Penulis sangat tertarik untuk meneliti partai politik yang masih baru seperti Partai Demokrat. Ketertarikan ini disebabkan Partai Demokrat dapat memperoleh Electoral Threshold di DPR-RI dan oleh penulis menganggap Partai ini dapat dikatakan menang dalam Pernilihan Umum, karena target yang mau dicapai melebihi 3% - 5% yakni mencapai 7,64%, sehingga dapat memenuhi electoral threshold sebesar 3%. Berdasarkan hal tersebut penting untuk mengetahui bagaimana strategi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat dalam memenangkan Pemilu Legislatif 2004.Teori yang dipakai adalah teori elit menurut C. Wright Mills, Robert D. Putnam, Gaetano Mosca, Pareto. Disamping itu teori pencitraan dan opini publik dari Dan Nimmo dan John Dawey. Teori kepartaian menurut pendapat dari, Carl J. Friedrich, Prof Miliam Budiardjo, Sigmund Neumann. Selain itu teori tentang Pemilihan Umum yang disampaikan oleh Ben Reilly, Andrew Reynolds, Miriam Budiardjo. Dan beberapa teori tentang strategi dan kampanye dan demokrasi dari Michael Allison dan Jude, Rogers dan Storey, Lyman Tower Sargent, Thomas Meyer, Robert Dahl.Penelitian ini memakai metode Ex Post Facia dan Policy Research, dengan pengambilan data secara primer dan sekunder. lnforman yang dipakai dibatasi pada informasi yang memiliki pemahaman tentang Partai Demokrat pada saat tersebut yakni Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Subur Budhisantoso dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu, anggota DPR Mayjend (Purn.) Ingatius Mulyono. Metode yang dipakai analisis kualitatif dan wawancara mendalam.Teori elif, pencitraan, opini publik dan representasi proporsional terbuka berimplikasi positip bagi strategi yang diterapkan DPP Partai Demokrat dalam memenangkan Pemilu melalui pencitraan Susilo Bambang Yudhoyono. Pencitraan ini dipakai juga oleh calon anggota DPR dalam kampanye. Temuan tesis ini adalah Partai Demokrat lebih mengutamakan mengejar jumlah (kuantitas) yang harus diikuti oleh kualitas, Sehingga hasil yang dicapai melampaui target 3% suara yang didukung oleh teori fungsi partai politik. Pengejaran jumlah didukung oleh sistem pemilihan umum proporsional daftar calon terbuka. Writer is very interested to research a new political party like Democrat Party. This interest is caused by the fact that the party can reach electoral threshold in the House of People?s Representative (DPR). Writer assumes that the party won the election because its target is more than 3% to 5% that is 7.64% and it passes the threshold of 3%. Based on that fact, it is important to explore the strategy of the Central Board of Leader to win the election.Theory used here is theory of elite from C. Wright Mills, Robert D. Putnam, Gaetano Mosca, and Pareto. Meanwhile, theory of image and public opinion from Dan Nimmo and John Dewey; theory of political party from Carl J. Friedrich, Miriam Budiardjo, and Sigmund Neumann; and theory of election from Ben Reilly, Andrew Reynolds, and Miriam Budiardjo are also applied. Writer also applies theory of strategy and campaign and also democracy from Michael Allison and Jude, Rogers and Storey, Lyman Tower Sargent, Thomas Meyer and Robert Dahl.This research applies method of ex post pacto and policy research and collect primary and secondary data. Informant in this research is limited on informants who are familiar with the party, such as Subur Budhisantoso as General Leader of the party and Ignatius Mulyono as Head of Bappilu. The method applies here is qualitative and using in-depth interview.Theory of elite, image, public opinion and open list proportional representative have positive implication on the strategy implemented by the party to win the election by using image of Susilo Bambang Yudhoyono. This image is also used by candidate of legislative member in the campaign. Finding ofthe research is that the party tend to gain more voters and will be followed by quality assessment. The result is they passed threshold of 3% and it is supported the theory of political party. The effort of gaining more voters is also supported by system of election which is open list proportional. |