Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhining Ayu Oktavia
Abstrak :
Lansia memiliki berbagai kerentanan terkait dengan penurunan fungsi fisik, psikologis dan perubahan perkembangan yang dapat berdampak pada kualitas hidup. Penurunan pada fungsi pendengaran lansia dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi, depresi, gangguan harga diri rendah, safety risk, dan gangguan fungsi kognitif yang berdampak pada penurunan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara fungsi pendengaran dengan kualitas hidup lansia. Desain penelitian ini korelatif cross-sectional dengan jumlah sampel 71 lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Provinsi Lampung yang dipilih menggunakan teknik total sampling yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Fungsi pendengaran dinilai dengan menggunakan kuesioner HHIE-S dan kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF. Hasil penelitian mendapatkan data rerata usia responden adalah 75 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan (59,20%), tidak sekolah (49,50%), dan 97,20% lansia tidak bekerja. Hasil analisa biavariat mendapatkan data bahwa terdapat hubungan antara fungsi pendengaran dengan kualitas hidup lansia (p value = 0,005; α=0,05). Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan ke depannya dimana perawat harus dapat meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi dengan lansia yang mengalami penurunan fungsi pendengaran dan meningkatkan intervensi untuk meningkatkan kualitas hidup lansia maupun intervensi untuk mencegah penurunan fungsi pendengaran yang terjadi pada lansia.
The elderly have many vulnerability because of physiology function?s decrease, physiologi and change of their growth that can impact in their quality of life. The decrease of hearing function in elderly, can caused difficult communication between elderly, depresion, impaired cognitive function that can affect in their quality of life. The purpose of this research was to identificated relationship between hearing function and quality of life in elderly. This research used correlative cross-sectional study design, with total sampling method which was involves 71 elderly in nursing home in Lampung. The data was analysis by Pearson correlation. Hearing function was assessed by Hearing Handicap Inventory for Elderly Screening (HHIE-S), and quality of life was assessed by instrument WHOQOL-BREF. Result of this research show that respondens?s characteristic is elderly aged 75 years old, mostly woman (59,20), largely school (49,50%), and did not work (97,20%).the result of bivariate analysis is significant relation (p value = 0,005; α=0,05) between hearing function and quality of life elderly in institutional for elderly in Lampung. This research is expected to be useful for nursing science development in the future, spesificly, nurse should be improve their skill to communicatin with elderly who have hearing loss and to improve quality of live and intervention to hearing loss prevention in elderly.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Taufik Zulfikar
Abstrak :
Ischemic heart disease adalah salah satu penyebab kematian pada jemaah haji Indonesia. Berdasarkan hasil surveilans yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Haji Tahun 2015, kematian akibat ischemic heart disease sebanyak 20,76% dari total kematian akibat Cardiovascular Diseases. Tujuan penelitian untuk mengkaji faktor yang berhubungan dengan kematian akibat ischemic heart disease pada jemaah haji Indonesia Tahun 2015M/1436H meliputi faktor usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi, riwayat dislipidemia dan riwayat diabetes mellitus. Penelitian dilakukan di Pusat Kesehatan Haji pada Bulan April - Juni 2016. Desain studi yang digunakan adalah Case Control menggunakan data sekunder jemaah haji Indonesia (Siskohatkes) dengan jumlah sampel 250 orang terdiri dari kasus (50 orang) dan kontrol (200 orang), dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan menampilkan nilai OR dan 95% CI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia lanjut (≥60 tahun) memiliki risiko 2,471 kali (95% CI:1,256-4,861), riwayat hipertensi memiliki risiko 1,924 kali (95% CI: 1,018-3,635), riwayat dislipidemia memiliki risiko 5,054 kali (95% CI:2,169-11,775) dan riwayat diabetes mellitus memiliki risiko 3,782 kali (95% CI:1,693-8,450) untuk mengalami kematian akibat ischemic heart disease pada jemaah haji di Arab Saudi. Pada jemaah usia lanjut (≥ 60 tahun) dan memiliki riwayat ischemic heart disease untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan rajin memeriksakan kesehatan agar dapat menurunkan faktor risiko kematian. ......Ischemic heart disease is one of causes of mortality on Indonesia pilgrims. Based on the results of surveillance done by the central government pilgrim health 2015 M, a death resulting from ischemic heart disease as many as 20,76% of the total death from cardiovascular diseases. Research objectives to assess factors that deals with death from ischemic heart disease on Indonesia pilgrims of 2015 M / 1436 H, covering factors age, sex, the