Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997, dampaknya masih dapat dirasakan hingga saat ini. Salah satu dampak yang nyata adalah masih berfluktuasinya nilai tukar asing terhadap mata uang lokal (Rupiah). Perusahaan-perusahaan yang bertransaksi dalam valuta asing tentulah merasakan dampak ini. Sensitivitas arus kas perusahaan tersebut bisa jadi merupakan salah satu perhatian utama, mengingat fluktuasi nilai tukar mempunyai dampak yang tidak sedikit terhadap proyeksi arus kas perusahaan. Yang pada akhirnya perencanaan perusahaan untuk waktu mendatang juga ikut terpengaruh. Demikian juga yang dialami oleh PT X, sebagai salah satu perusahaan yang mempunyai transaksi kewajibannya dalam benluk valuta asing. Kewajiban yang dijadikan fokus pcnelitian di PT X ini mcrupakan kewajiban jangka panjang, benipa pinjaman untuk membiayai proyek-proyek yang sifatnya capital expenditure. Namun demikian karena hingga saat tulisan ini dibuat, di PT X belum terdapat suatu metode yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengkuantifisir risiko akibat pergerakan nilai tukar. Dalam kaitannya dengan potensi kerugian inilah peneliti mencoba menggunakan metode penilaian atas kerugian maksimum (VaR) untuk mengukur seberapa besar niaksimum kerugian yang mungkin diderita oleh PT X karena memiliki kewajiban lancar dalam bentuk valuta asing. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang dilakukan terhadap mata uang asing tersebut selama 300 data harian (terhitung sejak 13 April 2005 hingga 30 Juni 2006) diketahui baliwa berdasarkan nilai kewajiban lancar yang dimiliki PT X untuk masing-masing uang asing diatas, diperoleh nilai undiversified VaR untuk holding period satu hari adalah sebesar Rp 8.889.324.263, sedangkan nilai diversified Yak untuk holding period satu hari adalah Rp 7.692.808.948. The impacts of economic crisis in 1997 are still present until now. One of the significant impacts is the fluctuation of foreign currency exchange rate to the local currency (Rupiah). The companies that make transaction by using foreign currency are also affected by the impact. The cash flow sensitivity of the company becomes one of the main concerns because the rate exchange fluctuation causes major impact to the cash flow projection of the company, beside that, it will also affect the company plan in the future. PT.X is one of the companies that make liabilities transaction in foreign currency. The liabilities that become the main concern in this research are the long term liabilities, which is the debt to finance the capital expenditure projects. However, until this research is finished, PT. X still has not had the method to quantify the risk which is caused by the movement of the exchange rate. Related with this loss potential, the researcher tries to use the valuation method of potential loss (VaR) to measure how much the amount of maximum loss that is suffered by the PT. X because of the current liability in foreign currency. Based on the statistic testing of the foreign currency for 300 days (from 13 April 2005 until 30 June 2006) and based on the value of current liability that is owned by the PT. X for each foreign currency , it is known that the VaR undiversified value for one day holding period is 8.889.324.263 IDR. Meanwhile, the VaR diversified value for one day holding period is 7.592.808.948 IDR. |