Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roberji
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan Penelitian: Mengetahui pngaruh waktu tinggal terhadap kematian Calon Jemaah Haji Indonesia (CJHI) reguler periode Armina dan pasca Armina usia 40 tahun keatas pada tahun 1427 H. Metode Penelitian: Disain studi yang digunakan adalah desain studi analitik rancangan kohort retrospektif yaitu melakukan pengamatan obyek penelitian CJHI reguler usia 40 tahun keatas selama kurang lebih 68 hari mulai dari kedatanagan pertama kali (kloter pertama) di Arab Saudi (27 November 2006) hingga berakhirnya aktivitas jamaah haji pada tahun 1427 H (2 Februari 2007). Hasil penelitian: Walctu tinggal berpengaruh secara konsisten terhadap terjadinya kematian. Hasil uji rnenunjukkan konsistensi sesuai dengan Jose respons semakin singkat waktu tinggalnya semakin tinggi risiko untuk mengalami kematian. Dengan demikian CJHl yang memiliki waktu tinggal yang singkat berisiko terkena kematian seiring dengan tingkat kesingkatan waktu tinggalnya. Artinya kelompok jemaah yang haji tiba di tanah paling akhir adalah kelompok yang berisiko mengalami kematian paling tinggi. Mortality risk CJHI rcguler periode Armina dan pasca Armina usia 40 tahun ke atas pada tahun 1427 H sebesar 3.4%.
2007
T32034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudini
Abstrak :
Jumlah jamaah haji Indonesia yang menunaikan haji di Arab Saudi setiap tahun adalah yang terbanyak. Jumlahnya adalah seperlima dari seluruh jamaah didunia yang berhaji di Arab Saudi dengan rata-rata per tahun setidaknya lebih dari 200.000 jamaah haji. Banyaknya jumlah jamaah haji diikuti juga tingginya insiden kematian dibandingkan dengan negara islam lainnya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui insiden kematian jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H beserta faktor risikonya. Desain penelitian dengan cohort retrospektif dimana variabel independen berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status risiko tinggi, menderita penyakit sistem sirkulasi dan respirasi. Data dianalisis dengan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel yang ada dan analisis bivariat menggunakan chi square dengan nilai pengamatan di nyatakan dalam nilai p dengan tingkat kemaknaan () 5% dan CI 95%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H. Sampel menggunakan seluruh populasi dengan kriteria inklusi terdaftar dalam Siskohatkes Kemenkes RI pada pemeriksaan akhir di embarkasi keberangkatan serta data yang ada terisi lengkap yaitu sejumlah 148.049 jamaah haji. Penelitian ini mendapatkan angka insiden kematian yang terjadi pada jamaah haji reguler Indonesia tahun 2015 M/ 1436 H sebesar 4,3 per 1.000 jamaah haji. Dimana usia lanjut (> 61 tahun) memiliki risiko 16,8 kali (95% CI: 11,6-25,5), pensiunan 14,76 kali (95% CI: 10,8-20,2), pendidikan rendah 2,13 kali (95% CI: 1,67-2,71), berusia > 60 tahun dan memiliki paling sedikit satu riwayat penyakit 9,62 kali (95% CI: 7,12-13,04), menderita penyakit sistem sirkulasi 2,52 kali (95% C: 2,12-3,00), dan menderita penyakit sistem respirasi 3,20 kali (95% CI: 2,27-4,48) untuk mengalami kematian pada jamaah haji reguler Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya yang lebih baik lagi untuk menurunkan insiden kematian dengan optimalisasi pembinaan kesehatan jamaah haji sebelum keberangkatan terutama yang mempunyai status risiko tinggi seperti usia lanjut, pendidikan menengah kebawah, menderita penyakit sirkulasi atau respirasi. Disamping itu pentingnya edukasi agar jamaah haji mengoptimalkan pemanfaatan layanan kesehatan yang ada serta berperilaku hidup bersih dan sehat. ......The number of Indonesian pilgrims who perform the Hajj in Saudi Arabia every year is the highest compare to the other countries, which is one-fifth of the total global number of pilgrims in Saudi Arabia, with an average of at least more than 200,000 pilgrims per year. A large number of Indonesian pilgrims are consequently followed by the high incidence of mortality compared to other Islamic countries. This study aimed to determine the death incidence of Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H as well as its risk factors. This study used retrospective cohort study design with the independent variables are age, sex, occupation, education, high-risk status, health status of circulatory system diseases and respiration. Data were analyzed by univariate analysis to determine