Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiesta Ellyzha Eka Hendraputri
Abstrak :
Essential oil mampu membunuh bakteri penghasil VSCs penyebab bau mulut sehingga penelitian ini ingin menguji efektivitas strip dari edible-film mengandung lima macam essential oil terhadap bau mulut. Penelitian ini adalah uji klinis menggunakan desain cross-over, randomized-double-blind, dan placebo-controlled-trial dengan 15 partisipan laki-laki. Parameter yang diukur adalah tongue coating, skor organoleptik, dan VSCs. Berdasarkan hasil penelitian, strip essential oil tidak efektif menurunkan tongue coating, namun, terbukti efektif menurunkan skor organoleptik hingga 60 menit dan menurunkan VSCs hingga 30 menit. Placebo tidak efektif menurunkan ketiga parameter bau mulut. Oleh karena itu, strip essential oil lebih efektif menurunkan bau mulut dibandingkan dengan placebo.
Essential oil could kill the VSCs-producing bacteria, so, this research was to determine the efficacy of strip made from edible-film containing five types of essential oil on oral malodor. This research was clinical trial using cross-over, randomized-double-blind, and placebo-controlled-trial design with 15 male participants. The measured parameters were tongue coating, organoleptic score, and VSCs. From the result, essential oil strip couldn`t reduce tongue coating, however, it was significantly reduce organoleptic score until 60 minutes and VSCs until 30 minutes. Placebo couldn`t reduce all three oral malodor parameters. So, essential oil strip is more effective than placebo in reducing oral malodor.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dira Gemiani
Abstrak :
Latar Belakang: Strip essentials oil dapat digunakan sebagai alternatif pencegahan karies gigi. Tujuan: Mengetahui efektivitas strip essentials oil terhadap resiko karies gigi. Metode: Subjek penelitian berjumlah 15 orang yang diberikan perlakuan berupa konsumsi strip essentials oil dan placebo dengan mengukur pH plak dan jumlah koloni s. mutans. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pH plak dan jumlah koloni s.mutans dengan nilai p>0.05. Kesimpulan: Penggunaan strip essentials oil tidak bermakna menghambat jumlah koloni s.mutans dan mencegah peningkatan pH plak. ......Background: Strip essentials oil can be used as an alternative of dental caries prevention. Objective: Knowing the efficacy of strip essentials oil on caries risk factor. Methods: 15 subject were given strip essentials oil and strip placebo then measured plaque pH and s.mutans colony. Results: There are no significancy in differences measurement on plaque ph and s.mutans colony with p>0.05. Conclusion: The used of strip essential oil not significant to inhibit s.mutans colony growth dan the increase of plaque pH.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita
Abstrak :
Menopause mengakibatkan defisiensi estrogen yang menyebabkan terjadinya osteoporosis. Daun pegagan mengandung fitoestrogen yang bisa menggantikan kerja estrogen di dalam tubuh untuk mencegah osteoporosis. Untuk menganalisis pengaruh larutan esktrak daun pegagan terhadap kadar kalsium dan fosfat pada tulang, dilakukan aplikasi ekstrak pegagan pada tikus ovariektomi dengan dosis 60mg/kgBB, 120mg/kgBB, dan 180mg/kgBB selama 30 hari. Pemeriksaan kadar kalsium dan fosfat tulang dilakukan melalui teknik destruksi basah dan pengukuran menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan esktrak daun pegagan tidak dapat mempertahankan kadar kalsium dan fosfat tulang pada tikus ovariektomi. ...... Menopause causes estrogen deficiency, which leads to osteoporosis. Centella asiatica L. contains phytoestrogen that could act as estrogen in the body to prevent osteoporosis. In order to analize effect of Centella asiatica L. leaves extract to bone calcium and phosphate level, the extract was administered to the ovariectomized rats with dose of 60mg/kgBW, 120mg/kgBW, and 180mg, kgBW for 30 days. The bone calcium and phosphate level were acquired by wet ashing technique and spectrophotometer measurement. The result showed Centella asiatica L. leaves extract is not able to maintain bone calcium and phosphate level of ovariectomized rats.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanissa
Abstrak :
