Pembangunan sosial adalah pendekatan pembangunan yang digunakan untuk mengatasi perrnasalahan yang timbul akibat kegagalan pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak diikuti oleh pembangunan di sektor lain, akibatnya menimbulkan permasalahan kesejahteraan sosial. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah lanjut usia terlantar.Kondisi demikian menuntut perhatian pemerintah, masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat dalam menyediakan pelayanan-pelayanan serta sarana dan prasarana bagi lanjut usia, khususnya bagi lanjut usia terlantar. PSTW 'Budhi Dharma' Bekasi sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Departemen Sosial mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.Salah satu program PSTW ?Budhi Dharma" Bekasi adalah melaksanakan program bimbingan sosial sebagai program inti (core) yang ditujukan kepada klien agar mampu mengembangkan relasi sosial yang positif dan menjalankan peranan sosialnya dalam kehidupan berrnasyarakat. Salah satu kegiatan dalam program bimbingan sosial yang dilakukan di PSTW "Budhi Dharma? Bekasi adelah kegiatan terapi kelompok. Kegiatan terapi kelompok bertujuan untuk membantu klien meningkatkan kapaaitasnya dalam memeoahkan masalah-masalah yang dihadapinya dan meningkatkan keberfungsian sosial klien dalam rangka menciptakan hubungan sosial dan penyesuaian sosial yang serasi dan harmonis diantara sesama klien dalam satu wisma.Peneliti tertarik untuk memilih kegiatan terapi kelompok di PSTW "Budhi Dharma" Bekasi sebagai fokus penelitian didasarkan oleh tiga hal yaitu : 1) Kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh klien dalam menjalani masa tuanya di panti, mengingat karakteristik klien yang dilayani di PSTW berbeda dengan panti-panti sosial lainnya dimana klien akan menjadi klien panti sampai mereka meninggal dunia, 2) PSTW "Budhi Dharma" Bekasi setama ini belum pemah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan terapi kelompok per tahunnya secara berkala dan tertulis, sehingga sultt untuk menilai pencapaian tujuan kegiatan tersebut, 3) Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan terapi kelompok ditakukan untuk memperoleh infomlasi secara rinci dan jelas bagaimana kegiatan tersebut bekerja.Penelitian ini benujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan terapi kelompok dan faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaannya.Tipe evaluasi yang digunakan dalam penelltian ini adalah evaluasi formatif (formative evaluations) dengan mengacu pada Program Outcome Model yang mencakup komponen inputs-activities-outputs dan outcomes, sedangkan impacts dilihat sebagai tujuan ideal yang ingin dicapai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif untuk memperoleh informasi seputar pelaksanaan kegiatan terapi kelompok meliputi input, activity, output, outcome faktor pendukung dan faktor penghambat dari para pejabat struktural, penanggung jawab dan para petugas terapi kelompok. lnformasi mengenai proses pelaksanaan kegiatan tersebut juga diperoleh dari klien yang telah mengikuti kegiatan terapi kelompok, mewakili masing-masing kelompoknya dan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan sumber-sumber yang diperlukan ada yang cukup memenuhi standar profesionalisme dan ada juga yang belum. Begitu juga dalam komponen activity, walaupun cukup memenuhi prosedur namun untuk optimatisasi pencapaian tujuan pertu dilakukan perbaikan-perbaikan Output dan outcome mengacu pada tujuan kegiatan, namun output dan outcome yang dihasilkan belum sesuai dengan yang direncanakan. Belum optimalnya outcome yang dihasilkan terkait dengan karakteristik klien yang berusia lanjut dan juga perbedaan status sosial ekonomi dan Iatar belakang klien sebelum masuk panti (karakteristik partisipan/participant characteristic) yang sekaligus juga menjadi Salah satu penghambat kegiatan ini. Aspek lainnya yang menghambat pelaksanaan kegiatan ini adalah kurangnya frekuensi pelaksanaan kegiatan ini di setiap wismanya dan terbatasnya dana yang tersedia (karakteristik keadaan/context characteristic), terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, kurang maksimalnya peran pekerja sosial dan belum adanya panduan pelaksanaan yang rinci dan jelas (karakteristik program yang dilaksanakan/charactertstic of program implementation). Selain itu juga, belum tersedianya atat perekam (tape recorder), alat-alat terapi (outcome program/program outcome), serta belum pemah dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini menyebabkan sulit untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan kegiatan selama ini. Hambatan-hambatan tersebut pertu segera diatasi, karena sangat mempengaruhi keefektifan petaksanaan kegiatan ini. Elemen input seperti sumber daya manusia, sarana dan prasarana menjadi daya dukung kegiatan ini. Walaupun kegiatan ini cukup memenuhi prosedur ilmiah, namun belum cukup efektif daiam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu masih sangat diperlukan perbaikan dan penyempurnaan komponen-komponen kegiatan tersebut.Berdasarkan hasil penelitian maka diberikan rekomendasi sebagai perbaikan atau penyempurnaan kegiatan, terkait dengan faktor penghambat pelaksanaan kegiatan tersebut. |