Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susy Latifah
"Pertumbuhan penduduk perkotaan merupakan fenomena yang sedang dihadapi di Indonesia, saat ini jumlah penduduk perkotaan mencapai 36% dari total jumlah penduduk Indonesia. Selain itu akibat tingginya laju urbanisasi tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan, menyebabkan berkembangnya kawasan permukiman padat penduduk dan kumuh di wilayah perkotaan. Kondisi tersebut semakin mempercepat penurunan kualitas lingkungan fisik di kawasan permukiman padat penduduk dan kumuh. Kemampuan daya beli masyarakat menjadi menurun termasuk pemeliharaan prasarana dan sarana di kawasan permukiman, pula krisis tersebut meningkatkan jumlah penduduk miskin termasuk di wilayah permukiman kumuh.
Program pemerintah untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh salah satunya yaitu penerapan kegiatan Perbaikan Lingkungan Permukiman. Kegiatan perbaikan permukiman kumuh di Jakarta telah di laksanakan sejak 1969 sampai sekarang (sudah 40 tahun), dan selalu mengalami perbaikan-perbaikan aspek pelaksanaannya, namun demikian permasalahan permukiman kumuh semakin meluas dan tetap menjadi permasalahan kota yang belum terselesaikan.Rumusan masalah pada penelitian ini adalah belum ada informasi kinerja keberhasilan kegiatan Perbaikan Kampung Terpadu tahun 2006-2008, padahal informasi tersebut sangat penting untuk dijadikan dasar perencanaan program perbaikan selanjutnya.
Penelitian ini difokuskan pada Pengukuran Keberhasilan Program Penataan Lingkungan Permukiman Di DKI Jakarta, dengan studi kasus RW 02 dan RW 05 Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Kota Administrasi Jakarta Utara. Pengukuran keberhasilan kegiatan PKT menggunakan metode evaluasi keputusan teoritis dengan teknik survai pemakai. Survai dilakukan dengan kuesioner untuk wawancara pada fasilitator dan masyarakat. Selanjutnya hasil kuesioner diolah dengan program SPSS ver 16, pengolahan data mengunakan Crosstab, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis untuk mengetahui Pemenuhan Indikator Keberhasilan Kegiatan Perbaikan Kampung Terpadu 2006-2008 dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan Perbaikan Kampung Terpadu 2006-2008.
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Perbaikan Kampung Terpadu tahun 2006-2008 dapat berhasil memenuhi indikator tujuan keberhasilan Program Penataan Lingkungan Permukiman. Ketiga indikator tujuan tersebut yaitu menumbuhkembangkan organisasi sosial; meningkatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan; dan membenahi kondisi fisik lingkungan. Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan kegiatan Perbaikan Kampung Terpadu tahun 2006-2008 adalah perencanaan kegiatan dapat terealisasi, pelaksanaan kegiatan direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat, dan tingkat keterlibatan masyarakat dalam kegiatan PKT. Sedangkan dari segi manfaat tidak memenuhi ketiga indikator keberhasilan kegiatan Perbaikan Kampung Terpadu tahun 2006-2008, hal itu karena permasalahan lingkup kawasannya yang masing-masing permasalahan berbeda satu dengan yang lainnya.

Urban population growth is a phenomenon that is encountered in Indonesia, the current urban population reached 36% of the total population in Indonesia. Also due to the high rate of urbanization is not offset by increased revenue, causing the development of a densely populated residential areas and slums in urban areas. The condition is further accelerate the decline in the quality of the physical environment in a densely populated residential areas and slums. Purchasing power of people to be declining, including maintenance of infrastructure and facilities in residential areas, the crisis also increases the number of poor people in the region including the slums.
One of the Government programs to overcome the problems of the slums is the implementation of the Settlement Environmental Improvement activities. Slum improvement activities in Jakarta has been conducted since 1969 untill now (it has been 40 years), and always experience the improvements aspects of it’s implementation, however, problems expanding slums and the city remains a problem that has not been finished yet. The conclusion of that problem in this study is there is no performance information the success of Integrated kampong years 2006-2008, when the infonnation is very important to base the next improvement program planning.