acts of hypertension, the acts of dislipidemia and the acts of diabetes mellitus. The research was done at the center for health hajj in April - June 2016. Design study used is case control use secondary data Indonesia pilgrims (Siskohatkes) with the sample of the 250 people consisting of a case (50 people) and control (200 people), analyzed use thest chi-square and display value OR and 95% CI. The research results show that age (≥60 years) risk having 2,471 times (95% CI:1,256-4,861), the acts of hypertension risk having 1,924 times (95% CI: 1,018-3,635), the acts of dislipidemia risk having 5,054 times (95% CI:2,169-11,775) and the acts of diabetes mellitus risk having 3,782 times (95% CI:1,693-8,450) to undergo death from ischemic heart disease on Indonesia pilgrims in Saudi Arabia. In the Indonesia pilgrims age (≥60 years) and having the acts of ischemic heart disease to keep healthy lifestyle and diligent health check to lower risk factors death.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Annisa Rahmadewi
Abstrak :
ABSTRAK
Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu jenis bencana yang selalu terjadi di Indonesia terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan dalam kurun waktu 18 tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variasi iklim, titik panas dan insiden ISPA pada bencana kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Riau dan Sumatera Selatan bulan Juli?November 2015. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan menggunakan data sekunder. Populasi penelitian adalah 81 kabupaten/kota di 6 provinsi terdampak kabut asap, sedangkan sampel adalah 21 kabupaten/kota yang memiliki data variasi iklim, titik panas dan insiden ISPA yang lengkap pada Juli-November 2015. Hasil analisis bivariat dengan regresi linear sederhana menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap insiden kasus ISPA adalah curah hujan (r = -0,294; nilai p = 0,013) dan suhu udara (r = 0,287; nilai p = 0,015). Hasil analisis multivariat dengan regresi linear ganda juga menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap insiden kasus ISPA (R2 = 0,143). Model persamaan regresi yang dihasilkan adalah YISPA= -6.338,007 - 181,439X1 (curah hujan) + 432,777X2 (suhu udara). Model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 14,3% variasi insiden ISPA selama bencana.
ABSTRAK
Land and forest fires is one type of disaster is always the case in Indonesia, particularly in Sumatra and Kalimantan within the last 18 years. This study aims to determine the relationship between climate variation, hotspots and incidence of ARI cases on forest fires and land disaster in the Province of Jambi, West Kalimantan, South Kalimantan, Central Kalimantan, Riau and South Sumatra on July to November 2015. This study is a correlation study using secondary data. The population is 81 district/cities in six provinces affected by smog, while the sample is 21 district/cities which have complete data variations in climate, hotspots and incidents ISPA in six provinces affected by smog. The results of the bivariate analysis with simple linear regression showed that the variables which significantly affect the incidence of ARI is rainfall (r = -0.294; p = 0.013) and air temperature (r = 0.287; p = 0.015). The results of multivariate analysis using multiple linear regression showed that both of them significantly affect the incidence of ARI (R2 = 0,143). The resulting regression model is YISPA= -6.338,007 - 181,439X1 (rainfall) + 432,777X2 (air temperature). The regression model obtained can explain 14,3% of the variation ISPA incidents during a disast
2016
S64210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfu Nikmatul Laily
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh workshop gizi dengan rancangan Theory-Based Nutrition Education dari Contento, dalam meningkatkan mediator perilaku dan menurunkan asupan kalori. Setelah protokol dilakukan, mediator perilaku yang berhasil diidentifikasi adalah pengetahuan, sikap, self efficacy dan niat, sedangkan teori yang digunakan merupakan modifikasi dari Polytheorical Model, Personal Food System, dan Theory of Planned Behaviour. Metode quasi-eksperimental dilakukan selama 1 bulan pada 48 responden dewasa (25-54 tahun) dengan status gizi lebih (IMT≥ 23 kg/m2) yang bekerja sebagai PNS Dinas Kesehatan di 2 kantor yang telah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu perlakuan dan kontrol. Hasil menunjukkan adanya peningkatan mediator yang bermakna (p=0.0005) serta perubahan perilaku yang signifikan (p=0.003) setelah intervensi. Perbandingan antar 2 kelompok menunjukkan kebermaknaan peningkatan mediator (p=0.002) namun tidak pada perilaku. Secara garis besar, kelompok perlakuan mempunyai pencapaian indikator keberhasilan yang lebih tinggi daripada kelompok kontro
ABSTRAK
