Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mustikana
Abstrak :
ABSTRAK Reaksi oksidasi alkohol merupakan reaksi yang penting dalam sintesis senyawa organik. Penggunaan katalis sebagai zat yang mempercepat reaksi sangat diperlukan untuk menghasilkan reaksi yang efektif dan efisien. Pengembangan katalis heterogen cenderung lebih banyak dilakukan karena memiliki lebih banyak keuntungan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis katalis heterogen yang berupa kompleks kobalt(II)bipyridin-MMT, kompleks kobalt(II)etilendiamin- MMT dan dilakukan uji katalitiknya pada reaksi oksidasi 1-heksanol. Katalis dikarakterisasi dengan X-ray difraction (XRD), Fourier transform infrared spectroscopy (FTIR), dan EDS. Hasil katalisis dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR, GC-MS dan didapatkan bahwa kompleks kobal(II)bipyridin belum memberikan aktifitas katalitik pada reaksi oksidasi 1-heksanol, sedangkan kompleks kobal(II)etilendiamin memberikan aktifitas katalitik sebesar 0,803 kali aktifitas reaksi oksidasi tanpa katalis dengan kondisi massa katalis 1,23 g, suhu 650C dan waktu reaksi 6 jam. Aktifitas katalitik katalis heterogen senyawa kompleks kobal(II)etilendiamin dan kompleks kobal(II)bipyridin pada reaksi oksidasi 1-heksanol lebih rendah dibandingkan dengan aktifitas katalis homogennya.
ABSTRACT Alcohol oxidation is an important reaction in organic synthezis. In application, catalyst used as a faster reaction agent to give effective and efficient reaction. A Heterogeneous catalyst is prefer than homogeneous catalyst, because it has more advantanges. In this research a heterogenous catalyst synthezied from bentonite Merangin Jambi and modificated with cobalt(II) complexs. The catalyst has been applied in oxidation of 1-heksanol, and characterization of productused FTIR and GC-MS. The product indicated that catalyst complexs cobalt(II)bipyridin-MMT was not active in oxidation reaction, the catalyst complexs cobalt(II)etilendiamin-MMT give 0,803 time smaller than without catalyst. The heterogeneous catalyst activity is lower than homogeneous catalyst.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T37661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirojul Munir
Abstrak :
Ilmenit (FeTiO3) merupakan mineral yang banyak mengandung unsur titanium dan besi, di alam ditemukan sebagai hasil produk samping pengolahan bijih timah. Ilmenit dapat digunakan sebagai sumber logam titanium, pigmen TiO2 dan sebagai material untuk fotokatalis. TiO2 merupakan semikonduktor yang memiliki fotoaktivitas dan stabilitas kimia tinggi serta tahan terhadap fotokorosi dan dapat digunakan sebagai fotokatalis pendegradasi berbagai senyawa organik. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan ekstraksi TiO2 tipe anatase dari mineral ilmenit Bangka melalui pembentukan senyawa antara garam ammonium perokso titanat, dan menguji aktivitas fotokataliknya terhadap zat warna congo red. Sampel ilmenit Bangka dikarakterisasi dengan XRD dan EDS untuk mengetahui komposisi unsur dari ilmenit. Bijih ilmenit dimasukkan ke dalam Planetary Ball Mill dan ultrasound treatment dengan variasi waktu dan kecepatan. Untuk memisahkan komponen magnetik dan nonmagnetiknya dilakukan dengan cara memasukan ilmenit ke dalam alat magnetik separator kering. Sebelum diekstraksi, mineral ilmenit dilindi dengan HCl untuk menghilangkan unsur Fe. Pelindian ilmenit dengan HCl merupakan salah satu cara paling efektif untuk melarutkan unsur Fe sehingga menghasilkan TiO2 tipe anatase. Proses pelindian dengan HCl ini memiliki keuntungan karena asamnya dapat di-regenerasi. Presipitat yang dihasilkan kemudian dilindi dengan H2O2 dan pelarutan dengan NH4OH. Filtrat ammonium perokso titanat yang dihasilkan kemudian dipanaskan pada suhu 100oC sambil diaduk sampai terbentuk endapan. Hasil karakterisasi dengan EDS, pelindian menggunakan HCl 25% dan H2O2 15% menghasilkan kandungan titanium 67,16%, besi 0,64% silikon 0,66% dan timah 0,51%. Setelah padatan tersebut dikalsinasi pada suhu 600°C, hasil karakterisasi menggunakan XRD, menunjukkan terbentuknya TiO2 anatase. Band gap TiO2 anatase hasil ekstraksi sebesar 3,04 eV. Hasil uji aktivitas fotokatalisnya terhadap degradasi larutan zat warna congo red sebesar 13,5%. Sedangkan degradasi oleh degussa P25 mencapai nilai 100%.
