Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharto, 1944-
Abstrak :
ABSTRAK
Memasuki masa orde baru yang juga merupakan awal pelaksanaan Pelita I, pemerintah Indonesia berada dalam kendali militer (ABRI) dengan menjalankan peranan dan fungsi sosial politiknya di samping melaksanakan fungsi pertahanan keamanan, dua fungsi yang dimiliki ABRI ini lazim disebut dengan Dwi Fungsi ABRI. Fungsi sosial politik ABRI dilaksanakan dengan cara menempatkan personilnya untuk menduduki jabatan di lembaga - lembaga non pertahanan keamanan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, tugas ini disebut dengan kekaryaan.

Sampai dengan Pelita V ini, ABRI masih tetap dominan dalam jabatan-jabatan strategi di pemerintahan. Demikian juga halnya dengan Pemerintah Daerah Kotamadya Tingkat II Semarang. Keberadaan ABRI sebagai pimpinan di Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang pada Pelita V, mampu mewujudkan keberhasilan pembangunan yang cukup memuaskan. Keberhasilan pembangunan tersebut meliputi pembangunan bidang kesehatan, perumahan rakyat, pendidikan dan pembangunan gizi masyarakat.

Keberhasilan yang sudah dicapai ini, merupakan salah satu bukti bahwa kepemimpinan ABRI melalui pelaksanaan kekaryaan mampu memimpin organisasi, mampu memberikan motivasi kepada masyarakat, mampu mewujudkan aparat yang bersih dan bertanggung jawab, serta mampu melaksanakan komunikasi sosial yang pada akhirnya mampu mempengaruhi peningkatan kesejahteraan sosial di Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang.

Dalam penelitian ini masalah kekaryaan ABRI menjadi sorotan umum. Dan yang dimaksud dengan pelaksanaan kekaryaan ABRI dalam penelitian ini dibatasi dengan kepemimpinan Walikotamadya Semarang Soetrisno Soeharto, sedangkan keberhasilan pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan kesejahteraan sosial, meliputi pembangunan bidang kesehatan, pembangunan bidang perumahan rakyat, pembangunan bidang pendidikan dan pembangunan gizi masyarakat.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pertama, dilakukan studi literatur terhadap teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian ini, yang meliputi : teori pembangunan politik, teori pembangunan nasional, teori pembangunan kesejahteraan sosial, dan didukung oleh petunjuk pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI. Kedua : melakukan analisis data dari hasil temuan di lapangan, baik data tertulis maupun data yang berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan yang telah ditentukan sebelumnya. Langkah ketiga : adalah merumuskan kesimpulan hasil penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kekaryaan ABRI berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan di Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang.

1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyan Nooryan Putera Pikoli
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis perubahan kebijakan luar negeri Turki terhadap Suriah. Analisis dalam penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang melandasi Turki mengubah kebijakan luar negerinya sejak konflik sipil terjadi tahun 2011 di Suriah. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berdasarkan pada causal process tracing sebagai teknik analisis data. Dengan kerangka analisis politik luar negeri, penelitian ini menemukan adanya faktor internal dan eksternal sebagai pembentuk perubahan kebijakan luar negeri. Faktor internal terdiri dari isu politik identitas, pragmatisme ekonomi, dan peran kelompok kepentingan. Kemudian, faktor eksternal terdiri dari ancaman eksistensial, guncangan eksternal, desakan publik, dan persaingan di kawasan. Berdasarkan perangkat analisis tersebut, penulis menyimpulkan bahwa perubahan sikap Turki dilandaskan pada kepentingan nasionalisme Turki yakni mencegah terbentuknya Negara Kurdi di Suriah Utara, mengendalikan kelompok Islam Radikal di Suriah, membentuk pemerintahan baru di Suriah sesuai dengan kehendak Turki, menguasai akses sumber energi di Suriah, dan melindungi wilayah kedaulatannya dari ancaman dan efek limpahan konflik Suriah. Berdasarkan hasil analisis tersebut, penelitian ini menawarkan dua rekomendasi penting. Pertama, secara akademik yang menawarkan penyempurnaan lebih lanjut dari teori perubahan politik luar negeri dengan menggabungkan pendekatan berbasis struktur dan agen. Kedua, rekomendasi kebijakan yang menawarkan secara idealitas bahwa Turki harus mengembalikan karakteristik politik luar negeri Zero Problem with Neighbour yang cenderung mengedepankan soft power dibanding hard power. ......This study