Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robert AB
Abstrak :
Membanjirnya informasi yang beredar dipasar membuat setiap informasi menjadi asimetrik dimata konsumen apalagi saat ini konsumen memiliki keterbatasan waktu dan biaya untuk mengolah setiap informasi yang mereka terima. Alfin Tofler (1970) telah memprediksi,hal ini jauh sebelumnya. Beliau mengatakan hal ini sebagai kondisi over information yang diakibatkan perkembangan dan penyebaran teknologi infomasi yang demikian cepat diseluruh dunia. Jack Trout (1996) jugs mengatakan hal senada dengan menyebutnya sebagai kondisi over communication. Selain terjadinya over information seat ini juga terjadi kondisi over choice dimana ditandai dengan membajirnya tawaran produk dipasar yang diakibatkan perkembangan produk baru yang demikian pesat (Sealy & M.Cristol, 1999). Pada kondisi over choice konsumen mengalami kebingungan untuk memilih praduk yang dapat dipercaya. Kondisi over information dan over choice mengakibatkan suatu produk sulit bertahan lama di pasar. Untuk menjawab kondisi seperti ini Tulin Erdem dan Joffre Swait mengatakan bahwa sebuah merek harus memiliki kredibilitas dipasar yang pada akhirnya mendorong konsumen untuk memilihnya. Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh brand credibility (variabel endogen) pada brand choice melalui variabel antara yakni perceived quality, perceived risk, dan information cost saved di mana semuanya berdiri sebagai variabel eksagen. Penelitian diinspirasikan dari penelitian sebelumnya oleh Tulin Erdem dan Joffre Swait (2004) dengan metode yang digunakan structural equation modeling (SEM). Pada penelitian ditemukan bahwa model penelitian konsisten pada kategori produk minuman energi. Sedangkan pada kategori ponsel konsistensi model tidak dapat berlangsung dengan baik. Hal ini disebabkan karena ditolaknya semua hipotesis yang berkenaan dengan variabel perceived risk. Rekomendasi untuk penelitian kedepan terbagi kedalam beberapa hal. Pertama memasukan element-element perceived risk kedalam variabel penelitian agar dapat terlihat lebih spesifik element yang paling berperan. Kedua, perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap brand choice selain perceived quality, perceived risk, dan information cost saved. Ketiga, variabel brand credibility harus secara spesifik mengacu kepada product brand atau corporate brand. Penulis juga rnerekomendasikan untuk melihat pengaruh corporate brand credibility terhadap product brand credibility secara searah maupun dua arah.
The overload of information in the market make the information becomes asymmetric. Meanwhile the consumer has time and cost constraint to process all information that they receive. Alvin Toffler (1970), had predicted this situation long time ago. He said this situation as an over information that come from the development and spreading of information technology around the world. In the other side, Jack Trot (1996) said this situation as an over communication. Meanwhile, another situation from over information is over choice that marked with overload of product offering on the market because the speed of product development (Sealy & M.Cristol, 1999). In over choice situation consumer confuse to choose the credible product. Over information and over choice make a product cannot stay in market in the long term. To cover this situation Tulin Erdem & Joffre Swait argue that a brand ought to have credibility that pushes a brand to be chosen by consumer. This research is focus to examine the influence of brand credibility (exogenous) on brand choice moderated by perceived quality, perceived risk, and information cost saved (endogen). This research is inspired from former research that conducted by Tulin Erdem & Joffre Swait that using structural equation modeling method. The findings on this research show research model consistent in energy drink category on the other hand in mobile phone category it cannot be consistent. This is because the hypothesis that connects to perceived risk variable is rejected. Recommendation for future research including several suggestions. First, to include the element of perceived risk therefore we can know which element that is affected. Second, we have to consider the other element that affect on brand choice not only perceived quality, perceived risk, and information cost saved. Third, we recommend specifying either corporate brand or product brand that used. We also recommend examining the influence of corporate brand credibility on product brand linearly and reciprocally.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Ludmila Rendrarputri
Abstrak :
Penulisan Karya Akhir ini bertujuan mengkaji manajemen penanganan keluhan penghuni apartemen dan pengaruhnya terhadap keinginan penghuni eksisting membeli lagi unit hunian baru yang sedang dibangun. Permasalahan mulai teridentifikasi setahun sejak serah terima dengan penghuni dilakukan pada tahun 1997. Hingga kini keluhan dari penghuni tetap bermunculan yang dikhawatirkan oleh pihak Building Management (BM) akan mempengaruhi tingkat kepuasan penghuni dan mempengaruhi keinginan untuk membeli unit tambahan (repeat purchase intention). Hal tersebut berkaitan dengan rencana Developer dalam meluncurkan unit-unit apartemen baru dalam Iingkungan yang sama. Penelitian ini mengangkat studi kasus penghuni Apartemen Taman Rasuna (ATR) Jakarta yang dikembangkan oleh PT Bakrie Swasakti Utama sebagai Developer dan PT Cakra Mulia Inti Buana sebagai perusahaan BM. Penelitian ini menggunakan metode Teknik Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Berganda. Data diperoleh melaiui wawancara yang dipandu dengan kuesioner kepada penghuni eksisting ATR dalam rangka mengenali persepsi mereka terhadap penanganan keluhan yang selanjutnya digunakan untuk menguji hipotesis terhadap beberapa variabel seperti Word of Mouth Valance, Word of Mouth Dissemination, Satisfaction dan Repeat Purchase intention. Temuan utama dari penelitian ini adalah lemahnya persepsi atas penanganan keluhan terhadap tingkat keinginan membeli lagi unit tambahan (Repeal Purchase !mention). Anaiisis dan pengembangan dari temuan penelitian ini telah menghasilkan beberapa rekomendasi untuk menjadi bahan pertimbangan pihak Developer dan BM dalam upaya mereka meningkatkan kepuasan penghuni dan meningkatkan peluang bagi suksesnya pemasaran unit-unit apartemen yang baru.