the frequency distribution of a given variable and bivariate analysis using chi square with observed values showed in the p-value of the significance level () 5% and 95% CI. The population in this study is all Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H. Samples use the entire population with the inclusion criteria listed in Computerized Integrated Hajj System for Health (Siskohatkes) Ministry of Health of Republic of Indonesia in the final inspection at the embarkation of departure which are 148.049 pilgrims. This research obtained 4.3 per 1,000 pilgrims of death incidence that occurred in Indonesian regular pilgrims in 2015 AD/1436 H, with the elderly (> 61 years) had a risk of 16.8 times (95% CI: 11.6 to 25.5), retired 14.76 times (95% CI: 10.8 to 20.2), low education 2.13 times (95% CI: 1.67 to 2.71), aged > 60 years and had at least one history of disease 9.62 times (95% CI: 7.12 to 13.04), suffered from circulatory system diseases 2.52 times (95% C: 2.12 to 3.00), and suffered from respiratory system diseases 3.20 times (95% CI: 2.27 to 4.48) for the death in Indonesian regular pilgrims. It is required a great effort to decrease the death incidence by optimizing health coaching pilgrims before departure, especially the pilgrims who have the high risk status such as the elderly, low and medium educational level pilgrims, and pilgrims with the circulatory or respiratory disease. In addition, the importance of education in order to optimize the utilization of the existing health services for pilgrims as well as clean and healthy life behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Antik
Abstrak :
Penggunaan alat kontrasepsi telah meningkat di beberapa negara di dunia. Secara global, dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57% pada tahun 2012. Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Indonesia masih rendah, sebanyak 530.818 peserta. Mayoritas peserta KB baru didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), sebesar 88,05%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon pada tahun 2014 menunjukan yang memilih menggunakan MOW sebesar  155 peserta (4,59%). Jumlah peserta kb baru pengguna MOW angkanya masih rendah jika dibandingkan dengan peserta KB baru pengguna KB suntik (74,5%), MOW (4,95%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan antara Karateristik Ibu dengan Pemilihan  Metode Kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW) di Puskesmas Sendang Kecamatan Sumber  Kabupaten Cirebon Tahun 2014. Design penelitian ini Kasus Kontrol, pengambilan sampel dilakukan dengan cara proporsional random sampling. Uji statistik menggunaan Chi square test. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur ibu (p-value 0,007 dan OR 3,7) jumlah anak (p-value 0,000 OR 6,2) riwayat penyakit kronis (p-value 0,011 da OR 4,5), riwayat penyakit kehamilan (p-value 0,025 dan OR 3,1), riwayat persalinan (p-value 0,000 dan OR 0,08) dengan pemilihan metode kontrasepsi medis operatif wanita (MOW). ......The use of contraceptives has increased in several countries in the world. Globally, from 54% in 1990 to 57% in 2012. Long-Term Use of Contraception Method (LTM) in Indonesia is still low, as many as 530 818 participants. The majority of the new FP FP is dominated by the use of non-Term Contraception Method (Non LTCM), amounting to 88.05%. Data Cirebon District Health Office in 2014 showed that choose to use MOW of 155 participants (4.59%). The number of participants kb MOW user's new figure is still low when compared with the new FP injections (74.5%), MOW (4.95%). The purpose of this study was to determine the relationship between mother Characteristic Method Selection Operative Medical Women's Contraception (MOW) in the sub-district Puskesmas Source Cirebon Spring 2014. Design of this case control study, sampling was done by proportional random sampling. Uses statistical test Chi square test. The research found no relationship between maternal age (p-value 0.007 and OR 3.7) number of children (p-value 0.000, OR 6.2) history of chronic disease (p-value 0.011 da OR 4.5), history of gestational disease ( p-value 0.025 and OR 3.1), history of labor (p-value 0.000 and OR 0.08) with the election of female operative medical contraceptive methods (MOW).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saffana Hilmy Mahmudah
Abstrak :
