:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Kontrol sosial organisasi sosial keagamaan : studi kasus Front Pembela Islam di Provinsi DKI Jakarta

Ahmad Haerurohim; Paulus Wirutomo, supervisor (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Dilatar belakangi oleh kenyalaan sosial gerakan islam garis keras muncul kembali di antara gerakan gerakan sosial yang lain, pada era refonnasi. Sepanjang sejarah di Indonesia gerakan ini telah mengalami pasang sumt, sekaligus mengindikasikan adanya kekuatan spiritual yang berasal dan nilai-nilai agama yang dikonstruksi oleh sebagian penganutnya, dan pada kondisi tertentu muncul sebagai gerakan yang radikal. Para ahli mengidentitikasikan bahwa gerakan ini merupakan model keberagamaan fundamentalis, yang secara idiologis adalah salafiah radikal, mereka mengklaim dirinya sebagai pengikut orang-orang terdahulu (tokoh islam zaman awal). ldiologi ini dipengaxuhi oleh pemikiran ibn Taimiyah yang menentang infiltrasi budaya lokal dalam mempraktekkan agama, dan gerakan pemurnian ajaran agama Wahabiah.
Salah satu kelompok masyarakat yang melakukan gerakan secara radikal pada pasca reformasi adalah FPI. Agenda utamanya adalah penerapan syariat Islam, melalui amar ma'ruf nahyi munkar. Di antara aksinya adalah melakukan kontrol sosial terhadap penyimpangan syariat, dengan upaya remoralisasi masyarakat.
Permasalahannya, ketika FPI menggunakan alasan-alasan agama untuk melakukan kontrol sosial dan di antara aksinya terdapat kekerasan, diperlukan penjelasan sosiologis yang lebih konprehensif mengenai keterkaitan antara model keberagamaan yang terdapat dalam FPI dengan kontrol sosial yang dilakukannya.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; Karakteristik organisasi sosial keagamaan; Karakteristik kontrol sosial; dan kontektualisasi dan kedua varibel tersebut.
Dengan menggunakan kerangka teori Fundamentalisme Islam dan Kontrol Sosial, serta pendekatan kualitatif diperoleh temuan-temuan:
1. Front Pembela Islam merupakan organisasi sosial keagamaan yang dipengaruhi oleh idiologi fundamentalisme Islam dengan ciri utama:
a. Lahir sebagai respons atas keadaan sosial dan politik terutama kemaksiatan dan kemungkaran merajalela dan marjinalisasi umat Islam.
b. Prinsip nilai yang dipakai adalah ajaran islam, sebagai sesuatu yang berasal dari yang suci, bersifat final dan mengatur seluruh kehidupan umat manusia.
c. Didirikan oleh tokoh kharismatik.
d. Tujuan pokok yang ingin dicapai adalah menerapkan syariat lslam.
e. Struktur organisasi cenderung terpusat pada satu orang sebagai ketua Umum.
f. Cenderunng menjadi organisasi yang militan dan ekslusif.
g. Cenderung menonjolkan simbol-simbol distintif.
2. Kontrol sosial yang dilakukan merupakan cerminan dari fundamentalisme yang terdapat dalam FPI:
a. Merupakan kontrol sosial para elit FPI.
b. Nilai-nilai yang diusung merupakan nilai-nilai yang dikonstruksi oleh para elit dengan sikap konservatif terhadap nilai-nilai Islam masa awal, sehingga iidak ada upaya merekonstruksi nilai-nilai yang Iebih kentektual.
c. Kontrol sosial yang dilakukan sebatas pada tataran teknis tidak sampai pada tataran rekonstruksi nilai-nilai yang di sepakati oleh berbagai kelompok masyarakat.
Berdasarkan beberapa hat tersebut dapat penulis rekomendasikan sebagai kontribusi konseptual dan kebijakan:
1. Kontribusi Konseptual
Secara sosiologis, fungsi instansi agama tidak hanya sebagai kontrol sosial, akan tetapi ada beberapa fungsi Iainnya. Dengan demikian organisasi sosial keagamaan fundamentalisme juga akan melakukan fungsinya yang Iain. Maka kedepan, studi megenai gerakan islam fundamentalis perlu dilakukan dengan mengkonsentrasikan pada fungsi agama yang lain.
2. Kontribusi Kebijakan
Pemerintah (eksekutif dan Iegislatif) perlu melakukan regulasi kontrol sosial yang mengkomodasi kepentingan-kepentingan pemerintah, pengusaha dan masyarakat. Memposisikan dan memfasilitasi masyarakat sebagai unsur dalam kontrol sosial tidak pada tataran praksis akan tetapi pada tataran nilai. Seluruh komponen dalam masyarakat yang ada bersama-sama merekonstruksi nilai-nilai dan norma-norma universal, dan mensosialisasikannya di tengan-tengah masyarakat.
Sedangkan pada tataran praksis kontrol sosial menjadi tanggung jawab pemerintah secara formal, yang mengawasi dan mengendalikan bekerjanya nilai-nilai dan norma-norma kontrol. Regulasi ini sekaligus juga dalam rangka menghilanghkan penyebab munculnya fundamentalisme, sehingga akan kehilangan momen untuk bangkit.

 File Digital: 1

Shelf
 T21652-Ahmad Haerurohim.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T21652
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xi, 137 hlm. ; 30 cm + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T21652 15-21-333361258 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 107953