Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lucky Budy Pamungkas
"Terdapat banyak bentuk dan ukuran saluran transmisi antara Badan Usaha Milik Negara (‘BUMN’) dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (‘APBN’). Salah satunya adalah setoran dividen dari BUMN kepada Pemerintah. Penelitian ini mencoba untuk meneliti kebijakan dividen BUMN dengan tidak hanya melihat pengaruh faktor internal namun juga faktor eksternalnya. Faktor internal fokus pada aspek keberlanjutan bisnis BUMN berupa profitabilitas, leverage, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan pembayaran dividen tahun sebelumnya. Sedangkan faktor eksternal fokus pada aspek pengelolaan keuangan negara berupa asumsi pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan proyeksi defisit APBN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Penelitian ini menggunakan model penelitian regresi data panel terhadap laporan keuangan BUMN serta informasi APBN pada periode 2015-2019. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa leverage, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan pembayaran dividen tahun lalu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen BUMN. Penelitian ini memberikan gambaran awal bahwa kebijakan dividen BUMN cenderung mempertimbangkan pada keberlanjutan bisnisnya. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam dan memberikan gambaran bagaimana formulasi dalam penetapan besaran dividen BUMN yang tepat sesuai dengan tujuan berdirinya BUMN yang tidak hanya mengejar keuntungan namun juga perannya dalam menyumbang penerimaan negara. Hal ini sebagai bentuk transparansi pengelolaan kebijakan dividen oleh Pemerintah sesuai dengan rekomendasi dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan sekaligus masukan bagi rencana Pemerintah membentuk Badan Pengelola BUMN yang salah satu wewenangnya adalah mengelola dividen BUMN.

There are many sizes of transmission channels between State-Owned Enterprises ('SOEs') and the State Budget. One of them is the payment of dividends from SOEs to the Government. This study tries to examine dividend policy by looking not only at the influence of internal factors but also external factors. Internal measures focus on the performance aspects of SOEs that affect the causes of its business in the form of profitability, leverage, company growth, company and dividend payments in the previous year. Meanwhile, external factors focus on aspects of state financial management that affect SOEs on state revenues in the form of assumptions about economic growth, inflation, and the State Budget's deficit to Gross Domestic Product (GDP). By using a panel data regression research model on the financial statements of SOEs and the State Budget for the 2015-2019 period, this study concludes that leverage, company size, and dividend payments last year have a significant influence on the dividend policy of SOEs. This study provides the SOEs dividend policy tends to favor the SOEs business sustainability compared to its contribution to state revenues. Subsequent research can examine more deeply and provide an overview of the formulation in determining the appropriate amount of SOEs dividends according to the purpose of the establishment of SOEs This is a form of transparency in policy management by the Government in accordance with recommendations from the Organization for Economic Co- operation and Development (OECD) and also input for the Government's plan for the SOEs Management Agency, which has the authority to manage SOEs dividends."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayo Adhika Putra
"Di tahun 2020 dan 2021, virus COVID-19 menyebar ke seluruh Indonesia. Pemerintah terpaksa mengumumkan status darurat dan melaksanakan kebijakan isolasi pandemi yang membatasi transportasi internasional maupun domestik. Kebijakan tersebut menyebabkan kontraksi di output sektor riil. Kontraksi ini memiliki efek meluap yang berdampak buruk bagi sektor perbankan. Penelitian ini menemukan bahwa kebijakan-kebijakan restriktif untuk mengisolasi pandemi COVID-19 berdampak buruk bagi risiko kredit dan effisiensi operasional perbankan. Penelitian ini juga menemukan bahwa kebijakan moneter mampu mengurangi dampak terhadap risiko kredit, tapi tidak berpengaruh banyak terhadap efisiensi operasional.