Menurut IDF, Indonesia menempati peringkat 7 sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Jenis kelamin menjelaskan hubungan yang kompleks dari segi biologis dan sosiokultural. Gaya hidup merupakan faktor yang penting untuk dikendalikan bagi usia dewasa untuk mencegah penyakit kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor gaya hidup dengan kejadian diabetes melitus pada usia >40 tahun di Indonesia. Desain studi yang digunakan adalah studi cross-sectional menggunakan analisis indonesian Family Life Survey 5. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi penderita diabetes melitus tipe 2 pada perempuan adalah 5%, sedangkan pada laki laki 4,6%. Berdasarkan hasil multivariat, faktor gaya hidup yang berhubungan dengan diabetes melitus pada laki laki adalah aktifitas fisik tidak cukup (POR 1,469 95% CI 1,130 - 1,910), masih merokok (POR 0,555 95% CI 0,411–0,750) dan obesitas (POR 2.034 95% CI 1,572 – 2,633). Sedangkan pada perempuan faktor yang berhubungan adalah konsumsi gula sering (POR 0,598 95% CI 0,396 – 0,903), aktifitas fisik tidak cukup (POR 1,459 95% CI 1,133 – 1,879), mantan perokok (POR 2.216 95% CI 1,048 – 4,686), masih merokok (POR 0.436 95% CI 0,192 – 0,990) dan obesitas (POR 2,894 95% CI 2,047 – 4,090) ......According to IDF, Indonesia is placed as the number 7 most highest country of people living with diabetes mellitus. Sex explains a complex relationship between men and women in form of biological matter and gender role in sociocultural. Life style has an important role for adults in the prevention of chronic disease. This research intends to understand the relationship between life style determinants and diabetes melitus on people aged above 40 in Indonesia. This cross sectional study uses Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5) data. The result shows that the prevalence of type 2 diabetes melitus among women aged above 40 is 5%, and 4,6% for men. According to multivariat analysis, determinants that statictically associated with type 2 diabetes melitus on men are unsufficient physical activity (POR 1,469 95% CI 1,130 - 1,910), actively smoking (POR 0,555 95% CI 0,411 – 0,750), and obesity (POR 2.034 95% CI 1,572 – 2,633). While significant factors on women are frequent sugar consumption (POR 0,598 95% CI 0,396 – 0,903), unsufficient physical activity (POR 1,459 95% CI 1,133 – 1,879), ex smoker (POR 2.216 95% CI 1,048 – 4,686), actively smoking (POR 0.436 95% CI 0,192 – 0,990) and obesity (POR 2,894 95% CI 2,047 – 4,090)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Gunadi
Abstrak :
Secara alamiah ditemukan bahwa semakin lama pasien menjalani hemodialisis maka semakin besar pula risiko untuk mengalami gejala gagal jantung, tetapi hal ini masih menjadi hal yang patut untuk diselidiki teutama pada pasien yang memilki komorbid Hipertensi dan/atau diabetes serta non lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gejala gagal jantung pada pasien hemodialisis kurang dari 1 tahun dibanding 1 hingga 5 tahun, non-lansia dengan diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross-Sectional yang melibatkan 198 pasien hemodialisis di RS Medika BSD, Tangerang Selatan. Pengumpulan data primer diambil pada Juni 2022 dari rekam medis pasien hemodialisis. Risiko gejala gagal jantung 1,37 kali pada pasien dengan lama hemodialisis kurang dari 1 tahun dibandingkan dengan pasien dengan lama hemodialisis 1 hingga 5 tahun (PR 1,37, 95% CI 1,06 – 1,76). Sedangkan pada pra-lansia menunjukkan tidak terdapat asosiasi antara gejala gagal jantung pada pasien dengan lama hemodialisis kurang dari 1 tahun dibandingkan dengan pasien dengan lama hemodialisis 1 hingga 5 tahun (PR 0,975, 95% CI 0,83 – 1,14). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melibatkan data Ekokardiografi hingga biomarker jantung lainnya untuk memastikan bahwa gejala gagal jantung yang muncul pada pasien hemodialisis, merupakan manifestasi klinis dari masalah kardiovaskular dan bukanlah gejala gagal ginjal pada tahap awal. ......It is naturally found that the longer the patient undergoes hemodialysis, the greater the risk for experiencing symptoms of heart failure, but this is still something that deserves to be investigated, especially in patients who have comorbid hypertension and/or diabetes and are non-elderly. This study aims to determine the difference in symptoms of heart failure in hemodialysis patients less than 1 year compared to 1 to 5 years, non-elderly with type 2 diabetes mellitus and hypertension. This study is a quantitative study