Ilmenite (FeTiO3) is minerals containing titanium and iron as by-product of lead ore processing. Ilmenite can be used as a source of Titanium, TiO2 pigment and as a material for photocatalyst. TiO2 is a semiconductor which has photoactivity, high chemical stability, resistance of photocorrosive and can be used as photocatalyst for degradation of various organic compounds. This study aims to extract TiO2 anatase from ilmenite from Bangka with intermediate peroxo titanate ammonium salts, and testing the activity of photocatalytic toward the congo red dye. Ilmenite's from Bangka were characterized by XRD and EDS to determine the elemental composition. Ilmenite ore put in Planetary Ball Mill and ultrasound treatment with a variety of time and speed. For separating, ilmenite mineral was leaching first with HCl to remove Fe. Leaching method is the most effective ways to dissolve Fe, resulting TiO2 anatase type. HCl leaching process has the advantage because of its acid can be re-generated. The precipitate was then leaching with hydrogen peroxide and dissolved by NH4OH. Filtrate of ammonium peroxo titanate was then heated at 100°C while stirring until a precipitate was formed. The results of characterization by EDS, leaching using 25% HCl and 15% H2O2 generating titanium content of 67.16%, 0.64% iron and 0.66% silicon and 0.51% tin. After the solids calcined at 600°C. Based on the result of XRD characterization, showing the formation of TiO2 anatase. TiO2 anatase bandgap was 3,04 eV. Photocatalyst activity test toward degradation of congo red dye solution was 13,5% and degussa P25 was 100%.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahara
Abstrak :
Reaksi oksidasi parsial metana menjadi metanol dengan katalis Co-ZSM?5 dipelajari dengan tiga variasi kondisi reaksi yaitu laju feed, waktu reaksi, dan ukuran pori katalis. Dua jenis zeolit ZSM ? 5 (mikro dan mesopori) disintesis dan dianalisa dengan XRD, FTIR, BET dan SEM ? EDS. Preparasi katalis Co-ZSM-5 dilakukan menggunakan metode impregnasi basah dan dianalisa dengan AAS dan FTIR. Tiga variasi laju feed CH4 : N2 (0.5:2, 0.75:2 dan 1:2 bar) serta dua variasi waktu reaksi dipelajari untuk mengetahui feed dan waktu yang menghasilkan persen konversi optimum. Perbedaan ukuran pori katalis Co-ZSM-5 selanjutnya dipelajari pada kondisi optimum yang telah di dapat. Analisa produk yang terbentuk dilakukan menggunakan instrumen GC-FID dengan metode standar adisi untuk mengetahui persen konversi produk yang terbentuk. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa reaksi dengan katalis Co-ZSM-5 mesopori optimum terjadi pada saat rasio feed CH4:N2 sebesar 0.75:2 bar dengan persen konversi sebesar 8.93%. Waktu reaksi optimum pada saat laju feed optimum dengan katalis Co-ZSM-5 mesopori yang diperoleh adalah selama 60 menit reaksi dengan persen konversi sebesar 41.97%. Pengaruh ukuran pori katalis dipelajari pada saat feed dan waktu reaksi optimum ini. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa Co-ZM-5 mikropori menghasilkan persen konversi yang lebih kecil yaitu sebesar 16.46%. ......Partial oxidation of methane to methanol using Co-ZSM-5 catalysts has been studied with three variation of reaction condition namely reaction feed, reaction time and catalysts pore size. Two kinds of ZSM?5 (microporous and mesoporous) were synthesized and characterized by XRD, FTIR, BET and SEM-EDS. Co-ZSM-5 catalysts were prepared using wet impregnation method and characterized by AAS and FTIR. Three kinds of reaction feed ratio CH4:N2 (0.5:2, 0.75:2 and 1:2 bar) and two kinds of reaction time were employed to obtain the optimum methane conversion. The differences of catalysts pore size then was studied at optimum feed and reaction time. The reaction product then was analyzed by GC ? FID using standard addition method. The results showed that optimum reaction feed using mesoporous Co-ZSM-5 catalyst was at CH4 : N2 ratio = 0.75 : 2 bar with conversion was 8.93%. Optimum reaction time at optimum reaction feed using mesoporous Co-ZSM-5 catalyst was 60 minutes with conversion was 41.97%. The influence of catalysts pore size was studied at optimum reaction feed and time. And the result showed that microporous Co-ZSM-5 gave the lower conversion by 16.46 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tegar Bakti Putra
