Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erna Silviabudi Anggarwati
"Kualitas tidur semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia manusia. Latihan fisik berupa senam lansia menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kerutinan mengikuti senam lansia dan kualitas tidur pada lansia wanita. Desain penelitian ini adalah analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 98 lansia wanita yang mengikuti senam lansia di wilayah Kelurahan Depok Jaya, Depok yang dipilih dengan teknik cluster sampling pada komunitas senam lansia. Kerutinan dalam mengikuti senam lansia diukur dengan daftar hadir senam lansia dan kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data dianalisis dengan uji t – independen. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan skor PSQI lansia wanita yang rutin mengikuti senam dengan yang tidak sebesar 2,11 (p<0,001). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk melakukan advokasi ke posbindu yang belum menerapkan kegiatan senam lansia pada wilayahnya dan mendorong para lansia untuk mengikuti senam lansia secara rutin.

Sleep quality decreases along with the increase of the age of a person. Exercise is one of the ways to increase sleep quality among elderly. The purpose of this was to examine the relationships between elderly exercise routines and sleep quality among elderly women. The design of this research was Analytic Comparative with Cross Sectional approach. The research involved 98 elderly women that undertook elderly exercise at the administrative village of Depok Jaya, Depok. The respondents were selected with cluster sampling technique in the community of elderly exercise. The routine of elderly exercise was measured by the attendance list and the sleep quality was measured by Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The data were analyzed by t- independent. The results showed there is a difference in PSQI scores between elderly women who undertook routine elderly exercise and non-routine for about 2,11 (p<0,001). This research recommends the health practitioner to provide advocacy at posbindu, particularly those that has not implemented elderly exercise and to encourage the elderly to undertook routine elderly exercise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandri Bunga Wijayanti
"Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan mekanisme alami tubuh untuk menurunkan produksi panas. Hipertermia dapat diatasi secara farmakologis maupun non farmakologis. Tepid water sponge sebagai salah satu terapi non farmakologis sering direkomendasikan untuk menurunkan suhu tubuh secara terkontrol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan orangtua terhadap tepid water sponge sebagai salah satu cara menurunkan suhu tubuh anak hipertermia di Kelurahan Bojong Kulur, Bogor.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel sebanyak 102 ibu yang memiliki anak balita dan dipilih secara cluster sampling. Hasil menunjukkan bahwa 55,9% ibu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tepid water sponge, sedangkan 39,2% lainnya memiliki pengetahuan yang kurang dan hanya 4,9% ibu yang memiliki pengetahuan baik. Penelitian ini menyarankan diadakannya penyuluhan tentang tepid water sponge sebagai pendidikan kesehatan terkait penatalaksanaan anak hipertermia bagi ibu yang memiliki anak balita.

Hyperthermia is a condition when the body temperature increased with respect to the inability of the body's natural mechanism to reduce heat production. Hyperthermia can be overcome by pharmacological and non-pharmacological. Tepid water sponge as a non-pharmacological therapy is often recommended to lower the body temperature in a controlled manner. This research was conducted to know the description of parental knowledge of the tepid water sponge as a way to reduce the child's temperature hyperthermia in Bojong Kulur village, Bogor.
A descriptive survey was used and 102 mothers who have children between the ages of one to five years old were selected as respondents by cluster sampling technique. The results showed that 55.9% of respondents had a considerable knowledge of tepid water sponge, whereas 39.2% had less knowledge and only 4.9% of women who had a good knowledge. This study suggests the holding extension of tepid water sponge as health education related to child hyperthermia treatment for mothers with children between the ages of one to five years old
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dratia Eka Fajarani
"Penyakit lupus merupakan penyakit kronis yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Orang dengan lupus disebut dengan odapus. Masalah fisik, psikologis, dan sosial merupakan dampak dari penyakit lupus. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penyakit lupus dan dukungan sosial dari orang terdekat berperan penting terhadap interaksi sosial odapus di lingkungan masyarakat. Tujuan dari penelitian deskriptif korelatif ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang penyakit lupus dan dukungan sosial dari orang terdekat dengan interaksi sosial odapus di lingkungan masyarakat. Desain dari penelitian ini adalah cross-sectional. Jumlah sampel dari penelitian ini sebanyak 77 odapus dipilih dengan teknik consecutive sampling di RS Kramat 128 Jakarta dan RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang penyakit lupus dan interaksi sosial odapus di lingkungan masyarakat (p=0,05; α=0,05). Sebaliknya, tdak terdapat hubungan antara dukungan sosial dari orang terdekat dan interaksi sosial odapus di lingkungan masyarakat (p=0,224; α=0,05). Penelitian ini memberikan implikasi kepada perawat sebagai tenaga kesehatan agar perlu untuk memberikan informasi tentang penyakit lupus kepada odapus dan orang terdekatnya sehingga orang terdekat mampu memberikan dukungan sosial yang maksimal kepada odapus. Pada akhirnya, odapus pun mampu berinteraksi dengan orang lain di lingkungan masyarakat. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi data penunjang untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya terkait penyakit lupus.

