Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yatri Hapsari
Abstrak :
Perkebunan kelapa sawit tersebar dl berbagal daerah di Indonesia. Sebagian besar dari komponen kelapa sawit sudah banyak dimanfaatkan, antara lain sebagai minyak goreng, nata de coco, sumber pupuk kalium dan sebagainya. Namun tangkai kelapa sawit belum dimanfaatkan secara optimal, karena tangkai kelapa sawit biasanya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar oleh penduduk sekitar. Penelitian ini bertujuan agar tangkai kelapa sawit dapat digunakan sebagai karbon aktif. Pembuatan karbon aktif dari tangkai kelapa sawit dilakukan melalui tahapan yaitu dehidrasi, aktivasi dan kartxjnisasi. Aktivator yang digunakan adalah H3PO4. Optimasi pembuatan karbon aktif dilakukan dengan variasi waktu perendaman, konsentrasi H3PO4 dan suhu akhir karbonisasi. Kondisi optimum didapatkan pada waktu perendaman 8 jam, konsentrasi H3PO4 6 M dan suhu akhir karbonisasi 500° C. Luas permukaan karbon aktif optimum, karbon aktif Merck dan karbon tanpa aktivasi H3PO4 yang diukur dengan ASAP 2400 didapat luas permukaan karbon aktif optimum 1088,5271 m^/g, karbon aktif Merck 982,2413 m^/g dan tanpa aktivasi H3PO4 903,7374 m^/g. Karbon aktif optimum, Merck dan karbon tanpa aktivasi H3PO4 digunakan untuk penyerapan zat warna Acid Orange 7 dan Metanil Yellow. Hasil penyerapan zat warna Acid Orange 7 pada karbon aktif optimum mencapai 98,80%, karbon aktif Merck 98,48% dan karbon tanpa aktivasi 29,06%.Pada penyerapan zat warna Metanil Yellow, karbon aktif optimum dapat menyerap sebesar 99,03%, karbon aktif Merck menyerap sebesar 98,67% dan karbon aktif tanpa aktivasi H3PO4 menyerap sebesar 20,36%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Sintesis trifenilitimah format ini dilakukan dengan menggunakan material awal trifenilitimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan penambahan natrium format berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal bewarna putih kekuningan sebanyak 1.0395g dan persen hasil 50,37%.

Karakteristik senyawa yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan uji leleh sebagai uji awal, dengan nilai kisaran titik leleh terbaik pada 197-201'C (Literatur4: 200-201'Ç), yang didapatkan dengan pada waktu refluks 3 jam.

Produk tersebut kemudian dilakukan karakteristiknya dengan spektrofotometer IR, menunjukan terbentuknya ikatan SN-O pada bilangan gelombang, v= 446 cm-1 (Literatur8.12= 500-600cm1) dan adanya serapa gugus karboksil (-CO-O-) pada bilangan gelombang, v-1737cm1,1358cm-1 (Literatur8.12= 1735;1358cm1) identifikasi dengan GC yang menghasilkan satu puncak yang sesuai dengan hasil KLT yang terdapat hanya satu noda, hal ini menunjukan bahwa senyawa yang terbentuk murni tidak terjadi adanya dimmer atau polimer.

Hasil pengukuran dengan menggunakan detektor spektrofotometer massa, didapatkan fragmentasi dari senyawa trifeniltimah formiat hasil sintesis adalah adalah m/z 351_. m/z 27 4 _. m/z 197 _. m/z 120. Kemudian diujikan sebagai insektisida pada bidang kehutanan yaitu sebagai bahan pencegah serangan rayap tanah (Coptotermes curvignathus) atau termisida terhadap ketahanan kayu.

Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan kenaikan konsentrasi, terjadi penurunan kehilangan berat kayu karet, menaikkan mortalitas pada rayap dan .Penurunan derajat serangan. Dilihat dari hasil klasifikasi kelas keawetan kayu, ha!lya sedikit memberikan pengaruh pada kenaikan kelas awet dan ditinjau dari syarat senyawa sebagai bahan pencegah'serangan rayap tanah (termisida) menunjukkan kurang efektif karena belum memberikan efek kematian pada_ rayap ~50.%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriyani
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini, komposit superabsorben berbasis selulosa jerami padi dan bentonit telah berhasil disintesis. Selulosa jerami padi berhasil diisolasi dengan rendemen rata-rata sebesar 30,332%. Selanjutnya, selulosa hasil isolasi dipolimerisasi masing-masing menggunakan monomer asam akrilat dan akrilamida serta kalium persulfat digunakan sebagai inisiator dan N-N? dimetil bisakrilamida sebagai agen pengikat silang. Pada uji kapasitas swelling didapatkan bahwa superabsorben selulosa isolasi memiliki kapasitas swelling maksimum untuk air sebesar 189,894 g/g untuk monomer asam akrilat dan 149,77 g/g untuk monomer akrilamida. Kapasitas swelling maksimum untuk urea didapatkan nilai sebesar 604,543 g/g untuk monomer asam akrilat dan 137,308 g/g untuk monomer akrilamida. Kapasitas release superasorben selulosa jerami padi untuk air didapatkan nilai sebesar 77,508% untuk monomer asam akrilat dan 69,106% untuk monomer akrilamida. Kapasitas swelling untuk larutan urea diperoleh nilai 47,034% untuk monomer asam akrilat dan 18,835% untuk monomer akrilamida. Kinetika swelling dari superasorben didapatkan mengikuti kinetika pseudo orde satu untuk masing-masing superabsoben dengan hukum laju v=k[absorbat]. Dengan menggunakan metode kecepatan, didapat orde terhadap aborbat untuk swelling superabsorben monomer asam akrilat adalah 1,440 dan monomer akrilamida memiliki orde 1,476. Orde terhadap superabsorben didapatkan sebesar -0,777 pada monomer asam akrilat dan -0,065 pada monomer akrilamida. Superabsorben yang disentesis diuji menggunakan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi, XRD untuk mengetahui derajat krstalinitas, SEM untuk mengetahui morfologi permukaan dan DSC untuk mengetahui fenomena dari pemanasan.
ABSTRAK
In this research, composite superabsorbent cellulose-based rice straw and bentonite have been successfully synthesized. Rice straw cellulose was isolated obtained an average yield 30.332%. After that, cellulose is polymerized using acrylic acid and acrylamide as monomer ,potassium persulfate as initiator and N-N 'dimethyl bisacrylamide as crosslinking agent. Through swelling capacity test,it was known that maximum swelling capacity of the rice straw cellulose superabsorbent grafted acrylic acid for water was about 189.894 g / g and by superabsorbent grafted acrylamide was about 149.77 g, while the maximum swelling capacity of urea by superabsorbent grafted acrylate acid was about 604,543 g/g and by superabsorbent grafted acrylamide was about 137,308 g/g. Then, the release capacity of water by superabsorbent grafted acrylic acid was about 77.508% and superabsorben grafted acrylamide was about 69.106%. The release capacity of urea by superabsorbent grafted acrylic acid was about 47.034% and superabsorbent grafted acrylamide was about 18.835%. The swelling kinetic from superabsorbent was obtained following the kinetic of pseudo first-order for each superabsorbent using