Defisiensi estrogen pada wanita post-menopausal berakibat pada menurunnya massa tulang seperti yang terlihat pada penderita osteoporosis. Oleh karena itu, diperlukan bahan pengganti estrogen sebagai terapi osteoporosis post-menopausal. Melalui penelitian ini diteliti efektifitas pegagan sebagai bahan pengganti estrogen. Terapi dengan pegagan berbagai konsentrasi pada tikus yang telah diovariektomi menunjukkan hasil peningkatan jumlah osteosit, diikuti dengan penurunan jumlah osteoklas namun tidak ada peningkatan jumlah osteoblas yang bermakna. ...... Estrogen deficiency in post-menopausal women results in reduced bone quality as seen in osteoporotic patients. Thus, an alternative estrogen source is needed as post-menopausal osteoporosis therapy. In this research, the efectivity of Centella as phytoestrogens is examined. Therapy with Centella in different concentrations in ovariectomized rats shows increased number of osteocytes, followed by decreased number of osteoclasts but no significant increase of osteoblasts.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S568895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanaa
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Periodontitis merupakan kondisi patologis yaitu terjadinya inflamasi atau peradangan yang menyebabkan hilangnya jaringan pendukung gigi seperti gingiva, ligamen periodontal, dan kerusakan tulang alveolar. Untuk mengatasi periodontitis dapat dikembangkan terapi menggunakan bahan alami yaitu propolis dimana propolis memiliki efek farmakologi, seperti anti-mikrobial dan anti-inflamasi. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel propolis 5% terhadap periodontitis secara klinis dan kerusakan tulang pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread. Metode: 18 Mus musculus dibagi menjadi kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Kemudian dipasangkan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar dua kanan maksila untuk memicu periodontitis. Kemudian pada hari ke-7 dilakukan pelepasan ligature dan dilakukan pengaplikasian gel propolis 5% untuk kelompok perlakuan, gel metronidazole untuk kontrol positif, dan gel plasebo untuk kontrol negatif. Pengambilan sampel tulang alveolar dilakukan pada hari ke-14 dan dilakukan pengamatan pada bagian bukal menggunakan stereomikroskop. Pada hari ke-7 dan hari ke-14 juga dilakukan pengukuran kedalaman poket dan skor SBI. Hasil: Terdapat penurunan poket dan penurunan skor SBI pada kelompok gel propolis 5%, namun tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol (p>0,05). Selain itu luas rata-rata kerusakan tulang antara kelompok gel propolis 5% tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol. (p>0,05). Kesimpulan: Gel Propolis 5% tidak memiliki efek terapi terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadia Canaparimita Ghrena Duhita
Abstrak :
Latar Belakang : Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang sering ditemukan di Indonesia. Diperlukan upaya alternatif pencegahan, yang dalam penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan dua bahan aktif CPP-ACP dan lilin propolis dalam satu sediaan permen karet bebas gula dengan lima konsentrasi yang berbeda (0% Prop, 0% CPP-ACP ; 0% Prop + CPP-ACP ; 2% Prop + CPPACP ; 4% Prop + CPP-ACP ; dan 6% Prop + CPP-ACP). Tujuan : Menganalisis kadar pelepasan ion kalsium dan fosfat oleh CPP-ACP untuk mendukung remineralisasi dan keefektifan lilin propolis dalam menekan pembentukan massa biofilm S.mutans pada subjek bebas karies serta melihat apakah kedua bahan aktif ini efektif jika digabungkan dalam satu sediaan permen karet bebas gula. Metode : 25 sampel saliva bebas karies sebelum dan sesudah simulasi pengunyahan lima konsentrasi permen karet in vitro dilakukan uji pelepasan ion kalsium dan fosfat serta uji biofilm. Pelepasan ion kalsium dideteksi menggunakan AAS, ion fosfat menggunakan Spektrofotometri UV-VIS, dan uji biofilm menggunakan uji crystal violet 96-well plate ELISA dan dibaca menggunakan microplate reader. Hasil : Permen karet CPP-ACP-Propolis dengan konsentrasi 0% Prop + CPP-ACP menunjukkan kadar pelepasan ion kalsium (p≤0,05) dan fosfat (p>0,05) tertinggi dan signifikan dalam menekan pembentukan massa biofilm S.mutans (p≤0,05). Simpulan : Terjadi peningkatan kadar ion kalsium dan fosfat pada saliva bebas karies, serta, penurunan massa biofilm S.mutans setelah pengunyahan permen karet CPP-ACP-Propolis.