Lupus is a chronic disease attacking the human immune system. People who suffer from lupus are called odapus. Physical, psychological, and social problems are the effects of lupus disease. Therefore, knowledge about lupus and social supports from odapus's closest people have an important role in maintaining odapus's social interaction in society. The aim of this descriptive-correlative research was described the correlation between knowledge about lupus and social supports from odapus's closest people with their social interaction in society. The design of this research was cross-sectional. The amount of the sample was 77 odapus selected by consecutive sampling technique from RS Kramat 128 Jakarta and RSUP Hasan Sadikin Bandung.
The research's result showed that there was a correlation between knowledge about lupus and odapus's social interaction in society (p=0,05; α=0,05). Otherwise, there was not a correlation between social supports from odapus's closest people and odapus's social interaction in society (p=0,224; α=0,05). This research wants to give an implication for all nurses as the health professionals to give information about lupus disease to odapus and their closest friends and relatives, so they can give their maximum supports to odapus. Thus, odapus will be able to interact with other people in society. Besides, this research can be used as supporting data to accomplish the next research correlating to lupus disease.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Winarni
"Motivasi dan kinerja perawat dapat mempengaruhi pelayanan kepada pasien termasuk didalamnya kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi dan kinerja perawat pelaksana terhadap kepuasan pasien ruang rawat inap di RS. Desain penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan potongan lintang (cross-sectionl) menggunakan sampel sebanyak 75 responden yang dipilih dengan teknik acak secara sederhana (simple random sampling). Instrumen yang digunakan terdiri dari data motivasi, kinerja perawat dan kepuasan pasien.
Hasil penelitian menunjukan sebagian besar perawat mempunyai motivasi kurang 52%. Sebagian besar mempunyai kinerja baik 56% dan sebagian pasien puas terhadap pelayanan sebanyak 57,3%. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi perawat dengan kinerja perawat(p>0,05), hasil dari penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi dan kepuasan pasien (p>0,05), dan tidak ada hubungan antara kinerja dan kepuasan pasien (p>0,05). Hasil penelitian menyarankan upaya-upaya peningkatan motivasi dan kinerja perawat yang lebih sejahtera yang dapat diterapkan serta diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepuasan pasien.

Motivation and nurses can affect the performance of services to patients including patient satisfaction. This study aimed to determine the motivation and performance of nurses on patient satisfaction wards in hospital inpatient room. This study design was a descriptive correlation with the approach cross section (cross-sectionl) used a sample of 75 respondents were selected by random techniques (simple random sampling). The instrument used consisted of motivation of data, the performance of nurse and patient satisfaction.
The results showed the majority of nurses are motivated less 52%. Most have a good performance and a 56% majority of patients are satisfied with the services as much as 57.3%. The results of the study showed that there was no relationship between motivation and performance of patients (p> 0.05), there was no relationship between motivation and patient satisfaction (p> 0.05), and there was no relationship between performance and patient satisfaction (p> 0.05). The results of the study suggested efforts to increase motivation and performance more prosperous nurses that can be applied and is expected to increase the level of patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Martauli S
"Perilaku caring perawat merupakan indikator penting dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. Penelitian ini mengidentifikasi perilaku caring perawat diruang rawat inap bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta. Peneliti menggunakan pendekatan potong lintang (cross-sectional) dengan total sampling ketenagaan perawat diruangan bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta dengan jumlah 50 responden yang mengikuti penelitian. Penelitian menggunakan kuesioner dari Wolf (1988) yang terdiri dari 42 item pertanyaan.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan perilaku caring perawat diruang rawat inap bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta dengan nilai (p=0,733; α=0,05). Perilaku caring perawat diruang bedah dan penyakit dalam memiliki perilaku caring keduanya dengan hasil sangat baik.
Penelitian ini diharapkan perawat profesional kedepannya perlu menjiwai profesinya dengan perilaku caring dalam melakukan pelayanan kesehatan karena perilaku caring merupakan inti dari keperawatan.

