Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rangkuti, Talitha Heriza
Abstrak :
Saat ini permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan sumber energi fosil terus meningkat. Penggunaan energi fosil secara berlebihan menjadi penyebab terjadinya pemanasan global global warming seiring dengan meningkatnya gas karbon dioksida CO2 yang dihasilkan. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan konversi CO2 dari bikarbonat HCO3- menjadi asam format HCOOH. Dilaporkan pengaruh pengukuran celah pita terhadap produksi asam format melalui reaksi fotoreduksi bikarbonat, dengan menggunakan katalis dari material nanopartikel semikonduktor dalam berbagai variasi ukuran yaitu CdSe quantum dot CdSe kecil, CdSe sedang dan CdSe besar yang terintegrasi dengan TiO2 nanospindel. Pengukuran celah pita CdSe-TiO2 nanohibrid mengindikasikan adanya perubahan nilai celah pita pada TiO2 nanospindel saat diintegrasikan dengan CdSe quantum dot dengan berbagai variasi ukuran. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan penyinaran terhadap proses reaksi konversi bikarbonat menjadi asam format dengan menggunakan reaktor lampu visible. Asam format yang didapatkan dari hasil konversi dengan TiO2 nanospindel, nanopartikel Quantum dot terintegrasi CdSe kecil-TiO2 nanohibrid, CdSe sedang-TiO2 nanohibrid, CdSe besar-TiO2 nanohibrid yaitu 11,794; 12,440; 12,790 dan 14,290 mmol/gram katalis. Pada saat diintegrasikan dengan CdSe quantum dot produksi asam format bertambah secara signifikan. CdSebesar-TiO2 nanohibrid memiliki aktivitas fotokatalitik yang paling tinggi dibandingkan dengan CdSe kecil-TiO2 nanohibrid, CdSe sedang-TiO2 nanohibrid serta TiO2 nanospindel saja. Peningkatan hasil reaksi konversi produksi asam format diakibatkan oleh aktivitas hole scavenging dari gliserol pada permukaan CdSe-TiO2 nanohibrid.
Nowadays environmental problems caused by consuming fossil energy sources to be continued increasing. Excessive use of fossil energy is the cause of global warming along with the increase in carbon dioxide CO2 gas produced, therefore in this study we will convert CO2 from bicarbonate HCO3- to formic acid HCOOH. It was reported the effect of bandgap measurements on production of formic acid through bicarbonate photoreduction reactions, using catalysts from semiconductor nanoparticle materials in various sizes, namely CdSe quantum dots small CdSe, medium CdSe and large CdSe integrated with nanospindle TiO2. Nanohibrid TiO2 indicates a change in the bandgap value of the nanospindel TiO2, when integrated between quantum dots with various size variations. In addition, this research also carried out irradiation of the conversion reaction process from bicarbonate into formic acid using visible light reactor. Formic acid obtained from the conversion results with TiO2 nanospindel, Quantum nanoparticles dots integrated CdSe small-nanohybrid TiO2, CdSe medium-nanohybrid TiO2, CdSe large-nanohybrid TiO2 are 11,794; 12,440; 12,790 and 14,290 mmol/gram catalyst. When nanoparticles integrated with CdSe quantum dots the production format increases significantly. CdSe large-nanohybrid TiO2 has the highest photocatalytic activity compared to Cdse medium-nanohybrid TiO2, CdSe small-nanohybrid TiO2 and TiO2 nanospindel only. The increase in the yield of the formic acid production conversion reaction was due to hole scavenging activity of glycerol on the surface of CdSe-nanohybrid TiO2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Oktaviani