This study focuses on the measurement of success of the Setup Program Environmental Settlement In DKI Jakarta, with case studies RW 02 and RW 05 Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, North Jakarta City administration. Measurement of the success of PKT activities used theoretical evaluation methods with the user survey techniques. Survey conducted with questionnaires to interview the facilitators and the community. Further results of the questionnaire is processed by using SPSS ver 16, data processing uses Crosstab, then the next step is to analyze for determining the success indicators of Fulfillment the Integrated Kampong year 2006- 2008 and the factors that influence the success of the Integrated Kampong year 2006- 2008.
From those analysis, it can be concluded that the activity of the integrated kampong year 2006-2008 is able to successfully meet the goals of success indicators Settlement Environment Slum Program. The three of goal indicators are to develop a social organization; to increase insight, knowledge and skills; and to fix the physical condition of the environment. The factors which significantly influence the success of the Integrated Kampong year 2006-2008 are the planning activities can be realized, the implementation of activity is planned and implemented by the community, and the level of community involvement in PKT activities. While the benefits in terms of the three indicators do not meet the success of the Integrated Kampong year 2006-2008, it is becaused of the problem areas in scope of each problem is defferent from one another.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26874
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Mahendra
"Pada bidang konstruksi, dengan nilai investasi cukup besar dan peningkatan biaya produksi, tentunya sangat diharapkan pengembalian investasi yang besar pula, dan hal tersebut dapat terwujud jika investasi itu mengandung salah satu unsur yang penting, yaitu penghematan, terutama untuk biaya-biaya yang tidak menunjang kualitas, fungsi, umur, penampilan, dan bahkan kriteria-kriteria yang ditetapkan pemilik (owner). Penghematan dalam investasi bidang konstruksi dapat dilakukan oleh salah satu metode, yaitu Value Engineering. Pemikiran awal, yang kemudian berkembang menjadi Value Engineering, adalah "jika kita tidak dapat menghasilkan suatu produk tertentu karena keterbatasan sumber daya, maka kita dapat mencari alternatif produk yang lain yang tetap memiliki fungsi yang sama." Dalam Value Engineering, pencarian alternatif tersebut harus dilakukan dengan pengeluaran biaya yang paling rendah. Intinya adalah bahwa Value Engineering bukan sebagai cutting cost, yang cenderung tidak memperhatikan kualitas, tapi sebagai saving cost, yang tetap memperhatikan kualitas.
Konsep dasar pengaplikasian Value Engineering adalah keterkaitan antara fungsi dan biaya. Suatu produk konstruksi harus dapat memenuhi fungsi-fungsi yang sesuai dengan kriteria pemilik dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan fungsi tersebut haruslah seoptimal mungkin. Walaupun sebenarnya dapat digunakan di seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya, Value Engineering dapat menghasilkan penghematan yang maksimal ketika diaplikasikan pada tahap desain dan pada komponen dengan biaya yang besar. Pada tahap perencanaan ini, terdapat fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk desain ulang. Penghematan yang berpotensi untuk dihasilkan dapat habis ditelan oleh biaya yang digunakan untuk mengadakan perencanaan baru. Dan, komponen dengan biaya yang besar memiliki potensi penghematan yang cukup besar pula di dalamnya. Selain lebih praktis, keterbatasan waktu dan tenaga dapat menjadi kendala ketika Value Engineering digunakan pada seluruh tahapan dan seluruh komponen biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Luthfiani
"Pendapatan masyarakat yang meningkat dan tersedianya berbagai moda transportasi memerlukan peningkatan pelayanan yang meliputi keselamatan perjalanan, ketepatan waktu, kemudahan pelayanan, kenyamanan dan keandalan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun sarana transportasi publik yang memiliki sistem pelayanan yang sistematis, terkoordinasi dan terintegrasi dengan moda lain menawarkan waktu tempuh yang lebih cepat, tingkat pelayanan yang lebih baik, dan level kenyamanan yang lebih memadai dibanding armada bus konvensional. Sarana transportasi umum tersebut adalah Bus Rapid Transit (BRT).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kenyamanan pengguna bus TransJakarta. Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah menganalisis tingkat kenyamanan bus TransJakarta berdasarkan faktor-faktor kondisi penumpang di dalam bus rapid transit yang dilihat dari kepadatan, kebisingan, dan temperatur di dalam bus rapid transit yang dikaitkan dengan tarif. Lokasi pengamatan di lakukan pada koridor 1 (Blok M - Kota). Statistika ANOVA oneway dan twoway. ANOVA twoway digunakan untuk mengetahui kenyamanan yang membandingkan kepadatan 100% dan 150% di bus rapid transit dan di halte dengan tarif.