analyzes the changes in Turkey's foreign policy towards Syria. The analysis in this study identifies the causal factors that underlie Turkey's change in its foreign policy since the civil conflict occurred in 2011 in Syria. This thesis uses a qualitative research method based on causal process tracing as a data analysis technique. With the framework of foreign policy analysis, this research finds internal and external factors as the shapers of foreign policy changes. Internal factors consist of identity politics, economic pragmatism, and the role of interest groups. Then, external factors consist of existential threats, external shocks, public pressure, and competition in the region. Based on this analysis, the authors conclude that Turkey's policy changes are based on the interests of Turkish nationalism, namely preventing the formation of a Kurdish State in Northern Syria, controlling Radical Islamic groups in Syria, forming a new government in Syria under Turkey's will, controlling access to energy sources in Syria, and protect its sovereign territory from the threats and spillover effects of the Syrian conflict. Based on the analysis results, this study offers two important recommendations. First, academically that offers a further refinement of the theory of foreign policy change by combining a structure-based and agency-based approach. Second, policy recommendations offer ideals that Turkey must restore the characteristics of a "Zero Problem with Neighbor" foreign policy, which tends to prioritize soft power over hard power.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Aldian Prasetio
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis hubungan tingkat dukungan sosial terhadap tingkat self efficacy mencari kerja pada fresh graduate. Temuan studi sebelumnya Kanfer (2001) menyebutkan seseorang dengan tingkat efikasi diri dalam mencari kerja yang tinggi akan mengalami waktu pengangguran relatif singkat. Dukungan sosial menjadi bagian yang terpenting dalam pembentukan sikap efikasi diri fresh graduate dalam mendapatkan kerja, studi sebelumnya menjelaskan bahwa tingkat efikasi diri seseorang mencari pekerjaan membutuhkan dukungan sosial dari kerabat terdekat seperti keluarga dan teman, hal tersebut dikarenakan oleh dukungan sosial menjadikan individu lebih merasa nyaman, meningkatkan kepercayaan diri, dan merasa berkompeten atau bernilai dalam menghadapi kendala atau kesulitan dalam kegiatan pencaharian kerja pada fresh graduate. Studi ini berhipotesis bahwa dukungan sosial memiliki hubungan positif terhadap tingkat efikasi diri mencari kerja pada kalangan fresh graduate di Jabodetabek, hal tersebut sebab kemampuan mencari kerja tak lepas dari faktor eksternal seperti pemberian dukungan sosial yang mendorong pada sikap percaya diri, membangkitkan harga diri, dan membantu kebutuhan dalam pencaharian kerja, sehingga terbangunnya kepercayaan untuk peluang mendapatkan kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner online untuk mengukur tingkat dukungan sosial terhadap tingkat efikasi diri mencari kerja fresh graduate. Hasil penelitian menjelaskan terdapat hubungan positif antara tingkat dukungan sosial dengan Tingkat Job Search Self Efficacy pada fresh graduate di Jabodetabek. Sumber dukungan sosial keluarga memiliki signifikansi paling besar karena keluarga merupakan agen sosial primer dan mengetahui rangkaian awal proses pencarian kerja para fresh graduate, dan keluarga dapat memberikan semua jenis dukungan yang diperlukan saat mencari kerja. Temuan lainnya adalah dukungan penghargaan memiliki signifikansi paling tinggi dikarenakan dukungan tersebut mendukung keyakinan untuk memperoleh pekerjaan sebab terdapat penilaian atas harga diri (self esteem) yang didapat dari validasi orang lain. ......This study to analyze the relationship between the level of social support and job search self efficacy among fresh graduates. The findings of previous research Kanfer (2001), someone with a high level of self-efficacy in looking for work will experience a relatively short time being unemployed. Social support is the most important part in the formation of a fresh graduate's self-efficacy attitude in getting a job, previous research explains that a person's level of self-efficacy in seeking or getting a job requires social support from closest relatives such as family and friends, this is because social support makes individuals feel more comfortable, increases self-confidence, and feels competent or worthy in dealing with obstacles or difficulties in working life activities for them. This