Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Reviana Revitasari
"ABSTRAK
Konsep Industri Hijau berawal dari konsep efisiensi dan efektivitas, yang awalnya menjadi daya saing industri. Konsep ini kemudian berkembang menjadi konsep berkelanjutan sustainability , produksi bersih cleaner production , dan dengan memasukkan unsur lingkungan dan sosial masyarakat kemudian menjadi konsep industri hijau green industry . Dikarenakan beragamnya persepsi terkait industri hijau, dibuatlah Standar Industri Hijau SIH . SIH disusun berdasarkan konsensus antar perwakilan pemerintah, industri, asosiasi, stake holder terkait dan difasilitatori akademisi. Sehingga terdapat standar berupa kesepakatan bersama yang tentunya berbeda dengan negara lain. Penyusunan SIH dilakukan secara bertahap sesuai prioritas industrinya. Namun untuk kasus SIH Industri Kaca Lembaran IKL , perumusannya minim akan kajian akademis. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mendasari dilakukannya penelitian ini. SIH tersebut dapat berkembang dan ditinjau di kemudian hari. Maka, dalam penelitian ini, SIH keluaran Kemenperin RI menjadi suatu bahasan yang ditinjau untuk mendapatkan level ketetatannya dibandingkan negara lain dan sebagai masukan saat peninjauan nantinya. Selanjutnya, dilakukan studi kasus penerapan SIH IKL Kemenperin RI pada PT. X dengan melakukan evaluasi capaiannya dan strategi untuk mencapai SIH tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh adalah, pertama, terdapat 7 faktor yang mendasari pentingnya SIH bagi IKL. Faktor teknisnya yaitu: konsumsi energi, emisi, dan efisiensi produksi, dengan faktor yang paling dominan adalah efisiensi produksi. Sedangkan untuk faktor nonteknis yaitu: skala industri, nilai ekspor, sumbangsih terhadap PDB, dan Market Demand, dengan faktor yang paling signifikan adalah Market Demand. Kedua, level ketetatan SIH IKL Kemenperin adalah 0,53. Sehingga terdapat peluang untuk pengetatan. Ketiga, hasil evaluasi menunjukkan PT. X belum comply terhadap SIH IKL Kemenperin. Aspek yang tidak terpenuhi adalah RPB 81 dengan standar minimum 81,5 dan penggunaan energi listrik 1,18 GJ/ton dengan standar maksimum 0,7 GJ/ton. Sedangkan untuk penggunaan energi panas, air make-up, emisi, dan OEE sudah memenuhi SIH. Namun masih terdapat peluang untuk improvisasi. Keempat, dari hasil analisis kondisi aktual, terdapat 10 strategi yang diusulkan kepada PT. X, dari hasil kuesioner AHP dipilihlah strategi mempertahankan B/C ratio pada 75/25 dan melakukan strategi heat recovery pada flue gas keluaran furnace dengan mengaplikasikan boiler tube pada bottom regenerator. Dimana peluang recovery panasnya adalah 25-30 .Keyword : Standar Industri Hijau, Industri Kaca Lembaran, efektivitas, efisiensi, berkelanjutan

ABSTRACT
The Green Industry Concept originated from the concept of efficiency and effectiveness, which initially became industry competitiveness. This concept then evolves into sustainability, cleaner production, and by incorporating environmental and social elements into a green industry concept. Due to the variety of the perceptions about green industry, a Green Industry Standard GIS was created. GIS is compiled based on consensus among government representatives, industries, association, stakeholders and facilitated by academics. So there are standards of mutual agreement which is certainly different from other countries. The preparation of GIS is done gradually according to the priority of the industry. But for the case of GIS for Flat Glass Industry FGI , its formulation was lack of academic studies. So it becomes one of the factors that underlie this research. The GIS may develop and be reviewed in the future. Thus, in this study, the GIS from Ministry of Industry of RI became a reviewed subject to get its stringent level compared to other countries and as the recommendations later. Furthermore, GIS of FGI from Kemenperin RI implementation at PT. X by evaluating its achievements and strategies to achieve the GIS became the case study. The results of the research are, first, there are 7 factors underlying the importance of GIS for