This study was administered to elaborate the effects of nutritional workshop with Contento?s Theory-Based Nutrition Education in improving the mediators and reducing calorie intake. After the stepwise protocol was undertaken, several mediators had been identified as knowledge, self-efficacy, attitude and intention. Moreover, the adapted theories were Polytheorical Model, Personal Food System, and Theory of Planned Behaviour. A quasy-experimental for 1 month in 48 adult, overweight respondents (25-54 yo, BMI ≥ 23 kg/m2) which government staff as occupation in two different workplace, divided into two groups, named as intervention and control groups. The result reveals that both mediators (p=0.0005) and behaviour (p=0.003) has significant improvement. The differ between two groups also demonstrate significant results in mediators (p=0.002) but not in behaviour. Nevertheless, the intervention group had attained better accomplishment than control group
2016
S63716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiyah Mutmainnah
Abstrak :
ABSTRAK
Asupan zat besi yang tidak adekuat merupakan faktor risiko terjadinya anemia defisiensi besi. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan zat besi. Pada penelitian ini melibatkan responden sebanyak 189 siswi SMA Negeri 5 Depok. Pengumpulan data asupan zat besi melalui wawancara food recall 3x24 jam. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji t-independen dan regresi korelasi linier, sedangkan secara multivariat dianalisis menggunakan uji regresi linier ganda. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan asupan zat besi yang signifikan berdasarkan pengetahuan gizi, konsumsi suplemen zat besi, persepsi citra tubuh, dan keterpaparan media massa. Pengetahuan gizi yang cukup, konsumsi suplemen zat besi, persepsi citra tubuh positif, dan peran keterpaparan media massa akan meningkatkan asupan zat besi.
ABSTRAK
Inadequate iron intake was a risk factor for iron deficiency anemia. This research used cross sectional design that aims to identify factors relation to iron intake. The study was conducted on 189 female students Senior High School 5. Iron intake was measured by 3x24 hours food recall. The data was bivariate analyzed by t-independent test and regression linier test, and multivariate analyzed by double regression linier test. Bivariate analyzes showed that there was significant difference of iron intake based on nutrition knowledge, iron supplement consumption, body image, and role of mass media. Good nutrition knowledge, iron supplement consumption, positive body image, and role of mass media sufficient to improve iron intake.
2016
S64186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Haerunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Pengukuran panjang badan anak dilakukan untuk memantau status gizi dan juga pertumbuhan anak. Di Indonesia pemantauan panjang badan pada anak jarang dilakukan, karena tidak adanya alat pengukur panjang badan yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model prediksi panjang badan berdasarkan panjang lengan dan panjang ulna. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei pada anak usia 12-24 bulan di Kelurahan Ratu Jaya Kota Depok Tahun 2016 dengan jumlah responden 40 anak laki-laki dan 41 anak perempuan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan variabel terikat berupa panjang badan dan variabel bebas berupa panjang lengan, panjang ulna, usia, dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara umur anak dengan panjang badan (r= 0,662) dan panjang lengan dengan panjang badan (r= 0,617) serta terdapat korelasi yang sedang antara panjang ulna dengan panjang badan (r= 0,364). Model prediksi panjang badan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah PB= 51,086+[0,571×PL(cm)]+[0,559×U (bulan)]?[0.940×JK (1=laki,laki, 2= perempuan)] dan PB= 62,338+[0,433×PU(cm)]+[0,697×U (bulan)]?[1,488×JK (1=laki,laki, 2= perempuan)]. Panjang lengan dan panjang ulna terbukti dapat digunakan sebagai prediktor pengukuran panajng badan, namun dalam penelitian ini model prediksi menggunakan panjang lengan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan panjang ulna.
ABSTRAK
Measuring recumbent length was used to monitor nuritional status and growth in children. In Indonesia, monitoring recumbent length rarely do, because there are no appropriate measuring instrument. The purpose of this study was to developed predictive model of recumbent length based arm length and ulna length. This study was held in May at Ratu Jaya Village, Depok City 2016 with total respondents 40 boys and 41 girls. The study design was cross-sectional by measuring recumbent length as the dependent variabel and independent variabels such as arm length, ulna length, age, and gender. The results showed that there were a strong correlation between age with recumbent length (r=0,662) and arm length with recumbent length (r=0,617), there are also moderate correlation betwen ulna length with recumbent length (r= 0,364). The prediction model of recumbent length which obtained in this tudy was RL= 51,086+[0,571×AL (cm)]+[0,559×Age (month)]-[0940×Sex (1= male, 2= female)] and RL= 62,338+[0,433×UL (cm)]+[0,697xAge (month)]-[1,488×Sex (1= male, 2= female)]. Arm length and ulna length can be used as a preditor of recumbent length, but in this study prediction model using the arm length is more accurate than ulna length.