Background: Dental caries is an oral disease commonly found in Indonesia. Alternative prevention are needed, which in this research is going to be combining two active components which are CPP-ACP and propolis wax into one substance of sugar-free chewing gum with five different concentrations (0% Prop, 0% CPPACP ; 0% Prop + CPP-ACP ; 2% Prop + CPP-ACP ; 4% Prop + CPP-ACP ; and 6% Prop + CPP-ACP). Objectives: To analyze the amount of calcium and phosphate ion released by CPP-ACP to support the remineralization and to analyze the effectiveness of propolis wax in suppressing the mass formation of Streptococcus mutans biofilm in caries-free subjects and also observing if these two active components are effective when combined into one substance of sugarfree chewing gum. Methods: 25 samples of caries-free saliva before and after the mastication simulation (five concentrations of chewing gum) in vitro, observed the release of calcium and phosphate ion along with a biofilm assay. The release of calcium ion is detected using AAS, while phosphate ion using the Spectrophotometry UV-VIS, and the biofilm assay using the crystal violet 96-well plate ELISA and evaluated with a microplate reader. Result: Chewing gum with a concentration of 0% Prop + CPP-ACP has shown the highest release level of calcium (p<0,05) and phosphate ion (p>0,05) and is significant in suppressing the mass formation of S.mutans biofilm (p<0,05). Conclusion: Increased calcium and phosphate ion level in caries-free saliva and decreased of S.mutans biofilm mass after mastication simulation of CPP-ACP-Propolis chewing gum are detected.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildza Hasnamudhia
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah karies gigi. Penggabungan antara lilin propolis, yang mempunyai sifat antibakteri, dan CPP-ACP, yang merupakan agen remineralisasi, sebagai bahan aktif di dalam medium permen karet CPP-ACP-Propolis merupakan suatu keuntungan dan inovasi baru dalam upaya pencegahan karies.

Tujuan: Menganalisis kerja dari CPP-ACP dan lilin propolis jika digabungkan dalam satu formulasi permen karet, dilihat dari kadar ion kalsium dan ion fosfat yang dilepas CPP-ACP dan penekanan massa biofilm S.mutans oleh lilin propolis, terhadap saliva subjek karies. Metode: Dilakukan simulasi pengunyahan lima konsentrasi permen karet (0%propolis, 0%CPP-ACP; 0%propolis + CPP-ACP; 2%propolis + CPP-ACP; 4%propolis + CPP-ACP; 6%propolis + CPP-ACP) secara in vitro pada 25 sampel saliva subjek karies kemudian diuji menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer untuk melihat kadar ion kalsium, Ultraviolet-Visible Spectrophotometer untuk melihat kadar ion fosfat, serta uji crystal violet untuk menganalisis penurunan massa biofilm.

Hasil: Terdapat peningkatan kadar kalsium yang signifikan pada saliva + eluen permen karet dibandingkan dengan kontrol saliva, dengan tingkat pelepasan kalsium tertinggi dari permen karet CPP-ACP + 2% propolis. Terdapat peningkatan kadar fosfat yang tidak signifikan antara kontrol saliva dan saliva+eluen permen karet. Terjadi penurunan massa biofilm S.mutans yang signifikan antara kontrol saliva dan saliva+eluen permen karet, dengan penurunan terbanyak oleh konsentrasi permen karet CPP-ACP dan CPP-ACP+6%propolis. Simpulan: Simulasi pengunyahan permen karet CPP-ACP-Propolis menghasilkan peningkatan kadar ion kalsium dan ion fosfat, serta penurunan massa biofilm S.mutans pada saliva subjek karies.
Background: The most frequent oral disease found in Indonesia is caries. The combination of propolis wax, which is an antibacterial agent, and CPP-ACP, which is a remineralization agent, as the active compounds in chewing gum is an advantage and a new innovation in caries prevention. Aim: To analyze the effect of CPP-APP and propolis wax if both are combined in a chewing gum formulation, observed from the calcium and phosphate ion level released by CPPACP and the emphasis of S.mutans biofilm mass by propolis wax, towards cariesactive subjects’ saliva.