Hasil analisis menunjukan bahwa penumpang tidak mempermasalahkan kenaikan tarif asalkan kenyamanan didapat, tetapi penumpang mempermasalahkan kepadatan karena kenyamanan tidak didapat. Sedangkan analisis ANOVA oneway digunakan untuk mengetahui kenyamanan di dalam bus rapid transit dan di halte. Apabila ditinjau dari tarif dan kepadatan di bus rapid transit, penumpang tidak merasa nyaman.
Ditinjau dari tarif di bus rapid transit dan kepadatan di halte, penumpang tidak merasa nyaman. Rata - rata tingkat kebisingan adalah 75 dB(A) dan temperatur di dalam bus rapid transit cukup panas yaitu berkisar antara 26°C - 27°C dan siang hari berkisar antara 28°C - 29°C. Dan survei jumlah penumpang yang terbanyak untuk jalur Kota - Blok M yaitu pada pukul 06.30 - 07.30WIB dan 17.00 - 18.00 WIB. Sedangkan pada jalur Blok M - Kota pada pukul 07.45 - 08.30 WIB dan 14.30 - 15.30 WIB. Adapun rasio kebisingan dan jumlah penumpang dapat dirumuskan dengan persamaan y = -0,0227 + 76,918 dengan nilai R2 = . Dan persamaan untuk rasio temperatur dan jumlah penumpang adalah y = 0,0164x + 27,271 dengan nilai R2 = 0,0551

Due to the increase of public income and the availability of transportation mode, the increase of serviceability level which includes journey safety, punctuality, customer service, level of comfort, and reliability is very crucial. The government of Jakarta City built a public transportation facility that has systematical, coordinated, and fully integrated service system with other transportation mode in the area, that offers faster travel time, better level of service, and a more preferable level of comfort compare to conventional bus fleet. It is called Bus Rapid Transit (BRT).
The goal of this research is to formulate comfort level for BRT users. To achieve that goal, certain target must be obtain, which is to analyse the level comfort on Transjakarta Bus Fleet. It is based on passenger factors inside the bus from density level, turmoil level, and temperature which is compared to the bus fare. Observation is conducted on corridor 1 (Blok M -Kota). This research used ANOVA oneway and twoway program. The Anova twoway analysis program is used to discover the level of comfort which compared density 100% and 150% on the Bus Rapid Transit and on bus stops by bus fares.
The result shows that bus fares is not an issue for the passangers as long as the desired level of comfort is gained, contrary to density which is a big problem concerning comfort issue. Anova oneway analysis is used to discover the level of comfort inside the Bus Rapid Transit fleet and on bus stops. It concludes that considered from fares and the density of both bus fleet and bus stops, the present Bus Rapid Transit performance does not meet the level of comfort desired by passengers. The avarage noise level is 75 dB (A) and the inside temperature of the bus is considered high which is at the level of 26°C - 27°C and could reach the level of 28°C - 29°C in daytime.