In both the years 2020 and 2021, there were periods where the COVID-19 pandemic was spreading like wildfire through Indonesia, demanding that the Indonesian government declare a state of emergency and enact restrictive lockdown measures to contain the pandemic. These restrictive containment measures were disastrous for the real sector, and had spillover effects into the banking industry. This study found that those restrictive emergency containment measures affected the banking industry’s credit risk and operational efficiency. The Indonesian central bank enacted expansionary monetary policies following the emergency measures to counteract the impact of the emergency containment measures. Monetary policy was able to mitigate the adverse impacts to credit risk, but not the adverse impacts to operational efficiency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Munandar
"Produk dengan pembagian laba (with-profit policies) umumnya dipergunakan oleh pemegang polis untuk menabung atau investasi. Pada awal pembentukan produk perusahaan menetapkan suatu tingkat bunga yang konvensional, kemudian secara periodik pemegang polis diberikan keuntungan atau surplus dan perusahaan dalam bentuk bonus (atau dividend). Dengan adanya pembagian bonus tersebut maka pemegang polis secara tidak langsung memperoleh tingkat bunga yang dapat mengimbangi rata-rata tingkat pengembalian investasi dan instrurnen-instrumen investasi lainnya. Bahkan dapat lebih besar, bilamana manajer investasi perusahaan asuransi dapat mengelola dana yang terkumpul secara sangat baik. Hal tersebut menyebabkan produk dengan pembagian laba selain membenikan perlindungan atas kematian juga memberikan kesempatan berinvestasi kepada pemegang polis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Farid Majdi
"ABSTRAK
Selama beberapa tahun terakhir pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijaksanaan
untuk meningkatkan dan memperkuat daya saing ekonorni nasional. Beberapa kebijakan yang
berkaitan Iangsung dengan PT. Garuda Indonesia antara lain Undang-undang no.15 tabun 1992
tentang Penerbangan Nasional dan PP no. 4 tahun 1994 tentang Penanaman Modal Asing. Oleh
karena itu GA harus mengkaji dan mencermati clampak dan dikeluarkanya peraturan-peraturan
tersebut terhadap kesuksesan perusahaan.
Pertumbuhan angkutan kargo udara domestik yang cukup pesat merupakan peluang
bagi GA untuk meningkatkan pendapatan dari luar sektor produk inti (core product)
perusahaan. Angkutan kargo udara domestik untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan
tumbuh sebesar l2% pertahun, Iebih tinggi dari angkutan penumpang yang rata-rata sebesar
5% pertahun. Persaingan memperebutkan pangsa pasar kargo domestik saat ini cukup ketat
dengan GA masih sebagai pemlinpin pasar yang pada tahun 1995 menguasai 73,61% kargo
inbound (ke Jakarta) dan 49,5% kargo outbound (keluar dan Jakarta). Tingginya pangsa pasar
ini tidak mencerminkan keadaan sebenarnya karena:
- Sebagian kargo inbound GA merupakan kargo transit.
- GA mempunyai ton km produksi lebih besar dan pesaing.
- GA mempunyai frekuensi ke kota-kota potensial lebih banyak dari maskapai lain
Ancaman terhadap kargo domestik GA antara lain datang dari maskapai penerbangan
dalam negeri yang semakin agresif mempromosikan produk kargonya. Sebagai contoh Sempati
Air dengan VIP-nya atau Merpati dengan Mega Cargo-riya, selain itu juga berasal dari
maskapai asing yang mernpunyai hak terbang ke 13 kola domestik. Hal ini bertambah dengan
adanya tekanan produk pengganti yang berupa model angkutan darat dan angkutan saut yang
pada banyak daerah merupakan model angkutan barang yang dominan.
Pertumbuhan pasar yang tinggi belum diikuti oleh pertumbuhan kargo domestik GA,
dan bahkan pada beberapa sektor kargo domestik GA mengalami penurunan yang cukup tajam.
Melalui analisis BCG Matrix diperoleh kesimpulan kargo dome:tik GA saat ini berada pada
posisi cash flow dengan pangsa pasar tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah. Dengan strategi
yang komprehensif diharapkan dapat mcncapai posisi star dimana menguasai pangsa pasar dan
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memenuhi permintaan pasar PT. Garuda
Indonesia harus mempertimbangkan penggunaan pesawat khusus kargo (freighter). Pemilihan
pesawat kargo yang digunakan harus disesuaikan dengan perencanaan armada (fleet plan)
untuk memudahkan dalam pengadaan awak pesawat dan jadwal perawatan. Selain itu GA harus
memikirkan bahwa dalam melakukan ekspansi rute tidak hanya berdasarkan potensi
penumpang semata tapi juga potensi kargo pada daerah tertentu.