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan teknik adaptasi dan imobilisasi sel khamir Candida tropicalis InaCC Y799 pada fermentasi xilitol dari hidrolisat hemiselulosa daun tebu (Saccharum officinarum L.). Praperlakuan daun tebu dilakukan menggunakan 1,8% asam maleat dan iradiasi gelombang mikro pada suhu 180 C selama 5 menit. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kemampuan khamir untuk tumbuh dan beradaptasi pada hidrolisat hemiselulosa sebelum fermentasi, dan meneliti potensi penggunaan matriks kalsium alginat untuk imobilisasi sel khamir, serta pengaruhnya dalam peningkatan produksi xilitol dari hidrolisat hemiselulosa daun tebu. Hasil menunjukkan bahwa khamir C. tropicalis InaCC Y799 teradaptasi mampu tumbuh pada media hidrolisat hemiselulosa daun tebu. Adaptasi khamir pada 75% hidrolisat menghasilkan konsentrasi dan rendemen xilitol maksimum masing-masing sebesar 11,27 1,65 g/L dan 0,56 0,05 g/g (54,98% dari nilai rendemen teoritis) selama 24 jam fermentasi, lebih tinggi daripada khamir tidak teradaptasi (kontrol). Namun demikian, imobilisasi C. tropicalis pada kalsium alginat hanya menghasilkan konsentrasi dan rendemen xilitol maksimum masing-masing sebesar 5,51 0,63 g/L dan 0,27 0,04 g xilitol/g xilosa awal (29,97% dari rendemen teroritis) selama 48 jam fermentasi. Konsentrasi dan rendemen xilitol pada sistem sel terimobilisasi setengah kali lebih rendah daripada sel bebas (kontrol).
ABSTRACT
Research on adaptation and immobilization method of Candida tropicalis InaCC Y799 in xylitol production from sugarcane (Saccharum officinarum L.) waste hemicellulosic hydrolysate has been conducted. Sugarcane waste were pretreated with 1,8% of maleic acid and microwave at 180 C for 5 minutes. The aim of this research were to study the effects of yeast adaptation using sugarcane waste hydrolysate and the potential of using calcium alginate as immobilization matrix of yeast C. tropicalis InaCC Y799 in the xylitol production during fermentation. The results revealed that fermentation using adapted yeast in 75% concentration of hydrolysate produce higher xylitol concentration and yield than those with non adapted yeast. The highest xylitol concentration and yield obtained using adapted yeast were 11.27 1.65 g/L and 0.56 0.05 g xylitol /g initial xylose (54.98% of theoretical yield) for 24-hours fermentation. However, the highest xylitol yield obtained by immobilization method were 5.51 0.63 g/L and 0.27 0.04 g xilitol/g initial xylose (29.97% of theoretical yield) for 48-hours fermentation, which were lower than free cells system.
2019
T53771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenden Solihatul Zannah
Abstrak :
Tagetes erecta merupakan tanaman yang memiliki bunga berwarna kuning hingga Oranye yang mengandung senyawa α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) yang bersifat nematosidal dan toksik terhadap eritrosit dan kulit manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan senyawa α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) dalam bunga Tagetes erecta Indonesia yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat, yaitu Cipanas, Lembang, dan Rancaekek. Bunga yang digunakan adalah bunga berwarna kuning dan Oranye. Bunga diekstraksi dengan menggunakan waterbath shaker pada suhu 65 oC selama 1 jam menggunakan pelarut n-heksan, kemudian n-heksan diuapkan dan ekstrak kental yang dihasilkan dilarutkan dengan etanol dengan bantuan sonikasi. Ekstrak etanol kemudian dianalisis secara secara KLT, HPLC, dan LC-MS/MS. Berdasarkan hasil KLT, semua bunga mengandung senyawa α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) yang ditandai dengan adanya bercak yang sejajar dengan baku α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) dengan warna yang sama, yaitu warna biru keunguan yang diamati di bawah sinar 366 nm. Kandungan α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) yang diuji dengan HPLC dan LC-MS/MS memberikan hasil yang sama, dimana pada setiap daerah, bunga berwarna Oranye memiliki kandungan α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) yang lebih tinggi dari bunga berwarna kuning. ......Tagetes erecta is a plant that has yellow to orange flowers containing α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) compounds which are nematocidal and toxic to erythrocytes and human skin. This study aims to analyze the content of α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) compounds in Indonesian Tagetes erecta flowers originating