with a cross-sectional design involving 198 hemodialysis patients at Medika Hospital BSD, South Tangerang. Primary data collection was taken in June 2022 from medical records of hemodialysis patients. The risk of heart failure symptoms was 1.37 times in patients with hemodialysis duration of less than 1 year compared to patients with 1 to 5 years of hemodialysis (PR 1.37, 95% CI 1.06 – 1.76). Whereas in the pre-elderly, there was no association between symptoms of heart failure in patients with hemodialysis duration of less than 1 year compared to patients with 1 to 5 years of hemodialysis (PR 0.975, 95% CI 0.83 – 1.14). Future studies are expected to involve echocardiographic data and other cardiac biomarkers to ensure that the symptoms of heart failure that appear in hemodialysis patients are clinical manifestations of cardiovascular problems and are not symptoms of kidney failure in the early stages.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Winasis
Abstrak :
Penyakit demam berdarah dengue DBD masih merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia karena hampir terjadi setiap tahun DBD juga masih menjadi masalah kesehatan di Kota Tangerang Selatan Incidence rate IR DBD di Kota Tangerang Selatan adalah sebesar 52 per 100 000 penduduk 2011 60 per 100 000 penduduk 2011 dan 54 per 100 000 penduduk 2013 Skripsi ini membahas mengenai gambaran penyakit demam berdarah dengue DBD menurut variabel epidemiologi yaitu variabel orang variabel tempat dan variabel waktu serta hubungannya dengan kepadatan penduduk dan angka bebas jentik di Kota Tangerang Selatan tahun 2011 - 2013 Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi ekologi Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 2011 - 2013 penderita DBD terbanyak adalah jenis kelamin laki laki pada golongan umur 15 tahun dan kasus tertinggi terjadi di bulan Desember 2011 dan bulan Juni 2012 dan 2013 Penelitian menunjukkan bahwa tidak cukup bukti untuk membuktikan bahwa antara kepadatan penduduk dan angka bebas jentik berhubungan dengan incidence rate IR DBD di Kota Tangerang Selatan tahun 2011 - 2013.
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a serious health problem in Indonesia because almost happens every year. DHF is also still a health problem in Tangerang Selatan City. Incidence rate (IR) of DHF in Tangerang Selatan city was 52 per 100,000 inhabitants (2011), 60 per 100,000 inhabitants (2011) and 54 per 100,000 inhabitants (2013). This thesis discusses the overview of dengue hemorrhagic fever (DHF) according to the epidemiological variables (person, place, time) variables and its relation to population density and larvae-free numbers in Tangerang Selatan City in 2011-2013. This study is a descriptive research approach to ecological studies. The results showed that during 2011 - 2013 is the highest DHF male gender, the age group > 15 years and the highest cases occurred in December (2011) and June (2012 and 2013). Research shows that there is sufficient evidence to prove that the population density and larvae-free numbers associated with incidence rate (IR) of DHF in Tangerang Selatan City in 2011-2013.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianti Suciramadhani Thamzil
Abstrak :
Tuberkulosis di Indonesia tercatat sebagai penyebab kematian urutan keempat setelah India, Cina dan Afrika. Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang menular melalui udara. Kondisi lingkungan yang buruk seperti daerah kumuh akan mempermudah penyebaran kuman tuberkulosis dengan berbagai faktor risiko. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi dan gambaran kejadian tuberkulosis paru berdasarkan faktor risikonya pada penduduk usia ≥15 tahun di daerah kumuh Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data Riskesdas 2013 yang menggunakan desain studi Cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk yang tinggal di daerah kumuh di Indonesia berusia ≥15 tahun yang memiliki data variabel penelitian yang lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan, prevalensi tuberkulosis paru di daerah kumuh Indonesia tahun 2013 sebesar 0,7%. Prevalensi tuberkulosis tertinggi ditemukan pada penduduk berusia 65-74 tahun (1,0%); laki-laki (0,6%); tidak tamat sekolah dasar (0,7%); nelayan (0,7%); status gizi kurus (1,3%); tidak merokok (0,6%); ventilasi tidak memenuhi syarat (0,6%); pencahayaan alami tidak memenuhi syarat (0,6%); dan kepadatan hunian tidak memenuhi syarat (0,6%).