Based on the survey conducted, the highest amount of passengers is for rute Kota-Blok M at 06.30-07.30 AM and 05.00-06.00 PM. As for the return rute Blok M-Kota, °Ccures at 07.45 - 08.30 AM and 02.30 - 03.30 PM. As for turmoil ratio and amount of passenger is shown by eqution y = -0,0227 + 76,918 with value R2. And equation for temperature and amount of passenger is y = 0,0164x + 27,271 with value R2 = 0,0551
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Abimayu Ramadhana
"Untuk mendukung kesepakatan Sustainable Development Goals (SDGs), sektor konstruksi dapat melakukan pembangunan berbasis ‘green building’. Beton merupakan material yang sangat dibutuhkan sebagai bahan konstruksi namun menimbulkan dampak negatif pada lingkungan pada prosesnya. Selain itu bahan lain yang menjadi permasalahan lingkungan yaitu plastik. Sifat plastik yang sulit terurai menjadikannya salah satu faktor timbulan sampah. Material tersebut akan lebih baik apabila didaur ulang menjadi salah satu material konstruksi pengganti Natural Aggregat (NA). Pada penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan agregat limbah beton (RCA) sebagai pengganti agregat menengah dan penambahan plastik LDPE pada nilai kuat tekan dari paving block. Pada penelitian ini akan digunakan agregat limbah beton klasifikasi menengah yaitu tertahan saringan No.4, No,8, No.16, dan No. 30 pada seluruh sampel uji paving block. Kemudian dilakukan variasi penambahan plastik sebesar 4%, 6%, 8%, dan 10% dari kadar semen yang digunakan pada tiap sampel. Proses pemadatan dilakukan secara manual dengan alat pemukul besi (compactor). Model sampel paving block yang akan dilakukan kuat tekan dibagi menjadi dua yaitu pengujian balok dan pengujian kubus sesuai SNI 03-0691-1996 dimana paving block tebal 6 cm menjadi 5x5x5 cm dan untuk paving block tebal 10 cm menjadi 9x9x9 cm. Didapatkan hasil bahwa nilai kuat tekan rata-rata tertinggi dari penggunaan RCA dan limbah plastik LDPE pada variasi sampel 6 cm yaitu dengan kadar plastik 6% dari berat semen yang digunakan. Nilai kuat tekan rata-rata sampel kubus 5x5x5 cm yaitu 210.36 kg/cm² dan sampel uji balok 6 cm yaitu 318.34 kg/cm². Sedagkan pada variasi sampel 10 cm yaitu dengan kadar plastik 4% dari berat semen yang digunakan. Nilai kuat tekan sampel kubus 9x9x9 cm yaitu 229.32 kg/cm² dan sampel balok 10 cm 200.89 kg/cm². Sehingga penambahan serbuk limbah plastik yang optimal terdapat pada rentang 4% - 6% dari berat semen yang digunakan.

To support the Sustainable Development Goals (SDGs) agreement, the construction sector can carry out 'green building' based development. Concrete is a material that is needed as a construction material but harms the environment in the process. In addition, another material that is an environmental problem is plastic. The nature of plastic is difficult to decompose makes it a factor in the generation of waste. The material will be better if it is recycled into one of the construction materials to replace Natural Aggregate (NA). This study examines the effect of using waste concrete aggregate (RCA) as a substitute for intermediate aggregate and the addition of LDPE plastic on the compressive strength of paving blocks. In this study, the aggregate of intermediate classification of concrete waste will be used, namely retained by sieves No.4, No.8, No.16, and No. 30 on all paving block test samples. Then, the addition of plastic was varied by 4%, 6%, 8%, and 10% of the cement content used in each sample. The compaction process is carried out manually with an iron beater (compactor). The paving block sample model that will be subjected to compressive strength is divided into two, namely, beam testing and cube testing according to SNI 03-0691-1996 where 6 cm thick paving blocks become 5x5x5 cm and 10 cm thick paving blocks 9x9x9 cm. It was found that the highest compressive strength value from using RCA and LDPE plastic waste at a sample variation of 6 cm, with a plastic content of 6% of the weight of the cement used. The compressive strength of the 5x5x5 cm cube sample is 210.36 kg/cm² and the 6 cm beam test sample is 318.34 kg/cm². Meanwhile, in the sample variation of 10 cm, with a plastic content of 4% of the weight of the cement used. The compressive strength of the 9 x 9 x 9 cm cube sample is 229.32 kg/cm² and the 10 cm beam sample is 200.89 kg/cm². So that the optimal addition of plastic waste powder is in the range of 4% - 6% of the weight of the cement used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masjulina Hia
"Perkerasan lentur di Indonesia umumnya menggunakan aspal  Pen 60/70 dimana sebagian besar merupakan aspal impor dari negara lain, sementara Indonesia memiliki aspal alam di pulau Buton, Sulawesi Tenggara yang dapat dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan tersebut. Kegiatan transportasi yang semakin meningkat mengakibatkan kerusakan pada jalan berupa fatigue dan cracking serta meningkatnya limbah ban bekas. Oleh sebab itu  pemanfaatan asbuton dan ban bekas sebagai bahan additive pada aspal minyak merupakan solusi untuk mengurangi konsumsi aspal minyak dan meningkatkan Performance Grade aspal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik rheologi aspal modifikasi Asbuton Nano Crumb Rubber dengan uji fisik dasar dan uji mekanistik dengan alat Dynamic Shear Rheometer dan pengaruh asbuton nano crumb rubber pada campuran Cold Pavement Hot Mix Asphalt (CPHMA). Aspal modifikasi merupakan campuran aspal minyak, bitumen asbuton hasil ekstraksi dan nano crumb rubber dengan kadar bitumen asbuton dan nano crumb rubber dalam campuran yaitu 5%, 10%, 20%, 30% dan 40% dan disebut LGAM. Selanjutnya dilakukan uji marshall untuk mengetahui karakteristik campuran aspal modifikasi dan agregat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Performance Grade aspal semakin meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton nano crumb rubber dalam campuran aspal modifikasi. Berdasarkan hasil uji Marshall  LGAM 5, Kadar Aspal Optimum yang diperoleh berada pada 7,04%. Sedangkan pada LGAM – 10,  tidak memeiliki Kadar Optimum Aspal (KAO).