Pembenahan sarana dan prasarana kargo harus mendapat prioritas dan pimpinan
perusahaan. PerÍuasan gudang, modernisasi peralatan handling dan uld dan pengadaan usaha
penunjang tidak bisa ditunda lagi mengingat semakin besarnya volume barang yang dikirim
melalui kargo udara. Demikian juga dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia (SDM) kargo GA harus dilakukan. Sebagian besar sumber claya manusia yang ada
sekarang diperkirakan tidak mampu Lagi bersaing dengan maskapai lain mengingat pendidikan
formal dan informal yang mereka peroleh tidak mernadai. Problem ini mendesak dipecahkan
mengingat penangan kargo dewasa ¡ni ?nenuntut kecepatan, ketepatan dan standar keamanari
yang semakin tinggi.
Selain itu segala upaya pembenahan di atas harus didukung oîeh suatu strategi yang
tepat dan menyeluruh. Penyusunan strategi pemasaran yang tepat merupakan suatu keharusan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing dan kesuksesan unit kargo GA.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wishnu P. Moeliodihardjo
"ABSTRAK
Pasca Krisis ekonomi Asia 1998 lalu. menyebabkan perubahan perilaku pasar dan
perusahaan-perusahaan di Asia Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan banyak nya
perusahaan yang tutup karena tidak mampu menaban gelombang krisis ekonomi Asia tersebut.
Pcrusahaan-perusahaan yang dapat keluar dan krisis pun dipaksa melakukan penibahan
strategi perusahaannya agar mampu bertahan.
Computer Science Corporation (CSC) adalah salah satu perusahaan penyedia layanan
inhiMmasi dan Amerika yang metnpunyai cabang di wilayah Asia- Salah satu unit usaha CSC
bergerak di bidang penvedia layanan pembantu bagi industri finansial yaitu Financial Service
Group (CSC FSG). Saat ini produk yang disediakan di Asia adaLah produk bagi industri
perbankan dan asuransi seria layanan pendukung berbasis internet. Namun produk asuransilah
yang paling banyak dijual di Asia, sedangkan produk untuk perbankannya dapat dikatakan
penjualannya tidak signifikan.
Target pasar yang dituju oleh CSC FSG, pada awalnya, adalah grup perusahaan
perusahaan di luar Asia yang telah menggunakan produk CSC FSG di negara asalnya, Eropa
dan Amerika. Perusahaan-perusahaafl mi relatif mudah didekati karena telah mempunyai
pandangan yang baik terhadap kinerja produk-produk CSC FSG. Dan perusahaan-perusahaan
asing ini, maka CSC FSG masuk ke pasar perusahaan Lokal dan dapat menguasai pasar di Asia,
terutama bagi produk Teknologi informasi pendukung asuransi.
Seperti juga perusahaan lain yang beroperasi di Asia, CSC juga mempunyai masalah
dalam penjualan produknya di Asia, Antara lain adalah menurunnya daya bell pasar karena
tumnnva nilai mata uang Asia sedangkan produk CSC dihargai dengan US$. Disamping itu
CSC FSG juga mengalami kendala dalam penjualan produk-produk CSC FSG lainnya seperti
produk perbankan dan produk layanan berbasis Internet. Masalah-masalah tersebut
menyebabkan berubahnya peta pasar yang telah diperkirakan sebelumnya sehingga berdampak
pada tidak tercapainya target penjualan maupun target pendapatan perusahaan.
Narnun demikian prospek pemasaran produk CSC masih cerah karena munculnya
peluang-peluang pasar baru. Peluang pasar baru antara lain adalah kebutuhan perusahaan
perusahaan asuransi, baik Icikal maupun asing, dalam bersaing memberikan Iayana,n terbaik
bagi pelanggannya. Peningkatan layanan ini mau tidak mau memaksa perusahaan-perusahùn
asuransi tersebut nieningkatkan kinerjanya, antara lain dengan meningkatkan kemampuan
Teknologi Informasi yang dimilikinya.
Hal lain yang perlu dicermati oleh CSC adalah perbedaan tingkat pemulihan ekonomi di
Asia. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan CSC harus membedakan strategi
pemasarannya pada tiap wilayah di Asia. Wilayah di Asia dalam hal ini dapat dibagi menjadi
tiga wilayah berdasarkan tingkat pemulihan ekonominya. Wilayah pertama adalah negara yang
mampu keluar dan knisis dengan cepat ada seperti Jepang, Malaysia, Singapura dan
Hongkong. Wilayah kedua adalah negara-negara yang mengalami keterlambatan dalam proses
pemulihan ekonorninya seperti Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Terakhir adalah
negara-negara yang tidak terkena dampak krisis lerlalu besar karena pemerintahannya
menerapkan sistem ekonomi setengah tertutup, seperti India dan Srilangka.
