Proses negosiasi antara pekerja seks komersial dengan pelanggang dalam pemakaian kondom untuk mencegah penularan ims dan HIV/AIDS : studi kasus di lokalisasi boker Ciracas Jakarta Timur
Franciscus Adi Prasetyo;
Wisni Bantarti, supervisor
(Universitas Indonesia, 2006)
|
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia pada saat sekarang sudah merupakan salah satu masalah kesejahteraan sosial , khususnya berkaitan dengan persoalan kesehatan masyarakat. Semakin banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS salah satunya disebabkan oleh hubungan seks bebas tanpa menggunakan kondom sebagai alat pengaman. Hubungan seks bebas secara heteroseksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan kondom tercatat sebagai faktor tertinggi penambahan jumlah penderita HIV/AIDS yaitu sebesar 635 kasus. Jumlah ini dicatat dalam laporan Komisi Penangguiangan HIV/AIDS Nasional (KPAN) triwulan Juli-September 2005.Kondom sejauh ini diyakini sebagai alat yang paling tepat untuk mencegah penularan HIV/AIDS, khususnya di lingkungan seperil Iokalisasi. Semakin banyak pekerja seks komersial dan pelanggan yang menyadari tujuan dan manfaat pemakaian kondom. maka secara otomatis akan berpengaruh terhadap menurunnya angka penularan serta membatasi ruang Iingkup penularan virus HIV/AIDS tersebut. Tetapi dalam prakteknya masih ditemui adanya keengganan dan keinginan untuk memakai kondom diantara para pelaku seks bebas untuk memakai kondom pada saat berhubungan seks. Keinginan untuk mengutamakan kesehatan, kekhwatiran ditinggal oleh pelanggan. keyakinan terhadap antibiotik, kurangnya informasi tentang HIV/AIDS, ketidaksukaan laki-laki terhadap kondom, subordinasi perempuan terhadap dominasi laki-laki. kurangnya ketersediaan kondom di lokasi, serta dukungan pihak berpengaruh merupakan sebuah situasi kompleks yang terjadi di lokalisasi. Dengan melihat pada problematika tersebut, maka sangatlah panting untuk mengetahui tentang proses negosiasi antara pekerja seks komersial dengan pelanggan dalam pemakaian kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, serta kendala-kendala dan upaya peningkatan kemampuan negosiasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengamati fenomena sosial tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan memilih beberapa orang informan yang mewakili konteks penelitian. Lokasi penelitian ini adalah di Lokalisasi Boker Ciracas Jakarta Timur. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan snow ball dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam serta melakukan observasi baik overt observation maupun unstructure observation. Teknik analisa data yang dipergunakan adalah analisa taksonomi dan dalam proses analisa tersebut akan dilakukan pengkodean dengan berdasarkan kepada tema-tema hasil wawancara.Hasil temuan lapsngan menunjukan bahwa dalam proses negosiasi pemakaian kondom terdapat perbedaan tujuan dan hasil yang diharapkan dari pekerja seks komersial dengan pelanggan. Kemudian juga diketahui bahwa dalam pengambilan keputusan pemakaian kondom, pekerja seks komersial juga mempunyai dominasi yang cukup besar. Kompromi yang terjadi diantara kedua belah pihak adalah pelanggan bersedia untuk memakai kondom walaupun mengurangi kenikmatannya, dan pekerja saks komersial bersedia melayani permintaan pelanggan untuk berhubungan seks dalam posisi tubuh tertentu atau oral seks.Salah satu analisa penting dalam penelitian ini adalah bahwa pekerja seks komersial tidak mudah untuk tergiur pada tawaran uang yang lebih tinggi dari pelanggan apabila bersedia melayani tanpa kondom. Pekerja seks komersial lebih mengutamakan kesehatan daripada sekedar keuntungan materi. Bahkan ditegaskan oleh pekerja seks komersial, bahwa kesehatan adalah hak semua orang. Rasa percaya diri dan keberanian untuk bernegosiasi dengan pelanggan telah meletakan posisi pekerja seks komersial setara dengan pelanggan. Dengan ini, maka pekerja seks komersial dapat menentukan pilihan terbaik untuk dirinya sendiri. Kendala utama dalam proses negosiasi ini adalah sikap pelanggan yang kurang peduli tentang pentingnya kondom serta inkonsistensi dari pekerja seks komersial sendiri.Kesimpulan yang dapat diambil adalah kondom sebagai alat pencegah penularan HIV/AIDS, dalam penerapannya masih memerlukan proses negosiasi. Tetapi, makna yang lebih dalam lagi adalah bahwa kesehatan dan masa depan dipertaruhkan di dalam negosiasi pemakaian kondom tersebut. Oleh karena itu, edukasi berkelanjutan sebagai upaya peningkatan pengetahuan pekerja seks komersial dengan pelanggan tentang HIV/AIDS dan kondom adalah langkah konkret untuk meningkatkan kesehatan bagi kelompok masyarakat beresiko tinggi. |
Proses negosiasi-TOC (T 22450).pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T22450 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Universitas Indonesia, 2006 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T22450 | 15-21-086363531 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 108153 |