The flexible pavement in Indonesia generally used Pen 60/70 asphalt , which is mostly imported asphalt from other countries, while Indonesia has natural asphalt on the island of Buton, Sulawesi Tenggara which can be utilized to supply those needs. Increased transportation activities have resulted in damage to roads in the form of fatigue and cracking as well as an increased waste of used tires. Therefore the use of asbuton and used tires as additives in oil asphalt is a solution to reduce the consumption of oil asphalt and improve the Performance Grade of asphalt.
This study was conducted to determine the rheological characteristics of asphalt modified Asbuton Nano Crumb Rubber with basic physical tests and mechanistic tests with Dynamic Shear Rheometer and the effect of asbuton nano crumb rubber on Cold Pavement Hot Mix Asphalt (CPHMA) mixture. Modified asphalt is a mixture of asphalt oil, asbuton bitumen extracted and nano crumb rubber with asbuton bitumen content and nano crumb rubber in a mixture of 5%, 10%, 20%, 30% and 40% and are called LGAM. Marshall tests are then performed to determine the characteristics of the modified asphalt mixture and aggregate.
The results showed that the Performance Grade value of asphalt increased with increasing levels of asbuton nano crumb rubber in modified asphalt mixtures. Based on the Marshall test LGAM 5  results, the Optimum Asphalt Level obtained was at 7,04%. Whereas the LGAM-10, does not have Optimum Asphalt Levels.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prahara Yanottama
"Last mile delivery merupakan segmen transportasi logistik yang paling banyak menuai dampak negatif akibat fragmentasi yang terjadi serta diperumit dengan fakta bahwa sebagian besar segmen itu terjadi di kawasan urban, kawasan padat penduduk yang juga tinggi akan mobilitas. Dampak negatif hasil transportasi logistik; berupa polusi (suara, udara, dan getar), kemacetan, intrusi visual, dsb; tidak hanya dirasakan oleh para pelaku logistik, melainkan masyarakat luas yang tidak terlibat langsung pada kegiatan tersebut. Dalam hal ini, pemerintah sebagai administrator kota berkewajiban untuk menjamin kualitas hidup rakyatnya. Di sisi lain, operator logistik selaku penggerak sektor ini juga memiliki keterbatasan dalam pengubahan sistem operasinya akibat memerlukan modal yang tidak sedikit, terbatasnya margin, serta tuntutan konsumennya akan pelayanan yang baik dengan harga yang murah. Kedua pemangku kepentingan tersebut, pemerintah dan operator logistik, merupakan pihak yang memiliki pengaruh besar akan implementasi perbaikan sistem transportasi logistik dalam kota. Kolaborasi antar keduanya diperlukan, meski masing-masing pihak memiliki kepentingannya sendiri. Tujuan dari penelitian ini ialah mengidentifikasi gap kepentingan masing-masing pemangku kepentingan dalam mewujudkan suatu solusi permasalahan logistik. Solusi yang dibahas pada penelitian ini adalah Urban Consolidation Center, Bahan bakar B20, Limited Traffic Zone, serta Pembaruan Armada. Metode survey melalui kuisioner dan wawancara kepada operator logistik dan administrator kota pemerintah dilakukan untuk mendapatkan pandangan dari masing masing pihak terhadap masing-masing isu dari solusi tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan kedua belah pihak masih memiliki pengetahuan yang kurang dalam implementasi kebijakan baru sebagai solusi permasalahan logistik, terutama pihak pemerintah. Walaupun pengetahuannya masih kurang, operator logistik menunjukkan bahwa pihaknya responsif dan terbuka terhadap isu-isu terbaru. Di sisi lain, pemerintah juga menunjukkan bahwa pihaknya turut memperhatikan pandangan operator logistik dalam mencanangkan kebijakan. Dari kedua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh fasilitas yang dibahas pada penelitian ini mungkin untuk diimplementasikan.