Nurse caring behavior is an important indicator in providing nursing cared to patients. This study identified the nurse caring behavior inpatient surgical and hospital medicine "T" Jakarta. Researchers used cross-sectional sampling with a total workforced of nurses and disease in the surgical room of the hospital "T" Jakarta with 50 respondents who followed the study. The study used a questionnaire of the Wolf (1988) which consists of 42 question items.
The results of the study showed that there was no differenced in the behavior of the nurses caring inpatient surgical and internal medicine in "T" Jakarta Hospital with values (p=0,733; α=0,05). Surgical nurses and internal medicine has an excellent cared behavior.
This study is expected in the future need to be a professional nurse by profession animating caring behavior in the health service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Lestyo Rahayu
"Perawatan paliatif merupakan perawatan yang dibutuhkan bagi seluruh klien, terutama pada klien dengan penyakit terminal. Dengan diberikannya perawatan paliatif, diharapkan klien dapat mempertahankan atau meningkatkan dukungan secara holistik, seperti dukungan biologis/fisik, psikologis, hubungan sosial, dan spiritualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan yang saat ini berada pada tingkat akhir mengenai perawatan paliatif. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan total 109 responden yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Instrumen untuk menilai tingkat pengetahuan mahasiswa dengan Palliative Care Quiz for Nursing (PCQN) yang telah dikembangkan, berisi tentang pertanyaan mengenai perawatan paliatif. Proporsi terbesar kategori tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan berada pada kategori cukup, yaitu 96 atau 88,08%.

Palliative care needed for all clients, especially in clients with terminal illness. Given the palliative care, the client is expected to maintain or increase support in a holistic care, such as support for biological/physical, psychological, social relationships, and spirituality. This study aims to determine level of knowledge about palliative care in nursing students. The research design used in this study was a descriptive study with a total of 109 respondents were selected using random sampling techniques. Instruments to assess the knowledge level of students with Quiz for Palliative Care Nursing (PCQN) that have been developed, contains questions about palliative care. The largest proportion category level of knowledge students of Nursing in the category enough, 96 or 88,08%.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Hidayati
"Pola Pemenuhan Gizi keluarga merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi praktik sarapan pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola pemenuhan gizi keluarga dengan praktik sarapan pada Mahasiswa FIK UI. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah responden 88 mahasiswa. Analisa data yang digunakan adalah chi square. Hasil menunjukkan ada hubungan bermakna antara pola pemenuhan gizi keluarga dengan praktik sarapan mahasiswa FIK UI dengan p value < 0,05 Pola pemenuhan gizi keluarga meliputi dukungan bantuan, afek, dan afirmasi. Edukasi kesehatan tentang pentingnya gizi sarapan pada remaja perlu dilakukan sebagai upaya promotif dan preventif.

Family nutrition fulfillment patterns are important things that can influence the practice of breakfast on student. This research is to know about relationship between family nutrition fulfillment pattern with breakfast practices on FIK UI students. This Research using cross sectional study design with 88 student respondents. Data analysis used is chi square. The result shows there is significant relation beetween the family nutrition fulfillment pattern with breakfast practices on FIK UI students with p value < 0.05. Family Nutrition fulfillment Pattern consist of aid support, affect, and affirmation. Health education are importance as preventive and promotive efforts to build awareness nutrition breakfast on student.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Kurniawati
"Dismenorea adalah nyeri yang dirasakan sebelum atau selama menstruasi. Dismenorea dapat mengganggu aktivitas harian dan akademis remaja putri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dismenorea terhadap aktivitas mahasiswi yang belum terpapar mata kuliah keperawatan maternitas (mahasiswi tingkat 1 dan 2). Desain penelitian ini adalah deskriptif. Sampel dikumpulkan secara purposive sampling dan dilakukan kepada 159 responden yang mengalami dismenorea, analisis data yang digunakan yaitu uji chi-square. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 33 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara dismenorea dengan aktivitas mahasiswi (p value <0,05). Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja putri.