rate law v=k[absorbat]. By using initial velocitiy method is obtained the order for the swelling superabsorbent grafted acrylic acid and acrylamide is 1,440 and 1,476 of the order for absorbate. Order of the superabsorbent obtained by -0.777 for superabsorbent grafted acrylic acid and superabsorbent grafted acrylamide is -0.065. Superabsorbent was tested using FTIR to determine the functional groups, XRD for knowing the degree of cristalinity, SEM to determine the surface morphology and DSC for knowing the the heat phenomenon
2016
S63695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omi Nurrohmi
Abstrak :
Serbuk kayu Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai hasil limbah dari tanaman kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam Cd2+ karena merupakan senyawa lignoselulosa yang memiliki gugus fungsi hidroksil (OH) yang dapat berikatan dengan logam. Kemampuan adsorpsi ini dapat ditingkatkan dengan melakukan treatment delignifikasi dan sulfonasi terhadap serbuk kayu TKKS. Pada perlakuan delignifikasi, optimasi kadar NaOH yang didapatkan adalah 5%, waktu optimal untuk adsorpsi adalah 3.5 jam, serta pH optimal pada pH 8. Untuk serbuk kayu yang disulfonasi, perbedaan pH dan waktu menyebabkan perbedaan daya adsorbsinya terhadap ion logam, dimana pada kondisi pH 6 adsorpsi serbuk kayu semakin baik dibandingkan pada pH di 4 dan 5. Dari model adsorpsi yang didapat, adsorben serbuk kayu TKKS lebih sesuai dengan isoterm Langmuir sehingga dapat disimpulkan bahwa serbuk kayu TKKS memiliki permukaan penyerapan yang homogen. ......Sawdust Palm Oil (TKKS) as a result of waste from oil palm plantations can be used as adsorbents of metal ions Cd2+ because it is a lignocellulosic compounds having hydroxyl functional groups (OH) that can bind to metals. Adsorption ability can be improved by treatment delignification and sulfonation of sawdust TKKS. In delignification treatment, levels of optimization obtained NaOH is 5%, the optimum time for adsorption is 3.5 hours, and the pH optimum at pH 8. For the disulfonasi Sawdust, pH and time differences lead to differences adsorbsi power to metal ions, where the condition of pH 6 sawdust adsorption better than at pH 4 and 5. From the model obtained adsorption, adsorbent sawdust TKKS more in line with the Langmuir isotherm so it can be concluded that wood dust absorption TKKS have a homogeneous surface.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1740
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pity Muliawan
Abstrak :
ABSTRAK Pembentukan kompleks ion logam Fe(III) dengan ligan 2-(5-bromo-2-piridilazo)-5-dietilaminofenol (5-Br-PADAP atau HL) pada antarmuka heksana-air telah dipelajari secara Spektrofotometri UV-Vis dengan metode batch dan metode sentrifugasi membran cair (Centrifugal Liquid Membran/CLM). Molar ratio pembentukan kompleks dinyatakan sebagai [HL] : [(Fe(III)] = 2 : 1, sehingga diketahui kompleks yang terbentuk adalah kation kompleks FeL2+. Ligan 5-Br-PADAP dalam heksana menghasilkan spektrum transisi pada ??maks = 450 nm, dengan nilai absortivitas molar, ?? = 2,95 x 104 M-1cm-1. Dari hasil metode batch diketahui bahwa kation kompleks FeL2+ (??maks = 512 nm) yang terbentuk tidak dapat terekstraksi dalam fasa organik, melainkan larut dalam fasa air dan sebagian teradsorpsi pada antarmuka heksana-air. Adanya penambahan Sodium Dodesil Sulfat (SDS) diamati dapat menurunkan konsentrasi kation kompleks FeL2+ yang terdapat dalam fasa air, dengan membentuk pasangan ion