Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Kirana Gita
"Tesis ini membahas pengaruh kebijakan pelarangan cantrang dalam mengatasi overfishing di Indonesia. Kebijakan pelarangan cantrang merupakan salah satu kebijakan yang disusun oleh Pemerintah untuk mengatasi overfishing. Untuk melihat pengaruh kebijakan tersebut terhadap sebaran ikan, digunakan data dan informasi penginderaan jauh. Data dan informasi penginderaan jauh ini merupakan data yang umum digunakan nelayan untuk menentukan posisi penangkapan ikan yang efektif dan bersifat real-time. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah titik koordinat ikan pada informasi penginderan jauh sebagai analogi sebaran ikan, suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, dan variabel dummy implementasi kebijakan larangan cantrang. Hasil analisis menunjukkan sejak diberlakukannya larangan cantrang, sebaran ikan di laut meningkat sebesar 16.1%. Meningkatnya 1% suhu permukaan laut, menyebabkan peningkatan sebaran ikan sebesar 6.5%. Sedangkan variabel klorofil-a tidak signifikan pada penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pelarangan cantrang efektif untuk meningkatkan sebaran atau stok ikan di laut.

Cantrang prohibition is one of the Governmen’s policy to resolve overfishing problems. In order to estimate the impact of cantrang prohibition policy on fish distribution in the sea, remote sensing data and policy are used. This remote sensing data and information are commonly used by fishermen to determine fishing positions that are effective and real-time. The variables used in this study are fish coordinate on remote sensing information as an analogy of fish distribution, sea surface temperature, chlorophyll-a concentration, and dummy variable implementation of the cantrang prohibition policy. The analysis shows that since the enactment of the cantrang prohibition, the distribution of fish in the sea increased by 16.1%. Increased 1% of sea surface temperature, causing an increase in fish distribution by 6.5%. While the chlorophyll-a variable was not significant in this study. This research shows that the prohibition policy is effective to increase the distribution or stock of fish in the sea."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dian Syaputra
"Asian Games merupakan kompetisi olahraga bergengsi di tingkat internasional, mencakup seluruh wilayah Asia. Pada tahun 2018, Indonesia kembali mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah. Keuntungan yang didapat dengan menyelenggarakan acara ini diperkirakan mencapai Rp 3.6 Triliun karena adanya surplus pendapatan serta efek limpahan dari kedatangan peserta, tamu, dan penonton dari banyak negara. Akan tetapi, kedatangan para tamu berdampak terhadap permintaan penggunaan jalan di Jakarta dan Palembang yang meningkat dari sebelumnya. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengestimasi dampak dari pelaksanaan Asian Games 2018 terhadap tingkat kemacetan lalu-lintas yang berada di Jakarta dan Palembang.  Data yang digunakan untuk menganalisis dampak ini berasal dari Google Matrix API pada periode sebelum, saat dan sesudah Asian Games berlangsung. Hasil temuan menunjukkan bahwa secara rata-rata, Asian Games menurunkan tingkat kemacetan, namun dampak yang dihasilkan berbeda untuk setiap ruas jalan, venue, dan ring.

The Asian Games is a prestigious sports competition held at international level covering the entire Asian region. In 2018, Indonesia was again honored to be the host of such an event. The profits obtained by hosting this event are estimated to reach Rp. 3.6 Trillion from the surplus of income generated by the arrival of participants, guests, and spectators from many countries spending their money in Indonesia during the games. However, the arrival of guests increases the traffic use in Jakarta and Palembang. Therefore, this paper discusses the 2018 Asian Games traffic policy implementation to combat the level of traffic congestion in Jakarta and Palembang. The data used to analyze this impact comes from Google Matrix API in the period before, during and after the Asian Games. On average, traffic policy implementation during Asian Games reduce the level of congestion, but the results are different for each road, venue, and ring."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Farhan Noor
"Fenomena urban sprawl menjadi salah satu faktor yang memunculkan fenomena komuter di wilayah Jabodetabek, kondisi dimana individu melakukan perjalanan dari tempat tinggal ke tempat bekerja yang melintasi batas administrasi kabupaten/kota untuk melakukan kegiatan hariannya. Penelitian ini menganalisis data dari Survei Komuter Jabodetabek tahun 2014 dan 2019 untuk mengurai karakteristik pekerja komuter yang menempuh waktu tempuh ekstrem (lebih dari 90 dan 120 menit). Dengan menggunakan model logit biner, ditemukan bahwa pada batas 90 menit variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, moda transportasi dan sektor pekerjaan berpengaruh signifikan, dan pada batas 120 menit variabel umur, tingkat penghasilan, dan moda transportasi berpengaruh signifikan terhadap pekerja komuter untuk menjadi komuter ekstrem. Namun studi ini belum mencakup keseluruhan komuter yang ada seperti pelajar dan kursus komuter.

