:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Gambaran status gizi antropometris penderita tuberkulosis paru usia balita sebelum dan 6 bulan sesudah terapi di Poliklinik Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Sidabutar, Barita; Soepardi Soedibyo, supervisor; Tumbelaka, Alan Roland, supervisor (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003)

 Abstrak

Masalah kesehatan anak di dunia dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu masalah kesehatan anak yang terdapat di negara maju dan masalah yang sering terjadi di negara yang sedang berkembang. Pola penyakit yang sering terjadi di negara sedang berkembang umumnya berupa penyakit infeksi, infestasi parasit, dan penyaldt kurang gizi.
Di negara berkembang, penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Penyakit infeksi dan status gizi seseorang mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, demikian juga tuberkulosis (TB).
Tuberkulosis adalah salah satu penyakit infeksi kronik yang masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. Di Amerika Serikat, berkurangnya penderita penyakit TB sangat nyata pada tahun 1980, tetapi insidensnya kembali meningkat dan diikuti dengan meningkatnya resistensi terhadap obat-obat anti TB. Hampir di setiap negara mempunyai peraturan untuk mengendalikan penyakit tuberkulosis, tidak hanya melalui perundang-undangan atau pengembangan dalam terapi yang efektif, tetapi juga dalam memperbaiki kondisi tempat tinggal. Strategi pelayanan kesehatan masyarakat tergantung dari besarnya faktor-faktor penyebab epidemi seperti kemiskinan, tunawisma, penyalahgunaan obat, penurunan prasarana pelayanan kesehatan, dan epidemi human immunodeficiency virus (HIV), yang memberikan peran dalam peningkatan insidens penyakit TB.
Menurut laporan WHO tahun 1991, Indonesia adalah salah satu dari 16 negara yang kemajuannya lambat dalam penanganan penyakit TB. Angka kesakitan penderita TB paru di Indonesia dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1996 cenderung menurun. Angka kesembuhan ini secara program belum mencapai target yang ditetapkan. Dengan strategi DOTS (directly observed treatment short-course), diharapkan dapat menghasilkan kepatuhan berobat, sehingga target angka kesembuhan dapat dicapai minimal 85%.
Di Indonesia terdapat 4 masalah utama kurang gizi, yaitu kurang energi protein (KEP), defisiensi vitamin A, defisiensi zat besi, defisiensi yodium. Berbagai upaya untuk mengatasi masalah gizi telah dilakukan oleh pemerintah antara lain melalui Program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), pemberian kapsul vitamin A untuk anak 1-4 tahun, distribusi kapsul yodium untuk penduduk pada daerah rawan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dart upaya lain yang berhubungan dengan peningkatan produksi pangan dan pendapatan masyarakat. Pada dasarnya upaya tersebut dilakukan secara terpadu antar sektor.
Dari hasil pemantauan status gizi tahun 1994 dari tahun 1995, DKI Jakarta mengalami peningkatan prevalensi KEP Nyata dan Total, yang masing-masing 3,6% menjadi 5,3% dan 20,8% menjadi 25,8%. Keberhasilan dalam penanggulangan penyakit TB, diharapkan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam mengatasi masalah malnutrisi di Indonesia.

 File Digital: 1

Shelf
 T 21255-Gambaran status.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T 21255
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T 21255 15-19-024910083 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 110530