This Karya Akhir has the objective to assess Apartment unit owners' complaint handling management and its influence towards current owners' repeat purchase intention. Problems were identified as early as one year since apartment units were handed over in 1997. Problems kept arising which Building Management (BM) believes will influence current owners' satisfaction level and also influence repeat purchase intention which corelates with developer's plan to launch new apartment unit within the same area. This case study utilized resident of Taman Rasuna Apartment (ATR) which was developed by PT Bakrie Swasakti Utama as Developer dan PT Cakra Mulia Intl Buana as BM company. Descriptive Analysis and Multiple Regression Analysis were used. Data were obtained through interviews with current residents of ATR guided by a set of questionaire in order to identify their perception toward complaint management which are then used to lest hypothesis which consist of several variables such as Word of Mouth Valance, Word of Mouth Dissemination, Satisfaction and Repeat Purchase Intention. One major finding of this research is low perception towards complaint management in relation to repeat purchase intention. Further analysis and development of this research have produced several recommendation worthy of consideration by ATR's Developer and BM in their pursuit to improve resident's satisfaction and to enhance the probability of successful marketing campaign of new apartment units.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Animan Inoe
Abstrak :
Fond PT Mitra Permata a été fonde en aotlt 2004 par trois fondateurs. Les fondateurs n'ont eu aucune experience ou exposition aux affaires au detail mais ils a eu l?esprit d?étre entrepreneur. Cette circonstance conduit les fondateurs pour choisir franchise I licence de PT Modem Photo, le principal de Fujifilm en lndonesie. La raison prineipale de choisir la concession de Fujifilm est basse sur l'observation a plusieurs hypennarches a Jakarta qui menent a la conclusion ce Fujifilm toujours disponible toutes les fois que I'hyperrnarche s'est ouvert. Sans étude du marché, etude de faisabilite et clans absent des strategies, PT Mitra Permata a commence sa sortie en janvier 2005. Identiiication De Probléme Depuis son ouvert sa premiere sortie, PT Mitra Pen-nata a souffert de sa operation quotidienne. Bien que le chiffre d?aH`aire augmentait de la revue mensuelle, sa bénetioe d?exploitation est négatiti D' autre part, la PT Mitra Perrnata doit affronter aux concurrents qui sont plus gxands et avoir capital fort. Les concurrents ne sont pas prevus par des fondateurs puisqu'ils car ils pensait que ils sont le pnemier au nouveau centre de commercial. En l'absence des strategies, l'analyse du marché et le concurrent , menent sa gestion tendent a étre passifs au lieu d'acti£ Apres sept mois de son operation, la compagnie perd l?argent. Elle ne sait pas toujours de resoudre les problémes. D'aiIleurs, la gestion n?a pas le plan d'action pour repondre a Pauctioneer sur la perspective de compagnie a I?avenir. Solutions et recommendations Apres on a etudie et analyse des données primaires (des données opérationnels et de sondage) et des données secondaires (littérature, rapport de centre commercial) alors nous pouvons identifier plusieurs point clé: - La compagnie servir a seulement de 0,6% de visitcur de centre commercial. - Le potentiel du marché est assez grand. - la plupart de chiftie d?al?faire a devenu des ventes des marchandises alors le grand potentiel du marche n'avait pas saisi. - Actuellement, la technologie numerique a change l'industrie de photographic, cependant Jakarta a toujours beaucoup d'utilisateurs d'appareil photo de film au moins pendant 1'annee l ct l'annéc 2. Pour obtenir Pavantage du occasions PT Mitra Permata doit l.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Chrismanaria
Abstrak :
Tingkal kompetisi dalam industri selular kian hari kian meningkat. Pertumbuhan industri selular yang sedemikian tinggi dipacu antara lain oleh tingkat mobilitas masyarakat, harga ponsel yang semakin terjangkau, dan tarif kartu perdana dari operator selular yang murah. Saat ini, operator berlomba mempertahankan dan menambah pelanggannya dengan promosi yang memicu permasalahan baru yaitu menurunnya margin. Alternalif solusinya adalah dengan membangun ekuitas merek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program pemasaran yaitu price deals. intensitas iklan dan intensitas distriibusi terhadap ekuites merek dan dimensi-dimensinya dengan menggunakan analisis regresi. Penelitian membuktikan pula bahwa program pemasaran memberikan pengaruh positif terhadap dimensi-dimensi ekuitas merek yang selanjutnya memberikan efek positif terhadap ekuitas merek. Elemen price deals yang diduga berpengaruh negatif terhadap persepsi kualitas dan brand awareness tcmyata justru berpengaruh positif. Intensitas iklan berpengaruh paling dominan diikuti intensitas dislribusi dan price deals. Oleh sebab itu disarankan kepada operator selular untuk berhati-hati dalam memberikan price deals, terutama dengan adanya potensi turunnya tingkal revenue dan profit perusahaan. Proporsi iklan untuk mengkomunikaslkan keunggulan kompetitif, positioning dan image merek perlu ditingkatkan. Hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai mitra saluran distribusi seperti outlet ritel operaror dan bank, perlu terus dipelihara dan ditingkatkan.
Day by day competition level of cellular industry is growing. This growth was accelerated by the mobility of the people, low handset price. and low subscription fee. Nowadays operators are competing in maintain and adding customers by using promotions which gives operators a new problem that is the decrease of profit margin. An alternative solution to this situation is brand equity. This research objectives was to analyze the effects of marketing activities (consist of : price deals, advertising intensity dan distribution intensity) upon brand equity and its dimensionality by using regression analysis. The research proves that marketing activities correlates positively to dimensionality of brand equity and brand equity itself as well. Although price deals was Hypothezed to correlate negatively to perceived quality and brand awareness, it turns out that the research proves it correlates positively. Advertising intensity has the biggest effects to brand equity, followed by distribution intensity and price deals. Operator should implement price deals carefully, especially by the possibility of revenue and profit decrease. Proportion of advertising to communicate competitive advantage, positioning, and brand image must be elevated. Good relationships and cooperations with channel partners such as banking and outlets must be kept and increased all the time.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariawan Hindarko