FeL2+-DS- yang teradsorpsi pada antarmuka heksana-air. Pada penambahan konsentrasi ligan 5-Br-PADAP yang tinggi dalam fasa air diamati terbentuknya spektra transisi baru yang bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih besar (pergeseran merah/bathokromik) yaitu pada ??maks = 590 nm. Pembentukan spektra transisi ini dikonfirmasikan sebagai spektra transisi dari fenomena pembentukan J-aggregat (FeL2+)n dari monomer kation kompleks FeL2+. Dari hasil metode CLM, dapat diamati proses pembentukan monomer kation kompleks FeL2+ maupun aggregat (FeL2+)n pada antarmuka heksana-air terhadap perubahan waktu. ??maks monomer kation kompleks FeL2+ maupun aggregat (FeL2+)n mempunyai ??maks yang berbeda dengan ??maks yang ada dalam fasa air seperti yang dikonfirmasikan dari hasil metode batch, sehingga ??maks ini diidentifikasikan sebagai ??maks dari pembentukan monomer kation kompleks FeL2+ dan aggregat (FeL2+)n pada antarmuka heksana-air. Kata kunci : Metode Centrifugal Liquid Membran, Ligan 5-Br-PADAP, kompleks logam-piridilazo, antarmuka cair-cair, surfaktan SDS, adsorpsi, asosiasi ion.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Anggraini
Abstrak :
Lateks Karet Alam yang merupakan poliisoprena diharapkan mampu untuk digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan aditif minyak lumas mengganti poliisoprena sintesis yang selama ini digunakan pada skala industri, terlebih karena Indonesia adalah negara penghasil karet terbesar di dunia. Lateks Karet Alam dicangkok dengan metil metakrilat (100: 50 massa) dengan menggunakan irradiasi sinar y dari Co-60 dengan dosis 10 kGy sehingga terbentuk Kopolimer LKA-g-MMA 50, KOLAM 50. Untuk membuat aditif peningkat viskositas indeks KOLAM 50 ini sebanyak 10% dilarutkan kedalam base oil HVI 60, waktu pelarutan 12 jam. Untuk memperkecil waktu pelarutan, KOLAM 50 diekstraksi menggunakan aseton dan kloroform baru kemudian dilarutkan dalam HVI 60. Selain itu dengan menggunakan campuran xilena dan HVI 60 sebagai pelarut. Aditif ini selanjutnya ditambahkan ke dalam base oil HVI 60 dan base oil HVI 95 dengan variasi konsentrasi 2% - 7%, lalu dilakukan pengukuran viskositas indeks, titik nyala, dan ketahanan stabilitas shear. Pada penelitian ini didapatkan, bahwa KOLAM 50 mampu meningkatkan viskositas indeks minyak lumas, mempunyai stabilitas shear yang sama baiknya dengan aditif lain dipasaran serta mempunyai titik nyala yang memenuhi standar. Campuran xi lena dan HVI 60 dapat digunakan sebagai pelarut yang baik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Yanuarinny
Abstrak :
Abstrak Sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan yang berskala global, karena plastik sukar terurai dalam lingkungan. Salah satu alternatif untuk mencegah dampak yang lebih luas adalah dengan pengembangan plastik yang dapat terurai atau plastik biodegradable. Pati merupakan salah satu bahan dasar yang dapat digunakan untuk membuat plastik, karena sifatnya yang mudah terurai. Namun karena beberapa sifat yang kurang menguntungkan, seperti larut dalam air, maka pati dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi optimum untuk pencangkokan monomer Metil Metakrilat kepada pati jagung, kemudian menguji sifat biodegradabilitas dan hidrofilisitas dari pati jagung hasil pencangkokan dengan Metil Metakrilat. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kopolimerisasi ini adalah waktu perendaman dengan inisiator, konsentrasi inisiator, konsentrasi monomer, waktu reaksi, dan suhu reaksi. Dan untuk uji biodegradasi, dilakukan pada medium bakto agar dengan bantuan jamur Aspergillus Niger. Dilakukan analisa dengan Spektrofotometer FTIR untuk mengetahui terjadinya pencangkokan monomer ke dalam pati. Dilakukan juga pengukuran sudut kontak. Dari hasil percobaan diperoleh kondisi optimum untuk proses kopolimerisasi ini pada waktu perendaman 45 menit, konsentrasi inisiator 0,09N, konsentrasi monomer 30%, waktu reaksi 3 jam dan suhu reaksi 50?C. sedangkan untuk uji biodegradasinya, diperoleh hasil bahwa poli(MMA)-pati ini dapat terbiodegradasi oleh jamur Aspergillus Niger pada medium bakto agar, hal ini didukung oleh hasil analisis dengan menggunakan Scanning Electron Micrograph (SEM). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa poli(MMA)-g-pati dapat digunakan sebagai bahan plastik biodegradabel. Kata kunci : Aspergillus Niger ; Metil Metakrilat; Pati jagung; Plastik biodegradabel.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qodri Febrilian Erahman
Abstrak :
Xilena dapat disintesis melalui reaksi katalisis alkilasi toluena dengan metanol. Xilena berguna dalam sintesis asam terepthalat yaitu sebagai bahan dasar pembentuk polyester, dan dapat juga digunakan sebagai pelarut pada industri. Penelitian ini melakukan uji katalitik reaksi alkilasi toluena dengan metanol yang dicampurkan pada komposisi azeotrop yaitu pada fraksi toluena 0,134 dengan menggunakan 3 gr katalis zeolit H-ZSM-5 dan 1 gr ??-Al2O3-TiO2. Kombinasi kedua katalis ini berperan dalam reaksi alkilasi dimana katalis ??-Al2O3-TiO2 berfungsi untuk katalisis reaksi dehidrasi metanol menjadi dimetil eter (DME) sedangkan H-ZSM-5 berperan dalam proses alkilasi yang merupakan reaksi substitusi nukleofilik. Sintesis zeolit Na-ZSM-5 dilakukan pada kondisi hydrothermal pada suhu 200oC selama 120 jam dengan menggunakan TPA-Br sebagai zat pengarah, sedangkan sintesis katalis ??-Al2O3-TiO2 dilakukan dengan metode kopresipitasi dimana TiO2 dicampurkan dengan larutan Al2(SO4)3 sebelum terbentuk gel boehmite pada penambahan NH4OH. Hasil keduanya dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X dan FTIR, selain itu dilakukan pula uji keasaman katalis dengan adsorpsi ammonia. Uji katalitik dilakukan dengan memvariasikan suhu katalisis ,yaitu pada 260°C, 280°C, dan 300°C, memakai reaktor berdiameter 1,5 cm, dan mencampurkan toluena dan metanol pada labu reaksi dengan suhu 65oC, kemudian hasil yang didapatkan ditampung dan dianalisis dengan kromatografi gas (GC) dan GCMS. Produk hasil reaksi pada tiap suhu katalis menghasilkan 2 fasa, yakni cairan yang tidak bercampur, kemudian dengan analisis GC dapat diketahui fasa bagian atas merupakan fasa non-polar (fraksi xilena), sedangkan fasa bagian bawah adalah campuran air dan metanol, hasil analisis lebih lanjut dengan GCMS dilakukan hanya pada fasa non polar (fraksi xilena). Hasil yang diperoleh pada uji katalitik mengandung berbagai macam senyawa organik diantaranya : xilena, 1,2,4,-trimetil benzene, 1,2,3,4,-tetrametil benzene, etilbenzen, sikloheksana, dll, dengan % konversi terbaik didapatkan pada suhu katalis 300oC yaitu, sebesar 51,95%. Produk xilena yang dihasilkan paling banyak adalah pada suhu katalis 300°C dengan % distribusi produk sebesar 21,62%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tussiono
Abstrak :