Tuberculosis in Indonesia islisted as the fourth leading cause of death after India, Cina and Africa. Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis which spread through the air. Poor environmental conditions such as the slums will facilitate the spread of germs of tuberculosis with various risk factors. This study aims to determine the prevalence and incidence of pulmonary tuberculosis description of risk factors based on the population aged ≥15 years in the slums of Indonesia. This study is a further analysis of the secondary data analysis of Riskesdas 2013 that uses design study Cross-sectional. The sample was people living in slums in Indonesia aged ≥15 years who have a complete variable data research. Results of this study showed that the prevalence of pulmonary tuberculosis in the slums of Indonesia in 2013 amounted to 0.7%. The highest prevalence of tuberculosis was found in the population aged 65-74 years (1.0%); men (0.6%); not completed primary school (0.7%); fishing (0.7%); nutritional status of thin (1.3%); no smoking (0.6%); ventilation not qualify (0.6%); natural lighting are not eligible (0.6%); and population density do not qualify (0.6%).
2015
S59184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Eka Pratiwi
Abstrak :
Skripsi ini membahas keterpaparan terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKPR Dan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cohort retrospektif dan pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukan siswa yang perilaku seksual berisiko rendah sebanyak 99 70,7 dan perilaku seksual tinggi 41 29,3. Responden yang mempunyai perilaku seksual berisiko tinggi lebih banyak pada remaja pasien baru PKPR 29 41,4, keterpaparan program PKPR sebanyak 0 0 pada pasien baru, jenis kelamin laki-laki 48 34,3, usia remaja akhir 104 74,3, umur pubertas dini 25 17,9, pengetahuan kurang 63 45, sikap negatif 40 28,6, sikap orang tua yang negatif 66 47,1 dan sikap teman sebaya yang negatif 63 45, pernah/punya pacar 112 80, frekuensi pertemuan dengan pacar sering 62 44,3, Terdapat hubungan antara keterpaparan terhadap Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKPR Dan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo p=0,00.
This thesis discusses the exposure of the Program Adolescent Friendly Health Services AFHS and risky sexual behavior in adolescents at Puskesmas Pasar Rebo. This study is a quantitative study with cohort retrospective research design and sampling carried out by the Simple Random Sampling. The results showed that students 39 lowrisk sexual behavior 70,7 and sexual behavior is high 29,3 . Respondents who have high risk sexual behavior more on students who do not follow AFHS 37.1, male gender 34,3, age ge 17 years 74,3, early puberty age 17,9, lack of knowledge 45, negative attitude 28,6, and negative parents attitude 47,1 and negative peer group attitude 45, had have a girlfriend 80, the frequency of meetings with boyfriend often 44,3, There is a relationship between exposure to the Adolescent Friendly Health Services AFHS and risky sexual behavior in adolescents at Puskesmas Pasar Rebo p 0.00.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Halimah
Abstrak :
Angka kematian ibu yang tinggi di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Salah satu penyebab kematian ibu ialah perdarahan, yang sebenarnya perdarahan bisa diatasi jika istri melahirkan di fasilitas kesehatan, dengan penolong persalinan yang tepat yaitu tenaga kesehatan. Di Indonesia suami adalah orang yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Disini peneliti ingin mengetahui apakah suami pernah berdiskusi mengenai persiapan persalinan istrinya seperti transportasi apa yang akan digunakan, dimana akan melakukan persalinan, berapa biaya yang akan dibutuhkan, siapa yang akan menolong serta siapa pendonor darah jika diperlukan. Sehingga peneliti ingin melihat faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap suami dalam persiapan persalinan. Design penelitian ini cross sectional, dimana samplenya ialah pria yang sudah menikah pada data SDKI 2012. Adapun variabel yang akan di hubungkan dengan pengetahuan dan sikap suami dalam persiapan