2016
S64190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindhita Priscillia Muharrani
Abstrak :
Peningkatan berat badan terus-menerus dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan desain studi prospective cohort selama enam minggu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku makan restrained eating, external eating, dan emotional eating terhadap peningkatan berat badan dengan mengontrol asupan energi, aktivitas fisik, dan sosial ekonomi. Penelitian melibatkan 40 responden yang merupakan mahasiswi S1 Reguler FKM UI Depok. Umumnya terdapat peningkatan berat badan yang bermakna sebesar 0,32 kg. Selama pemantauan, terdapat 25% responden mengalami perubahan perilaku makan, dan sisanya konsisten. Dari ketiga perilaku makan, hanya external eating yang berpengaruh bermakna terhadap peningkatan berat badan sebelum dan setelah dikontrol dengan asupan energi (p<0,05). Aktivitas fisik dan status sosial ekonomi tidak berhasil ditemukan sebagai confounding. External eating ditemukan paling berpengaruh terhadap peningkatan berat badan daripada emotional eating dan restrained eating. Penelitian ini juga menemukan bahwa proporsi restrained eating lebih tinggi pada status gizi normal daripada overweight, emotional eating lebih tinggi pada underweight daripada overweight, dan external eating lebih tinggi pada status gizi normal dan underweight daripada overweight dan obesitas. ...... The continuous weight gain increases the risk of coronary heart disease. This research is a six-week prospective cohort study which is aimed to identify the effect of eating styles restrained eating, external eating, and emotional eating to weight gain with controlling energy intake, physical activity, and social economy status. A total of 40 female students were assessed at three points in this study during the whole six weeks. There is a significant weight gain in female students averaged 0,32 kg. Twenty five percent of respondents experienced changes in eating style while the rest of them are consistent with one eating style. Out of all eating styles, the significant effect to weight gain is only found in external eating before and after being controlled by energy intake (p<0,05). Physical activity and social economy status could not be found as confounders in this study. This indicates that external eating, rather than emotional eating and restrained eating, drives weight gain in female college students. This study also found that the proportion of restrained eating is higher in normal weight than overweight, emotional eating is higher in underweight than overweight, and external eating is higher in normal and underweight than overweight and obesity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Tahta Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Pajanan particulate matter 2.5 kepada manusia dapat menyebabkan terjadinya inflamasi akut dan kronik hingga menimbulkan terjadinya perubahan sel yang abnormal. Inflamasi terjadi akibat adanya respon tubuh terhadap dengan melepaskan Tumor Necrosis Factor ? Alpha sebagai protein stimulus inflamasi di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dengan kadar di Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Ujung Menteng dan Pulogadung, penelitian ini juga menganalisis status merokok, kategori obesitas, dan umur pada pekerja, dengan menggunakan Uji ? T independen (T ? test). Sampel penelitian sejumlah 42 pekerja di PKB Ujung Menteng dan Pulogadung sebagai kelompok terpajan dan 27 pekerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) sebagai kelompok kontrol. Analisis nilai kadar dalam darah dilakukan di laboratorium dengan teknik quantitative sandwich enzyme immune assay / ELISA dengan Human / TNFSF1A HS (R&D Systems). Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif dengan membandingkan nilai kadar pada variabel kelompok terpajan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajanan berhubungan dengan nilai kadar dalam darah karakteristik pekerja yang merokok dan obesitas tidak berhubungan nilai kadar dalam darah Selain itu, hubungan umur dengan nilai kadar berhubungan sangat lemah Pajanan pada pekerja secara kronis menimbulkan inflamasi kronik dengan menghasilkan dalam darah melalui proses oxidative stress di dalam tubuh hingga menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler di dalam tubuh.
