Berita

Berita

ADDRESSING LOW MORALE EXPERIENCE IN LIBRARY AND INFORMATION WORKPLACE
Diunggah pada: 30-10-2023

Kesehatan mental mencakup keadaan emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Pada pustakawan dan pekerja informasi, kesehatan mental dapat mempengaruhi produktivitas kerja, manajemen stres, hubungan interpersonal, kemampuan beradaptasi terhadap perubahan, kreativitas & inovasi, work-life balance, pengembangan karir, dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan kesadaran akan fenomena kesehatan mental yang berpengaruh pada motivasi kerja, dan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mental para pustakawan & pekerja informasi, Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Webinar Internasional Addressing Low Morale Experience in Library and Information Workplace pada Rabu, 4 Oktober 2023.

Webinar ini menghadirkan para ahli di bidang psikologi dan kesehatan mental pustakawan sebagai narasumber, yaitu Kaetrena Davis Kendrick, MSLS yang merupakan Pustakawan dari Amerika Serikat, dan Peneliti, Leader, Konsultan serta Coach, Renewals; dan Ezra Putranto Wahyudi, M.Psi. selaku Psikolog Klinis Dewasa. Kegiatan ini dipandu oleh Moethia Anggraeni, S.Hum. (Pustakawan dan Humas Perpustakaan UI) sebagai moderator.

 

Dalam pemaparannya yang mengangkat topik “The Renewals Keynote”, Kaetrena Davis Kendrick membahas rendahnya semangat kerja (low morale experience) dan tindakan-tindakan praktis untuk mengatasi masalah tersebut. Menurutnya, semangat kerja yang rendah dalam dunia kerja dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya serangan verbal (bentakan dan dipermalukan), serangan emosional (intimidasi dan penargetan manipulasi), serangan fisik, kelalaian, hingga penyalahgunaan sistem kerja.

 

Untuk mengatasi berbagai faktor tekanan kerja tersebut, Kaetrena menyarankan audiens untuk memposisikan diri sehingga memiliki kepedulian terhadap diri sendiri dan orang lain serta membangun komunikasi yang tegas antarindividu supaya bisa dapat saling menghargai. Di samping itu, perlu juga untuk menetapkan batasan agar dapat saling menghormati. Sementara untuk menambah semangat kerja, penting untuk melakukan kegiatan yang meyenangkan seperti hobi atau kegiatan-kegiatan baru yang menarik.

Setiap orang memiliki kadar toleransi dan caranya masing-masing dalam menghadapi stres. Namun, tanpa pengetahuan pengelolaan stres atau tekanan kerja dengan baik, seseorang tanpa disadari dapat berada pada situasi burnout. Hal ini disampaikan Ezra Putranto Wahyudi saat membawakan materi bertema “Clinical Perspective on Academic Librarian Burnout: Causes, Treatment, and Addressing Neurodiversity in the Workplace”.

 

Burnout adalah fenomena yang sangat spesifik, yaitu keadaan kelelahan mental yang terjadi akibat stres kronis dalam situasi kerja. Masalah utamanya adalah kelelahan. Burnout terjadi ketika pekerja memberikan usaha berlebihan, namun manfaat yang diterima tidak sebesar usaha yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Ezra. Menurutnya, seseorang yang mengalami burnout biasanya terlihat kelelahan dan tidak bersemangat sepanjang waktu.

 

Ezra menyampaikan beberapa cara untuk menangani burnout yang kerap dirasakan sebagian orang ketika bekerja, di antaranya merawat dan memberi perhatian lebih kepada diri sendiri serta menetapkan batasan untuk diri sendiri dengan mengukur kemampuan diri. "Jika perlu, seseorang dapat mengubah pola bekerjanya agar lebih nyaman. Burnout juga dapat dikurangi dengan mencari dukungan sosial dari orang terdekat, menggunakan strategi relaks, dan meningkatkan kesehatan juga kebugaran tubuh dengan baik," ujar Ezra.

Webinar Internasional ini dihadiri oleh 527 peserta yang bergabung di ruang Zoom Meeting. Peserta webinar berasal dari berbagai perpustakaan, perguruan tinggi, dan lembaga di Indonesia, Malaysia, serta Belanda. Kegiatan ini juga dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc. dan Kepala Perpustakaan UI, Ibu Mariyah, S.Sos., M.Hum.

Dalam sambutannya, Prof. Abdul Haris menyatakan bahwa pustakawan tidak hanya berperan sebagai penjaga ilmu pengetahuan, tetapi juga memandu pemustaka di tengah-tengah meluapnya informasi. “Tuntutan untuk menjalankan peran ini dapat berpengaruh pada kesehatan mental. Oleh sebab itu, kita berkumpul di acara ini untuk berdiskusi secara terbuka dan membahas kesehatan serta kesejahteraan mental mereka yang mengabdikan hidup untuk mendukung pemustaka dalam mencari pengetahuan,”  tutul Prof. Abdul Haris.

Melalui kegiatan ini, Perpustakaan UI berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran akan fenomena rendahnya semangat kerja pada pustakawan, dan memulai upaya untuk meningkatkan kesehatan mental pustakawan dan pekerja informasi lainnya. “Kesehatan mental tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi semata, tetapi juga mempengaruhi kualitas layanan perpustakaan, dinamika di tempat kerja, dan keberhasilan serta keberlanjutan karir pustakawan. Maka dari itu, kami berharap webinar ini dapat menambah pengetahuan dan perspektif baru bagi pustakawan di Indonesia dan luar negeri,” tutur Ibu Mariyah.

 

*****

 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan webinar Perpustakaan Universitas Indonesia, silakan kunjungi situs Perpustakaan UI (lib.ui.ac.id) dan media sosial kami (@UI_Library). (MOE/DGR)

 

Mariyah, S.Sos., M.Hum.

Kepala UPT Perpustakaan UI

 

Media Contact:

Moethia Anggraeni, S.Hum.

(Media Relations Perpustakaan UI, pro.lib@ui.ac.id ; @ui_library; 0821-1389-3177)