Perubahan yang sangat cepat di lingkungan pendidikan tinggi tidak terbatas pada stakeholders seperti dosen, mahasiswa, pengguna, pasar tenaga kerja dan orang tua mahasiwa, bahkan pesaing, baik pendidikan tinggi sejenis maupun bukan sejenis. Era persaingan telah memasuki lingkungan pendidikan tinggi. Persaingan rnenuntut adanya organisasi yang senantiasa dinamik, fleksibel, dan mampu beradaptasi dengan jaman. Organisasi yang bersifat inovatif, imajinatif, kreatif, berani mengambil risiko dan berkewirausahaan akan Iebih mampu beradaptasi terhadap industri yang berubah dengan cepat (Kotter & Heskett;1992:45).Untuk menghadapi persaingan, Akademi Kimia Analisis Bogor harus menjadi organisasi yang berkewirausahaan. Visi AKA Bogor yaitu ?Menjadi perguruan tinggi yang mandiri dan unggul dalam menghasilkan tenaga profesional dan kompeten di bidang kimia anafitik serta menjadi mitra industri dalam pemecahan masalah" merupakan indikator adanya penerapan prinsip kewirausahaan. Namun demikian, bagaimanakah penerapan prinsip kewirausahaan tersebut ?Penelitian ini menggunakan metode peneiitian deskriptif analitis yang dimaksudkan memberikan gambaran terhadap suatu fenomena sosial atau permasalahan terlentu. Kewirausahaan diukur dengan menggunakan 48 buah pernyataan yang dikembangkan Spencer & Spencer ditambah 13 buah pernyataan tentang inovasi yang dikembangkan oleh Dimension Development International.Dan populasi penelitian sebesar 110 orang, yang masuk dalam kriteria dosen, pegawai administratif dan Iaboran serta telah bekerja di AKA Bogor minimal 3 tahun berturut-turut adalah 80 orang. Dari 80 buah kuisioner yang dibagikan, kembali sebanyak 70 buah (86,5%).Hasil penelitian menemukan bahwa 40% responden berpendapat bahwa penerapan prinsip kewirausahaan di AKA Bogor masih rendah. 34.29% menggolongkannya pada kategori sedang dan hanya 14,29% yang berpendapat bahwa penerapan prinsip kewirausahaan di AKA Bogor masuk dalam kategori tinggi. Adapun untuk tingkat inovasi sebesaar 12,86% responden menganggap tergolong dalam kategori rendah, 55.71% dalam kategori sedang dan 31,43% menggolongkannya dalam kategori tinggi.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip kewirausahaan di Akademi Kimia Anahsis Bogor masih rendahdan tingkat inovasi cenderung dalam kategori sedang. Keberanian mengambil risiko yang menjadi salah satu ciri organisasi berwirausaha masuk dalam kategori sedang dan persepsi responden yang menyatakan bahwa Kemampuan organisasi dalam melihat dan menangkap peluang yang ada masih rendah. Dalam perkembangan selanjutnya sangat diperlukan pemupukan semangat kewirausahaan dan mengembangkan perilaku inovatif. Sebaiknya AKA segera mengantisipasi perubahan yang terjadi dengan meninggalkan kebiasaan lama yang manajemennya terlalu berhati-hati dalam mengambil suatu tindakan dan berubah menjadi Iembaga pendidikan yang selalu berusaha menyesuaikan diri terhadap perubahan. A rapid change in the environment of higher education is not limited only on stakeholders such as lecturers, students, users, work fields, and parents, or even competitors like similar education or different education. The competitive era has entered the environment of highger education. This competition demands the existance of organisation with the development of era. The organisation which is innovative, imaginative, creative, and brave to take changes and do entrepreneurship, will be more capable to adapt with the extreme changes in industry (Kotter & Heskett ; 1992 : 45).In order to deal with the competition, AKA Bogor has to be an organisation with the soul of entrepreneurship. The perspective of AKA Bogor which is "To be an independent and excellent higher education in producing professional and competent output in the field of analytical chemistry and become partner for industries in solving problem" is an indicator of the existance of application of entrepreneurship principals. However, how is the implementation ofthe principals?.This research uses analytical descriptive research method that aims to give description of a social phenomenon or particular problem. The entrepreneurship it self is measurred by using 48 questions which were developed by Spencer & Spencer and added with 13 questions about innovation which were developed by Dimension Development International.From the 110 research population, objects that are included in the criteria of lectures, administrative employees, and laboratory assistants who have vcrked at least 3 years in a row are 80 people. From 80 spreaded questionaires, 70 questionaires were returned (87,5%).The result of the research finds out that 40% of the respondents think that the application of entrepreneurship principals in AKA Bogor is still low, 34,29% consider it in a medium category, and only 14,29% have opinion that the application of entrepreneurship principals in AKA Bogor is included in in a high category. While for the innovation level, 12.86% of respondents are considered it as low category, 55.71% as a medium category. and 31.43% as a high category.Finally, we can conclude that; first, the application of entrepreneurship principals in AKA Bogor is still low and the level of innovation in considerably in medium category. Second, the courage to take some risks which becomes one of characteristics of organisation with entrepreneurship point of view, is in the medium category. Third, the perception of the respondents which states that the ability of organisation in looking at and capturing the exist chages, is still low. In the next development, it is extremely needed to encourage the spirit of entrepreneurship and develop the innovative behaviour. AKA Bogor should soon anticipate current changes by leaving old habits in which the management is over cautius in taking risks by altering in becoming an organisation which always tries to adapt with changes. |