Methods: Chewing simulation being done in vitro to 25 caries-active subjects’ saliva sample using five concentrations of chewing gums (0%propolis,0%CPP-ACP; 0%propolis+CPP-ACP; 2%propolis+CPP-ACP; 4%propolis+CPP-ACP; 6%propolis+CPP-ACP), then being tested using Atomic Absorption Spectrophotometer to analyze calcium ion level, Ultraviolet-Visible Spectrophotometer to analyze phosphate ion level, and biofilm assay using crystal violet to analyze the decline in biofilm mass.

Results: After chewing simulation, calcium ion level on saliva+gum eluent have increased significantly compared to saliva control, with the highest calcium level released by CPP-ACP +2%propolis chewing gum. There is insignificant phosphate level change between saliva control and saliva + gum eluent. There is also significant decline of S.mutans biofilm mass in the saliva + gum eluent, most decline by CPP-ACP chewing gum and CPP-ACP+6%propolis. Conclusion: CPP-ACP-Propolis chewing simulation generate the increase of calcium and phosphate ion level and the decline in S.mutans biofilm mass of caries-active subjects’ saliva
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Anggraini
Abstrak :
Latar Belakang: Tingginya angka prevalensi denture stomatitis yang terjadi akibat pemakaian gigi tiruan serta pengaruh kestabilan oral candida. Tujuan: Mengamati pengaruh kekasaran bahan basis gigi tiruan terhadap koloni Candida albicans. Metode: mengukur uji kekasaran dengan Roughness tester serta spesimen dicelupkan kedalam eppendorf tube modifikasi yang berisi suspensi Candida albicans diinkubasi dalam waktu 24 dan 72 jam. Data analisis dengan Korelasi Bivariat (Pearson). Hasil: Penurunan jumlah kolonisasi Candida albicans terhadap kekasaran permukaan basis gigi tiruan dipoles dengan tidak dipoles. Terdapat perbedaan jumlah kolonisasi Candida albicans diikuti dengan lama waktu inkubasi. Kesimpulan: Penurunan nilai CFU Candida albicans dipengaruhi oleh penurunan nilai kekasaran permukaan setelah dilakukan pemolesan pada bahan basis gigi tiruan metal, resin akrilik, dan valplast. ...... Background: The high prevalence of denture stomatitis caused by the using of denture and predispose the stability of oral candida. Objective: The objective of this study is observing the effect of surface roughness of denture base material with the amount of Candida albicans. Method: measuring surface roughness by using roughness tester and the specimen was immersed int ependorf tube modification with a suspension Candida albicans and incubated for 24 and 72 hour. Data analyzed by Bivariate Correlation (Pearson). Results: Decrease the amount of Candida albicans colonization of the surface roughness of denture based on polished and not polished. There are differences in the number of Candida albicanos colonization followed by a long incubation time. Conclusion: The decrease in amount of Candida albicans was affected by the decreasing in the value of the surface roughness after polishing the denture base material metal, acrylic resin, and valplast.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Silvia
Abstrak :
Latar Belakang: Prevalensi denture stomatitis pada pengguna gigi tiruan dengan basis cukup tinggi. Tujuan: Mengamati pengaruh kekasaran bahan basis gigi tiruan terhadap jumlah koloni Streptococcus mutans. Metode: Kekasaran spesimen diukur menggunakan surface roughness tester. Spesimen dicelupkan ke dalam eppendorf tube modifikasi berisi Streptococcus mutans dengan durasi inkubasi 12 jam dan 24 jam. Data dianalisis dengan Korelasi Bivariat (Pearson). Hasil: Terdapat hubungan kuat positif antara pemolesan bahan basis gigi tiruan dengan jumlah koloni Streptococcus mutans. Kesimpulan: Penurunan nilai kekasaran permukaan setelah dilakukan pemolesan pada bahan basis gigi tiruan metal, resin akrilik, dan valplast, akan diikuti dengan penurunan jumlah koloni Streptococcus mutans. ...... Introduction: The prevalence of denture stomatitis is high in denture wearers. Objectives: The objective of this study