Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emilia Sulistyo
"ABSTRAK
Dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus, pengasuh mengalami kesulitan yang
memungkinkan mereka mengalami burnout. Burnout adalah sindrom kelelahan
emosional, depersonalisasi dan menurunnya hasrat pencapaian diri. Pengasuh
membutuhkan resiliensi dalam mengatasi burnout. Resiliensi adalah kemampuan
untuk bangkit kembali dari kesulitan. Kemampuan adaptasi terlihat dari
kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi resilien. Pengasuh yang resilien
diharapkan dapat mengatasi burnout dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus
di panti asuhan. Trait kepribadian dari Big Five Personality yang digunakan
adalah extraversión, agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness.
Hasil penelelitian regresi berganda ini menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara resiliensi dan trait kepribadian dengan burnout pengasuh anak
berkebutuhan khusus di panti asuhan."
2009
T38120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo
2010
T38035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Karina Nadine Matitaputty
"Underachievement merupakan kondisi dimana seseorang gagal mencapai potensinya. Fenomena ini relatif umum terjadi pada remaja terutama pada saat mereka memasuki masa transisi ke SMP. Hal ini dikarenakan mereka dituntut untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan baik internal maupun eksternal. Beberapa penelitian menemukan bahwa underachievement disebabkan oleh kurangnya kemampuan regulasi diri dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas The Self-Regulation Empowerment Program (SREP) (Cleary & Zimmerman, 2004) untuk membantu seorang peserta didik SMP underachiever meningkatkan kemampuan regulasi diri dalam belajar. Program ini berfokus pada peningkatan pengetahuan (domain kognitif) regulasi diri dalam belajar pada fase forethought melalui pemberian SREP. Analisis hasil dilakukan dengan melihat seberapa partisipan memenuhi indikator keberhasilan pada setiap sesi intervensi, perbandingan skor pre-test dan post-test, dan analisis kualitatif. Secara umum, partisipan berhasil memenuhi indikator keberhasilan sesi yang ditetapkan. Intervensi ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan forethought regulasi diri dalam belajar pada aspek pemberdayaan dan penetapan tujuan, namun tidak pada aspek manajemen waktu. Prosedur dalam intervensi ini dapat diadaptasi oleh orang tua dan guru untuk membantu partisipan dalam melatih kemampuan regulasi diri dalam belajar.

Underachievement is a condition that/when someone fails to achieve his/her potential. This phenomenon predominantly occurs to adolescent, particularly during the transition to middle school. This is due to the fact that they are obligated to adapt to many internal and external changes. Several studies confirm that underachievement is caused by poor self-regulation skills in learning. To improve self-regulation skills in learning, Cleary and Zimmerman created The Self-Regulation Empowerment Program (SREP), that is specifically designed for adolescent. In this research, researcher adapted stated program to help a middle school student improve his self-regulation skills in learning. This program focuses on increasing the knowledge (cognitive domain) on self-regulation skills in learning at the forethought phase by means of SREP. The result analysis is performed by observing how well the participant achieve the success indicators, the comparison between pre-test and post-test score, and qualitative analysis. Overall, the participant was able to achieve all the success indicators in each session. This intervention program is effective in increasing knowledge on self-regulated learning at the forethought phase in empowerment and goal setting aspects. However, not in the time-management aspect. The procedures in this intervention can be adapted by parent and teachers to help participant in improving participants self-regulated learning ability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Farassania
"ABSTRAK
Prevalensi perilaku merokok pada remaja di Indonesia ditemukan meningkat dari 11,2% di tahun 2013 menjadi 12,7% di tahun 2018. Kemunculan perilaku merokok banyak ditemukan pada masa remaja dan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan pertemanan. Penelitian ini ingin melihat peran lingkungan pertemanan, yaitu sense of community dan penerimaan teman sebaya terhadap perubahan perilaku merokok pada remaja. Penelitian ini menggunakan data follow-up dari 119 partisipan yang diambil pada tahun 2019 dan 2020. Perilaku merokok diukur menggunakan Youth Risk Behavior Surveillance System (YRBSS). Faktor lingkungan pertemanan diukur menggunakan Sense of Community Index-2 (SCI-2) dan Perceived Acceptance Scale (PAS). Penelitian ini menghitung incidence rate atau jumlah kasus baru perilaku merokok serta melihat peran faktor lingkungan pertemanan menggunakan teknik analisis t-test. Incidence rate yang ditemukan sebesar 15 per 100 orang per tahun. Hasil analisis menemukan adanya peningkatan sense of community yang signifikan pada remaja yang tetap tidak merokok di tahun 2020. Walaupun jumlah kasus baru perilaku merokok ditemukan, namun sense of community dan penerimaan teman sebaya tidak berperan secara signifikan terhadap perubahan perilaku merokok.