Abstrak :
Tanpa kita sadari, seluruh aspek kehidupan kita erat berhubungan dengan informasi yang dapat tersampaikan dalam berbagai bentuk dan media. Media tersebut disebut dengan dokumen yang terdiri dari dokumen Hardcopy dan Softcopy. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan yang semakin meningkat. maka berkembanglah teknologi penggandaan dokumen yang semakin hari kian berkembang. Dari sekian banyak teknologi tersebut teknologi yang bertahan dan masih berkembang sampai saat ini adalah teknologi Percetakan atau yang lebih dikenal dengan offset dan teknologi fotocopi. PT Astra Graphia Tbk (Selanjutnya menjadi Astragraphia Document Solution dan disingkat menjadi ADS) mulai dikenal oleh masyarakat pada tahun 1970-an sebagai distributor tunggal mesin fotocopi Xerox di Indonesia. Pada saat itu ADS dapat menikmati keuntungan sebagai first mover karena teknologi fotocopi berkembang pesat menggantikan teknologi sebelumnya yaitu stensil. Sementara itu. teknologi percetakan jugs mengalami perkembangan yang sangal pesat dengan ditemukannya beberapa inovasi bare. Pada saat itu, kedua teknologi tersebut merupakan teknologi yang berbeda secara keseluruhan sehingga baik dari nisi kualitas, kecepatan maupun kemampuan dari kedua teknologi tersebut henarbenar berbeda. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi Digital di semua aspek kehidupan kita, dikenal dengan nama teknologi Digital Printing. sebenarnya merupakan teknologi pencetakan dengan menggunakan sinar laser sehingga menghasilkan kualitas dan kecepatan yang semakin baik dan dapat disetarakan dengan hasil dari mesin offset. Juga terjadi perubahan konsep dan pola pemasaran. Pada masa lalu dikenal konsep pamasaran masal sekarang konsep pemasaran bergerak ke arah One to One Marketing dan Just In Time (JIT) yang menychabkan jumlah ckscmplar dari setiap pencetakan penggandaan dokumen cenderung menurun. Berdasarkan trend perkembangan teknologi dan pemasaran di atas. Digital Printing menjadi solusi yang tepat bagi para pcmain di industi ini yang disebut Commercial Printer (CP). Tanpa biaya tetap untuk setiap prosesnya dan hasil sera kecepatan yang semakin baik Digital Printing sangat tepat untuk menjadi peltm,anli teknologi fotocopi analog dun pelengkap teknologi offset yang hares dimiliki oleh CP. Di dunia, penjualan teknologi Digital Printing ini sangat sukses namun di Indonesia, semenjak dipasarkan dari tahun 1990-an tingkat adopsinya masih sangat rendah. Hal tersebut menjadi salah sate pokok bahasan dalam karya akhir ini. Penelitian dilaksanakan kepada 30 (tiga puluh) pemain CP di Jabotabek dcngan menggunakan pendekatan model penelitian dari teori divusi inovasi dari jurnal yang dilulis oleh Ruud T Frambach. Model tersebut menjabarkan faktorfaktor yang mempengaruhi proses adopsi suatu inovasi dari nisi supplier penyedia inovasinya. karakteristik calon adopsirnya, karakteristik dari inovasi itu sendiri dun keadaan lingkungan industrinya. Dari beberapa variable yang ditetiti ditemukan bahwa memang masih ada beberapa hal yang menjadi penghambat adopsi teknologi Digital Print di pasar CP. Dari karakteristik pemain CP sendiri sebagai calon adopter, ada beberapa faktor pcnghamat diantaranya masih rendahnya tingkat sentralisasi di mereka. Tingginya tingkat fornialisasi, rendahnya tingkat interaksi antar karyawan dan ukuran perusahaan QCP yang tidak terlalu besar baik dari sisi pendapatan maupun karyawan. Sedangkan dari variable ketersediaan informasi. pads Saul ini informasi yang tersedia sudah baik namun pada umumnya para pemain CP tersebut hanya mengetahui mengenai konsep dari teknologi Digital Printing namun belum cukup detail untuk mengetahui aplikasi mana yang tepat untuk mereka. Menurut karakteristik inovasi dan kondisi iklim usahanya Digital Printing itu sendiri masih dipandang terlalu mahal dimana banyak pemain baru dengan modal yang kuat namun cenderung mcnghancurkan harga. Selain ilu, para pemain CP tersebut belum merasa yakin bahwa pasar sudah siap untuk rnengkonsumsi teknologi Digital Printing ini. Dari segi pemasaran yang saal ini dilakukan ADS, yang menjadi faktor penghambat proses adopsi adalah-pcranan ADS di segmen ICP inasih clirasa kurang dan lcrbatasnya opsi dari ADS untuk memiliki unit digital printing termasuk pelayanan purna jualnya. Menyingkapi hal tersebut, ADS harus menyiapkan beberapa strategi seperti proses edukasi pasar yang torus berjalan, pemanfaatan fasilitas yang dimiliki ADS untuk meyakinkan calon adopter, pengembangan strategi pemasaran untuk mengakomodasi kebutuhan pasar, menyiapkan strategi penjualan baru yang lebih fokus, produk yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas seperti fotocopi warna. Untuk mendukung hal tersebut, ADS juga harus melakukan langkah-langkah khusus perubahan struktur organisasi tim penjualan agar lcbih fokus pada masingmasing segmen, peningkatan kemampuan tenaga penjualan langsung ADS, secara konsisien torus mengadakan acara untuk edukasi pasar dan mengeksplore secara Iebih mendalam mengenai keunggulan produk ADS dibandingkan kompetitornya.