is to observe the effect of surface roughness of denture base materials to the amount of Streptococcus mutans. Methods: Surface roughness was measured by using surface roughness tester. Specimens were dipped into the eppendorf tube containing Streptococcus mutans and incubated for 12 and 24 hours. Statistical analysis was conducted by Bivariate Correlation (Pearson). Results: There is a strong positive correlation between polishing denture base material with the amount of Streptococcus mutans. Conclusion: The decrease in the value of surface roughness after polishing the denture base metal, acrylic resin, and valplast is followed by the decrease in amount of Streptococcus mutans.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiza Fadillah Nurchasanah
Abstrak :
Latar Belakang: Demineralisasi dentin akibat karies menyebabkan hilangnya mineral dan serabut protein dari dentin intertubular dan peritubular. Silver memiliki efek bakterisidal dan dalam bentuk silver nano memiliki cakupan kontak permukaan yang lebih baik. Propolis memiliki aktivitas mikroba. Penggabungan silver, silver nano, dan propolis dengan fluoride merupakan suatu keuntungan dan menjadi inovasi baru dalam upaya pencegahan karies. Tujuan: Menganalisis kerja dari SDF, SNF, dan PPF dengan konsentrasi yang berbeda terhadap daya hambat demineralisasi dilihat dari morfologi permukaan dentin dan peningkatan kekerasan dentin. Metode: Dilakukan demineralisasi pada 105 sampel dentin disc 70 sampel morfologi permukaan; 35 sampel kekerasan selanjutnya diaplikasikan SDF Ag 25,4 F- 4,48 ; NSF Ag 1,4 F- 2.26 , NSF Ag 1,9 F- 2,26 ; PPF Propolis 6,67 F- 1,19 , PPF Propolis 10 F- 1,19 yang diikuti proses pH-cycling, morfologi permukaan dentin diobservasi menggunakan alat Scanning Electron Micrograph, Vickers Microhardness Tester untuk menganalisis kekerasan dentin. Hasil: Terdapat gambaran kristal fluorapatit pada permukaan dentin SDF Ag 25,4 F- 4,48 dan NSF Ag 1,4 F- 2.26 , NSF Ag 1,9 F- 2,26 . Terdapat lapisan amorf pada permukaan dentin PPF Propolis 10 F- 1,19. Terdapat peningkatan nilai kekerasan dentin gigi pada seluruh konsentrasi SDF, NSF, dan PPF dengan peningkatan terbesar terjadi pada PPF Propolis 6,67 F- 1,19. Simpulan: SDF, NSF, dan PPF dapat menghambat demineralisasi serta dapat meningkatkan kekerasan dentin walaupun peningkatan tersebut tidak dapat mengembalikan kekerasan awal dentin. ......Background: Dentin demineralization due to caries causes loss of mineral and protein fiber in peritubular dentin and intertubular dentin. Silver has a bactericidal effect, silver nano has a broader contact surface and propolis is an antimicroba agent. The combination of silver, silver nano, and propolis with fluoride is a new innovation in caries prevention. Aim: To analyze the effect of SDF, SNF, and PPF with different concentration towards inhibitory effect of demineralization through observed from dentine morphology and increase in hardness. Methods: 105 samples of dentin disc were demineralised and allocated to surface morphology group 70 samples and hardness group 35 samples. Each group received topical application of SDF Ag 25,4 F 4,48 NSF Ag 1,4 F 2.26, NSF Ag 1,9 F 2,26 PPF Propolis 6,67 F 1,19, PPF Propolis 10 F 1,19, followed by pH cycling process, surface morphology of dentin was observed by Scanning Electron Micrograph, Vickers Microhardness Tester was used to analyze dentine hardness. Result: The surface morphology under SEM showed crystal fluorapatite on the dentin surface of SDF Ag 25,4 F 4,48 , NSF Ag 1,4 F 2.26 , and NSF Ag 1,9 F 2,26 . There was an amorphous layer on the dentin surface of Propolis 10 F 1,19 . Increased of dentin hardness were observed after application of SDF, NSF, and PPF with the highest increase of hardness was in the PPF Propolis 6,67 F 1,19. Conclusion: SDF, NSF, and PPF can inhibit demineralization of dentin and increase dentin hardness, although cannot restore the initial value of dentin hardness.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>