study argues that social support has an influence on the level of self-efficacy in looking for work among fresh graduates in Jabodetabek, this is due to the ability to find independence from external factors such as by offering social support that encourages self-confidence, raises self-esteem, and help their needs in work activities so that they have more chances to build trust to get a job. This study uses a quantitative method with online survey to measure the level of social support and the job search self efficacy. The results of the study explain that there is a positive relationship between the level of social support and the level of Job Search Self Efficacy in fresh graduates in Jabodetabek. In addition, sources of family social support and appreciation support have the highest significance, this is because the family is the primary social agent and knows the initial sequence of the job search process for fresh graduates, plus the family can provide all kinds of support needed when looking for job. Another finding from this study is that reward support has the highest significance from other types of social support (emotional, instrumental, and information) this is because it supports the belief to get a job because of self-esteem (self- esteem) obtained from validation from others.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayinta Prakasita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana konstruksi gender direpresentasikan dalam film animasi Disney Princess “Raya and the Last Dragon” melalui penokohan, adegan (scene) dan narasi (monolog atau dialog). Studi-studi terdahulu mengenai representasi perempuan pada film animasi Disney tentang “Princess” tahun 1950-1990-an menunjukkan masih kental stereotip gender berbasis konstruksi feminitas pada perempuan, dan maskulinitas pada laki-laki. Sementara pada kurun 2000an hingga akhir 2000an film film Disney menunjukkan konstruksi perempuan sebagai pemberontak dan ambisius. Seiring dengan wacana pergeseran konstruksi kepada pencairan gender di masyarakat, pertanyaannya apakah Disney juga mempresentasikannya dalam film filmnya? Melalui kajian terhadap film Disney bergenre princess, “Raya and The Last Dragon” (2021) akan digali apakah film tersebut sudah lebih progresif dalam merepresentasikan isu gender? Dalam arti, film tersebut mengkonstruksikan suatu gagasan tentang feminitas dan maskulinitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif semiotika oleh Roland Barthes untuk menganalisis makna representasi dalam tanda/simbol. Teknik dokumentasi dilakukan dengan teknik screencapture sebagai pengumpulan data. Hasil Penelitian menunjukkan bagaimana adanya tiga representasi, antara lain: (1) Raya sebagai Pendekar Perempuan; (2) Raya sebagai PemimpinPerempuan; (3) Raya sebagai Perempuan Mandiri. Hasil kajian menunjukkan bahwa perempuan direpresentasikan sebagai karakter yang maskulin, digambarkan dengan sifat tangguh, dominan, dan mandiri. Konstruksi gender tradisional yang cenderung stereotip kini bergeser ke arah yang lebih progresif. ......This study aims to explore and reveal how gender construction is represented in the Disney Princess animated film "Raya and the Last Dragon" through characterizations, scenes and narratives (monologue or dialogue). Previous studies on the representation of women in Disney's animated film “Princess” in the 1950s-1990s show a strong gender stereotype based on the construction of femininity in women and masculinity in men. While Disney films in the early 2000s to the late 2000s showed the construction of women as rebellious and ambitious. Along with the discourse of shifting construction to gender disbursement in society, the question is how does Disney present it in its films? Through a study of the Disney princess film genre, “Raya and The Last Dragon” (2021), it will be explored whether the film is more progressive in representing gender issues and ideas about femininity and masculinity? The method used in this research is Roland Barthes' qualitative semiotics to analyze the meaning of representation in signs/symbols. Documentation technique with screen capture technique as data collection. The results of the study show how there are three representations, including: (1) Raya as a female warrior; (2) Raya as Female Leader; (3) Raya as an Independent Woman. The results of the study show that women are represented as masculine characters, described as tough, dominant, and independent. The traditional gender construction that tends to stereotype has shifted to a more progressive direction. 
