Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhywa Darmawan
Abstrak :
Perilaku ramah lingkungan merupakan salah satu dimensi penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, perilaku ramah lingkungan harus diterapkan dalam kegiatan sehari-hari oleh masyarakat. Sementara itu, masyarakat DKI Jakarta cenderung tidak menerapkan perilaku ramah lingkungan dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui profil perilaku ramah lingkungan masyarakat, 2) mengetahui penerapan perilaku ramah lingkungan dalam tempat tinggal, 3) menentukan faktor yang paling berpengaruh, dan 4) menentukan upaya yang tepat dalam upaya peningkatan perilaku ramah lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik (uji t, uji anova, korelasi, regresi berganda, dan analisis deskriptif). Hasil penelitian menunjukkan, profil kurang baik dan cukup pada perilaku ramah lingkungan merupakan profil yang menggambarkan perilaku ramah lingkungan masyarakat DKI Jakarta. Penerapan perilaku ramah lingkungan pada pengelolaan tempat tinggal belum menunjukkan hal baik. Sikap terhadap lingkungan merupakan faktor yang paling mempengaruhi perilaku ramah lingkungan bila dibandingkan dengan fasilitas umum. Untuk itu, upaya berbasis pemberian pendidikan dan peningkatan kualitas fasilitas umum merupakan upaya yang tepat dalam peningkatan perilaku ramah lingkungan. ...... Environmental friendly behavior is one of the important dimensions in achieving sustainable development. Therefore, environmental friendly behavior must be applied in daily activities by the community. However, the people of DKI Jakarta tend not to apply environmental friendly behavior in their daily activities. The purpose of this study is 1) to discover the profile of community friendly behavior, 2) to discover the application of environmentally friendly behavior in the residence 3) to analyze the most influential factors, and 4) determine appropriate efforts to improve environmental friendly behavior. This study uses statistical analysis methods (t test, anova test, correlation, regression, and descriptive analysis). The results of the study showed that a unfriendly and sufficient profile in environmental friendly behavior was a profile that described the environmental friendly behavior of the DKI Jakarta community. The application of environmental friendly behaviors to living quarters has not shown good results. Environmental attitude is the factor that most influence factor to develop environmental friendly behavior compared to public facilities. As a result, providing education and improve the quality of public facilities are appropriate efforts to improve environmental friendly behavior.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T52317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswantoro Rusca Putra
Abstrak :
ABSTRAK Perawat merupakan profesi yang memiliki tingkat stres tinggi dan berisiko burnout. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring serta mengidentifikasi pengaruhnya terhadap burnout perawat pelaksana. Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan dalam dua tahap. Tahap satu yaitu pengembangan model yang diawali dengan penelitian kuantitatif tentang persepsi perawat pelaksana terhadap lingkungan kerja dan burnout. Model kemudian dikembangkan dengan cara melakukan uji statistic pemodelan, studi literatur dan konsultasi pakar. Tahap kedua yaitu uji coba model untuk menentukan pengaruh terhadap burnout. Penelitian tahap dua merupakan penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain post test with control group. Perawat yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 485 perawat untuk tahap 1,  85 perawat kelompok intervensi dan 85 perawat kelompok kontrol untuk tahap 2. Hasil penelitian tahap satu diketahui perilaku caring kepala ruangan , beban kerja, kendali, penghargaan mempengaruhi kelelahan emosional (p<0.005) dan dihasilkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring. Hasil penelitian tahap dua membuktikan adanya penurunan skor kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya penurunan pencapaian prestasi secara signifikan (p<0.001) dibandingkan skor awal. Kesimpulan hasil penelitian yaitu model lingkungan kerja perawat berbasis caring menurunkan gejala burnout pada perawat dan direkomendasikan digunakan oleh kepala ruangan dalam pengelolaan lingkungan kerja.
ABSTRACT Nurses are professions that have high stress levels and cause susceptibility to burnout. The purpose of this reserach is to develop a nurse work environment based on caring model and identify its effectiveness on burnout among nurses. This study conducted in two stages. First stages acknowledge constructing a model by integrating the results of quantitative study about perception of work environment and burnout among nurses. Model was developed using statistic modeling test, literature review, and expert review. The second stage identified the influence the model on reducing burnout. The second stage of this study used quasi experimental research using post test with control group design. The number of nurses who participated in this study is 85 nurses in intervention group and 85 nurses in control group. The results of the first stage study found that the nurse manager caring behavior (p=0.0001), workload (p=0.0001), control (p=0.0001), rewards (p=0.004) affect emotional exhaustion. The second stage of research proved the significant decrease in emotional exhaustion, depersonalization, and increase personal accomplishment (p=0.0001) after intervention compared with in control group. The conclusion of the research is that nurses work environment based on caring models reduce symptoms of burnout in nurses and it is recommended for use by the nurse manager in managing the work environment.