The urban sprawl phenomenon is one of the factors that gives rise to the commuting phenomenon in the Jabodetabek area, a condition where individuals travel from their place of residence to their place of work which crosses district/city administrative boundaries to carry out their daily activities. This study analyzes the data from the 2014 and 2019 Jabodetabek Commuter Surveys to describe the characteristics of commuter workers who take extreme travel times (more than 90 and 120 minutes). By using the binary logit model, it was found that at the 90 minute limit the variables of gender, education level, income level, mode of transportation and occupation sector had a significant effect, and at the limit of 120 minutes the variables of age, income level, and modes of transportation have a significant effect on commuter workers to become extreme commuters. However, this study does not cover all existing commuters such as students and commuter courses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzaki Yudi Ananda
"Ekonomi kreatif ditetapkan pemerintah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia di masa mendatang. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2019 Tentang Ekonomi Kreatif, perlindungan hak kekayaan intelektual memiliki peran penting di dalamnya. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana pengaruh hak kekayaan intelektual terhadap kinerja ekonomi kreatif yang diukur dengan total pendapatan dan keputusan ekspor pelaku ekonomi kreatif. Penelitian ini menggunakan metode analisis Ordinary Least Square OLS. Data yang digunakan adalah data cross section yang bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS tahun 2016. Temuan dari penelitian ini adalah kepemilikan HKI oleh pelaku ekonomi kreatif berdampak positif secara signifikan terhadap pendapatan dan keputusan ekspor pelaku ekonomi kreatif.

Creative economy has been assigned as the backbone of Indonesian economy in the future. Based on Article 24 of the 2019 Law of Creative Economy, the protection of Intellectual Property Rights upholds an important role in creative economy. This research aims to observe the impact of intellectual property rights to the performance of creative economy as measured by the total income and export decision of creative economy actors, using the Ordinary Least Square OLS analytical method. It uses the cross-section data sourced from Badan Pusat Statistik BPS Central Bureau of Statistics in 2016. This research concludes that the ownership of Intellectual Property Rights by economy actors has yielded significantly positive impact to the total income and export decision of creative economy actors."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T54452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Adi Eka Wibawa
"Laju urbanisasi yang tinggi menyebabkan rasio masyarakat yang status tempat tinggalnya overcrowdedsemakin meningkat di Perkotaan. Salah satu skema penyediaan hunian yang efisien, sehat dan dapat berkelanjutan yang telah banyak diterapkan di Negara lain adalah Public Private Partnership (PPP) atau diakomodasi dalam regulasi di Indonesia sebagai Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Hal tersebut sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030, khususnya Goal ke-11 yaitu mewujudkan perkotaan dan kawasan permukiman yang inklusif, aman, berketahanan, dan berkelanjutan Namun demikian, sampai saat ini skema KPBU Perumahan belum pernah terlaksana di Indonesia. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan investasi pola ini dari sisi Pemerintah maupun Badan Usaha. Kelayakan investasi dilakukan dalam 3 tahap, tahap pertama adalah kelayakan investasi dari sisi Badan Usaha dengan indikator layak berdasarkan rasio Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 3,95x, Net Present Value (NPV) sebesar Rp32,7miliar, Internal Rate of Return (IRR)sebesar 13,22% per tahun dan payback period selama 9 tahun dengan masa konsesi 20 tahun. Tahap kedua, dari sisi Pemerintah diperoleh hasil layak berdasarkan present value dari nilai anggaran untuk dukungan fasilitas sebesar Rp131 miliar yang mana lebih kecil dibandingkan dengan present value alokasi anggaran untuk membangun dan mengelola sendiri. Tahap ketiga dilakukan dengan analisis ekonometrik sebagai pertimbangan dalam penentuan sasaran kebijakan. Hasil regresi menunjukkan bahwa hunian overcrowded dan status tempat tinggal memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat keluhan kesehatan masyarakat.

