ABSTRAK Kompetisi di lndustri televisi begitu ketat terlihat dengan kehadiran 11 TV nasional dan28 TV lokal yang maslh terus bertambah. PerTarungan menampilkan tayangan yangmenarik akan menjadi faktor yang paling penting dalam industri televisi. Tren programsaat ini dikendalikan oleh rating, yang berakibat pada keseragaman program yangmengedepankan nilai-nilai dan budaya metropolis perkotaan. Namun, masyarakat didaerah saat ini telah memilikI ruang untuk menikmati informasi seputar daerahnyamelalui tayangan Televisi lokal. Tayangan yang membawa kandungan lokal adalahandalan sekaligus strategi yang dilakukan TV lokal untuk bisa bersaing dengan TVNasional. Strategi seperti itu dinamakan TV Proximity.Kedekatan pada konsep TV Proximity iidak hanya diukur dengan jarak , namun jugadengan kedekatan emosi. Kedekatan emosi pemirsa bisa ditunjukkan lewat budaya,perilaku, gaya hidup, lingkungan, sosial, ekonomi, dan politik. Dengan mempelajarisumber sekunder, melakukan wawancara mendalam terhadap sejumlah narasumber,melakukan observasi terhadap dinamika proses bisnis televisi lokal, serta melakukananalisa isi terhadap program acara, penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengetahuiapakah konsep TV Proximity sudah disadari dan dllaksanakan oleh TV lokal di dalambersaing dengan TV nasional khususnya dengan memperhatikan program acara yangditayangkan.TV Lokal yang dipilih adalah JAKTV di kota jakarta dengan kasus program acaraGubemur Kita. Analisa yang digunakan untuk studi dengan perspektif Ekonomi Mediaini, menggunakan beberapa level analisa; dimana analisa akan dilakukan secaraholistik, mulai dari level makro untuk melihat kondlsi pertelevisian di Indonesia, lalu levelmeso untuk meneliti Tv Proximity pada proses produksi dan proses konsumsi programTV Lokal, serta di level mikro untuk meneliti TV Proximity pada isi acara Gubemur Kita.Penelitian ini memperlihatkan bahwa JAKTV sebagai stasiun TV lokal memang sangatmemperhitungkan dan membuat rencana serta proses produksi yang berbasis pada TVProximity. Penampilan dan pemilihan lagu pembuka acara Gubemur Kita yang saratdengan budaya Jakarta (Betawi) serta pemilihan tokoh-tokoh dan topik yang memangtepat dengan suasana Jakarta (sampah, banjir, mahalnya sekolah, fasilitas kesehatan,pengangguran), satu tahun menjelang Pilkada 8 Agustus 2007, membuat JAKTV melajusendirian sebelum TV-TV Iain (nasional) baru membicarakannya pada sekitar 3 bulanmenjelang hari pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta. Dari proses konsumsi media,terbukti baik para penonton maupun pemasang iklan tertarik serta masih memilikimemori yang baik terhadap TV Proximity dari acara Gubernur Kita.Penelitian ini merekomendasikan agar konsep TV Proximity -khususnya sebagaistrategi TV Iokal- bisa Iebih banyak dikaji dalam perspektif Ekonomi Media, karena ditengah keterbatasan sistem rating (yang jarang sekali memberi angka yang memadaibagi program-program TV Iokal; ini harus dibaca dalam konteks rating di Indonesia yangmulai diragukan validitas dan reliabiiitasnya karena tidak pernah disertifikasi/diperiksaoleh sebuah Media Rating Council), temyata TV Proximity -melalui acara sejenisGubernur Kita di Jak TV- mampu memenangkan hati berbagai stakeholders yang terkaitdengan program tersebut. |