Berita

Berita

TRANSFORMASI MANAJEMEN KOLEKSI PERPUSTAKAAN PADA EKOSISTEM DIGITAL: ISU, TANTANGAN, DAN PROSPEK
Diunggah pada: 27-07-2022

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang sangat vital bagi pemustaka (pengguna), institusi, organisasi, dan masyarakat. Untuk itu, perpustakaan harus melakukan transformasi dalam pengorganisasian informasi dari konvensional ke berbasis teknologi agar informasi yang dikelola mudah diakses dan di temu kembali oleh pemustaka. Tidak hanya itu, dalam proses katalogisasi pun harus didukung dengan sistem dan menggunakan standar internasional, seperti: MARC (Machine Readable Catalogue), AACR (Anglo American Cataloging Rules), dan RDA (Resource Description and Access), agar metadata yang dihasilkan dapat berkomunikasi dengan metadata dari perpustakaan lain di dunia. Untuk mengetahui transformasi tersebut, UPT Perpustakaan UI menyelenggarakan Webinar Seri #5 dengan tema: Transformasi Manajemen Koleksi Perpustakaan pada Ekosistem Digital: Isu, Tantangan, dan Prospek. Webinar ini diselenggarakan secara daring pada Rabu, 13 Juli 2022.

Sambutan Warek 1 

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc. menyampaikan dalam sambutannya, bahwa pustakawan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan maksimal dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna (pemustaka). Kondisi yang diharapkan tersebut dapat tercapai, salah satunya adalah dengan melakukan manajemen koleksi dengan baik dan benar. Filosofi manajemen koleksi adalah bagaimana mengorganisasi koleksi dengan beragam format secara profesional, dengan sistem yang baku agar dapat ditemu kembali secara cepat, tepat dan akurat oleh pemustaka.

Sambutan Kepala UPT Perpustakaan UI

Pernyataan ini diperkuat oleh Kepala UPT Perpustakaan UI Ibu Mariyah, S.Sos., M.Hum. Dalam sambutannya Ibu Mariyah menyampaikan bahwa Tema webinar dengan judul Transformasi Manajemen Koleksi Perpustakaan pada Ekosistem Digital: Isu, Tantangan dan Prospek” dianggap penting, mengingat keberadaan perpustakaan di masa pandemi dan ke depan, harus bertransformasi untuk memberikan layanan berkualitas dengan standar internasional sehingga mampu mendukung visi dan misi lembaga induknya dan dapat memberikan layanan prima sesuai dengan harapan steakholder atau pemustaka.

Narasumber

Webinar kali ini menghadirkan tiga orang narasumber yang kompeten, yaitu Wishnu Hardi, S.Hum., M.P. (Pustakawan National Library of Australia), Lilies Fardhiyah, S.Sos., M.P. (Pustakawan Perpustakaan Nasional RI), dan Lusiana Monohevita, S.S., M.Hum. (Pustakawan Universitas Indonesia).

 

Standar dalam pengorganisasian informasi dan katalogisasi terus mengalami perkembangan. Awalnya, perpustakaan menggunakan standar Anglo American Cataloging Rules (AACR) sebagai pedoman pengorganisasian informasi. Mengikuti perkembangan teknologi dan pengguna yang terus membutuhkan akses lebih luas terhadap koleksi, pengorganisasian informasi mengalami perkembangan dan saat ini menggunakan standar internasional, yaitu Resource Description and Access (RDA). Pustakawan National Library of Australia, Wishnu Hardi, S.Hum., M.P. menyatakan bahwa suatu keharusan bagi pustakawan untuk mempelajari perkembangan di bidang bibliografi, khususnya standar pengkatalogan dalam konteks internasional. Hal ini dianggap penting karena pengkatalogan merupakan kegiatan utama dari perpustakaan. Untuk menghasilkan produk atau katalog berkualitas baik, pustakawan harus memenuhi standar pengkatalogan yang ditetapkan.

 

Menurut Pustakawan dari Perpustakaan Nasional RI, Lilies Fardhiyah, S.Sos., M.P., Pengawasan bibliografi merupakan pengidentifikasian dan pencatatan dokumen yang ada pada suatu negara dalam bentuk apapun yang dapat menambah khazanah pengetahuan dan informasi dengan tujuan untuk memudahkan temu kembali dokumen. Hal ini berfungsi untuk mengidentifikasi keberadaan semua jenis sumber daya informasi yang dihasilkan; mengidentifikasi karya-karya yang terkandung dalam sumber daya informasinya atau sebagai bagian dari karya tersebut; mengumpulkan sumber daya informasi secara sistematis ke dalam koleksi perpustakaan, arsip, museum, file internet, dan tempat penyimpanan lainnya; menghasilkan daftar-daftar dari sumber daya informasi sesuai dengan aturan sitasi standar; menyediakan titik akses berupa nama pengarang, judul, subjek, dan lainnya ke sumber informasi; dan menyediakan petunjuk keberadaan suatu informasi atau salinan dari informasi tersebut.

 

Pustakawan UI, Lusiana Monohevita, S.S., M.Hum., menutup sesi pemaparan narasumber dengan menyampaikan tantangan yang dihadapi UPT Perpustakaan UI ketika mulai bertransformasi ke sistem digital. Beberapa tantangan yang dihadapi adalah perlunya kajian terhadap teknologi yang dapat diterapkan di UPT Perpustakaan UI, menerapkan teknologi baik secara konseptual maupun operasional, dan yang terpenting adalah perpustakaan harus memiliki pustakawan yang memiliki hardskill dan softskill yang sesuai dengan kebutuhan.

Peserta Kegiatan

Webinar yang dimoderatori oleh Aswinna, S.Hum. (Pustakawan Universitas Indonesia) ini dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta yang terbagi dalam Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube.

 

*****

 

Mariyah, S.Sos., M.Hum.

Kepala UPT Perpustakaan UI

Media Contact: Moethia Anggraeni, S.Hum

(Media Relations Perpustakaan UI, pro.lib@ui.ac.id ; @ui_library; 0821-1389-3177)