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Dwita Kirana
Abstrak :
Covid-19 merupakan fenomena penyakit menular yang membuat kelompok-kelompok tertentu mengalami kerentanan. Adapun penyakit diabetes yang dikategorikan oleh para ahli kesehatan sebagai komorbid Covid-19, sehingga menjadikannya rentan secara fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan persepsi risiko Covid-19 pada penderita diabetes dalam pencegahan penularan Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan studi literatur sebagai data sekunder. Kasus ini menjelaskan bahwa penderita diabetes memiliki pengetahuan Covid-19 mencakup transmisi dan pencegahan penularan. Pengetahuan melalui proses memercayai, yang mana didapat melalui media dan pengalaman. Para penderita diabetes menganggap bahwa Covid-19 sebagai sesuatu yang berbahaya dan berisiko, dalam gejala yang dapat menjadi berat dan risiko kematian. Risiko Covid-19 salah satunya konsekuensi biaya perawatan Covid-19 dan tuntutan isolasi mandiri. Para penderita diabetes menganggap penting mengetahui pencegahan penularan serta risiko yang timbul sehingga tidak mengalami kerugian. Pengetahuan dan persepsi risiko pada penderita diabetes tidak terlepas dari latar belakang sosial budaya dan ekonomi. Pengetahuan menjadi bagian dari pembentukan persepsi dalam melihat risiko. ......Covid-19 pandemic is an infectious disease phenomenon that makes some certain communities become vulnerable. Diabetes found of health professionals belongs morbidity group of Covid-19, that makes diabetics physically vulnerable. This research discusses about knowledge and risk perception of Covid-19 among diabetics prevent of Covid-19 transmission. The methods used in this research were in-depth interviews and secondary data collection. This diabetic case explain that diabetics had prevention of transmission knowledge. Knowledge shaped by ways of knowing process which came from media and experience. Covid-19 consider be dangerous and risky by diabetics because the probabilities of getting severe symptoms and death. Some of those risks of Covid-19 is the cost of treatment and self-isolation. It was considered important to have knowledge, transmission, and risks of Covid-19 and diabetes to decrease loss. Knowledge and risk perception are inseparable from socioeconomic background. Knowledge become a part of perceiving risk.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Aenul Ikmah
Abstrak :
Pembelajaran daring yang diberlakukan selama pandemi Covid-19 di Indonesia memberikan persepsi yang berbeda mengenai ruang belajar terhadap mahasiswa. Mahasiswa harus beradaptasi dengan ruang belajar sehingga menimbulkan persepsi ruang belajar selama pembelajaran daring. Hal ini didasarkan pada proses dwelling yang dilakukan mahasiswa selama pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi dan proses dwelling mahasiswa mengenai ruang belajar pada prodi X angkatan 2018 Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi pustaka. Informan pada penelitian ini adalah mahasiswa prodi X angkatan 2018 Universitas Indonesia. Penemuan dilapangan menunjukkan adanya perbedaan dalam proses dwelling yang terjadi pada mahasiswa mengenai persepsi ruang belajar itu sendiri. Informan dalam penelitian ini berpendapat bahwa pembelajaran daring lebih fleksibel. Informan juga berpendapat pembelajaran daring terasa membosankan. Pengalaman yang dirasakan informan ketika pembelajaran daring yaitu adanya perubahan pola aktivitas informan ketika melakukan pembelajaran daring di tempat tinggalnya. Selain itu, pembelajaran daring memberikan kebebasan informan untuk melakukan aktivitas lain. ......Online learning that was implemented during the Covid-19 pandemic in Indonesia gave a different perception of student learning spaces. Students must adapt to the study space so that it creates a perception of the learning space during online learning. This is based on the dwelling process carried out by students during online learning. This study aims to describe the perception and process of student dwelling regarding study rooms in the 2018 Study Program X class, University of Indonesia. This study uses a qualitative approach with data collection methods through in-depth interviews and literature study. The informants in this study were students of the 2018 study program X, University of Indonesia. The findings in the field show that there are differences in the dwelling process that occurs in students regarding the perception of the study room itself. Informants in this study argue that online learning is more flexible. The informants also thought that online learning was boring. The experience felt by the informant when learning online was a change in the pattern of the informant's activity when doing online learning at his place of residence. In addition, online learning gives informants the freedom to do other activities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefani Selina Prameswari
Abstrak :