Last mile delivery is the logistics transportation segment that is most likely to produce the negative impacts due to the occuring fragmentation and is complicated by the fact that most of these segments occur in urban areas-densely populated areas that are also high in mobility. Negative impact from the logistics transportation such as pollution (sound, air, and vibration pollution), congestion, visual intrusion, etc. are not only felt by who are involved, but also the wider community who are not directly took a part in these activities. In this case, the government as the administrator of the city is obliged to guarantee the quality of life of its people. On the other hand, logistics operators as the drivers of this sector, also have limitations in changing the operating system due to the need for a capital which the amount of it is not small, limited margins, as well as consumers demands for good service at low prices. The two stakeholders the government and the logistics operator are the parties who have a major influence on the implementation of improvements to the logistics transportation system in the city. Collaboration between the two is needed, although each party has its own interests. The purpose of this study is to identify the gap of the interests of each stakeholder in realizing a solution to logistics problems. The solutions that will be discussed in this study are, Urban Consolidation Center, B20 Fuel, Limited Traffic Zone, and Fleet Renewal. The survey method are conducted through questionnaires and interviews with the logictics operators and the city administrator government in order to get the insights from each party on each of the issues of the solution. The results of this study shows that both of the parties have lack of knowledge of the implementation of the new policy as the solution for the logistics problem, especially the government. Eventhough the knowledge is still lacking, the logistics operator shows they are still responsive and open with the recent issues. In the other hand, the government also shows that they pay attention to the logistics operators viewpoint regarding to the decalaration of the policy. From those two aspects, we can conclude that the whole amenities which are discussed in this study could be implemented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meshal Raghvendra Edvian
"E-Grocery merupakan salah satu sektor e commerce yang pertumbuhannya meningkat tajam. Hal ini menandakan terjadinya peralihan dari belanja manual ke online. Dampaknya tingkat pengiriman barang dengan home delivery meningkat. Dalam proses pengoperasiannya, hal ini dapat menyebabkan home delivery menghasilkan eksternalitas yang sama atau bahkan lebih besar dibandingkan dengan perjalanan belanja konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan efektivitas dari pengiriman home delivery berdasarkan aspek biaya eksternal. Besarnya efektivitas dilihat dari rasio VKT per item serta biaya eksternal yang dihasilkan dari pengiriman home delivery terhadap perjalanan belanja konvensional. Analisa pada pengiriman home delivery dilakukan menggunakan data travel diary salah satu penyedia jasa pengiriman grocery. Analisa pada perjalanan belanja konvensional dilakukan menggunakan data yang diambil melalui survei. Pengiriman home delivery menghasilkan VKT per item sebesar 0,72 Km/item hingga 1,15 Km/item dan biaya eksternal per item sebesar Rp 5,11/item hingga Rp 8,13/item. Rentang ini berdasarkan pada jumlah item yang dibawa kurir dalam pengiriman tersebut. Perjalanan belanja konvensional menghasilkan menghasilkan VKT per item sebesar 0,47 Km/item hingga 0,51 Km/item dan biaya eksternal per item sebesar Rp 3,61/item hingga Rp 11,98/item. Rentang ini berdasarkan pada jenis kendaraan dan bahan bakar yang digunakan. Pengiriman home delivery dapat menjadi lebih efektif dibandingkan dengan perjalanan belanja konvensional jika jumlah barang dalam pengiriman tersebut semakin tinggi. Hal ini dilakukan dengan mengefesiensikan perjalanan kurir dengan tidak mengantarkan untuk satu konsumen saja.