ABSTRAK
The exposure of particulate matter 2.5 (PM25) to human can provoke the occurrence of acute and chronic inflammatory that can potentially lead to abnormal cell change. Inflammation occurs due to body response to PM25 by discharging Tumor Necrosis Factor ? Alpha ) as protein inflammatory stimulus inside the body. This research aims to analyze the correlation between PM2.5 exposure concentration with level at Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) center Ujung Menteng and Pulogadung, also to analyze smoking status, obese category, and age of workers, by using independent T ? Test. Research samples of 42 workers at PKB Ujung Menteng and Pulogadung as exposed group and 27 workers of Faculty of Public Health Universitas Indonesia (FKM UI) as control group. Analysis of level in the blood is conducted at laboratory with quantitative sandwich enzyme immune assay / ELISA technique with Human / TNFSF1A HS (R&D Systems). This research is performed with quantitative analytical method by comparing level score on exposed group variable and control group variable. The research result showed that exposure correlated with level score in the blood characteristics on workers who smoke and obese are not correlated with level score in the blood. Other than that, the correlation between workers? age and level score is proven weak exposure on workers chronically inflicts chronic inflammatory by producing in the blood through oxidative stress process in the body causing disruption of respiratory and cardiovascular system in the body.
2016
S36318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Nur Hendriyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Kelelahan adalah suatu kondisi fisik dan / atau mental, yang mengakibatkan pekerja menjadi tidak fokus ketika bekerja dan berdampak negatif pada pekerjaannya. Kelelahan merupakan salah satu dari tiga penyebab kesalahan dalam pemberian obat. Konsekuensi dari kelelahan kerja perawat salah satunya adalah terjadinya penurunan dalam mengantisipasi pekerjaan dan keselamatan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara faktor terkait pekerjaan maupun non-pekerjaan dengan kelelahan kerja pada perawat Unit Rawat Inap di RSUD Kota Depok. Data yang dikumpulkan secara keseluruhan diperoleh dari bidang terkait RSUD Kota Depok dengan subjek penelitian adalah perawat Unit Rawat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan pendekatan metode kuantitatif (Chi Square). Hasilnya, tidak terdapat hubungan antara faktor terkait pekerjaan maupun non-pekerjaan dengan kelelahan kerja pada perawat Unit Rawat Inap RSUD Kota Depok.
ABSTRAK
Fatigue is a physical or mental condition which resulted in workers becoming unfocused when working and have a negative impact on his work. Fatigue is one of the top three causes of errors in drug prescription. The consequences of nurses work fatigue one of them is the decline in anticipation of work and patient safety. This study was done to see the correlation between work factor and non-work factor with work fatigue in nurse?s hospitality care unit at RSUD Depok City Year 2016. Data collected as a whole is obtained from a related field at RSUD Depok City with research subjects were nurses care unit. Research design is cross sectional using the approach quantitative methods (chi square). Result, there is no correlation between work factor and non - work factor with work fatigue in nurse?s hospitality care unit at RSUD Depok City Year 2016.
2016
S63629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Harum Anggraeni
Abstrak :
ABSTRAK
Penelian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian organisasi kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan nuklir tingkat satker di Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN berdasarkan Perka BAPETEN Nomor 01 Tahun 2010 dan Standar IAEA GSR Part. 7. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara, dan telaah dokumen. Metode yang digunakan adalah evaluasi sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 01 Tahun 2010, dan standar internasional yaitu IAEA Standard No. GSR Part. 7. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar elemen organisasi kesiapsigaan dan penanggulangan kedaruratan nuklir tingkat satker di Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN telah memenuhi standar. Elemen yang belum semuanya persyaratannya terpenuhi adalah tindakan perlindungan bagi personil kedaruratan. Persyaratan yang tidak terpenuhi dalam elemen tersebut adalah tidak adanya informed consent. Untuk itu diperlukan pengadaan dan perbaikan bagi organisasi kedaruratan nuklir yang belum memenuhi persyaratan, serta pemeliharaan bagi yang sudah terpenuhi.
ABSTRAK
The aim of this study presented to view the organization?s conformance nuclear emergency preparedness and response satker level at the Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN based Perka BAPETEN Nomor 01 Tahun 2010 and IAEA Standard GSR Part. 7. The qualitative research was conducted by field observations, interviews, and review the document. The method used is the evaluation in accordance with Peraturan Kepala BAPETEN No.01 Tahun 2010, and international standards, that is the IAEA Standard GSR Part. 7. The result of this study showed that most of the elements of the organization of nuclear emergency preparedness and response satker level at Pusat Pendayagunaan Informatikan dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN according to the standard. Elements that not all term are appropriate in these element is the absence of informed consent. It required the procurement and the improvement for the nuclear emergency organization which do not appropriate the requirements, as well as maintenance for the already fulfilled.
2016
S64972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>