Nowdays, information is become of the critical thing in our lives that reflected in variety of media called document (Hardcopy or Softcopy). Due to the increasing of document utilization and needs, many technologies were develop to increase the speed and quality of producing the document. From offset technology, risography technology to: copier technology were develop by each vendor to support the needs and market. PT Astra Graphia Tbk (ADS) was; established in 1976 as a sole distributor for Xerox product in Indonesia. As the first mover in this industry, ADS succesfully introduced the xerography technology into Indonesian market. Meanwhile, offset technology also improve rapidly with many innovations. From the technology perspective, offset technology and xerography is totally different. But since the digital technology is now influenced in all aspects including in Graphic Arts Industry, digital and xerography technology are collaborating to create the new concept called Digital Printing. With continuous improvement, quality and speed of its technology is catching up with the offset printing quality. This new paradigm not only happened in the technology of the printing but also in the marketing concept. One to One Marketing and Just In Time (JIT) became the new concept of marketing that changed the paradigm of printing from less title more print to trtt3rr title leSs print. Based on above trends and paradigm, Digital Printing is a perfect solution for Commercial Printer. Willi no initial cost in each process are a continuous improvement in the quality and speed of printing, Digital Printing become the proper solution for Quick Commercial Print (QCP) to replace the analog copier technology and for Industrial Commercial Print (ICP) as a complement for their current offset printing. Xerox succesfully sold the Digital Technology in the whole world. n the contraty in Indonesia. ADS was introduced the Digital Printing in 1990 but the adoption level of Indonesian market is very slow until now. Research was conducted to 3() CP players in Jabotabek Area with approach using Diffusion of Innovation Theory by Ruud T Frambach. The variables that covered in the model including innovation characteristic, competitive environment and adopter characteristic. Based on above observered variables, the obstacle for the Digital Printing adoption process in CP market from adoter charateristic is as following: centralization is low, formalization is high, interaction among employee is low and the size of the QCP is relatively small (number of employees and revenue). From the information variable, most CP players felt that the information about Digital Printing is avaiable but they required more details. From the competitive environment variable, most CP playes considered the investment for Digital Printing technology is too high compare with the readiness of end users meanwhile there are some new players with big capital trying to ercalc the new market space with tow price strategy. ICP playes felt that ADS is well known as the copier vendor rather than the Digital Printing provider for CP market. Some respondence also mentioned that they need more options to accuired the digital printing technology from ADS. Based on the research above, ADS should address some new strategies as following: educating the market, utilization of ADS facility to support the sales process, developing new marketing strategy to accomodate the market needs and developing the new sales strategy which more focused on each segment. variety of products to fulfill the requirement from market such as: digital copier color. In order to support above strategies, ADS should prepare some infrastructure changes such as: restructuring the sales department, enhancing the capability of ADS Account Manager. educating the market and exploring the tangible and intangible value of ADS product competitive compare to its competitors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fryandi Ramada
Abstrak :
Industri telekomunikasi pada saat ini sedang mengalami booming dan perkembangan yang begitu pesat baik terutama dari sisi teknologi dan layanan yang dapat ditawarkannya. Perkembangan industri ini di Indonesia tidak jauh beda jika dibandingkan dengan negara - negara tetangga yang memiliki jumlah pelanggan yang lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia. Banyaknya operator telekomunikasi telah ada dan operator baru akan menjadikan industri ini menjadi lebih menarik untuk mendapatkan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi di dalam dunia telekomunikasi yang terjadi diantara kepuasan pelanggan, switching barrier dan kesetiaan pelanggan, mengetahui seberapa besar hubungan dan pengaruh yang ada diantara kepuasan pelanggan terhadap kesetiaan pelanggan, switching barrier terhadap kesetiaan pelanggan dan kepuasan pelanggan bersama - sama dengan swithcing barrier terhadap kesetiaan pelanggan. Metodologi penelitian yang dipakai adalah riset eksploratoris dan riset deskriptif. Riset eksploratoris berguna untuk mendapatkan gagasan, wawasan dan pemahaman atas situasi permasalahan yang dihadapi, serta riset deskriptif bertujuan untuk mencari informasi dan data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei dengan judgemental dan convenience sampling. Berdasarkan profil responden yang disurvei di 5 kota yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, dapat diketahui bahwa kartu seluler yang pertama dimiliki dan paling sering digunakan adalah kartu prabayar dengan pengguna dominan adalah para pelajar/mahasiswa, dominan berdomisili di Jakarta dan sebagian besar tidak memiliki keinginan untuk berpindah ke operator lainnya. Kepuasan pelanggan yang selama ini dipercaya memiliki pengaruh besar terhadap kesetiaan pelanggan ternyata setelah melalui proses pada hasil penelitian ini temyata tidaklah begitu penting pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan. Sementara switching barrier justru memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap loyalitas pelanggan dibandingkan kepuasan pelanggan itu sendiri, walaupun pada dasamya pengaruh dari switching barrier tersebut tidaklah terlalu signifikan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi para praktisi di dunia telekomunikasi khususnya di level operator telekomunikasi dalam menentukan arah konsentrasi perusahaan untuk lebih customer-oriented. Walaupun demikian, penelitian ini baru mencakup daerah - daerah di Jakarta dan sekitarnya, untuk mendapatkan pengertian yang Iebih jelas akan interaksi antara kepuasan pelanggan, switching barrier dan loyalitas pelanggan di dunia telekomunikasi, proses survei dan hasil dari penelitian ini bisa menjadi acuan untuk penelitian yang dapat menjangkau daerah yang lebih luas dan penelitian yang lebih mendalam berdasarkan karakteristik masing - masing daerah di nusantara ini.