Urbanization has driven up the overcrowding house in the urban area. There is a need to provide efficient, healthy and sustainable housing provision scheme especifically for low-income communities (MBR). This is in line with the target of the 2030 Sustainable Development Goals (SDGs), specifically the 11th Goal, which is to manage cities that are inclusive, safe, resilient, and sustainable. One of the scheme that has been widely applied is Public Private Partnership (PPP) for affordable housing. However, the legal framework for PPP or called KPBU for infrastructure in Indonesia has already set up but not yet implemented for affordable housing project. The study analyzes the investment feasibility of the PPP for affordable housing in Indonesia. The study consist of three stages of analysis; the first stage is feasibility from private sector perspective that obtained a feasible result with a Benefit Cost Ratio of 3.95x, Net Present Value of IDR 32.7 billion, Internal Return Rate of 13.22% per annum and 9-year payback period with a concession period of 20 years. The second stage is feasibility analysis from Public perspective, obtained a feasible result with the present value of the money for supporting the KPBU project IDR131 billion. This cost is smaller than the present value of the budget allocation if government built and managed by itself. The third stage is carried out by econometric analysis as a consideration in determining policy targets with the results of the variable overcrowded and occupancy status have correlated significantly on the health level experienced by society."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita
"Studi tentang obesitas dari berbagai sudut pandang telah banyak dibahas dalam literatur ilmu kesehatan. Akan tetapi, studi yang membahas obesitas dari sisi karakter kota masih sangat terbatas, terutama untuk negara berkembang. Untuk melengkapi gap literatur, studi ini memberikan pembuktian empiris hubungan kausal antara obesitas dan karakter kota berupa urban sprawl. Skor indeks risiko gempa dan elevasi digunakan sebagai instrument variable (IV) untuk mengatasi masalah endogenitas dalam mengestimasi parameter. Hasil estimasi dengan metode 2SLS menunjukkan bahwa peningkatan satu persen indeks sprawl akan menurunkan 3,6% poin indeks massa tubuh dan 0,4% poin likelihood peningkatan status obesitas. Konsisten dengan hasil estimasi tersebut, studi ini menemukan bahwa semakin sprawl suatu area, maka peluang individu melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki dan bersepeda semakin meningkat, intensitas individu mengkonsumsi makanan sehat meningkat, dan intensitas konsumsi makanan yang tidak sehat semakin menurun. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mengendalikan tingkat obesitas masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan perubahan pada struktur kota (lingkungan) dengan meningkatkan fasilitas yang dapat mendukung aktivitas fisik masyarakat, seperti jogging track, jalur khusus sepeda, atau taman untuk berolahraga terutama di aera yang padat residensial.

The study of obesity from various perspectives has been widely discussed in the health science literature. However, studies that discuss obesity in terms of urban character are still very limited, especially for developing countries. To complete the literature gap, this study provides empirical evidence of a causal relationship between obesity and urban form in terms of urban sprawl. The earthquake risk and elevation scores are used as instrument variables (IV) to solve the endogeneity problem in estimating parameters. The estimation results using the 2SLS method find that a one percent increase in the sprawl index will decrease 3.6% body mass index points and 0.4% likelihood of increasing obesity status. Consistent with the results, this study found that the more sprawl an area, the chances of individuals doing physical activities such as walking and cycling increased, the intensity of individuals consuming healthy food increased, and the intensity of consumption of unhealthy foods decreased. Based on these findings, it can be concluded that to combat the obesity rate can be done by making changes to the structure of the city (environment) by increasing facilities that can support the physical activities of the community, such as jogging tracks, bicycle lanes, or parks to exercise, especially in areas that residential solid."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Msy. Nourma Yunita Sari
"Studi mengenai aglomerasi ekonomi sudah cukup banyak dibahas dalam literatur. Akan tetapi, studi yang menunjukkan hubungan kausal di negara berkembang, yang didominasi oleh sektor informal dan pekerja dengan skill yang rendah, masih terbatas. Salah satu kendalanya, pada keterbatasan data longitudinal dan data ukuran perkotaan yang belum dapat menggambarkan kepadatan ekonomi. Untuk melengkapi gap literatur, studi ini memperbaiki ukuran kota menjadi urban dan suburban, yang mencerminkan arus commuting, dengan menggunakan data Landscan 2010 dan 2015 sehingga dapat menggambarkan ukuran kepadatan ekonomi yang lebih baik dan mengurangi bias akibat measurement error. Secara empiris, hubungan kausal antara ukuran kota terhadap premium pasar tenaga kerja individu diperoleh dengan menggunakan skor indeks risiko kejadian gempa dan ukuran kekasaran kabupaten sebagai instrument variable (IV) dan penggunaan industri fixed effect untuk mengatasi masalah endogenitas dalam mengestimasi parameter. Hasil menunjukkan bahwa kepadatan kota dua kali lebih besar, meningkatkan upah sebesar 53 persen. Hasil ini lebih tinggi dari sebagian besar literatur lainnya, yang disebabkan sampel hanya meliputi wilayah perkotaan dan penggunaan ukuran kepadatan yang lebih presisi dibandingkan berdasarkan batas administratif, sehingga masalah bias akibat measurement error sangat mungkin diatasi dengan baik.

