:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Efek pemberian nutrisi parenteral intradialisis terhadap perbaikan status nutrisi pasien hemodialisis kronik

Pujiwati; Wiguno Prodjosudjadi, supervisor; Panggabean, Marulam, supervisor; Maryantoro Oemardi, supervisor (Universitas Indonesia, 2006)

 Abstrak

Latar Belakang. Prevalensi malnutrisi energi-protein (MEP) tinggi pada pasien penyakit ginjaI kronik yang menjalani hemodialisis (PGK-HD), dan MEP merupakan penyebab meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi MEP pada pasien PGK-HD, antara lain dengan pemberian nutrisi parenteral intradialisis (IDPN). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan didapatkan basil yang masih kontroversial mengenai manfaat IDPN.
Tujuan. Menilai efek IDPN terhadap konsentrasi albumin dan prealbumin serum selama prosedur HD; menilai efek IDPN terhadap indeks masa tubuh (IMT), konsentrasi albumin dan prealbumin serum setelah pemberian IDPN 2 kali seminggu selama 6 minggu, dan efek IDPN terhadap konsentrasi albumin dan prealbumin serum 3 minggu setelah pemberian IDPN dihentikan.
Metodologi. Studi intervensional-prospektif selama 9 minggu dilakukan pada pasien PGK-HD usia 20-65 tahun yang telah menjalani HD minimal satu tahun, konsentrasi albumin serum < 3,5 g/dL, tidak menderita penyakit infeksi berat, keganasan, sirosis had, diabetes melitus tidak terkontrol, atau gagal jantung berat, di unit HD RS Ciptomangunkusumo, RS Islam Cempaka Putih, dan RS PGI Cikini Jakarta. Subyek penelitian diberikan IDPN 2 kali seminggu selama 6 minggu, dan diukur konsentrasi albumin, prealbumin, c-reactive protein (CRP) sebelum dan setelah HD+IDPN pertama dan HD+IDPN keduabelas. IMT diukur sebelum dan setelah 6 minggu pemberian IDPN. Konsentrasi albumin, prealbumin serum 3 diukur kembali 3 minggu setelah pemberian IDPN dihentikan. Dilakukan uji-t berpasangan atau uji Wilcoxon sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil. Selma periode Februari 2005-Maret 2006 terkumpul 14 subyek, 1 subyek meninggal setelah mendapat IDPN selama 6 minggu. Didapatkan peningkatan tidak bermakna konsentrasi albumin serum (3,24 ± 0,38 menjadi 3,34 ± 0,56 g/dL, P 0,341-dan 3,26 ± 0,40 menjadi 3,47 ± 0,55, P = 0,053), dan peningkatan bermakna prealbumin (18,76 ± 7,92 menjadi 22,37 ± 10,24 mg/dL, P = 0,033 dan 16,94 ± 7,81 menjadi 23,16 + 17,21 mgldL, P = 0019), berturut-turut setelah HD+IDPN pertama dan keduabelas. Setelah HD+IDPN 2 kali seminggu selama 6 minggu, didapatkan peningkatan tidak bermakna IMT (21,75 + 2,98 menjadi 21,95 ± 3,27, P = 0,139), konsentrasi CRP serum (38,46 + 54,92 menjadi 60,04 ± 86,54 mg/L, P = 0,826), konsentrasi albumin serum, baik dibandingkan sebelum HD+IDPN pertama dengan keduabelas (3,24 ± 0,38 menjadi 3,26 ± 0,40 gldL, P = 0,795), maupun dibandingkan setelah HD+IDPN pertarna dengan keduabelas (3,34 ± 0,56 menjadi 3,47 ± 0,55 gldL), tetapi didapatkan penurunan tidak bermakna prealbumin jika dibandingkan sebelurn HD+IDPN pertarna dengan keduabelas (18,76 ± 7,92 menjadi 16,94 ± 7,81 mg/L, P = 0,109), dan peningkatan tidak bermakna jika dibandingkan setelah HD+IDPN pertama dengan keduabelas (22,37 + 10,24 menjadi 23,16 + 17,21 mgfL). Tiga minggu setelah IDPN dihentikan, didapatkan peningkatan tidak bermakna konsentrasi albumin serum (3,26 ± 0,40 menjadi 3,30 ± 0,31, P = 0,699), penurunan tidak bermakna prealbumin (16,94 ± 7,81 menjadi 16,65 ± 6,72, P = 0,552).
KesimpuIan. Pemberian IDPN dapat meningkatkan konsentrasi prealbumin serum dan mencegah menurunnya albumin dalam setiap sesi HD. Pemberian IDPN 2 kali seminggu selama 6 minggu dapat menstabilkan kecenderungan menurunnya IMT dan konsentrasi albumin serum, tetapi tidak dapat menstabilkan prealbumin, dan konsentrasi albumin serum dapat bertahan selama 3 minggu setelah IDPN dihentikan.