Trends in worldwide telecommunication market is still experiencing a real fast development in its technology which also leads to fast development of services the telecommunication could offer to the market. And the same trend also takes place in Indonesia which has a large total number of subscribers where the market condition now is becoming more interesting to watch since there will be new entrants in this industry. This paper aims to seek the real interactions amongst customer satisfaction, switching barriers and customer loyalty, to understand how is the relations and how big the impacts of customer satisfaction towards customer loyalty, switching barriers towards customer loyalty and customer satisfaction together with the switching barriers towards customer loyalty. This paper utilizes exploratory and descriptive researches. The exploratory research will be useful in order to have understandings and ideas with regards to the identified problems meanwhile descriptive research aims to investigate the data. And the method of data collection is judgmental and convenience sampling. According to result of the survey which took place in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi, it is found that most of the respondents are using the pre-paid numbers as their first mobile number and as their most frequently used number, where the status of the respondents are mostly students or graduate students, domiciled in Jakarta and most of them do not have any intentions to switch to the other operators. It is also found that customer satisfactions, which previously believed as the most important factor that influencing customer loyalty, have only very little impact towards customer loyalty. Meanwhile switching barriers are then found as the most influencing factors towards customer loyalty compared to customer satisfaction, even though switching barriers itself do not have significant impacts towards customer loyalty. The results of this research will be useful for managers, executives and anyone in telecommunication industry especially those who works for Telco operators in defining and determining the company's policy of their customer oriented strategy. Nevertheless, the research only held in Jakarta areas. And if a full grasp of understanding regarding customer satisfactions, switching barriers and customer loyalty in telecommunication industry in Indonesia are required, the survey should be done covering more cities and more deep survey related to characteristics of each areas in Indonesia should considered necessary.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Chrismanaria
Abstrak :
Tingkat kompetisi dalam industri selular kian hari kian meningkat. Pertumbuhan industri sclular yang sedemikian tinggi dipacu antara lain oleh tingkat mobilitas masyarakat, harga ponsel yang scmakin terjangkau, dan tarif kartu perdana dari operator sclular yang mural'. Saat ini, operator berlomba mempertahankan dan menambah pelanggannya dengan promosi yang memicu permasalahan baru yaitu menurunnya margin. Alternatif solusinya adalah dengan membangun ekuitas merek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program pemasaran yaitu price deals, intensitas iklan dan intensitas distribusi terhadap ekuitas merek dan dimensidimensinya. dengan menggunakan analisis regresi. Penelitian membuktikan pula bahwa program pemasaran memberikan pengaruh positif terhadap dimensi-dimensi ekuitas merek yang selanjutnya memberikan efek positif terhadap ekuitas merek. Elemen price deals yang diduga berpengaruh negatif terhadap persepsi kualitas dan brand awareness ternyata justru berpengaruh positif. Intensitas iklan berpengaruh paling dominan diikuti intensitas distribusi dan price deals. Oleh sebab itu disarankan kepada operator selular untuk berhati-hati dalam memberikan price deals, terutama dengan adanya potensi turunnya tingkat revenue dan profit perusahaan. Proporsi iklan untuk mengkomunikasikan keunggulan kompetitif, positioning dan image merek perlu ditingkatkan. Hubungan baik dan kerjasama dengan berbaggai mitra saluran distribusi seperti outlet ritel operator dan bank, perlu terus dipelihara dan ditingkatkan.
Day by day competition level of cellular industry is growing. This growth was accelerated by the mobility of the people, low handset price and low subscription fee. Nowadays operators are competing in maintain and adding customers by using promotions which gives operators a new problem that is the decrease of profit margin. An alternative solution to this situation is brand equity. This research objectives was to analyze the effects of marketing activities (consist of: price deals, advertising intensity and distribution intensity) upon brand equity and its dimensionality by using regression analysis. The research proves that marketing activities correlates positively to dimensionality of brand equity and brand equity itself as well. Although price deals were hypotheses to correlate negatively to perceived quality and brand awareness, it turns out that the research proves it correlates positively. Advertising intensity has the biggest effects to brand equity, followed by distribution intensity and price deals. Operator should implement price deals carefully, especially by the possibility of revenue and profit decrease. Proportion of advertising to communicate competitive advantage, positioning, and brand image must be elevated. Good relationships and cooperation with channel partners such as banking and outlets must be kept and increased all the time.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafi Moeharjo
Abstrak :
ABSTRAK
Manajemen strategik merupakan suatu seni dan ilmu dalam pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang. Formulasi strategi merupakan salah satu tahapan penting dalam proses strategic management. Pada tahap formulasi strategi ini akan dikembangkan, dianalisa dan akhimya dipilih strategi yang akan diterapkan pada suatu organisasi. Agar dapat melakukan formulasi strategi yang baik maka diperlukan tiga hal penting yang berhubungan dengan keadaan organisasi itu sendiri. Yang pertama adalah posisi perusahaan pada saat ini, kedua posisi yang dikehendaki dimasa yang akan datang dan yang terakhir adalah keadaan lmgkungan bisnis organisasi tersebut dimasa yang akan datang.