Pada wilayah yang memiliki perbaikan ekonomi Lebih balk diterapkan strategi penjualan
paket, dalam artian ada fitur tambahan dalam tiap produk asuransi CSC yang dibeli oleh suatu
perusahaan asuransi Fitur tambahan tersebut adaLah layanan internet bagi perusahaan asuransi
untuk dapat erkomu,iikasi denian pelanggannya. Pada wilayah ekonorni yang tingkat
perbaikan ekonominya lebih rendah diterapkan sistem penyewaan, selain sistem pembelian
tunai atau cicilan. Sistem ini terutama ditujukan untuk perusahaan asuransi lokalnya.
Sedangkan wilayah ketiga dimana pasarnya barn dibuka untuk perusahaan asuransi asing, CSC
akan inenyiapkan infrastri.ktur untuk mendukung perkembangan pasarnya.
Dengan strategi pernasaran yang berbeda pada tiap wilayah tersebut, diharapkan CSC
FSG dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan maksimal. Jadi walaupun secara
keseluruhan kondisi ekonomi dan pasar di Asia sedang menurun, tetapi CSC FSG dengan
pembagian strategi pemasaran per wilayah, dapat tetap meraih keuntungan sesuai dengan
tuntutan pusat.
"
2001
T4511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Makindo
"ABSTRAK
Berkembangnya teknologi dan perekonomian dunia dapat mengubah pola hidup masyarakat dan konsentrasi suatu jenis industri. Industri manufaktur kontainer termasuk salah satu jenis industri yang mengalami perubahan tersebut, diinana bermula dari Amerika Serikat, kemudian beralih ke Eropa, Asia Timur dan pada akhir dekade 1980-an berpindah ke Asia Tenggara.
Gejolak industri dan lingkungan sekitarnya dapat rnernpengaruhi perkenibangan industri manufaktur kontainer itu sendiri. Sejak masuk ke regional Asia Tenggara, gejolak lingkungan industri manufaktur kontainer terasa sangat fluktuatif, sehingga dalam kurun waktu kurang lebih setengah dekade telah memaksa beberapa perusahaan dalaiu industri ini untuk menutup usahanya.
PT ASPEC sebagai salah satu produsen kontainer berhadapan pada suatu kondisi untuk menentukan langkah langkah strategis yang harus diarnbil untuk menghadapi perubahan lingkungan inclustri tersebut, mulai dan yang bersifat placid sampai turbulen. Ada dua pilihan alternatif strategis yang dapat diambil, yaitu sebagai pembuat Konstruksi Baja Modular urituk keperluan perumahan atau inembuat Super Structure untuk keperluan industri otomotif medium to heavy duty.
Metoda QSPM dan AHP digunakan dalam melakukan analisis permasalahan yang ada. Hasil analisis menunjukkan bahwa PT ASPEC harus beralih produksi membuat Super Structure untuk keperluan industri otomotif mediunm to heavy duty."
1996
T4518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handayani Mutiara Lestari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses bisnis dan sistem pengelolaan
pengaduan yang berjalan di BPKP, menganalisis proses bisnis dan sistem
pengelolaan pengaduan yang berjalan di BPKP serta mengusulkan rancangan
sistem pengelolaan pengaduan dan mekanisme penanganan pengaduan untuk
BPKP melalui media website. Sistem pengelolaan pengaduan ini merupakan
perwujudan dari peraturan pemerintah berdasarkan surat edaran Kemenpan-RB
dan Peraturan Kemenpan-RB. Tujuan perancangan sistem ini adalah untuk
perbaikan organisasi dengan mewujudkan apa yang menjadi visi, misi, nilai BPKP
(PIONIR) dan moto BPKP sehingga tercipta good governance dan clean
government. Metode yang digunakan untuk merancang sistem pengelolaan
pengaduan ini adalah 4 tahap awal dari metode FAST. Tahapan yang digunakan
tahap scope definition, tahap problem analysis, tahap requirement analysis dan
tahap logical design. Dalam tahap scope definition sampai dengan requirement
analysis menghasilkan aktivitas yang dipertahankan, aktivitas yang ditambah dan
kerangka kerja PIECES yang kemudian diturunkan menjadi analisis kebutuhan
dan analisis fitur. Pada logical design dibuat diagram usecase, deskripsi usecase,
diagram fungsi dekomposisi, diagram konteks, diagram aliran data, spesifikasi
proses, diagram hubungan entitas, kamus data dan antarmuka pengguna menurut
metode pengembangan sistem dari Whitten dan Bentley. Hasil analisis adalah
perancangan sistem informasi pengelolaan pengaduan berbasis website yang
terdiri dari 15 tampilan user interface yaitu beranda, kirim pengaduan, register
pelapor, berita terbaru, kontak, verifikasi pengaduan, register umum penerimaan
pengaduan, surat jawaban, laporan tindak lanjut, monitoring tindak lanjut,
monitoring penanganan, surat permintaan perlindungan, surat respon cepat,
laporan penanganan, surat usulan pemberian penghargaan. User pada sistem ini
yang menjadi adalah pelapor (termasuk di dalamnya pejabat penerima pengaduan
di Unit Kerja) dan pejabat penerima pengaduan di Inspektorat.