from several regions in West Java, namely Cipanas, Lembang, and Rancaekek. The flowers used are yellow and orange flowers. The flowers were extracted using a waterbath shaker at 65 oC for 1 hour using n-hexane solvent, then the n-hexane was evaporated and the resulting viscous extract was dissolved with ethanol by sonication. The ethanol extract was then analyzed using TLC, HPLC, and LC-MS/MS. Based on the TLC results, all flowers contain the compound α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) which is characterized by the presence of spots parallel to the standard α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) with the same color, namely the purplish-blue color observed under 366 nm of light. The content of α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) analysed by HPLC and LC-MS/MS gave the same results, where in each region, orange-colored flowers contained α-terthienyl (2,2′:5′,2′′-Terthiophene) which is higher than yellow flowers.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Kusumawardani
Abstrak :
ABSTRAK
Positron Emission Tomography (PET) telah dikenal sebagai modalitas molecular imaging yang sering memberikan informasi yang mendahului hasil pencitraan anatomi dari modalitas lain seperti Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance (MR). Keunggulan PET untuk mendeteksi uptake yang sangat sedikit dari FDG dapat memberikan informasi abnormalitas pada organ, salah satunya pada otak. Pencitraan modalitas PET digunakan untuk mendiagnosis apabila terdapat abnormalitas dalam organ serta untuk memantau keberhasilan perlakuan radioterapi. Pada pencitraan otak menggunakan 2-Deoxy-2-[18F] fluoroglucose (FDG) uptake yang kecil tidak mudah dikenali secara visual, sehingga perlu menggunakan metode yang dapat membantu untuk mendeteksi. Dengan adanya teknik Computer-Aided Diagnosis (CAD) berupa segmentasi dan klasifikasi menggunakan citra PET diharapkan memberikan informasi abnormalitas dengan ukuran kecil yang tidak tampak secara visual. Pada penelitian ini, dikembangkan CAD menggunakan citra otak dengan modalitas PET untuk mendeteksi abnormalitas otak dengan metode klasifikasi menggunakan ekstraksi fitur berupa Gray Level Co-Occurrance Matrix (GLCM), intensity histogram, dan Gray Level Run Length Matrix (GLRLM) sebagai dataset dari klasifikasi teknik Artificial Neural Network (ANN). Hasil klasifikasi yang dievaluasi menggunakan Receiver Operating Characteristic (ROC) dengan hasil error pelatihan terkecil 1.92 ± 0.70 % dan error pengujian terkecil 12.30 ± 3.47%. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem CAD yang dikembangkan dapat mengenali citra otak normal dan abnormal.
ABSTRACT
Positron Emission Tomography (PET) is well known as a molecular imaging modality that provides functional organ information. This information supports the results of anatomical imaging from other modalities such as Computed Tomography (CT) and Magnetic Resonance Imaging (MRI). This superiority is due to the ability of PET to detect of small amount uptake from 2-Deoxy-2-[18F] fluoroglucose (FDG) which provide for information about abnormalities of organs, especially in the brain. Therefore, PET imaging is powerful to diagnose the presence of abnormalities, staging cancer, and evaluating radiotherapy treatment results. In brain PET imaging sometimes, small uptake is not easily visual recognized, hence an additional supporting method for its detection is needed. In this study, Computer-Aided Diagnosis (CAD) of brain abnormalities from PET images using classification methods based on a feature in the form of Gray Level Co-Occurrence Matrix (GLCM), intensity histogram, dan Gray Level Run Length Matrix (GLRLM) as a dataset of Artificial Neural Network (ANN). The result based on Receiver Operating Characteristic (ROC) illustrated that the training error was 1.92 ± 0.70 % and the test error was 12.30 ± 3.47%. These results mean that this developed CAD system can recognize normal and abnormal brain images.