The study of economic agglomeration has been widely discussed in the literature. However, studies that show causal relations in developing countries, which are dominated by the informal sector and workers with low skills, are still limited. The constraints are limitation of longitudinal data and urban size data, which cannot yet describe economic density. To complete the literature gap, this study improves the size of cities to become urban and suburban, reflecting the flow of commuting, using the 2010 and 2015 Landscan data to measure economic density better and reduce bias due to measurement errors. Empirically, using this density and using the 2SLS estimation technique with instrument variables in the form of earthquake risk and ruggedness measures and using industry and occupation fixed effect, the result of a city twice as large can increase wages 53 percent. This result is higher than most other literature because the sample only covers urban areas. The use of density measurements is more precise than based on administrative boundaries, so the problem of bias due to measurement error is very likely to be adequately resolved."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lady Ivone
"ABSTRAK

Keberadaan kawasan kumuh tidak saja berdampak buruk terhadap penduduk yang tinggal didalamnya, tetapi juga terhadap masyarakat yang ada disekitarnya. Kawasan kumuh memunculkan eksternalitas negatif dalam bentuk kejahatan, masalah kesehatan bahkan konflik. Penelitian ini bertujuan membuktikan secara empiris apakah kawasan permukiman kumuh berpengaruh terhadap peluang munculnya tindak kejahatan, masalah kesehatan dan konflik pada wilayah perkotaan (urban areas) di Indonesia. Analisis dilakukan menggunakan data cross section tahun 2014. Data yang digunakan adalah data PODES 2014 dan data luas permukiman dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dengan menggunakan metode Logit, hasil estimasi menunjukkan bahwa permukiman kumuh berpengaruh terhadap peluang munculnya  beberapa tindak kejahatan seperti pencurian, penipuan, penganiayaan, peredaran narkoba dan pembunuhan. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa permukiman kumuh berpengaruh terhadap peluang munculnya penyakit difteri.


ABSTRACT

 


The existence of slums does not only have a negative impact on the population living inside, but also on the people around them. Slums create negative externalities in the form of crime, health problems and even conflicts. This study explaining whether slum areas affect the chances of crime, health problems and conflicts in urban areas in Indonesia. The analysis was carried out using cross section data in 2014. The data used were PODES 2014 data and extensive residential data from the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR). Using the Logit Probit method, the estimation results show that slums affect the chances of several crimes such as theft, fraud, abuse, drug trafficking and murder. The estimation results also show that slums affect the chance of diphtheria.