Agenda Women, Peace and Security (WPS) merupakan nilai global tentang perempuan dalam perang yang disebarkan oleh Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi UNSC 1325 pada tahun 2000. Agenda ini kemudian menjadi kerangka revolusioner pertama yang berusaha memecahkan masalah tentang dampak spesifik gender dalam perang dan konflik terhadap perempuan dan anak perempuan. Berbagai negara kemudian berbondong-bondong untuk mengadopsi resolusi ini menjadi sebuah National Action Plan (NAP) atau Rencana Aksi Nasional (RAN) sebagai bentuk dari implementasi agenda WPS. Usaha-usaha sudah dilakukan pada tingkat multi sektor, namun pada realitanya, masih sulit untuk dicapai. Salah satu kasus menarik terjadi di Irak, sebagai negara pertama yang mempunyai RAN 1325 di kawasan Arab dan Afrika Utara sejak tahun 2014, dimana implementasi agenda WPS terlihat masih mengalami penyimpangan. Padahal, Irak telah menjadi garda terdepan situasi perang dan konflik hingga kini, namun nasib perempuannya masih dipertanyakan kembali. Dengan demikian, penulis memiliki pertanyaan penelitian yaitu bagaimana implementasi agenda WPS di Irak melalui RAN untuk Resolusi UNSC 1325 pada periode tahun 2014-2018? Melalui kerangka berpikir keamanan feminis, penulis berusaha untuk melihat proses implementasi tersebut serta dampaknya terhadap perempuan di wilayah perang dan konflik di Irak. ......With the adoption of UN Security Council Resolution 1325 in 2000, the UN Security Council promoted the worldwide value of women in conflict known as the Women, Peace, and Security (WPS) agenda. This resolution is the first revolutionary framework that seeks to address the problem of gender-specific impacts in war and conflict. Then, as part of the WPS agenda, numerous nations sought to adopt this into a National Action Plan (NAP) or Rencana Aksi Nasional (RAN). Multi-sectoral initiatives have been made, but in practice, still challenging to accomplish. One intriguing instance occurred in Iraq, the first country to have RAN 1325 in the Arab and North African area since 2014, where the WPS agenda seems to still be being implemented inconsistently. The fate of women is still being debated, even though Iraq has historically been at the forefront of war and conflict circumstances. As a result, the author's research topic is how, between 2014 and 2018, the WPS agenda in Iraq is being implemented through the NAP for UN Security Council Resolution 1325. The author attempts to understand the implementation process, the perspectives of women in the war and conflict region in Iraq through the lens of a feminist security.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Putri Ismala
Abstrak :
Skripsi ini tentang dukungan sosial yang diberikan oleh layanan bimbingan dan konseling kepada anak lamban belajar dan sejauh mana dapat membantu penyesuaian anak lamban belajar di sekolah yang dibahas dari disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan sosial anak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan individu lain dan lingkungannya sejalan dengan kemampuan penyesuaian sosialnya. Tetapi terdapat beberapa anak yang memiliki hambatan dalam penyesuaian sosial di sekolah, salah satunya anak lamban belajar. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 161 Jakarta dengan pendekatan kualitatif dan tujuan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dengan tujuh orang informan dalam rentan waktu penelitian sejak bulan Oktober 2021 sampai Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan layanan bimbingan dan konseling telah memberikan dua bentuk dukungan sosial pada anak lamban belajar di SMP Negeri 161 Jakarta yaitu instrumental support yang terdiri dari reliable alliance, guidance, dan emotional support yang terdiri dari attachment, reassurance of worth, social integration, dan opportunity to provide nurturance. Adapun hambatan yang dihadapi oleh layanan bimbingan dan konseling dalam memberikan dukungan sosial adalah sikap diam anak dan pembelajaran dengan metode online. Dengan dukungan sosial yang diberikan membantu penyesuaian sosial anak lamban belajar berupa terdapat peningkatan kepercayaan diri anak lamban belajar sehingga berpengaruh pada penampilan nyata, penyesuaian diri dalam kelompok, sikap sosial, dan kepuasan pribadi anak lamban belajar. Tetapi peningkatan kemampuan penyesuaian sosial berbeda pada setiap peserta didik tergantung pada kondisi lamban belajar. Penelitian ini memberikan sumbangsih bagi mata kuliah tingkah laku manusia terkait materi life span dan tugas perkembangan sosial anak dan mata kuliah kesejahteraan anak terkait materi anak dalam kebijakan dan perlindungan anak khususnya anak berkebutuhan khusus pada program studi ilmu kesejahteraan sosial. Serta memberikan gambaran dan ragam contoh layanan bimbingan dan konseling sekolah lain dalam pemberian dukungan sosial pada anak lamban belajar dalam penyesuaian sosial. ......This studies discusses about the social support provided by the guidance and counseling services to slow learners and the extent to which it can help the adjustment of slow learners in schools from social welfare disciplines. This research was motivated by the social needs of children to interact and communicate with other individuals and their environment in line with their social adjustment