2019
T53798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umu Hanifah
Abstrak :
Perovskite tipe oksida jenis lanthanum orthoferrite (LaFeO3) telah menjadi salah satu kandidat jenis terbaru untuk material elektroda dikarenakan memiliki good activation property dan high electrochemical capacity. Beberapa penelitian sistematis tentang modifikasi LaFeO3 dengan melakukan substitusi menggunakan kation valensi yang lebih rendah seperti Zn2+ dan Ca2+ telah dilaporkan dan menunjukkan dampak yang baik pada physicochemical properties yang potensial untuk dapat diaplikasikan di bidang fotokatalitik. Pada penelitian ini, material perovskite LaFe1-xMgxO3 dengan x = 0.0, 0.1, 0.2 dan 0.3 telah berhasil disintesis menggunakan metode sol-gel. Proses sintesis material menghasilkan sampel dalam bentuk powder (bubuk) dan bulk (pellet). Uji karakterisasi yang telah dilakukan adalah XRD, XRF, FTIR, Raman, UV-VIS, SEM-EDX, BET, PSA, dan RLC Meter. Hasil uji karakterisasi XRD menunjukkan sampel yang single phase, struktur Orthorhombic dan space group Pnma. Terjadi peningkatan nilai bond-length dan bond-angle sebagai akibat dari substitusi Mg di situs Fe yang dikonfirmasi juga oleh hasil uji FTIR dan pergeseran mode pada Raman shift. Hasil uji XRF menunjukkan stoikiometri pada material yang sedikit berbeda dengan perhitungan, hal ini dikarenakan karena keterbatasan XRF untuk mendeteksi light element. Namun diperoleh komposisi stoikiometri yang lebih presisi dengan menggunakan uji EDX. Hasil uji SEM menunjukkan bahwa penambahan jumlah Mg menyebabkan rata-rata ukuran grain menurun, data ini konsisten dengan hasil yang diperoleh XRD. Hasil uji PSA menunjukkan nilai particle size rata-rata yang tidak beraturan, distribusi nilai particle size merata dan terdistribusi normal, sedangkan uji BET menunjukkan keberagaman nilai surface area yang dikonfirmasi juga karena adanya perbedaan komposisi elemen pada sampel powder yang dikonfirmasi dengan hasil uji XRF. Hasil uji UV-Vis menunjukkan data nilai band gap energy yang menurun seiring dengan peningkatan doping magnesium berkorelasi dengan peningkatan nilai bond-length pada XRD. Hasil uji dengan RLC meter menunjukkan diameter semi-sirkular menurun seiring peningkatan temperatur, mengindikasikan material ini bersifat semikonduktor serta adanya peningkatan konduktivitas pada sampel dan penurunan nilai resistansi berkorespondensi dengan energy aktivasi pada grain dan grain size hasil uji SEM. ......Perovskite type-oxide lanthanum orthoferrite (LaFeO3) has become a new type of electrode material because has good activation property and high electrochemical capacity. A few systematic works about modifying LaFeO3 by substitute with lower valent-cation such as Zn2+ and Mg2+ has been reported before and showed a great impact on the physicochemical properties which potential to be applied as photocatalytic application. In this research, LaFe1-xMgxO3 (x = 0.0, 0.1, 0.2, 0.3) material has been synthesized using sol-gel method. The synthesis process resulting in two forms of the sample; powder and bulk. The characterization tests have done with XRD, XRF, FTIR, UV-Vis, SEM-EDX, BET, PSA and RLC meter. XRD characterization test was confirmed single phase with the orthorhombic crystal structure and Pnma space group for all samples. The increament of bond-length and bond-angle as a result of Mg-substitution in Fe-site confirmed by FTIR test and shift mode in Raman. XRF characterization test was displayed the stoichiometry a little bit different from the calculation, it can be happened because of the limitation of XRF to detecting the light element. But, the precise