 

Keyword: nurses work environment based on caring mode; emotional exhaustion; depersonalization; reduce personal accomplishment.

 

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2576
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andin Andiyasari
Abstrak :
Penelitian ini berusaha menjawab inkonsistensi hasil penelitian hubungan antara kepemilikan psikologis dan inisiatif perubahan (perilaku keterlibatan aktif dan perilaku menolong) dengan menguraikan peranan dari faktor kontekstual (dukungan organisasi), faktor individual (rasa kebersamaan), dan tipe-tipe kepemilikan psikologis. Menggunakan sampel dari dua perusahaan jasa (profesi dan non-profesi), yakni Kantor Akuntan Publik X (KAP X, N=117) dan BUMN Jasa Konstruksi Z (BUMN Z, N=93), studi menemukan bahwa saat tipe organisasi tidak dikontrol, rasa kebersamaan memoderasi hubungan antara kepemilikan psikologis berbasis pekerjaan dan perilaku keterlibatan aktif. Rasa kebersamaan memperkuat efek kepemilikan psikologis berbasis pekerjaan untuk karyawan menampilkan perilaku keterlibatan aktif. Analisis pada masing-masing sampel perusahaan menemukan efek yang berbeda. Pada KAP X, dukungan organisasi berperan sebagai penyangga (substitute effect) terhadap efek negatif kepemilikan psikologis yang rendah pada perilaku keterlibatan aktif. Saat kepemilikan psikologis berbasis pekerjaan rendah, dukungan organisasi yang tinggi menjadi penyangga untuk karyawan menampilkan perilaku keterlibatan aktif. Tetapi, saat kepemilikan psikologis berbasis pekerjaan tinggi, dukungan organisasi menjadi tidak berperan. Sebaliknya pada BUMN Z, dukungan organisasi menjadi penguat (enhancer effect) hubungan positif antara kepemilikan psikologis berbasis pekerjaan yang tinggi pada keterlibatan aktif. Saat kepemilikan psikologis berbasis pekerjaan tinggi, dukungan organisasi yang tinggi memperkuat perilaku keterlibatan aktif karyawan. Rasa kebersamaan dan dukungan organisasi juga memediasi hubungan antara kepemilikan psikologis (berbasis organisasi dan pekerjaan) dengan perilaku menolong. Pada saat tipe organisasi tidak dikontrol, kedua variabel bersama-sama menjadi mediator. Tetapi saat tipe organisasi dikontrol (KAP X dan BUMN Z), ditemukan peran yang berbeda dari kedua mediator. Pada KAP X, rasa kebersamaan memediasi hubungan antara kepemilikan psikologis berbasis pekerjaan dan perilaku menolong sementara dukungan organisasi memediasi hubungan antara kepemilikan psikologis berbasis organisasi dan perilaku menolong. Sebaliknya pada BUMN Z, dukungan organisasi dan rasa kebersamaan secara simultan memediasi hubungan antara kepemilikan psikologis berbasis organisasi dan perilaku menolong. Secara ringkas, faktor kontekstual dan individual memegang peranan penting dalam memunculkan perilaku menolong dan keterlibatan aktif. Karakteristik pekerjaan yang berbeda juga berpengaruh dalam memunculkan perilaku keterlibatan aktif dan menolong. ......This study seeks to answer the inconsistency research results on the relationship between psychological ownership and change initiatives (taking charge and helping behaviors) by exploring the role of contextual factor (organizational support), individual factor (sense of togetherness), and types of psychological ownership. Using the samples from two service organizations (profession and non-profession), which is Accounting Firm (KAP) X (KAP X, N=117) dan State- Owned Enterprise (BUMN) Construction Services Z (BUMN Z, N=93), this study find that when type of organization is not controlled, sense of togetherness moderates the relationship between job-based psychological ownership and taking charge. Sense of togetherness strengthens the effects of job-based psychological ownership within employees to demonstrate taking charge. Analysis in individual organization samples find different effects. In KAP X, organizational support acts as buffer (giving substitute effect) upon the negatif impact of low job-based psychological ownership on taking charge. When job-based psychological ownership is low, high organizational support becomes buffer for employess to demonstrate taking charge. However, when job-based psychological ownership is high, organizational support loss its role. On the other side in BUMN Z, organizational support acts as enhancer upon the positive impact of high job-based psychological ownership on taking charge. When job-based psychological ownership is high, high organizational support enhances employees? taking charge behavior. Sense of togetherness and organizational support also mediate the relationship between psychological ownership (organizational- and job-based) and helping. When type of organization is not controlled, both variables simultaneously mediate such relationship. However, when type of organization is controlled (KAP X and BUMN Z), the two mediators give different effects. In KAP X, sense of togetherness mediates the relationship between job-based psychological ownership and helping while organizational support mediates the relationship between organizational-based psychological ownership and helping. On the other side in BUMN Z, organizational support and sense of togetherness simultaneously mediate the relationship between organizational-based psychological ownership and helping. In brief, contextual and individual factors play important roles in emerging helping and taking charge behaviors. Different business characteristics also have a role in such emergence.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
D1396
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resekiani Mas Bakar
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian embodied cognition menjelaskan emosi dalam interaksi interpersonal melalui peran suhu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh pengalaman sensorik tubuh akan suhu dingin terhadap regulasi emosi, ketika individu merasakan emosi negatif.Studi eksperimen dilakukan dengan menggunakan manipulasi sensorik suhu dingin atau hangat dan induksi emosi agresif atau netral dalam bentuk non-situated cognition. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika tubuh mengalami sensorik dingin dan mendapatkan induksi emosi agresif, mampu meningkatkan durasi respon dan lebih rendah merasakan marah, dibandingkan saat tubuh mengalami suhu hangat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pegalaman fisik terhadap suhu dingin mengaktifkan konsep regulasi emosi.