Dysmenorrhea is pain that felt before or during menstruation. Dysmenorhea can interfere with daily activities and academics of teenager girls. The purpose of this research was to determine the relationship between dysmenorrhea and nursing students activities that have not been exposed to the maternity nursing (1st and 2nd year students). This researched was cross-sectional study. Samples of this research ware collected by purposive sampling with 159 respondens as samples that have been experienced dysmenorhea. This research use chi-square test as data analysis. This research collected the data by using a questionnaire consisting of 33 questions. The result of this study showed an association between dysmenorrhea with students activity (p value < 0,05). Therefore, it is important for nurses to provide health education to teenager girls."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Yulita
"Pendahuluan: Computer Vision Syndrome merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan pada mahasiswa. Upaya pencegahan CVS diutamakan dengan cara modifikasi perilaku pengguna komputer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku penggunaan komputer dengan kejadian sindrom penglihatan akibat komputer {Computer Vision Syndrome (CVS)} pada mahasiswa FIK UI Angkatan 2012-2015.
Metode: Menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan April-Mei 2016 pada 112 mahasiswa FIK UI Angkatan 2012-2015.
Hasil: Angka kejadian CVS pada mahasiswa FIK UI adalah 78%. Perilaku penggunaan komputer yang berhubungan dengan kejadian CVS adalah penggunaan kacamata/lensa kontak (p=0,020) dan usia (p=0,033). Perilaku penggunaan komputer yang berhubungan dengan kejadian CVS pada mahasiswa FIK UI Angkatan 2012-2015 adalah penggunaan kacamata/lensa kontak dan usia.
Rekomendasi: Mahasiswa melakukan modifikasi perilaku dalam menggunakan komputer dan bagi pendidikan di Indonesia bisa mengurangi pemakaian komputer dalam proses pembelajaran seperti menggunakan papan tulis kembali.

Introduction: Computer Vision Syndrome is a health problem that is often complained to the student. Efforts to prevent CVS preferably by way of computer user behavior modification. This study aims to determine the relationship with the incidence of computer use behavior as a result of computer vision syndrome {Computer Vision Syndrome (CVS)} on student FIK UI Force from 2012 to 2015.
Methods: Using a descriptive design with cross sectional study conducted in April-May 2016 on 112 students FIK UI Force from 2012 to 2015.
Results: The incidence of CVS on FIK UI students is 78%. The behavior of computer use in connection with the CVS is the use of glasses/contact lenses (p=0.020) and age (p=0.033). The behavior of computer use in connection with the CVS on students FIK UI Force 2012-2015 is the use of glasses/contact lenses and age.
Recommendation: Students perform behavior modification in using computers and for education in Indonesia could reduce the use of computers in the learning process such as using a whiteboard back.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sri Handayani
"ABSTRAK
Potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian. Berbagai potensi bahaya tersebut sering disebut sebagai faktor bahaya lingkungan kerja fisika, kimia, biologis, keamanan, fisiologis/ergonomi, tambahan dan psikologis yang bersumber dari berbagai peralatan, bahan, proses kerja dan kondisi lingkungan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku cleaning workers mengenai potensi bahaya di tempat kerja di Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan total sampling sebanyak 44 responden. Hasil uji t independen tidak menunjukkan adanya hubungan karakteristik responden dengan variabel independen dan dependen. Hasil Uji Pearson Correlation menunjukkan ada hubungan yang kuat dan berpola positif artinya semakin tinggi pengetahuan semakin baik pula perilakunya. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku (p=0,000) dengan nilai r sebesar 0,686. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara pengetahuan dengan perilaku. Dengan demikian, perusahaan penyalur kerja penting untuk memberikan pelatihan kepada cleaning workers terkait dengan potensi bahaya maupun kesehatan dan keselamatan kerja agar pengetahuannya bertambah dan perilakunya akan sesuai dengan pengetahuannya dan ditunjang dengan alat pelindung diri yang memadai sehingga potensi bahaya di tempat kerja dapat diminimalisisr bahkan dice

ABSTRAK
Potential hazard is something that has the potential for incidents that result in losses. The variety of potential hazards is often referred to as the danger factor working environment physics, chemistry, biology, security, physiological/ ergonomics, additional and psychological sourced from a variety of equipment, materials, work processes and working conditions. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge to the behavior of cleaning workers about the potential hazards in the workplace at Faculty of Health Sciences, Universitas Indonesia. This research is an analytic correlation with cross sectional approach using total sampling 44 respondents. Independent t test results showed no association characteristics of respondents with independent and dependent variables. Pearson Correlation Test results showed there was a strong correlation and a positive pattern means that the higher the better knowledge of the behavior. Results of statistical test found no significant correlation between knowledge and behavior (p = 0.000) with r value of 0.686. It can be concluded that there is a strong and positive relationship between knowledge and behavior. The suggestion for this research is company are crucial to provide training about potential hazards and health and safety for cleaning workers so that their knowledge increased and their behavior will be in accordance with his knowledge and also supported with personal protective equipment appropriate to the potential hazards in the workplace can be minimized even prevented."
2016
S63697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>