Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Salma Shinta Pramono
"Penjajahan Israel atas tanah Palestina mengakibatkan perubahan sosiodemografi yang berdampak kepada kreativitas kebudayaan Palestina. Perubahan kreativitas salah satunya terjadi dalam motif sulaman dan fungsi gaun thobe. Thobe adalah pakaian tradisional Palestina berupa gaun panjang yang disulam dengan berbagai warna dan motif. Penelitian menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran motif dan fungsi gaun thobe pasca Nakba 1948 ditinjau dari teori perubahan sosial dan kebudayaan. Penelitian juga menjelaskan bentuk-bentuk pergeseran motif sulaman dan fungsi gaun thobe serta makna gaun thobe bagi penduduk dan diaspora rakyat Palestina. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data gaun dikumpulkan melalui studi media internet. Peneliti menemukan bahwa pergeseran motif sulaman dan fungsi gaun thobe disebabkan kesulitan ekonomi, revolusi, ekspansi ekonomi yang didukung penemuan-penemuan baru, dan evolusi budaya. Motif sulaman gaun thobe pre-Nakba adalah motif yang dipengaruhi oleh lingkungan alam, flora-fauna lokal, kepercayaan yang dianut penduduk, dan peralatan sehari hari. Motif pasca Nakba sampai selepas Intifada Pertama adalah motif simbol perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Pergeseran fungsi gaun berubah dari pakaian sehari-hari dan pakaian sakral pernikahan menjadi gaun simbol perjuangan serta pakaian budaya populer dan koleksi privat. Gaun thobe bermakna sebagai simbol identitas dan resistensi ketahanan Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan serta cara agar tetap dapat terhubung dengan akar sejarah.  

Israel's occupation of Palestinian land led to socio-demographic changes that directly impacted Palestinian cultural creativity. One of the changes occurred in the embroidery motifs and functions of Palestinian dress, thobe. Thobe is a traditional Palestinian dress in the form of a long dress embroidered with various colors and motifs. This research explains the factors that caused the shift in the motifs and functions of thobe dresses after the 1948 Nakba in terms of social and cultural change theories. The research explains not only the shifting forms of embroidered motifs and the functions of the thobedress but also the meaning for the population and Palestinian diaspora. This research used a qualitative descriptive approach. The data of dresses are collected through internet media studies. The researcher found that the shifting in the embroidered motifs and the function of the thobe dresses were caused by economic difficulties, revolution, economic expansion supported by discoveries, and cultural evolution. The pre-Nakba thobe dress embroidery motifs are influenced by the natural environment, local flora and fauna, beliefs of the community, and everyday tools. The motifs post-Nakba until after the First Intifada are symbolic motifs of the struggle for independence. The shift function of dresses changed from everyday wear and sacred wedding attire to a dress symbolic of struggle as well as to popular fashion dresses and private collections. The thobe dress is meaningful as a symbol of Palestinian identity and resistance in fighting for independence and also a way to stay connected to historical roots."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Natasha Amalia
"Kawasan Menteng yang kini terkenal sebagai kawasan hunian kaum elit Ibukota dulunya juga merupakan kawasan hunian kaum berada bangsa Belanda Umumnya rumah masa kolonial memiliki ciri serupa, begitu pula dengan rumah-rumah kolonial di Menteng. Meski kental akan tipologi bangunan Eropa, terdapat penyesuaian arsitektur terhadap kondisi iklim tropis di Indonesia. Melalui analisis tujuh elemen fasade didapati transplantasi karakteristik yang merefleksikan ciri bangunan hunian Eropa dan adanya adaptasi fasade rumah-rumah kolonial tersebut. Perubahan tampak pada bentuk atap, pintu, jendela, dan pengadaan ventilasi agar sirkulasi udara lebih baik.