composition was getting from EDX characterization test. SEM characterization test shows that Mg-substitution resulting in the decreament of average grain size, this data was consistent with the XRD result. PSA characterization test observed inhomogenous of average particle size value, the particle size distribution normally, the BET characterization test shows the various value of surface area which confirmed by XRF results. UV-Vis characterization test displays band gap energy decrease with the increasing number of Magnesium correlating with increasing value of bond-length confirmed by XRD. RLC meter characterization test perform the decrement of semicircle diameter with increasing of temperature which indicating this material was a semiconductor and there is an enhancement of conductivity and the decrement of resistance value corresponding with activation energy on grain and grain size SEM result tests.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Putri Agustina
Abstrak :
ABSTRAK
Pekarangan adalah salah satu lanskap khas pedesaan, yang memiliki berbagai fungsi krusial. Pekarangan juga merupakan tempat konservasi berbagai sumberdaya hayati lokal. Pekarangan di Kecamatan Pujon telah mulai di kelola kembali sejak adanya kegiatan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman vegetasi penyusun pekarangan di Kecamatan Pujon dan juga mendokumentasikan pengetahuan lokal mengenai manfaatnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-November 2018. Sebanyak 90 pekarangan telah dijadikan sampel. Terdiri dari 30 pekarangan di dekat sungai, 30 pekarangan di dekat akses jalan dan 30 pekarangan di dekat hutan. Pekarangan tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kategori ukuran yaitu besar, sedang dan kecil. Data diambil menggunakan wawancara terstruktur dan semi terstruktur terhadap pemilik pekarangan. Data dianalisis secara kualitatif dengan statistika deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan lokal masyarakat. Data tumbuhan dianalisis dengan menghitung Nilai Indeks Penting (INP), Indeks Shannon-Wiener, Indeks kesamaan dan ketidaksamaan. Data pengetahuan lokal dianalisis dengan menghitung nilai kepentingan lokal (Local Users Value Index, LUVI) dan nilai kultural (Index of Cultural Significance, ICS). Terdapat 5 lanskap di Kecamatan Pujon yaitu sawah, tanah tetelan, tegalan, pekarangan dan hutan. Pekarangan merupakan lanskap terpenting keempat dari kelima lanskap tersebut. Terdapat 13 kategori guna tanaman pada pekarangan di Kecamatan Pujon. Tiga belas kategori guna tersebut adalah pangan (PDM=13,3), sayuran (PDM=11,6), bumbu (PDM=9,4), buah (PDM=8,6), minuman (PDM=8,1), obat (PDM=7,9), pakan ternak (PDM=7,7), ornamental (PDM=7,6), papan (PDM=7,1), ritual (PDM=6,5), pagar (PDM=5,3), pewarna (PDM=4,6) dan tanaman pengganggu (2,3). Pekarangan di dekat sungai memiliki nilai INP paling tinggi, diikuti oleh pekarangan di dekat hutan dan pekarangan di dekat jalan. Berdasarkan Indeks Shannon-Wiener, keanekaragaman jenis tanaman pada pekarangan di Kecamatan Pujon termasuk ke dalam kategori sedang-tinggi. Indeks kesamaan antara pekarangan berdasarkan ukurannya, lebih kecil dari pada indeks ketidaksamannya. Sebanyak 39 tanaman yang terdiri dari 3 tanaman penting dalam masing-masing kategori telah dihitung nilai kulturalnya. Bagi masyarakat di Kecamatan Pujon tanaman yang memiliki nilai ICS tinggi adalah klopo (Cocos nucifera) (ICS=53,42) dan gedang (Musa x paradisiata) (ICS=45,83). Pekarangan di Kecamatan Pujon memiliki berbagai jenis tanaman yang berguna bagi pemiliknya. Pekarangan juga memberikan ecosystem services terhadap lingkungan disekitarnya.