abilities, including children who are diagnosed as slow learner, who then face obstacles in social adjustment at school. This research was conducted at SMP Negeri 161 Jakarta using a qualitative approach and a descriptive model. Data collection carried out using in-depth interviews with seven informants in the research period from October 2021 to June 2022. The results show that guidance and counseling services have provided two forms of social support for slow learners at SMP Negeri 161 Jakarta, namely instrumental support consisting of reliable alliance, guidance, and emotional support consisting of attachment, reassurance of worth, social integration, and opportunity to provide nurturing. The obstacles faced by guidance and counseling services in providing social support are the silence of children and online learning methods. The social support provided helps the slow learner's social adjustment in the form of an increase in the slow learner's self-confidence so that it affects the real appearance, self-adjustment in groups, social attitudes, and personal satisfaction of the slow learner. But the increase in social adjustment ability differs for each student depending on the slow learner conditions. This research contributes to human behavior courses related to life span material and children's social development tasks and child welfare courses related to children's material in policy and child protection, especially children with special needs in social welfare science study programs. As well as providing an overview and variety of examples of guidance and counseling services for other schools in providing social support to slow learners in social adjustment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafika Mauldina
Abstrak :
Penelitian ini mengenai peran guru pembimbing khusus (GPK) dalam mengembangkan interaksi sosial anak autis di Sekolah Inklusi yang dibahas dari disipilin ilmu kesejahteraan sosial. Umumnya, anak autis memiliki kesulitan untuk melakukan interaksi sosial. Beberapa penelitian terdahulu mengemukakan bahwa interaksi sosial penting untuk dikembangkan pada anak berkebutuhan khusus, khususnya pada anak autis. GPK merupakan salah satu significant other yang membersamai perkembangan anak autis di sekolah. Lebih lanjut, GPK memiliki peran signifikan dalam mengembangkan pola interaksi sosial anak autis, khususnya di sekolah inklusi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran GPK dalam mengembangkan pola interaksi anak autis di suatu sekolah inklusi yaitu Sekolah Semut-Semut The Natural School. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian didapatkan melalui depth interview bersama 5 narasumber di Sekolah Semut-Semut The Natural School, yaitu 3 GPK, 1 guru kelas, dan 1 guru bidang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa GPK memiliki peran penting dalam mengembangkan interaksi sosial. Peran yang diberikan oleh GPK adalah membimbing anak autis dengan antusias, meningkatkan kepercayaan diri anak autis di sekolah, membimbing dalam kegiatan serta mengingatkan jika salah, sehingga anak autis dapat berinteraksi dan dapat mengikuti pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, GPK juga melakukan penyelarasan murid autis dengan murid regular di sekolah dengan cara memotivasi anak autis untuk aktif berinteraksi, memberikan edukasi untuk menerima semua teman, melakukan penanganan jika anak tantrum. ......This study discusses the role of special guidance teachers (GPK) in developing autistic children's social interactions in the School of Inclusion discussed from the discipline of social welfare. Generally, autistic children have difficulty in social interaction. Some previous studies suggested that social interaction is important for development in children with special needs, especially in autistic children. The GPK is one of the significant others that brings together the development of autistic children in schools. Furthermore, GPK has a significant role in developing patterns of autistic children's social interaction, especially in inclusion schools. The study aims to describe the role of GPK in developing patterns of autistic child interaction in an inclusion school, the Ant-Semut School of The Natural School. This study uses a qualitative approach and a descriptive research type. The research data were obtained through a depth interview with 5 sources at Ant-Semut School The Natural School, namely 3 GPK, 1 class teacher, and 1 field teacher. The results of this study show that GPK plays an important role in developing social interactions. The role given by the GPK is to guide autistic children enthusiastically, increase the confidence of autistic children in school, guide in activities and remind them that they are wrong, so that autistic children can interact and be able to follow learning for the better. In addition, the GPK also harmonizes autistic students with regular students at school by motivating autistic children to actively interact, providing education to accept all friends, handling if children are tantrums.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library