Menteng region today is well known for being an elite housing area in the capital city as it was also a housing area for elite Dutch colony back then. Colonial houses have similar styles in general and it goes the same way for houses in Menteng. In spite of the fact that there is a strong resemblance with European buildings’ typology, there are adjustments towards Indonesia’s tropical climate. Through the analysis on seven elements of façade, the characteristic transplantation of European houses and how they adapt were found. The changes seen in roof, door, window, and existence of ventilation were aimed to create a better air circulation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Rahma Fauza
"Arab Saudi adalah negara yang mengatur nilai sosial masyarakatnya dengan ketat, salah satunya adalah dilarangnya konser musik internasional. Namun, pada tahun 2019 konser grup K-pop Bangtan Sonyeondan (BTS) berhasil digelar di King Fahd International Stadium. Konser BTS di Arab Saudi merupakan konser tunggal pertama di stadion terbesar di Arab Saudi yang dilakukan oleh artis luar negeri. Konser tersebut memperlihatkan salah satu fenomena perubahan sosial di Arab Saudi. Penelitian ini membahas tentang bagaimana latar belakang dan alasan penerimaan masyarakat Arab Saudi terhadap konser BTS di Arab Saudi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, hadirnya konser BTS di Arab Saudi dijadikan studi kasus untuk memperlihatkan perubahan sosial di Arab Saudi. Kerangka konseptual yang digunakan adalah teori perubahan sosial dari Samuel Koenig dan negosiasi budaya. Data dikumpulkan dengan menggunakan studi media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konser BTS dapat diterima oleh masyarakat Arab Saudi karena telah terjadi perubahan sosial. Kedatangan Hallyu Wave di Arab Saudi sejak lama, adanya kebijakan Visi 2030 oleh Muhammad bin Salman, dan negosiasi budaya yang terjadi pada konser BTS di Arab Saudi kemudian menjadi faktor perubahan sosial pada masyarakat Arab Saudi.

Saudi Arabia is a country that strictly regulates the social values ​​of its people, one of which is the prohibition of international music concerts. However, in 2019 the K-pop group Bangtan Sonyeondan (BTS) concert was successfully held at the King Fahd International Stadium. The BTS concert in Saudi Arabia was the first solo concert at the largest stadium in Saudi Arabia to be performed by a foreign artist. The concert shows one of the phenomena of social change in Saudi Arabia. This research discusses the background and reasons for the acceptance of the Saudi people towards the BTS concert in Saudi Arabia. By using a qualitative approach, the presence of the BTS concert in Saudi Arabia is used as a case study to show social change in Saudi Arabia. The conceptual framework used is social change theory from Samuel Koenig and cultural negotiation. Data was collected using media studies. The results of the study show that the BTS concert can be accepted by the people of Saudi Arabia because there has been social change. The arrival of the Hallyu Wave in Saudi Arabia a long time ago, the existence of the Vision 2030 policy by Muhammad bin Salman, and the cultural negotiations that took place at the BTS concert in Saudi Arabia then became factors of social change in Saudi Arabian society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Josa Morina
"Sebagai penyair simbolis, Rimbaud menggunakan gaya bahasa dan perlambangan untuk membangkitkan imajinasi pada puisinya. Hal itu hadir pada puisi Voyelles (1871). Terdapat berbagai penelitian terdahulu yang mengkaji puisi itu. Luasnya ruang interpretasi makna dalam puisi itu adalah salah satu alasannya. Untuk melanjutkan diskusi ilmiah terkait puisi Voyelles, penelitian ini menawarkan kebaruan dengan topik konstruksi utopia. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan bagaimana utopia dibangun pada puisi itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan struktural-semiotika. Penelitian ini menemukan bahwa puisi itu menyampaikan keinginan atas suatu keadaan ideal yang sulit dicapai. Ditemukan pula unsur pesimisme terhadap realitas serta kompleksitas dalam pembentukan utopia pada puisi itu. Utopia pada puisi itu diwakili oleh warna putih dan dibangun melalui simbolisasi warna spektral primer sebagai elemen pembentuk. Puisi itu menekankan peran keseimbangan dan keselarasan antara manusia, alam, ilmu pengetahuan, dan transformasi dalam pembentukan utopia. Utopia yang hadir pada puisi itu digambarkan sebagai akhir dari berbagai permasalahan yang dialami oleh masyarakat Prancis pada abad ke-19.

As a symbolist poet, Rimbaud used figurative languages and imagery to evoke imagination through his poetry, as found in Voyelles (1871). Various research had been conducted to examine said poem due to its wide scope of interpretation regarding its meaning. In order to continue the discussion about Voyelles, this study offers a novelty by carrying out the construction of utopia as its topic. This study aims to explain how utopia is constructed in the poem, as well as to describe said utopia. The method used in this study is a qualitative method with a structural-semiotic approach. This study shows that the poem conveys the desire for an ideal state that is difficult to achieve. Pessimism and complexity are also found in the formation of utopia in the poem. The utopia in the poem is represented by the colour white and is constructed through symbolization of the primary spectral colours as its forming element. The poem emphasizes the role of balance and harmony between humans, nature, science, and transformation in the formation of utopia. The utopia constructed in the poem is described as the end of the various problems experienced by the French society throughout the 19th century."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aurel Pramesti Aswandi
"Penelitian ini mengkaji seputar representasi pesan self-love yang termuat dalam lirik dan visual videoklip lagu «Ð•ÑÐ»Ð¸ в Сердце Живёт Любовь» (Esli v Serdce živѐt Ljubov”) “Jika Cinta Hidup di Hatimu” oleh Yulia Savicheva. Penelitian ini bertujuan untuk menilik makna yang ingin disampaikan Yulia Savicheva selaku penyanyi kepada pemirsanya dengan menganalisis tanda – tanda yang terdapat di dalam lirik dan visual videoklip lagu tersebut.  Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana multimodal (MDA) yang berfokus pada pencarian makna dan pesan antara berbagai bagian teks melalui moda verbal dan moda visual berdasarkan kolaborasi antara teori linguistik fungsional sitemik (SFL) oleh Halliday dan teori tata bahasa visual Kress & Leeuwen berupa tiga metafungsi, yaitu ideasional, interpersonal, dan tekstual untuk menganalisis visual videoklip dan lirik lagu. Hasil penelitian mendapati adanya ajakan bagi para pemirsa video untuk lebih mencintai diri sendiri seperti yang telah direpresentasikan pada lirik-lirik serta adegan visual videoklip bagian penampilan panggung penyanyi.