ABSTRACT
Home garden is one of the rural traditional landscapes, which has various crucial functions. Home garden also a place to conserve various local resources. Home garden in Pujon Sub-district has begun to be managed again since the existence of tourism activities. This research was conducted in April-November 2019. In total 90 home gardens were sampled. It consists of 30 home gardens near the river, 30 home gardens near the road access and 30 home gardens near the forest. These home garden grouped into three categories there are large, medium and small sizes. Data was taken using structured and semi-structured interviews with the home garden owner. Data were analyzed qualitatively with descriptive statistics to analyze local knowledge. Vegetation data were analyze by calculating Important Value Index (IVI), Shannon-Wiener indeks, simillarity and dissimilarity index. Local knowledge data were analyzed by calculating Index Cultural Significance (ICS), and Local User Value Index (LUVI). There are 5 landcapes in Pujon Sub-district there are, sawah, tanah tetelan, tegalan, home garden and forests. Home garden is the fourth important lanskap in Pujon Sub-district. There are 13 categories of plants used in the home garden in Pujon Sub-district. There are food (PDM = 13.3), vegetables (PDM = 11.6), spices and herbs (PDM = 9.4), fruit (PDM = 8.6), beverages (PDM = 8.1), medicinal plant (PDM = 7.9), fodder (PDM = 7.7), ornamental (PDM = 7.6), home material (PDM = 7.1), ritual and spiritual (PDM = 6.5), fence (PDM = 5.3), natural coloring for foods (PDM = 4.6) and weeds and grasses (2,3). Home garden near the river have hightest IVI, followed by home garden near the forest and home garden near the road. Based on Shannon-Wiener Index, the flora diversity of home garden In Pujon Subdistrict are medium-rich. Simillarity index between home garden based on their sizes, are smallest than the dissimilarity index. In total 39 plants have analyzed using ICS, its consist of 3 plant from each categories. For the people in Pujon Sub-district, the plants that have high ICS were klopo (Cocos nucifera) (ICS = 53.42) and gedang (Musa x paradisiata) (ICS = 45.83). Home garden in Pujon Subdistrict consist of many plant species that have important role for the owner. Home garden also provide ecosystem services for the environtment.
2019
T53766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Principe Oktasea N.
Abstrak :
Tersier-butil hidrokuinon (TBHQ) merupakan antioksidan sintetis yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengawet dalam berbagai produk dan dinyatakan non toksik. Namun penelitian-penelitian terbaru menunjukkan TBHQ dianggap karsinogenik karena dapat menyebabkan kerusakan DNA, dan saat ini masih menjadi kontroversi. Penelitian ini bertujuan mengetahui mekanisme pembentukan DNA Adduct 8-OHdG akibat paparan senyawa TBHQ dengan pendekatan reaksi fenton. Penelitian dilakukan secara in vitro dan in vivo. Studi in vivo dilakukan dengan memberikan paparan TBHQ, CuCl dan CuCl dicampur TBHQ pada tikus. Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2-deoksiguanin dan TBHQ dengan penambahan CuCl dan H2O2 dengan variasi waktu inkubasi dan variasi pH. Studi in vitro dilanjutkan dengan menganalisis terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG menggunakan LC-MS/MS. Setiap perbedaan variasi sangat mempengaruhi jumlah konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk. Pada pH 7,4 inkubasi 12 jam menghasilkan 8-OHdG lebih banyak. Studi in vivo dilanjutkan uji Elisa-kit setelah 28 hari pemaparan kadar 8-OHdG rata-rata yang terdeteksi pada kelompok paparan TBHQ, kelompok paparan CuCl, dan kelompok paparan TBHQ + CuCl yang terdeteksi berturut-turut sebesar 0,3840; 0,8705; 1,2205 ppb. Pada in vitro dan in vivo, semakin lama waktu paparan semakin banyak pembentukan 8-OHdG yang dihasilkan. Pencampuran TBHQ, CuCl dan H2O2 pada in vitro, dengan pencampuran TBHQ dan CuCl pada in vivo keduanya menunjukkan sinergisitas menghasilkan 8-OHdG lebih banyak.