Abstrak :
Organoclay Tasikmalaya merupakan hasil modifikasi montmorillonit (MMT) yang berasal dari bentonit Tasikmalaya dengan surfaktan kationik ODTMABr. Sebelum dimodifikasi, dilakukan proses fraksinasi terhadap bentonit Tasikmalaya untuk memurnikan montmorillonit (MMT) yang ada pada bentonit. Kemudian dilakukan penyeragaman kation penyeimbang pada MMT dengan Na+ sehingga terbentuk Na-MMT. Selanjutnya dengan menggunakan kompleks tembaga amin, ditentukan nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan diperoleh nilai KTK sebesar 65,6mek/100gram Na-MMT. Konsentrasi ODTMABr yang ditambahkan pada preparasi organoclay sesuai dengan nilai 1 KTK. Hasil karakterisasi preparasi organoclay dengan XRD, FTIR dan EDS menunjukkan bahwa surfaktan ODTMABr telah berhasil terinterkalasi ke dalam MMT. Selanjutnya, produk organoclay tersebut diuji kemampuan adsorpsinya terhadap p-klorofenol dengan variasi konsentrasi (5-50 ppm) dan membandingkannya dengan kemampuan adsorpsi dari bentonit alam dengan konsentrasi p-klorofenol yang sama. Dari data yang diperoleh pada kurva isotherm adsorpsi menunjukkan bahwa organoclay mampu mengadsorpsi hingga 4,010 mg p-klorofenol/1 g organoclay dan bentonit alam hanya mampu mengadsorpsi sebesar 0,356 mg p-klorofenol/1 g bentonit alam sehingga dapat disimpulkan bahwa organoclay lebih efektif dari bentonit alam dalam menyerap p-klorofenol. ......Tasikmalaya organoclay is modified of montmorillonite (MMT) derived from Tasikmalaya bentonite with cationic surfactant of ODTMABr. Before the modified, performed fractionation process on Tasikmalaya bentonite to purify the montmorillonite (MMT) which occur in bentonite. Then all cation in MMT homogenized with Na+ to form Na-MMT. Furthermore, determined the Cation Exchange Capacity (CEC) by using copper-amine complexes, and obtain the CEC values for Na-MMT is 65,6 meq/100gram. Adding of ODTMABr concentration to the organoclay according to the value of 1 CEC. Characterization with XRD, FTIR and EDS show the surfactant ODTMABr has been successfully intercalated into MMT. Adsorption capacity of organoclay was tested by variation in consentration of p-chlorophenol (5-50 ppm) and compared it with the adsorption capacity of natural bentonite. From the adsorption isotherms of organoclay and natural organoclay showed adsorption of p-chlorophenol are 4,010 mg / 1 g and 0,356 mg / 1 g respectively. It can be concluded that the organoclay is more effective than the natural bentonite in adsorption of p-chlorophenol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42841
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson Rahmat MPP
Abstrak :
ABSTRAK


Senyawa triorganotimah seperti trifeniltimah hidroksida merupakan senyawa yang biasa digunakan sebagai insektisida baik pada bidang kehutanan maupun bidang pertanian. Modifikasi kimia kayu diperkirakan menjadi perlakuan altematif dalam bidang pengawetan kayu di masa yang akan datang karena kemampuannya dalam meningkatkan ketahanan kayu. Penelitian ini bertujuan mensintesis senyawa trifeniltimah hidroksida kemudian mensintesis bentuk oksida. Sintesis senyawa trifeniltimah hidroksida dapat melalui trifeniltimah klorida dengan penambahan larutan alkali kemudian dari bentuk hidroksida dapat menjadi oksidanya, untuk mensintesis bis-trifeniltimah oksida dapat melalui pemanasan trifeniltimah hidroksida pada suhu tertentu atau melalui refluks .. Has if sintesis kedua senyawa ini diaplikasikan pada kayu untuk mencegah serangan rayap kayu kering {Cryptotermes cynocephalus). Hasil yang didapatkan kristal putih trifeniltimah hidroksida 4,8796 gram atau sekitar 88,56% sedangkan bis- trifeniltimah oksida 1,2194 gram atau sekitar 51,26%. Untuk menguji kemurnian senyawa tersebut metoda yang digunakan antara lain: uji titik leleh, FTIR dan GCMS. Pengaruh senyawa hasil sintesis terhadap ketahanan kayu dari serangan rayap memberikan hasil yang positif. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pemberian trifeniltimah hidroksida dan bis-trifeniltimah oksida berpengaruh sangat nyata pada beberapa taraf signifikasi, mortalitas rayap kayu kering meningkat dengan meningkatnya konsentrasi senyawa trifeniltimah hidroksida dan bis-trifeniltimah oksida. Sebaliknya kehilangan berat kayu menurun dengan peningkatan konsentrasi kedua senyawa tersebut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry
Abstrak :
ABSTRAK
Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup terutama bagi manusia. Salah satu parameter yang harus dipantau dalam sistem perairan adalah kandungan zat organik ( penentuan COD). Dalam Penelitian ini dipelajari degradasi senyawaan asam benzoat dan KHP secara fotokatalisis dengan menggunakan katalis TiO2 yang diimmobilisasi pada dinding bagian dalam dari kolom gelas (inner wall of a glass coloumn tube, TiO2-IWGCT). Lebih lanjut dipelajari pengaruh konsentrasi awal asam benzoat dan KHP terhadap kinetika reaksi fotokatalisis sehingga dapat menentukan tetapan adsorpsi senyawa asam benzoat dan KHP pada permukaan katalis TiO2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi pada asam benzoat yaitu 81,56 %; 80,84 %; 83,06%; 58,66% untuk masingmasing konsentrasi 5, 10, 15 dan 30 ppm. Hal ini disertai dengan penurunan COD yaitu 79,95% ; 76,92%; 84,86% dan 56,63%. Sedangkan untuk KHP terjadi penurunan konsentrasi yaitu 92,71%; 82,20% dan 64,91% untuk masing-masing konsentrasi 5, 15 dan 30 ppm sedangkan penurunan COD yang terjadi adalah 87,50%; 75,96% dan 56,25%
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Nurliana
Abstrak :
Bentonit merupakan adsorben alumino pilosilikat, yang pada umumnya merupakan lempung tidak murni dan penyusun komponen utamanya adalah montmorillonit. Salah satu pemanfaatan bentonit adalah untuk penjernihan atau pemucatan minyak dalam proses pemurnlan minyak kelapa sawlt. Sebagian besar dari cadangan bentonit yang ditemukan di Indonesia adalah jenis bentonit kalsium dengan kualitas daya serap yang rendah, untuk menaikkan kualitas daya serap bentonit perlu adanya proses purifikasi untuk menghilangkan pengotor-pengotor mineral dan pertukaran kation agar terbentuk Na Bentonit dan dilanjutkan dengan aktivasi pada bentonit. Purifikasi yang dilakukan meliputi penghilangan karbons t,MiLiK pibpostakaak fmjpa pengurangan kadar besi, pengurangan materi organik dan fraksiohaSi:: ?— Kemudian dilanjutkan dengan proses aktivasi dengan asam mineral, asam yang digunakan untuk aktivasi bentonit adalah asam sulfat 0,2 M ; 0,6 M dan 1 M. Perubahan yang terjadi pada bentonit saat mendapatkan perlakuan purifikasi dan aktivasi dianalisa dengan XRF dan XRD. Bentonit hasil purifikasi dan aktivasi akan diujikan terhadap minyak kelapa sawit (CPO).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Andika Nurdiansyah
Abstrak :
Organoclay telah disintesis dari bentonit alam tapanuli dan bentonit komersil dengan menggunakan surfaktan HDTMA-Br. Hasil difraksi XRD telah memperlihatkan perubahan basal spasi pada bentonit setelah dimodifikasi menjadi organoclay. Uji aplikasi organoclay sebagai absorben dilakukan terhadap fenol dan katekol. Hasil analisa dengan UV-Vis memperlihatkan terjadi penurunan konsentrasi fenol dan katekol yang cukup signifikan setelah dilakukan uji absorpsi. Hasil ini juga membuktikan bahwa organoclay alam dan komersil sangat efektif dalam mengurangi kadar fenol dan katekol. Data spektra FTIR memperlihatkan fenol dan katekol telah terabsorpsi pada organoclay. Organoclay lebih efektif mengabsorp fenol dibandingkan katekol untuk konsentrasi yang sama.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>