persalinan ialah; usia, pendidikan, jumlah anak, paparan tenaga kesehatan dan paparan media massa, status kerja, tempat tinggal. Hasil penelitian ini didapatkan hubungan pendidikan terhadap pengetahuan OR=1,894 dan paparan media massa OR=1,960. Variabel yang mempengaruhi sikap pendidikan dengan OR= 1,564, paparan tenaga kesehatan OR= 2,801, media massa OR=2,168 dan tempat tinggal OR= 2,432. Maka variabel yang mempengaruhi pengetahuan suami ialah pendidikan dan paparan media massa dan variabel yang mempengaruhi sikap suami ialah pendidikan, paparan tenaga kesehatan, media massa dan tempat tinggal. ...... The high maternal mortality rate in Indonesia amounts to 359 per 100,000 live births in 2012. One of the causes of maternal death is bleeding, which actually bleeding can be overcome if the wife gives birth at health facility, with the right birth attendant that is the health worker. In Indonesia, the husband is the person who influences the decision in the household. Here the researcher wants to know whether the husband has discussed about the preparation of his wife's birth as what kind of transportation will be used, where will do the delivery, how much will be the cost needed, who will help and who the blood donor if needed. So researchers want to see what factors affect the knowledge and attitudes of the husband in birth preparedness. This research design is cross sectional, where the sample is married man in data of SDKI 2012. The variables that will be associated with knowledge and attitude of husband in birth preparedness Age, education, number of children, exposure of health workers and exposure to mass media, work status, residence. The results of this study obtained the relationship of education to knowledge OR 1.894 and exposure to mass media OR 1,960. Variables that influence the attitude of education with OR 1,564, exposure of health workers OR 2,801, mass media OR 2,168 and residence OR 2,432. So the variables associated with husband knowledge is education and exposure to mass media. The variables that associated the husband's attitude are education, exposure to health workers, mass media and residence.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Aldino
Abstrak :
Terapi ARV merupakan hal yang penting bagi ODHA, di Indonesia cakupan ODHA yang menerima ART masih rendah, hal tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya demografi(jumlah dan kepadatan penduduk) serta sosioekonomi(rata lama sekolah, angka melek huruf, persen penduduk miskin, PDRB per kapita, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan tingkat pengangguran terbuka). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara faktor demografi dan sosioekonomi yang terdapat di setiap provinsi di Indonesia dengan cakupan ODHA yang menerima ART pada tahun 2022. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi ekologi dengan uji statistic uji korelasi. Terdapat faktor yang berhubungan dengan cakupan ODHA yang menerima ART diantaranya Jumlah penduduk (p-value = 0,001 , R. = 0,736), kepadatan penduduk (p-value = 0,000 , R. = 0,566), PDRB per kapita (p-value = 0,014 , R. = 0,417), dan tingkat pengangguran terbuka (p-value = 0,001 , R. = 0,547). ......ARV therapy is important for PLWHA, in Indonesia the coverage of PLWHA receiving ART is still low, this can be influenced by several factors including demographics (number and population density) and socioeconomic (average length of schooling, literacy rate, percent of poor population, GDRP per capita, labor force participation rate, and unemployment rate). The purpose of this study was to identify the relationship between demographic and socioeconomic factors in each province in Indonesia with the coverage of PLWHA receiving ART in 2022. The study design used in this study was an ecological study design with a statistical correlation test. There are factors related to the coverage of PLWHA receiving ART including population (p-value = 0.001 , R = 0.736), population density (p-value = 0.000 , R. = 0.566), GDRP per capita (p-value = 0.014 , R. = 0.417), and unemployment rate (p-value = 0.001 , R. = 0.547).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>