Tert-butyl hydroquinone (TBHQ) is a synthetic antioxidant that is often used in daily life as a preservative in various products and is declared non-toxic. But recent studies show that TBHQ is considered carcinogenic because it can cause DNA damage, and currently controversy. This study aims to determine the mechanism for the formation of 8-OHdG DNA Adduct due to exposure to TBHQ compounds with the approach of the fenton reaction. The study was conducted in vitro and in vivo. In vivo studies were carried out by giving exposure to TBHQ, CuCl and CuCl mixed with TBHQ in mice. In vitro studies were carried out by reacting 2-deoksiguanin and TBHQ with the addition of CuCl and H2O2 with variations in incubation time and pH variation. In vitro studies were continued by analyzing the formation of the 8-OHdG DNA Adduct using LC-MS / MS. Any difference in variation greatly affects the amount of 8-OHdG concentration formed. At pH 7.4 incubation 12 hours produces more 8-OHdG. The in vivo study continued with the Elisa-kit test after 28 days of exposure to the average 8-OHdG levels detected in the exposure group TBHQ, the group exposed to CuCl, and detected groups of TBHQ + CuCl at 0.3840; 0.8705; 1,2205 ppb. In in vitro and in vivo, the longer the exposure time the more formation of 8-OHdG is produced. Mixing TBHQ, CuCl and H2O2 in vitro, by mixing TBHQ and CuCl in vivo both showed synergy to produce 8-OHdG more.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ova Maratus Shafwah
Abstrak :
Proses produksi pada reaktor biogas dari limbah cair pabrik kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) sering menghadapi masalah karena keterbatasan laju hidrolisis. Keterbatasan ini terjadi akibat terbentuknya lumpur dan gumpalan yang mengurangi voulme efektif digester biogas serta mengurangi potensi biogas yang dihasilkan. Lumpur dan gumpalan yang dihasilkan berasal dari tingginya kandungan dan juga serat yang ada pada POME. Berbagai upaya telah dilakukan seperti pengambilan secara manual maupun pengadukan secara mekanik atau dengan turbulensi melalui pemompaan cairan dengan kuat. Namun, upaya tersebut memerlukan tambahan alat, SDM dan energi sehingga biaya proses produksi terus meningkat. Sebagai alternatif lain, maka pemanfaatan lipase dan xilanase menjadi alternatif yang menjanjikan untuk pretreatment yang dapat meminimalisir kandungan padatan hemiselulosa dan minyak atau lemak di dalam POME. Lipase dapat menghidrolisa lemak dan minyak menjadi asam lemak rantai pendek dan xilanase dapat menghidrolisa hemiselulosa menjadi monomernya, sehingga memudahkan produksi biogas. Pada penelitian ini telah terbukti bahwa pretreatment dengan xilanase dan lipase mampu menurunkan total suspended solid (TSS) sebesar 49,21 %; total solid (TS) sebesar 34, 52 % dan meningkatkan gula pereduksi sebesar 44,37 %, selain itu mampu menurunkan minyak dan lemak sebesar 88,82 pada konsentrasi 4 %. Serta menignkatkan produksi biogas sebanyak 52,17 % dan penghilangan chemical oxygen demand (COD) sebesar 49,7 %.
The production process at biogas reactors from Palm Oil Mill Effluent (POME) often faces problems due to limited hydrolysis rates. This limitation occurs due to the formation of mud and lumps which reduce the effective volume of the biogas digester and reduce the potential for biogas produced. The sludge and lumps produced come from the high content and fiber present in the POME. Various treatments have been made such as manual extraction or mechanical stirring or by turbulence through strong fluid pumping. However, these treatments require additional tools, human resources and energy so the production process costs continue to increase. As an alternative, the use of lipase and xylanase is a promising alternative for pretreatment that can minimize the content of hemicellulose and oil or fat in POME. Lipase can hydrolyze fat and oil into short-chain fatty acids and xylanase can hydrolyze hemicellulose into its monomer, thus facilitating biogas production. In this study it was proven that pretreatment with xylanase and lipase was able to reduce total suspended solid (TSS) by 49.21%; total solid (TS) of 34, 52% and increasing reducing sugar by 44.37%, besides that it can reduce oil and fat by 88.82 % at a concentration of 4%. As well as increasing biogas production by 52.17% and removal chemical oxygen demand (COD) by 49.7%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roihan Nauval Majid
