mewariskannya ke generasi selanjutnya. Kemudian Hefner mengacu pada bisnis orang-orang pribumi Asia Tenggara yang keberlangsungan bisnisnya cenderung tidak bisa bertahan dari generasi ke generasi karena ciri-ciri tersebut. Skripsi ini berusaha menjelaskan keberlangsungan bisnis keluarga kerajinan songket tersebut dengan beberapa konsep, yaitu resiprositas dan axiom of amity sebagai pisau analisis. Skripsi ini membuktikan bahwa nilai-nilai kekerabatan memiliki keteraturan moral untuk menaklukkan kebuasan logika amoral nilai-nilai bisnis, dalam konteks bisnis keluarga. ......This undergraduate thesis examines the family business in Palembang songket craft industry that has successfully sustained to four generations. Unlike Hefner et al’s view, that family business can survive if the previous generation have an obligation to bequeath it to the next generations. Then, Hefner refers to the business of indigenous people of Southeast Asia tend not to survive from generation to generation because of those charactersitics. This undergraduate thesis attempts to explain the sustainability of the family business in Palembang songket industry, with the concepts of reciprocity and axiom of amity. It proves that kinship values has moral order to conquer the amoral logic of business values, in the context of family business.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>