ABSTRACT
Embodied cognition research was aimed to test whether bodily sensoric of coldness influenced to emotional regulation process, particularly when the negative emotional state was applied to participant. This experimental study was applied temperature sensory manipulation cold versus warm with two different emotional induction anger versus neutral in a form of non situated cognition.The study was indicating that compared to a warm temperature, a cold sensory experience, which in the same time a negative emotional was inducted, significantly increased the response duration and reduced the intention of anger. The research findings demonstrated that bodily experience of coldness exposure activates the emotional regulation process.
2017
D2311
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wustari Larasati Mangundjaya
Abstrak :
Perubahan sudah menjadi salah satu keharusan bagi organisasi untuk dapat bertahan dan berkembang. Meskipun demikian masih banyak terdapat kegagalan dan rintangan dalam menerapkan perubahan organisasi. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan perubahan organsiasi adalah faktor manusia, antara lain karena adanya penolakan dari anggota organisasi dan kurangnya komitmen untuk perubahan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model mengenai pengaruh positif dari kepemimpinan perubahan terhadap komitmen afektif untuk perubahan melalui kepercayaan pada organisasi dan rasa berdaya psikologis. Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang asuransi/penjaminan dengan jumlah responden sebanyak 539 orang. Pengambilan data dilakukan melalui empat kuesioner, yaitu: (a) komitmen perubahan afektif, berdasarkan Herscovitch dan Meyer, (2002) (b) kepemimpinan perubahan, berdasarkan Liu (2010) (c) kepercayaan pada organisasi berdasarkan Cummings dan Bromiley (1996), dan (d) rasa berdaya psikologis berdasarkan Spreitzer (1995,2007). Untuk menganalisis data digunakan SEM sebagai alat pengujian model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan perubahan memiliki pengaruh positif terhadap komitmen afektif untuk perubahan melalui kepercayaan pada organisasi dan rasa berdaya psikologis. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kedua dimensi kepemimpinan perubahan, yaitu perilaku menjual-perubahan dan perilaku mengimplementasi-perubahan keduanya berperan sebagai indikator kepemimpinan perubahan. Untuk itu, dalam memimpin perubahan perlu adanya dua kegiatan, yaitu sosialisasi dan implementasi perubahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu tentang perubahan organisasi, serta bagi praktisi dan organisasi dalam mengelola perubahan organisasi, khususnya dalam membangun komitmen afektif untuk perubahan ......In order to survive and exist, organizational change is a must. However, there are many organizational changes that were not successful, which one of the reasons is due to the lack of organizational change commitment from employees. The objective of this research is to test the model about the positive impact of change leadership on affective commitment to change through psychological empowerment and organizational trust. This research was conducted at 2 (two) financial state-owned company with 539 respondents. Data was collected using 4 questionnaires, namely: 1) Affective Commitment to Change based on Herscovith and Meyer (2002); 2) Change Leadership, based on Liu (2010); 3) Organizational Trust based on Cummings and Bromiley (1996). A statistical technique namely Statistical Equation Method (SEM) was used to analyse the data. Results showed that change leadership had positive impact on affective commitment to change, through psychological empowerment and organizational trust. Results also showed that both dimensions of change leadership, namely change-selling behavior and change-implementing behavior had the same role as change leadership indicators. As a result, in leading organizational change there are two activities should be undertaken, namely socialization and implementation the organizational change. Implications and contribution of this research can be used both for theory development as well as practical purposes for organization, on the way they manage the organizational changes, especially on the development of affective commitment to change
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library