 

"
2019
T52655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolania Sari
"Tujuan Pembangunan Berkelanjutan mengamanatkan penurunan jumlah kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas sampai 50% di tahun 2020. Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian penduduk kelompok usia produktif dan 90% terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia prevalensi cedera akibat kecelakaan transportasi darat mengalami peningkatan dari sebesar 25,9% pada 2007 menjadi 47,7% pada 2013. Studi kecelakaan lalu lintas menganalisis pengaruh dari faktor-faktor penyebab, yaitu perilaku pengguna jalan, kendaraan, dan jalan.Di negara berkembang faktor jalan perlu mendapat perhatian lebih karena standar kualitasnya tidak sebaik negara maju. Di Indonesia kajian kecelakaan lalu lintas dilakukan dalam bentuk studi kasus.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor kondisi permukaan jalan dan faktor penerangan jalan terhadap jumlah korban kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia menggunakan metode regresi negative binomial.Wawancara dengan para pemangku kebijakan dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian. Analisis dilakukan menggunakan 765.678 data cross section yang dicatat oleh Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas).
Hasil estimasi menunjukkan bahwa kondisi permukaan jalan yang buruk meningkatkan jumlah korban kecelakaan fatal, sedangkan penerangan yang buruk meningkatkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada berbagai tingkat keparahan. Dibandingkan peningkatan kondisi permukaan jalan, peningkatan lampu penerangan jalan memberikan manfaat tiga kali lebih besar dan membutuhkan biaya 50% lebih rendah.

SDGs has mandated each country to halve road accident-caused death by 2020. Road accidents are the main cause of death for the productive age population and 90% occur in developing countries. In Indonesia the prevalence of injuries due to land transportation accidents has increased from 25.9% in 2007 to 47.7% in 2013. Road accidents analysis identify the influence of the causal factors, such as behavior of road users, vehicles, and road factors. We should pay more attention on road factors in developing countries because the road standard quality is not as good as in developed countries. In Indonesia the study of road accidents is mostly carried out in form of case studies.
This study aims to analyze the influence of road surface conditions and road lighting factors on the number of casualties using the negative binomial regression method. Interviews with policy makers are held to enrich this study. The analysis was carried out using 765,678 cross section data which is recorded by the Indonesian National Police Traffic Corps.
Results showed that poor road surface conditions increase the number of fatal casualties, while poor road lighting increases the number of casualties at all injury level. Compared to road surface improvement, road lighting provides benefits three times greater and requires 50% lower costs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T51692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Ermiza M
"ABSTRAK Bencana alam menimbulkan banyak kerugian dan selama beberapa dekade terakhir ini kejadian bencana telah meningkat pesat. Besaran kerugian yang disebabkan oleh bencana alam berbeda-beda di setiap negara tergantung intensitas dan frekuensi bencana serta kerentanan negara tersebut. Masyarakat yang tinggal di negara berpenghasilan rendah memiliki kemampuan terbatas untuk mengatasi guncangan bencana alam yang akhirnya dapat memberikan efek berkelanjutan pada kesejahteraan. Hal ini disebabkan karena tingkat kesejahteraan awal mereka yang memang dekat dengan garis kemiskinan, pengaturan dan  kelembagaan untuk mengatasi bencana yang tidak matang, serta tidak adanya atau minimnya sistem peringatan dini terhadap bencana. Penurunan kesejahteraan rumah tangga akibat bencana dapat dilihat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga, pertumbuhan aset serta pertumbuhan upah. Dengan menggabungkan data IFLS dan data DesInventar, penelitian ini membuktikan secara empiris, bahwa jumlah kejadian bencana memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan konsumsi pangan, konsumsi non pangan dan konsumsi total rumah tangga, khususnya rumah tangga yang berada di pedesaan. Meski demikian nilai estimasinya relatif kecil. Jumlah kejadian bencana memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan aset non bisnis rumah tangga pedesaan. Kejadian bencana hanya memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan upah  di wilayah pedesaan di Indonesia.

ABSTRACT
Natural disasters have caused many losses and over the past few decades natural disasters have increased rapidly. The magnitude of losses caused by natural disasters varies by country depending on the intensity and frequency of disasters and the vulnerability of the country. People who live in low-income countries have limited capacity to deal with natural disaster shocks which can ultimately provide a sustainable effect on welfare. This is due to the level of their initial welfare which is indeed close to the poverty line, lack of regulation, institutions and early warning system to overcome disasters. The decline in household welfare due to disasters can be seen from growth in household consumption, asset growth and wage growth. By combining IFLS data and DesInventar data, this study proves empirically, that the number of disaster events has a significant impact on changes in food consumption, non-food consumption and total consumption of households, especially households in rural areas. However, the estimated value is relatively small. The number of disaster events has a significant impact on changes in non-business assets of rural households. Disaster events only have a significant effect on rural wages growth in Indonesia.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>