ABSTRACT
The prevalence of smoking behavior in Indonesian adolescents has increased from 11.2% in 2013 to 12.7% in 2018. Previous studies indicated that initial age of smoking was predominantly during adolescence and was heavily influenced by their peers and environment. This study explored the role of changes in sense of community and peer acceptance in toward changes in smoking behavior among adolescents. Follow-up data of 119 participants from 2019 and 2020 were collected. Smoking behavior was assessed with the Youth Risk Behavior Surveillance Scale (YRBSS). Peer and environment factors were measured with Sense of Community Index-2 (SCI-2) and Perceived Acceptance Scale (PAS). Incidence rate was calculated and the scores of aforementioned instruments were analyzed by t-test. Incidence rate of smoking behavior in adolescents was 15 per 100 persons per year. A significant increase in sense of community was found in participants that did not turn into smokers in the second year. Even though new cases of smoking behavior were found, there was no significant role from changes in sense of community and peer acceptance toward changes in smoking behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Patricia Evelyn
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dari teacher efficacy dan kecerdasan emosional terhadap motivasi belajar siswa dari sudut pandang guru SD. Sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, guru perlu memiliki keyakinan akan kemampuannya dalam mengajar atau yang disebut sebagai teacher efficacy. Selain itu, guru juga perlu memiliki kecerdasan emosional untuk dapat memahami emosi diri sendiri dan siswanya. Partisipan dari penelitian ialah para guru dari SDN X dan Y. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Teachers’s Sense of Efficacy Scale (TSES), dan Perception of Student Motivation (PSM). Data diolah menggunakan Cronbach’s alpha, Mann-Whitney U, Kruskal-Wallis, dan uji regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya karakteristik teacher efficacy yang memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa dari sudut pandang guru. Penelitian ini merupakan studi awal yang dapat membentuk model penelitian baru menggunakan ketiga variabel tersebut.

The current study aimed to see the role of teacher efficacy and emotional intelligence on perceived student motivation among teachers in Elementary School. To increase student motivation in learning, teachers need to have confidence in their ability to teach or teacher efficacy. Teachers also need emotional intelligence to deal with their emotions and students emotions. The participants were teachers in Elementary School X and Y in Depok. This research uses quantitative research design. The Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS), Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES), and Perception of Student Motivation (PSM) was administered to collect data from teachers. Data were analysed using Cronbach’s alpha, Mann-Whitney U, Kruskal-Wallis, and simple regression. The researcher suggests that only teacher efficacy able to influence the perceived student motivation. This study is a preliminary study to establish a new research model using these three variables."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lawinasarita
"Perkembangan ilmu pengetahuan menuntut mahasiswa untuk mencari proses pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Dalam konteks ini, mahasiswa dituntut untuk memiliki pendekatan belajar yang lebih individual agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terbaru. Kehadiran ChatGPT berperan sebagai sarana alat pembelajaran personal yang memberikan dampak besar bagi kehidupan mahasiswa. Penelitian ini ingin melihat peran dari trait kepribadian terhadap fleksibilitas kognitif mahasiswa pengguna ChatGPT. Partisipan penelitian adalah 209 mahasiswa sarjana (S1) yang aktif menggunakan ChatGPT dengan rentang usia 17 hingga 24 tahun. Alat ukur dalam penelitian ini merupakan Cognitive Flexibility Inventory (CFI) dan Mini IPIP. Metode yang digunakan merupakan regresi linear berganda untuk melihat peran trait kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience) terhadap fleksibilitas kognitif. Hasil menunjukkan bahwa agreeableness dan openness to experience berperan secara positif dan neuroticism berperan secara negatif dalam memprediksi fleksibilitas kognitif. Ini membuktikan bahwa trait kepribadian tertentu memiliki peran dalam memprediksi fleksibilitas kognitif pengguna ChatGPT. Oleh karena itu, saran dari penelitian ini mendorong mahasiswa untuk memaksimalkan potensi diri dengan menggunakan ChatGPT, terutama untuk mengasah kemampuan berpikir secara fleksibel dan adaptif.