This study examines the representation of the message of self-love contained in the lyrics and visual videoclips of the song «Ð•ÑÐ»Ð¸ в Сердце Живёт Любовь» (Esli v Serdce živѐt Ljubov”) “If Love Lives in Your Heart” by Yulia Savicheva. This study aims to reveal the meaning that Yulia Savicheva, as the singer, wants to convey to the listeners by analyzing the signs contained in the lyrics and video clips of the song. The research was conducted using a qualitative approach with the method of multimodal discourse analysis (MDA) which focuses on finding meaning and messages between various parts of the text through verbal and visual modes based on a collaboration between systemic functional linguistic theory (SFL) by Halliday and Kress & Leeuwen's visual grammar theory which consists of three metafunctions, namely ideational, interpersonal, and textual to analyze the visuals of video clips and song lyrics. The results of the study found that there was an invitation to video viewers to love themselves more which was represented in the lyrics sung and the visual video clip of the singer's stage performance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Audreylia Lesmana
"Invasi Rusia terhadap Ukraina pada tahun 2022 berdampak besar terhadap eksistensi dan keberlangsungan para oligarki Rusia. Para oligarki ini menghadapi banyak ancaman, baik ancaman eksternal, berupa sanksi-sanksi dari negara-negara Barat dan ancaman internal dari pemerintahan Putin yang menargetkan harta dan pendapatan mereka. Sanksi-sanksi yang dialami para oligarki Rusia merupakan upaya pemimpin Barat untuk memutus dukungan para oligarki dengan pemerintahan Putin. Untuk mengurangi sanksi tersebut, beberapa oligarki Rusia mencoba untuk menghentikan dukungan mereka terhadap Putin, mengingat bahwa tujuan utama seorang oligarki adalah untuk mempertahankan harta kekayaan. Namun, strategi ini tidak mudah karena para oligarki Rusia juga mendapatkan ancaman dari Putin untuk mendukung operasi militernya, baik ancaman yang menargetkan harta kekayaan maupun nyawa mereka. Oleh karena itu, para oligarki Rusia dihadapi dengan keputusan yang sulit untuk menentukan posisi dan dukungan mereka selama masa perang ini. Penelitian ini menganalisis posisi dan dampak yang dialami para oligarki akibat ancaman pemerintahan Putin selama perang Rusia-Ukraina 2022. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode kajian pustaka dengan mengkaji buku, artikel ilmiah dan sumber elektronik yang akuntabel mengenai oligarki Rusia dalam perang Rusia-Ukraina 2022. Penelitian ini menemukan bahwa ancaman langsung dan tidak langsung yang dilakukan oleh pemerintahan Putin menyulitkan para oligarki untuk mempertahankan harta kekayaan mereka dan memaksa para oligarki untuk kembali mendukung Putin.

The Russian invasion of Ukraine in 2022 profoundly impacts the existence and sustainability of Russian oligarchs. These oligarchs confront numerous external threats in the form of Western sanctions and internal threats from the Putin administration aimed at their wealth and income. The sanctions imposed by Russian oligarchs are an attempt by Western governments to deter oligarchs from supporting the Putin regime. Several Russian oligarchs attempted to withdraw their support for Putin to lessen these sanctions. However, this strategy was not easy as Putin threatened the Russian oligarchs to back his military operations by threatening their wealth, income, and lives. Thus, choosing their stance and allies throughout these wartimes was difficult for the Russian oligarchs. This qualitative study employs a literature review method, reviewing credible books, scholarly articles, and electronic sources about the Russian oligarchs and the Russia-Ukraine war in 2022. This study finds that direct and indirect threats from Putin's government make it impossible for oligarchs to defend their money, forcing them to return to supporting Putin's Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library