FGI. The technical factors are energy consumption, emissions, and production efficiency, with the most dominant factor is production efficiency. While for nontechnical factors are industrial scale, export value, contribution to GDP, and Market Demand, with the most significant factor is Market Demand. Second, the stringent level of GIS FGI from Kemenperin is 0.53. So there is an opportunity for tightening. Third, the evaluation results show that PT. X especially F2 is not complying with GIS FGI from Kemenperin. Unfulfilled aspect is RPB 81 with minimum standard 81.5 , and electricity consumption is 1.18 GJ ton with maximum standard 0.7 GJ ton. As for the use of heat energy, make up water, CO2 emission, and OEE already meet the GIS. But there are still opportunities for improvisation. Fourth, there are 10 strategies proposed to PT. X F2, the results of the AHP questionnaire were chosen to maintain the B C ratio at 75 25 and to perform a heat recovery strategy on the flue gas of furnace output by applying the boiler tube to the bottom regenerator. Where is the heat recovery opportunities are 25 30 .Keyword Green Industry Standard, Flat Glass Industry, effectiveness, efficiency, sustainability"
2018
T50608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andri Rahadian Fikri
"Untuk menjaga kelancaran kegiatan produksi industri diperlukan sistem proteksi yang memenuhi persyaratan keandalan, selektifitas, sensitifitas dan kecepatan. Semua persyaratan ini bergantung kepada pengaturan peralatan proteksi. Pada skripsi ini penulis menguji kehandalan sistem serta pengaturan rele proteksi pada panel MVMDB C2 Plant PT. Asahimas menggunakan program ETAP dan MELSHORT. Dari hasil simulasi, didapatkan hasil tegangan jatuh terbesar pada LV C2-6 yaitu 95,29%. Analisa hubung singkat pada Trafo TR-4 dengan hasil sebesar 63,3 kA. Lalu ketika disimulasikan gangguan hubung singkat tiga fasa sebesar 0,754 kA, rele arus lebih outgoing C2F4 bekerja selektif dengan waktu trip sebesar 443 ms.

To maintain the running of industrial production, protection system that meets the requirements of reliability, selectivity, sensitivity and speed is needed. All of these depend on the settings of the protective equipment. In this thesis, the authors test the reliability and the protection relay settings on the MVMDB of C2 Plant PT. Asahimas using the ETAP and MELSHORT. From simulation, voltage drop was found with the largest on LV C2-6 with 95.29%. Short circuit analysis on Transformer TR-4 with 63,3 kA. When 0.754 kA short circuit three phase fault occurs, C2F4 overcurrent relay works selectively with 443 ms trip time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Adolf
"Memasuki abad ke 21 ekonomi dunia sedang menghadapi realitas baru. Struktur kekuatan pasar dunia mengalami pergeseran yang intensif sejak dasawarsa yang lalu. Pergeseran potensi pasar dunia tersebut akan menggeser pula sumber profitabilitas dunia usaha dan Iokasi kancah persaingan dunia, serta menuntut perubahan strategi korporasi dunia usaha. Minimal peluang yang sangat menguntungkan akan dinikmati oleh perusahaan-perusahaan yang berakar di Asia Timur, termasuk Indonesia, bila perusahaan di kawasan ini segera membenahi kapabilitas serta strategi persaingannya.
Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran permasalahan tentang kemampuan daya saing PT. Asahimas Flat Glass Tbk, serta bagaimana memenangkan persaingan dalam bisnis kaca lembaran dari perspektif manajemen strategi. Lebih jelasnya penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis posisi PT. Asahimas Flat Glassdalam bisnis kaca lembaran.
2. Menganalisis kondisi persaingan PT. Asahimas Flat Glass di pasar domestik.
3. Menganalisis portofolio segmen pasar PT. Asahimas Flat Glass.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam dan lengkap dari subyek yang diteliti dengan melakukan wawancara Iangsung di lapangan untuk pengumpulan data primer. Sedangkan dalam pengumpulan data sekunder dilakukan studi pustaka."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T2623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library