ABSTRAK Teknologi yang semakin modern dan canggih menuntut peneliti untuk bekerja lebih giat, tidak hanya pada bidang dengan cakupan skala mikro akan tetapi pada skala nano. Seperti halnya penelitian kali ini akan dicoba disintesis membran anorganik silika MCM-48 dengan skala nano. Membran anorganik silika MCM-48 memiliki struktur kubik dengan aliran tiga dimensi. MCM-48 mempunyai selektifitas cukup tinggi pada pemisahan cair-cair atau gas-gas, serta sangat bagus dipergunakan dalam proses katalisis. Membran ini dapat disintesis pada membran pendukung yang terbuat dari zeolit Malang dan clay Lampung dengan metode hidrotermal. Komposisi larutan dengan perbandingan mol yang digunakan untuk membuat MCM-48 adalah TEOS : CTABr : NaOH : H2O = 1 : 0,5 : 5,0x10-3 : 61. Hasil IR menunjukkan bahwa clay sebagai binder material mempunyai kemiripan komposisi dengan zeolit sebagai bahan support. Setelah pelapisan, hasil XRD terlihat puncak difraksi MCM-48 pada 2? = 2,24 dan 2,54. Hal ini membuktikan membran MCM-48 berhasil disintesis. Foto SEM menunjukkan tebal film MCM-48 mencapai sekitar 5?m. Pada foto permukaan, terlihat homogenitas distribusi Si dipermukaan support. Pada foto melintang, terlihat ada penyebaran unsur Si yang merata antara sisi support dan film MCM-48, dan terbentuknya nanokomposit MCM-48/support. Analisis dengan EDX juga membuktikan hal ini. Analisis gas permeasi N2 pada membran membuktikan ada kontribusi aliran viskus, hal ini mengindikasikan ukuran pori MCM-48 tidak terdistribusi seragam. Hasil filtrasi biodiesel terlihat terjadi pemudaran warna. Analisa dengan spektrofotometer UV-Vis memperlihatkan spektra serapan UV-Vis adanya penurunan nilai absorbansi pada hasil penyaringan. Kadar FFA pada biodiesel hasil filtrasi mengalami penurunan dari 0.57% menjadi 0.26%. Kata kunci: MCM-48; CTABr; gas permeasi; membran; TEOS.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Budiarto
Abstrak :
ABSTRAK Microbial Fuel Cell (MFC) adalah seperangkat alat yang mengubah energi kimia dari proses metabolisme mikroba menjadi energi listrik. Mikroba (e.g. Eschericia coli) dapat digunakan untuk memproduksi listrik karena pada proses metabolismenya melibatkan transport elektron. Mediator merupakan senyawa yang akan mengambil elektron dari rantai transport elektron bakteri dan dibawa menuju ke permukaan elektroda agar terjadi aliran listrik. Uji voltametri siklik terhadap methylen blue (MB) dan ferrocene dicarboxylic acid (Fc) dalam larutan buffer fospat 0.05M pH7,0 + KCl 0,1M pada scan rate 75 mV/s menunjukkan potensial oksidasi 0,2 V untuk MB dan 0,59 V untuk Fc, kemudian potensial reduksi -0,02 V untuk MB dan 0,49 V untuk Fc. Uji reversibilitas dengan variasi scan rate (10, 50, 75, 100, 150, 200, 300) mV/s menunjukkan bahwa MB dan Fc merupakan zat yang elektroaktif. Uji voltametri siklik terhadap MB yang ter-immobilisasi pada elektroda karbon pasta menunjukkan potensial oksidasi pada 0.3 V dan potensial reduksi pada -0.1 V. Produksi listrik pada kondisi aerob dengan metode 1 sekitar 8,2 ??A/cm2; 31,62 mV/cm2, sementara dengan metode 2 sekitar 6,86 ??A/cm2; 28,5 mV/cm2. Produksi listrik pada kondisi anaerob dengan metode I maksimum pada 9,12 ??A/cm2; 33,79 mV/cm2, sementara penambahan substrat glukosa pada saat terjadi penurunan arus dan voltase, meningkatkan produksi arus dari 7,8 ??A/cm2 menjadi 9,7 ??A/cm2 dan voltase dari 27,27 mV/cm2 menjadi 35,12 mV/cm2. Percobaan dengan kondisi anaerob di anoda dan aerasi O2 di katoda membuat produksi listrik lebih stabil (slope penurunan arus dan voltase lebih kecil). Kata kunci : Eschericia coli; mediator; Microbial Fuel Cell; Produksi listrik; voltametri siklik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>