Abstrak :
Daerah pesisir pantai Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu daerah yang berpotensi terdampak tsunami. Keberadaan dari Gunungapi Anak Krakatau dan jalur subduksi lempeng di selat sunda menyebabkan Kabupaten Pandeglang menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi tsunami. Salah satu langkah antisipasi bencana tsunami adalah dengan melakukan perencanaan tata ruang yang telah mempertimbangkan potensi bahaya tsunami. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi tata ruang wilayah Kabupaten Pandeglang berdasarkan identifikasi potensi bahaya tsunami. Identifikasi potensi bahaya tsunami dilakukan dengan membuat model potensi sebaran ketinggian gelombang tsunami di daerah pesisir menggunakan pemodelan GIS. Hasil identifikasi potensi bahaya tsunami di pesisir pantai Kabupaten Pandeglang menunjukkan bahwa seluas 194,15 hektar lahan permukiman dan tempat kegiatan eksisting berpotensi terdampak tsunami. Total luasan kawasan pesisir Kabupaten Pandeglang yang berpotensi terdampak bahaya tsunami mencapai 1483,26 hektar. Sementara pada Tinjauan rencana tata ruang Kabupaten Pandeglang, terdapat 488,22 hektar rencana pola ruang pemukiman yang berpotensi terdampak tsunami. Oleh karena itu, rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pandeglang pada daerah studi perlu dievaluasi dengan mengalih fungsikan lahan pemukiman yang berpotensi terdampak bahaya tsunami menjadi sempadan pantai atau lahan terbuka lainnya.
The coastal area of Pandeglang Regency is one of the areas potentially affected by the tsunami. The existence of the Anak Krakatau Volcano and the Sunda Strait subduction pathway causes Pandeglang District to be one of the areas that has the potential for a tsunami. One of the steps to anticipate the tsunami disaster is to do spatial planning that has considered the potential for tsunami hazards. The purpose of this study was to evaluate the spatial layout of Pandeglang Regency based on the identification of potential tsunami hazards. Identification of potential tsunami hazards is done by modeling the potential of tsunami wave height distribution in coastal areas using GIS modeling. The results of the identification of potential tsunami hazards on the coast of Pandeglang Regency indicate that an area of 194.15 hectares of residential land and the location of existing activities could potentially be affected by the tsunami. The total area of the coastal area of Pandeglang Regency which has the potential to be affected by the tsunami hazard reaches 1483.26 hectares. While in the review of Pandeglang Regency spatial plan, there are 488.22 hectares of planned residential space patterns that have the potential to be affected by the tsunami. Therefore, the spatial plan for Pandeglang Regency in the study area needs to be evaluated by shifting the function of residential land that has the potential to be affected by the tsunami hazard to become a beach border or other open land.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komaruddin
Abstrak :
Kita membandingkan dua bentuk propagator yang berbeda yaitu bentuk propagator yang disederhanakan dan bentuk propagator yang lengkap dari resonans nukleon spin-3/2 dan spin-5/2 dengan menggunakan model isobar dan pendekatan Lagranggian efektif pada fotoproduksi eta-meson pada proton γ + N -> η + N. Kita menghitung amplitude transisi dengan memasukkan suku Born, suku vektor-meson, dan resonans nukleon ( N1(1520)D13, N2(1535)S11, N3(1650)S11, N4(1675)D15, N5(1680)F15, N6(1700)D13, N7(1710)P11, dan N8(1720)P13 ). Parameter konstanta kopling diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dari formula yang telah ditetapkan dengan data input berdasarkan data partikel. ......We compare two different propagator forms that are simple and complete propagators of spin-3/2 and spin-5/2 nucleon resonances by using isobar models and effective Lagrangian approach for eta-meson photoproduction on the proton γ + N -> η + N. We calculate the transition amplitudes by including Born term, vector-meson term, and nucleon resonances ( N1(1520)D13, N2(1535)S11, N3(1650)S11, N4(1675)D15, N5(1680)F15, N6(1700)D13, N7(1710)P11, and N8(1720)P13 ). The coupling constant parameters are obtained based on the calculation results based on the particle data group.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>