E-Grocery is one of the e commerce sectors whose growth has increased significantly. This condition indicates the transition from manual shopping to online and impacts the rate of delivery goods with home delivery increases. In the process of its operation, this condition can cause home delivery to produce the same or even greater externalities compared to conventional shopping trips. this study aimed to analyze the characteristics and effectiveness of home delivery based on external cost aspects. The amount of effectiveness can be seen from the ratio of VKT per item as well as the external costs from home delivery shipments result towards conventional shopping trips. Home delivery shipments were analysed using travel diary data of one of grocery delivery service provider and conventional shopping trips were analysed using the data that taken through the surveys. Results indicated that home delivery shipments produce VKT per item of 0.72 Km/item up to 1.15 Km/item and an external cost per item was Rp 5.11/item up to Rp 8.13/item. This range was based on the number of items that carried by the courier on the shipment. Results also indicated that the conventional shopping trips produce a VKT per item of 0.47 Km/item up to 0.51 Km/item and an external cost per item was Rp 3.61/item up to Rp 11.98/item. This range was based on the type of vehicle and fuel used. Home delivery shipments can be more effective compared to conventional shopping trips if the number of the goods in the shipment is higher. This is done by render efficient the couriers journey by not delivering the goods to only one customer. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Agus Widono
"Berkembangnya ekonomi di kota Jakarta diikuti dengan meningkatnya kegiatan transportasi salah satunya kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Kendaraan berat yang beraktifitas di pelabuhan membutuhkan tempat parkir salah satunya terminal angkutan barang Pulo Gebang. Fasilitas parkir di terminal terlihat penuh dan banyak terjadi parkir ganda. Diperlukan kajian untuk mengetahui apakah terminal telah berjalan cukup efektif. Karakteristik parkir di terminal berupa turn over, indeks parkir, indeks aktifitas parkir (IAP), dan V/C ratio, menunjukkan bahwa terminal selalu penuh walaupun V/C ratio bernilai antara 45 ? 59 % sehingga dapat dikatakan cukup efektif. Terminal masih memiliki potensi dikembangkan sehingga kapasitas statis terminal meningkat hingga 30,54%.

Economy development in Jakarta city is followed by transportation activity increasing as one of them is loading and unloading at harbor. Heavy vehicle that working in the harbor need parking area and one of them is at Pulo gebang Terminal. The parking area in that terminal seems full and has many double parking vehicle. Assessment is needed to find out is the terminal has operate effectively. Parking characteristics in terminal like turn over, parking index, parking activity index (PAI), and V/C ratio shows that the terminal always full although has V/C ratio between 45 - 59 % so that can be taken as effective enough. The terminal still has room for optimization so that the static capacity of the terminal increased to reach 30,54%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Rizki Miranti
" ABSTRAK
Pergerakan arus lalu lintas menerus, memutar, memotong dan diperparah dengan adanya persimpangan berurutan dengan putaran balik, jalur kereta api yang sejajar dengan jalan mengakibatkan adanya potensi lokasi konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pergerakan kendaraan, jenis konflik dan kompleksitas konflik lalu lintas pada persimpangan tidak bersinyal. Metode menggunakan pendekatan konflik dan data didapat dari survei lokasi. Lokasi penelitian adalah di Jalan Raya Lenteng Agung dengan konfigurasi simpang yang kompleks dengan dua simpang berurutan. Berdasarkan analisis terdapat dua tipe konflik utama yaitu konflik memotong 36% dan menyatu 35% pada lajur dua. Terdapat hubungan antara frekuensi konflik dengan volume kendaraan yang tunjukan oleh nilai R square sebesar 0,7386 dan 0,6223. Nilai kompleksitas konflik menunjukkan pada rentang 90-120 yang dapat dimasukan ke dalam kategori perlu peningkatan (need improvement). Guna mengurangi konflik perlu dilakukan manajemen lalu lintas antara lain dengan pembuatan lajur khusus putar balik.

