Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Marulak Bonaparte
"Aktivitas domestik masyarakat di pesisir dan kepulauan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari ketersediaan air tanah. Salah satu parameter limbah cair rumah tangga yaitu pencemar deterjen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran spasial konsentrasi deterjen dan risiko cemaran deterjen pada air minum masyarakat pulau Kodingareng Lompo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakan adalah model sebaran konsentrasi deterjen dengan interpolasi kriging dan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sebaran kandungan deterjen tertinggi pada air sumur terdapat pada RW 2 dan RW 3 sebesar 2,384-2,98 mg/l, sedangkan sebaran kandungan deterjen pada air sumur terendah juga terdapat pada RW 2 dan RW 3, dan RW 6 sebesar 0,005-0,0088 mg/L. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, konsentrasi tertinggi terdapat pada sampel air minum 4 dan 5, yaitu sebesar 2,98 mg/l. Sedangkan sampel air minum 2 memiliki konsentrasi cemaran deterjen paling rendah, yaitu 0,005 mg/l. Hasil perhitungan ARKL yang dilakukan terhadap konsentrasi cemaran deterjen pada air minum menunjukkan tingkat risiko yang tinggi (RQ >1) pada tiga responden dan tergolong tidak aman untuk konsumsi air minum.

Domestic activities in coastal and island communities are one of the factors that can affect the quality and quantity of groundwater availability. One of the parameters of household wastewater is detergent pollutants. The purpose of this study was to analyze the risk of detergent contamination in drinking water in the community of Kodingareng Lompo Island. This research is a type of quantitative research with a descriptive approach. The method used are the model of the distribution of detergent concentrations by interpolating kriging and the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) approach. The highest distribution of detergent content in well water is in RW 2 and RW 3 of 2,384 - 2,98 mg/l, while the distribution of detergent content in the lowest well water is also found in RW 2 and RW 3, and RW 6 of 0,005 - 0,0088 mg/l. Based on the examination conducted, the highest concentration was found in drinking water samples 4 and 5, which was equal to 2.98 mg/l. while the drinking water sample 2 has the lowest concentration of detergent contamination, which is 0.005 mg/l. The results of ARKL calculations conducted on the concentration of detergent contamination in drinking water showed a high level of risk (RQ> 1) in three respondents and classified as unsafe for drinking water consumption."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bellanti Nur Elizandri
"Minat penglaju perempuan pada penggunaan moda transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah desain kereta dan stasiun KRL Jabodetabek yang belum sepenuhnya merepresentasikan kebutuhan mobilitas ulang-alik harian dari penglaju perempuan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan desain kereta dan stasiun KRL Jabodetabek yang ramah kepada perempuan, khususnya penglaju perempuan pengguna KRL Jabodetabek. Metode yang digunakan adalah metode gabungan dengan teknik pengumpulan data terdiri atas kuesioner tertutup (kuantitatif) serta kuesioner terbuka, observasi, dan wawancara mendalam (kualitatif). Data hasil keusioner—tertutup dan terbuka—dianalisis menggunakan statistik deskriptif, sedangkan data hasil wawancara dianalisis menggunakan koding. Pada hal ini, data hasil analisis deskriptif kuesioner terbuka dan koding dikomparasikan dengan data hasil observasi dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain kereta dan stasiun KRL ramah perempuan ditentukan oleh enam indikator, yaitu biaya tarif, aksesibilitas, ketepatan waktu, lingkungan alami, kenyamanan, dan keamanan. Hal tersebut menyimpulkan bahwa desain ramah perempuan terwujud melalui keselarahan ketiga pilar keberlanjutan—lingkungan, sosial, dan ekonomi.
......The interest of woman commuters in using Jabodetabek’s commuter line rail (KRL) is still low. One of the reason is the design of it’s waggons and stations that do not fully represent the daily commute mobility needs of woman commuters. Based on these problems, this study aims to create a design for the KRL waggons and station that are friendly to woman—woman commuters using KRL. The method used is a mix method with data collection technique are closed questionnaires (quantitative) and opened questionnaires, observations, and deep interview (qualitative). Questionnaire data—closed and opened—are analyzed using descriptive statistics, while interview data were analyzed using coding. In this case, the data from descriptive analysis of the open questionnaire and coding were compared with the data from the observation and FGD. The results show that the design of woman-friendly KRL waggon and stations is determined by six indicators, namely fare costs, accessibility, punctuality, natural environment, comfort, and safety. It concludes that woman-friendly design is realized through the alignment of the three pillars of sustainability—environmental, social, and economic."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Univeristas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Anggun Paramita Djati
"Leptospirosis adalah penyakit berbasis lingkungan yang masih belum menjadi prioritas upaya pengendalian penyakit. Masalah dalam penelitian ini yaitu distribusi leptospirosis berdasarkan habitat dan relung ekologi yang sesuai berbasis ekososial dengan pendekatan ilmu lingkungan belum banyak diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model prediksi kejadian leptospirosis menurut relung ekologis berbasis ekososial. Penelitian dilakukan tahun 2019- 2020. Data time-series (2008-2018) di Demak, Boyolali, Kota Semarang, dan Ponorogo meliputi titik koordinat penderita dan variabel lingkungan alam, sosial, dan binaan, dilengkapi hasil wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Metode yang digunakan yaitu Pemodelan Relung Ekologis dan Analisis Jaringan Sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kerapatan vegetasi berkontribusi paling besar terhadap semua model prediksi. Faktor lingkungan lain yang berkontribusi yaitu kepadatan penduduk dan tata guna lahan. Kesimpulan penelitian ini yaitu pemodelan relung ekologis yang dikombinasi dengan analisis jaringan sosial dapat memprediksi sebaran leptospirosis. Prediksi ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan intervensi disesuaikan kearifan lokal daerah.
......Leptospirosis is an environmental-based disease that has not yet become a priority in disease control efforts. The problem in this study namely the distribution of leptospirosis based on habitat and ecological linkages in accordance with the environmental science approach, is not widely known. This study aimed to develop a predictive model for the incidence of leptospirosis according to ecosocial based ecological niches. The research was conducted in 2019-2020. Time-series data (2008-2018) in Demak, Boyolali, Semarang City, and Ponorogo included the coordinates of sufferers and variables of the natural, social, and built environment, complemented by the results of interviews and Focus Group Discussions (FGD). The methods used were Ecological Niche Modeling and Social Network Analysis. The results showed that in general the density grew the largest for all predictive models. Other environmental factors were population density and land use. The conclusion of this study was that ecological niche modeling combined with social network analysis can predict the distribution of leptospirosis. This prediction could be used as a basis for determining the choice of local wisdom."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Univeristas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library