The advancement of knowledge requires students to seek learning processes that can meet their specific needs. In this context, students are required to have a more individualized learning approach to keep up with the latest developments in knowledge. The presence of ChatGPT serves as a personal learning tool that has a significant impact on students' lives. This study aims to examine the role of personality traits on the cognitive flexibility of ChatGPT users among students. The participants in this study were 209 undergraduate students (S1) who actively use ChatGPT, ranging in age from 17 to 24 years old. The measurement tools used in this study were the Cognitive Flexibility Inventory (CFI) and Mini IPIP. The method used was multiple linear regression to examine the role of personality traits (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, and openness to experience) on cognitive flexibility. The results showed that agreeableness and openness to experience positively predicted cognitive flexibility, while neuroticism negatively predicted cognitive flexibility. This proves that certain personality traits play a role in predicting the cognitive flexibility of ChatGPT users. Therefore, this study suggests that students maximize their potential by using ChatGPT, especially to hone their flexible and adaptive thinking skills."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andreas Abednego Kristariyanto
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemilihan pasangan pada perempuan dewasa muda dilihat dari sudut pandang psikologi evolusi. Ahli psikologi evolusi telah mengemukakan bahwa sexual attractiveness yang dimiliki seseorang merupakan penunjuk potensi reproduksinya. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan partisipan memilih stimulus gambar ukuran tubuh normal dan tidak normal untuk dijadikan pasangannya. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa perempuan berusia 18 - 25 tahun, yang berasal dari daerah rural dan daerah urban.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara kelompok yang mendapat stimulus gambar laki-laki dengan body attractiveness ukuran tubuh normal dengan kelompok yang mendapatkan stimulus gambar laki-laki dengan body attractiveness ukuran tubuh tidak normal pada pemilihan pasangan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa body attractiveness laki-laki dengan ukuran tubuh normal lebih banyak dipilih pada daerah urban.

This study was conducted to determine the mate selection of young adult women from the perspective of evolutionary psychology. Evolutionary psychologists have suggested that sexual attractiveness is an indicator of one's own reproductive potential. This research was conducted with an experimental method with participants selecting the stimulus image body size is normal and not normal to be a partner. Participants in this study were female students aged 18-25 years, who come from rural areas and urban areas.
The results showed that there were significant differences between the groups that received stimulus pictures of men with body attractiveness normal body size with the group receiving the stimulus pictures of men with body attractiveness abnormal body size in mate selection. The results also showed that body attractiveness of men with normal body size were chosen in urban areas.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahda Febi Wilendari
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas hubungan antara dukungan sosial dari orangtua dan self-esteem pada remaja awal anak buruh migran. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Untuk mengukur dukungan sosial dari orangtua dan self-esteem penulis menggunakan alat ukur Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS) subskala dukungan orangtua dan Rosenberg's Self-Esteem Scale (RSES). Penelitian ini melibatkan 164 remaja usia 11-16 tahun dengan orangtua buruh migran di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dan dukungan sosial dari orangtua pada remaja anak buruh migran dengan r=0,264; p=0,000. Dengan demikian dukungan sosial dari orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan self-esteem yang baik pada remaja awal anak buruh migran.

The purpose of this research is to discusses the relationship between social support from parents and self-esteem among early adolescent with migrant worker parents. This research methodhology using a quantitative study with a correlational design. To measure self-esteem and social support from parents, the author using Child and Adolescent Social support Scale (CASSS) parental support subscale and Rosenberg's Self-Esteem Scale (RSES). Respondents in this research were 164 adolescent, age 11-16 years old in Cilamaya, Karawang, West Java.
The result showed there is a significant positive correlation between self-esteem and social support from parents with r=0,264; p=0,000. In conclusion, social support from parents needed for a good development of self-esteem on early adolescent migrant worker's children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Listyani
"This study was conducted to assess how the contribution of parenting styles as predictors of preschool child’s adjustment problems from low socioeconomic status family. Parenting styles is measured with Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ). Child adjustment problems is measured with Child Adjustment and Parenting Self-Efficacy (CAPES). 107 parents (father or mother) having at least one child between the ages of three and six years from low socioeconomic status family participated in this study. The results indicated that parenting styles explained 32,7% of the variance in child adjustment problems. Higher authoritative parenting style contribute as a significant predictor of lower child’s adjustment problems. On the contrary, higher authoritarian and permissive parenting style contribute as a significant predictors of higher child’s adjustment problems.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai bagaimana kontribusi gaya pengasuhan orang tua sebagai prediktor dari masalah penyesuaian diri anak usia prasekolah dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah. Pengukuran gaya pengasuhan orang tua terhadap anak dilakukan menggunakan alat ukur Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ). Sementara itu, masalah penyesuaian diri anak diukur menggunakan alat ukur Child Adjustment and Parenting Self-Efficacy (CAPES). Partisipan penelitian ini berjumlah 107 orang tua (ayah dan ibu) yang memiliki anak berusia tiga hingga enam tahun dari keluarga yang tergolong status sosial ekonomi rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya pengasuhan orang tua menjelaskan proporsi sebesar 32,7% dari varians masalah penyesuaian diri anak. Gaya pengasuhan otoritatif yang lebih tinggi berkontribusi sebagai prediktor yang signifikan dari masalah penyesuaian diri anak yang lebih rendah. Sebaliknya, gaya pengasuhan otoriter dan permisif yang lebih tinggi berkontribusi sebagai prediktor yang signifikan dari masalah penyesuaian diri anak yang lebih tinggi.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S60396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>