Keadaan Iingkungan bisnis dimasa yang akan datang bersifat sangat dinamis, mudah berubah dan penuh dengan ketidakpastian. Dan hal ini terjadi di Indonesia pasca krisis ekonomi, dimana segala sesuatu dapat berubah dengan cepat. Dengan demikian diperlukan suatu perangkat analisa yang bisa mengakomodasi keadaan lingkungan yang dinamis. Scenario Planning merupakan salah satu perangkat analisa yang mampu mengakomodasi perubahan ? perubahan keadaan lingkungan yang berubah dengan cepat dan penuh dengan ketidakpastian. Karya akhir ini menganalisis formulasi strategi pada PT. ?X? dengan menggunakan Scenario Planning.

PT. ?X? adalah distributor alat-alat industri HITACHI di Indonesia. Pemilik selaku pengambil keputusan perusahaan memahami bahwa masa depan penuh dengan ketidakpastian sehingga terus mencoba-coba (trial & error). Keputusan yang dibuat hanya berdasarkan perkiraan harapan mereka saja. Sebagai akibatnya perusahaan saat ini tidak mampu memperoleh market share yang signifikan walaupun brand yang dimiliki cukup dìkenal ketangguhannya. Pertumbuhan perusahaan juga mandeg sehingga terkesan strategi yang digunakan adalah survival strategy.

Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai posisi perusahaan pada saat ini maka dibuat analisis remote environment, analisis key succes factors & audit internal perusahaan.

Dalam analisis remote environment dianalisa vektor ? vektor perubahan yaitu ekonorni (global & nasional), politik, teknologi dan sosial budaya. Dari analisis diperoleh bahwa situasi politik di Indonesia pasca krisis ekonomi yang tidak stabil sangat banyak mempengaruhi keadaan perekonomian pada umumnya dan bisnis khususnya.

Dalam perdagangan alat ? alat industri di Indonesia ternyata country of origin memegang peranan peranan dalam mempengaruhi keputusan untuk membeli pelanggan. Hal ini diperoleh dalam analisis key success factors yang diperlukan oleh perusahaan untuk dapat masuk dan bertahan dalam persaingan. Semua key success factors dimiliki oleh PT ?X? namun belum digunakan secara intensif sehingga terlihat bahwa PT. ?X? hanya sebagai follower saja.

Dari hasil audit internal terdapat kelemahan dalain struktur modal sehingga mempengaruhi unjuk kerja keseluruhan PT.?X. Beberapa kompetitor sudah go public sehingga dan segi ukuran PT. ?X? tertinggal dibandingkan dengan kompetitornya. Dengan adanya keterbatasan modal ini maka ada beberapa segmen pasar dan service yang seharusnya dapat ditangkap namun tidak terlayani. Dengan adanya persetujuan pasar bebas yang ditandatangani pemerintah Indonesia maka terdapat ancaman yang berasal dari distributor alat industri semerek dan negara tetangga atau malah dan prinsipal sendiri.

Variabel kestabilan politik merupakan variabel eksternal yang dominan dan sangat berpengaruh terhadap variabel lainnya. Dari situasi internal menjadi variabel internal yang utama. Hal ini terungkap dalam tahap pertama pembuatan skenario yaitu menentukan variabel yang dominan. Kemudian dengan membuat kisaran ? kisaran asumsi dan variabel internal dan eksternal serta operasi kombinasi dan masing ? masing kisaran asumsi maka terbentuk empat buah skenario. Skenario ? skenario tersebut adalah Flight of Flaminggoes (kestabilitan politik positif dan situasi internal menguntungkan), Lame Duck (kestabilan politik positif dan situasi internai kurang menguntungkan), Icarus (kestabilan politik kurang positif dan situasi internal menguntungkan) dan Ostrich (kestabilan politik kurang positif dan situasi internal kurang menguntungkan).

Langkah selanjutnya dengan memperhatikan masing ? masing skenario dipilihlah beberapa strategi generik yang sesuai dengan situasi. Dan pada akhirnya dipilih beberapa strategi generik saja yang sesuai dengan situasi dan kondisi PT. ?X? pada saat itu. Seperti market development dan market pene tration pada skenario flight of the Flaminggoes; stabilitas, market penetration dan joint venture paLia skenario Lame Duck, stabilitas pada skenarlo Icarus; serta likuidasi pada skenanio Ostrich.