ABSTRACT
This research aims to determine and analyze the business process and
whistleblowing system that runs on BPKP, as well as to propose a draft for
whistleblowing system and complaint handling mechanisms for BPKP through
media websites. This whistleblowing system is a manifestation of government
regulations by circular letter and regulations from Kemenpan-RB. The purpose of
this system designation is to improve the organization towards the vision, mission,
values BPKP (PIONIR) and motto of BPKP so as to create good governance and
clean government. The method used in the designation of whistleblowing system
is the 4 early stages of FAST methodology, namely scope definition stage,
problem analysis stage, requirement analysis stage and logical design stage. Scope
definition stage until requirement analysis produce maintained activities,
additional activities and PIECES framework which later be derived as a
requirement analysis and features analysis. In the logical design stage, usecase
diagram, usecase description, functional decomposition diagram, context diagram,
data flow diagram, process specification, entity relationship diagram, data
dictionary and user interface are made according to the method of Whitten and
Bentley. The results of the analysis is a design of whistleblowing system being
based on website which consists of 15 user interface namely home, send the
complaint, the complainant registers, latest news, contacts, verification of
complaints, general admission registers complaint, answer letters, follow-up
report, monitoring the follow-up, handling monitoring, protection request letter,
rapid response letter, handling complaint report, and proposal award letter. Users
of the system are the informant (including the complaint receiver official in work
unit), inspector, and complaint receiver official in Inspectorate."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Mamboretta
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah perusahaan telah menerapkan pelaporan dan pengungkapan akuntansi atas transaksi sewa pada perusahaan pembiayaan sesuai PSAK 30 tentang sewa yang telah diadopsi dari IFRS secara bertahap oleh DSAK-IAI. Penelitian juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan terkini isu penerapan konsep joint project IAS 17 IASB dan FASB atas akuntansi sewa pada perusahaan pembiayaan. Tujuan penelitian juga untuk menganalisis kebijakan perusahaan pembiayaan dalam menentukan segmentasi pasarnya sesuai penerapan PSAK 30 tentang sewa. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi kasus pada dua perusahaan pembiayaan di Jakarta yang memiliki karakter dan latar belakang usaha yang berbeda sebagai objek penelitian. Analisis pembahasan terhadap dua perusahaan pembiayaan secara umum telah melakukan penerapan PSAK 30 meskipun masih terdapat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki. Pada konsep joint project IAS 17 tentang sewa kedua perusahaan telah mengetahui dan siap menerapkan konsep tersebut. Berdasarkan kebijakan dan analisis perhitungan PSAK 30 tentang sewa, perusahaan pembiayaan juga telah menerapkan PSAK 30 tentang sewa dalam menentukan segmentasi pasar perusahaan.