ABSTRACT
The movement of traffic flow constantly, rotate, crop, and aggravated by the consecutive intersection and u-turn, railway which parallel to the road and the result there causing potential of conflict?s location. This study aims to analyze the movement of vehicles, types of conflict and traffic conflict complexity at the unsignalized intersection. This study uses the approach of conflict and the data obtained from the survey location. The location of this study is at Lenteng Agung Road with the complexity of intersection configuration and two parallel intersection. There are two major types of conflict is the conflict?s merging 36% and crossing 35% blends in lane two. There is relation between conflict frequency and traffic volume of vehicles which showed by the value of R square of 0.7386 and 0.6223. Conflict complexity?s value indicate that the range of 90-120 categorized as the category of need improvement. The traffic management is needed in order to decrease the conflict through the construction of turn around special lane.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ingrid Rosalyn Indriana
"Indonesia telah dikenal sebagai sebuah negara maritim karena sekitar 67% dari wilayah negara Indonesia adalah laut dan Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang ke-2 di dunia. Menurut fakta, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun kerjasama dengan negara-negara ASEAN lain, terutama dalam pembangunan sektor ekonomi melalui pembangunan infrastruktur maritim. Mengingat peluang besar ini, Indonesia perlu memiliki strategi yang kuat dalam menghadapi tantangan pasar global untuk meningkatkan nilai saing dalam wilayah gerak logistik di antara negara-negara ASEAN lainnya. Salah satu area yang perlu ditingkatkan adalah fasilitas maritim. Faktanya, fasilitas maritim di Indonesia belum cukup optimal dalam kekuatan arus perdagangan dari dan ke Indonesia, sehingga Indonesia membutuhkan perbaikan dalam sistem operasional di pelabuhannya untuk meningkatkan efisiensi kegiatan bongkar-muat kontainer. Jika sistem yang diterapkan lebih efisien daripada sistem konvensional, pelabuhan dapat menghemat waktu proses bongkar-muat kontainer dan juga mengurangi biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini akan memberikan pendekatan analisa potensi desain sistem operasional bongkar-muat kontainer untuk mengoptimalkan pergerakan kontainer di pelabuhan dengan studi kasus JICT dan Terminal Teluk Lamong, sistem lalu lintas transportasi darat yang dikombinasikan dengan teknologi magnetik dalam sebuah terminal pelabuhan, serta dampak ekonomis dan teknis dari infrastruktur maritim ini.
Untuk mencapai tujuan tersebut, studi literatur serta analisa kualitatif dan kuantitatif akan menjadi metode yang tepat untuk digunakan.Sistem usulan pada penelitian ini memiliki total waktu 82.01% lebih cepat dari JICT dan 69.47% dari TTL dan total biaya operasional 39.68% lebih kecil dari JICT dan 24.53% lebih kecil dari TTL. Selanjutnya, sistem ini adalah sistem ramah lingkungan karena sistem tersebut menggunakan mesin yang tidak menghasilkan polusi udara secara berlebihan serta bekerja dengan lebih aman dan cepat secara teknis. Secara keseluruhan, diharapkan sistem ini, jika diterapkan di pelabuhan Indonesia bersama dengan analisa kualitatif dan kuantitatif berdasarkan studi literatur dalam penelitian ini, akan memberikan wawasan yang luas mengenai sistem bongkar- muat kontainer serta menjadi pertimbangan untuk digunakan di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

Indonesia has known as a maritime country since approximately 67% of the country?s area is ocean and Indonesia also has the 2nd longest coastline in the world. According to the facts, Indonesia has great opportunities to build cooperation with another ASEAN countries, especially in economic sector development through maritime infrastructure development. Considering these great opportunities, Indonesia must have a great plan to face global market challenges to improve its competitiveness value within the logistics movement area compared to the other ASEAN countries. One area to improve is maritime facilities. In fact, maritime facilities in Indonesia are not well operated to enhance the power of trade flows from and to Indonesia, therefore Indonesia requires improvement within the operational system in Indonesian ports to increase the efficiency of container loading-unloading activities. If the implemented system is more efficient rather than conventional system, the port may save its time in doing the process of loading-unloading the container. Further, it may also reduce the cost incurred. This study would provide an approach of analyzing operational system design of container loading-unloading to optimize the movement of containers in the port especially in JICT and Port of Lamong Bay, the land transportation traffic system, combined with magnetic technology used by the ports and its economical and technical impacts of this maritime infrastructure.
To achieve the goal, study of literature and SWOT analysis will be the proper method to use. The system proposed in this study has a total time 82.01% faster than JICT and 69.47% faster than TTL with a total operational cost 39.68% cheaper than JICT and 24.53% cheaper than TTL. Moreover, this system is an environmental-friendly system because the system using machineries that not produce excessive air pollution and it will work safer and faster in terms of technical work. Overall, it is expected that this system, if applied in Indonesian ports along with the qualitative and quantitative analyses based on study of literature in this study, will provide broad insight on the system of container loading-unloading as well as a consideration for the use at Indonesian ports.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>