Melihat perkembangan situasi politik yang membaik setelah pergantian presiden yang baru lalu maka skenario Flight of the Flamingoes merupakan skenario yang paling mungkin menjadi kenyataan setidaknya sampai dengan tahun 2004. Dengan demikian strategi yang dipilih dan diterapkan pada PT. ?X? adalah market development dan market penetration. Sebagai konsekuensi dan dipilihnya strategi ini maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti rnemperkuat jaringan distribusi yang ada dan adanya pasar yang belum terjamah pada market development Menanibah tenaga penjual dan teknisi, meningkatkan biaya ikian dan meningkatkafl promosi penjualan pada market penetration.
2001
T4766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Iman Santoso
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Pandapotan
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya pasti selalu menginginkan agar sumber daya yang dimiliki bisa dipergunakan untuk memproduksi dengan cara yang paling efisien dan seefektif mungkin bisa memenuhi harapan pelanggan dan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan sendiri. Karena itulah maka perusahaan principal di Jepang menetapkan strategi pembagian produk berdasarkan potensi sumber daya dan kemampuan masing masing perusahaaan di kawasan ASEAN, mengikuti kebijakan yang diambil oleh pelanggannya industri kendaraan bermotor.

Produk yang ditetapkan menjadi core bagi kawasan ASEAN yang diproduksi oleh pabrik Indonesia adalah Spark Plug, Compressor, Bus Air Conditioner, ISCV dan Radiator. Karena sudah memiliki Core product, maka aktifitas ekspor dan impor akan meningkat sejalan dengan adanya kebutuhan untuk saling melengkapi produk antar anggota grup diwilayah ASEAN.

Untuk memperoleh laba yang lebih tinggi secara finansial, manajemen perusahaan menetapkan kebijakan Cost reduction program yaitu menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi operasional pada semua aspek baik itu produksi ataupun non produksi dalam 1ingkungan perusahaan. Secara serentak se mua departemen melakukan analisis biaya berdasarkan aktifitas (Activities Based Cost), penghematan terutama dalam hal pemakaian fasilitas sehari-hari seperti energi listrik, air, gas, kertas, alat keselamatan kerja, alat kebersihan, pemakaian perkakas dan peralatan (consumable tools) pemakaian material (consumable material), atau menggabungkan dua proses atau lebih menjadi satu dan lain-lainnya.

Program tersebut dijalankan secara terns menerus dan membawa dampak yang baik bagi perusahaan. Sehingga p ada t ahun 2 001 ada s ebuah i de u ntuk m elakukan p enghematan biaya dari pemakaian Packaging.

Pada mulanya ide tersebut kurang diperhatikan karena dianggap akan menimbulkan masalah yang cukup serius hanya karena perusahaan tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup dalam hal Packaging. Tetapi karena yakin akan meperoleh manfaat maka ide tersebut dilaksanakan dengan cara yang belum pemah dilakukan oleh perusahaan ini sebelumnya.

Perusahaan mewujudkan ide ini menjadi sebuah inovasi packaging dengan cara: 1. Melibatkan kekuatan suplayer Packaging dan kedinamisan supply market-nya untuk menjadikannya sebagai bagian dari keunggulan daya saingnya. 2. Meyakinkan pihak yang menyangsikan kemampuan packaging dengan cara menguji berdasarkan literatur dan mempresentasikannya secara nyata 3. Mejalin hubungan vertikal yang baik antara suplayer, perusahaan dan pelanggan dalam hal tukar menukar pengetahuan, informasi tentang proses yang terkait dalam masalah packaging ini agar bisa didapatkan hasil yang optimal.

Setelah 1ebih d ari setahun ide ini bisa terwujud dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi sup layer, perusahaan dan pelanggan yang terlibat dalam aktifitas ini.

Untuk masa ke depannya adalah mengembalikan posisi packaging ini pada porsinya karena packaging harus mendapatkan perhatian yang serius, karena ia merupakan elemen penting dalam Realization Processes bagi QS 9000 sebagai suatu sistim manajemen mutu untuk industri otomotif yang dibentuk oleh The Big Three, dan harus diterapkan oleh suplayer-suplayemya.

Perusahaan bisa melakukan perbaikan dengan segera melalui perbaikan struktur organisasi dan pembuatan job description yang lebih detail untuk setiap anggota fungsionalnya Langkah yang perlu diambil oleh perusahaan adalah untuk melanjutkan aktifitas inovasinya kepada aspek lingkungan seperti 1. Mengurangi pemakaian produk sumber daya alam yang kurang perlu (Reduce) 2. Memakai ulangpackaging yang sudah ada bilamana memungkinkan (Reuse) 3. Sedapat mungkin menggunakan material Packaging yang bisa didaur ulang (Recycle)
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>