Backgrounds. In chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis (CKDHD), prevalence of protein-energy malnutrition (PEM) is high, and it is associated with increased morbidity and mortality. Many interventions to improve PEM in CKD-HD patients have been conducted, one of them is intradialytic parenteral nutrition (IDPN). Data from many studies showed that beneficial effect of IDPN to improve PEM in CKD-HD patients is still controversial.
Objectives. To assess effect of IDPN on serum albumin and prealbumin concentration during each HD procedure, effect of IDPN on body mass index (BMI), serum albumin and prealbumin concentration after administration twice a week for 6 weeks, and effect of IDPN on serum albumin and prealbumin concentration 3 weeks after IDPN was discontinued.
Methods. Prospective-interventional study for 9 weeks was conducted in CKD patients undergoing maintenance HE) at least for 1 years, age 20-65 years old, not suffering severe infection disease, malignancy, cirrhosis hepatis, severe heart disease, acute coroner syndrome, and serum albumin concentration < 3.5 gldL, at HD unit Ciptomangunkusumo hospital, Islamic Cempaka Putih hospital, and PGI Cikini hospital, Jakarta. The subjects received IDPN consisting of 9% essential and non essential amino acids, 40% glucose, and 20% fat emulsion, twice a week for 6 weeks. Before and 2 hours after the HD+151 IDPN and HD+12th IDPN, serum albumin, prealbumin, c-reactive protein (CRP) concentration were measured. BMI was measured before and after subjects received IDPN for 6 weeks. Serum albumin, prealbumin were measured again 3 weeks after IDPN discontinued. Dependent sample t-test or Wilcoxon test was used to analyse the data.
Results. During February 2005 - March 2006, 14 patients were included into subjects of this study. There were no significant increase in serum albumin concentration (3.24 ± 0.38 to 3.34 ± 0.56 g/dL, P = 0.341 and 3.26 + 0.40 to 3.47 ± 0.55, P = 0.053), and significant increase in prealbumin (18.76 + 7.92 to 22.37 + 10.24 mg/dL, P = 0.033 and 16.94 + 7.81 to 23.16 + 17.21 mgldL, P = 0.019), respectively after the HD+15tIDPN and HD+12thIDPN. After IDPN administration twice a week for 6 weeks, there were no significant increase in BMI (21.75 + 2.98 to 21.95 + 3.27, P = 0.139), serum CRP (38.46 + 54.92 to 60.04 + 86.54 mg/L, P = 0.826), and albumin concentration, when it was compared before the HD+15`IDPN and HD+12tIDPN (3.24 ± 0.38 to 3.26 + 0.40 gldL, P = 0.795), and when it was compared after the HD+1$`IDPN and HD+12thIDPN (3.34 ± 0,56 to 3.47 + 0.55 g/dL,), but there was no significant decrease in prealbumin when it was compared before the HD+15`IDPN and HD+12'hIDPN (18.76 + 7.92 to16.94 + 7.81, P = 0.109), and there was no significant increase when it was compared after the HD+15tIDPN and HD+12thIDPN (22,37 + 10,24 to 23,16 + 22,10 mg/L). Three weeks after IDPN discontinued, there were no significant increase in serum albumin concentration (3.26 + 0.40 to 3.30 + 0.31 gldL, P = 0.699), but no significant decrease in prealbumin (16.94 + 7.81 to 16.65 + 6.72 mgldL, P = 0.552).
Conclusions. IDPN administration during each HD session could increase serum prealbumin concentration and prevent the decrease of albumin, whereas IDPN administration twice a week for 6 weeks could stabilize the downward trend in BM1 and serum albumin concentration, but couldn't stabilize prealbumin, the serum albumin concentration could be stabilized for 3 weeks after IDPN administration discontinued.

 File Digital: 1

Shelf
 T 21417-Efek pemberian.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T21417
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 2006
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : FK-UI Salemba
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T21417 15-21-458802026 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 108534