This research objective is to analyze whether the report and disclose of accounting for lease transactions has implement in accordance with PSAK 30 on Lease from IFRS that have been adopted gradually by DSAK IAI. This research also intend to perceive the current progress issue of the implementation joint project concept IAS 17 IASB and FASB on lease accounting at finance companies. This research also intend to analyze the companys financing policy in determining market segmentation in accordance PSAK 30 on Lease. The research method in this study is a case study in two finance companies in Jakarta, which has the character and background of different businesses as a research object. Analysis of the discussion of the two finance companies in general have been doing PSAK 30 on Lease though there are still some things that still need to be improved. On the concept of joint project of IAS 17 Leases both companies have recognized this and are ready to apply the concept. Based on the policies and analysis concerning the calculation of PSAK 30 Leases, finance companies have also applied PSAK 30 on Lease in determine market segmentation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuruzzaman
"ABSTRAK
Upaya pengentasan kemiskinan selalu menjadi salah satu indikator utama untuk menilai kinerja suatu pemerintahan di bidang kesejahteraan masyarakat. Persoalan kemiskinan di Indonesia terjadi di berbagai daerah, termasuk Kota Yogyakarta. Kompleksitas kemiskinan di Kota Yogyakarta bukan lagi mengenai rendahnya pendidikan. Masalahnya adalah bagaimana meningkatkan kemandirian dan pendapatan penduduk Kota Yogyakarta. Dalam melaksanakan program pengentasan kemiskinan, pemerintah Kota Yogyakarta mengamanatkan pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM di tingkat Kelurahan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif. Didukung dengan diagram Ishikawa dalam analisa pemetaan tema-tema permasalahan dan SWOT untuk menyelaraskan pola-pola penyelesaian strategis. Penelitian ini difokuskan pada Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa perencanaan yang dihasilkan dengan model top down , membuahkan hasil yang tidak sesuai harapan masyarakat. Memicu potensi maladministrasi dan korupsi pengelolaan program oleh pelaksana kegiatan. Karena ada unsur tidak transparan. Sebaliknya, dengan menggunakan model bottom up dan partisipatori, pelaksanaan program BKM menjadi sinergis dan memiliki siklus yang mutual. Hal ini karena kegiatan-kegiatan program BKM merupakan representasi dari kebutuhan masyarakat.

ABSTRACT
Poverty alleviation has always been one of the main indicators to assess the performance of a government in the public welfare field. The issue of poverty in Indonesia occurred in various areas, including the Yogyakarta city. The complexity of poverty in the Yogyakarta city is no longer about the lack of education. The problem is how to increase the independence and income residents of the Yogyakarta city. In implementing poverty alleviation programs, Yogyakarta city government mandated the establishment of the Community Self Reliance BKM at the village level in the entire territory of the Yogyakarta city. This study uses descriptive qualitative method. Powered by Ishikawa diagram for themes mapping analysis and SWOT issues to aligned strategic patterns. This study focused on Sorosutan Village Umbulharjo District of Yogyakarta city. The results of this study revealed that the plan generated by the model of top down , produced results that do not match the expectations of society. Potentially maladministration and corruption in the management activities by program executor. Because there is no element of transparency. In contrast, using the model of bottom up and participatory, BKM be synergistic implementation of the program and have a mutual cycle. This is because the BKM program activities is a representation of the community needs."
2015
T47023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Rinaldi Jan Darmawan
"Penelitian ini membahas kinerja portofolio yang dibentuk berdasarkan Model Investasi Warren Buffet dan penerapannya pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel 45 saham yang terdaftar pada Indeks KOMPAS100 periode tahun 2008 ndash; 2015. Betting Againt Beta dan Quality Minus Junk memberikan kriteria pemilihan saham yang murah, risiko rendah, dan berkualitas sesuai dengan Model Investasi Warren Buffet. Portofolio yag dibentuk berdasarkan kriteria investasi Warren Buffet mampu menciptakan alpha yang lebih baik apabila dibandingan dengan return pasar atau Indeks Harga Saham Gabungan. Portofolio yang dibentuk berdasarkan Quality Minus Junk mampu memperoleh Sharpe ratio sebesar 0,65. Portofolio yang dibentuk berdasarkan kriteria Investasi Warren Buffet mampu memperoleh Sharpe ratio sebesar 0,59. Dari hasil penelitian ini, faktor Betting Against Beta dan Quality Minus Junk mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap beberapa saham individual maupun terhadap portofolio yang dibentuk sehingga Model Investasi Warren Buffet ini dapat diterapkan di Bursa Efek Indonesia.

The focus of this strudy is to understand the stock portfolio based on Warren Buffet Investment Model and its application in Bursa Efek Indonesia. The data sampled from 45 stocks which are selected in KOMPAS100 index for the period 2008 ndash 2015. Betting Againts Beta and Quality Minus Junk Factor give the criteria of cheap, low risk, and high quality stocks. Portfolio which are selected based on Warren Buffet Investment Model criteria could create positive alpha compared to market return. Quality Minus Junk portfolio could reach Sharpe ratio of 0.65 and Warren Buffet portfolio could reach 0.59. From this study Betting Againts Beta and Quality Minus Junk Factor could effect the individual stocks return and the portfolio return which could be applied in Bursa Efek Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>