ABSTRAK Perubahan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, mendorong perusahaan untuk ikut mengembangkan kemampuan produksinya baik secara kualitas maupun kuantitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan yang berdampak pada ketatnya persaingan dunia usaha yang dikarenakan semakin banyaknya perusahaan yang mengandalkan otomatisasi teknologi khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan.Hal ini sangat dirasakan terutama oleh industri manufaktur kimia yangmemanfaatkan teknologi dalam membuat kimia sintetik untuk memperoleh hasil yang sama bahkan cenderung lebih baik tanpa menggunakan bahan-bahan dasar mentah dari hasil bumi yang semakin lama semakin mahal karena semakin menipisnya persediaan material bumi. Sejalan dengan meningkatnya persaingan, menjadikan informasi biaya yang akurat semakin penting, agar kebijaksanaan penetapan harga jual sesuai dengan tujuan atau sasaran perusahaan, maka manajemen membutuhkan informasi yang akurat tentang biaya produksi yang menjadi dasar dalam penetapan harga.Perhitungan biaya produksi yang selama ini menggunakan metode tradisional costing dapat menimbulkan distorsi biaya produksi karena sistem tersebut hanya menggunakan satu macam basis pembebanan biaya untuk pemakaian sumber daya. Untuk mengatasi keterbatasan ini maka dikembangkan sistem biaya yang berdasarkan pada aktivitas yang disebut Sistem Activity Based Costing (selanjutnya disebut sistem ABC). Sistem ABC merupakan suatu metode atau alat untuk memperoleh informasi biaya yang akurat karena pembebanan biaya didasarkan pada aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya dalam proses pembuatan suatu produk. Dengan demikian sistem ini menyediakan informasi yang lebih terperinci mengenai penyebabtimbulnya suatu biaya dibandingkan dengan sistem tradisional.PT. M-I Production Chemicals Indonesia (selanjutnya disingkat denganPT. MIPCI) bergerak di bidang industri pemasok kimia untuk pengeboran minyak pantai maupun lepas pantai yang berskala besar dan sudah menggunakan peralatan teknologi maju dalam kegiatan produksinya, dan bersifat job order production (berdasarkan pesanan). Dalam menentukan biaya produksinya, perusahaanmembebankan biaya produksi tidak langsungnya secara rata pada seluruh unit produk yang dihasilkan. Sampai saat ini manajemen merasa bahwa tanpa memperhatikan sistem biaya yang digunakan, perusahaan telah memperoleh keuntungan, namun akibatnya harga jual yang cukup tinggi dibadingkan dengan biaya-biaya yang ditimbulkan oleh organisasi dalam membuat produk-produknya.Oleh karena itu, PT. MIPC membutuhkan perhitungan biaya produksi dan penetapan harga pokok yang akurat. Dari hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan sistem ABC dan sistem akuntansi biaya tradisional menunjukkan bahwa perhitungan hargapokok produksi dengan akuntansi biaya tradisional menyebabkan terjadinya distorsi, melalui perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi (HPP) antara Sistem akuntansi biaya tradisional dengan Sistem ABC. Perhitungan harga pokok per produkdengan menggunakan sistem ABC untuk produk EB-8132 adalah US$ 901.53 / drum, PI-7142 adalah US$ 216.26 / drum, PI-7212 adalah US$ 863.96 / drum, EB-8548 adalah US$ 592.61 / drum, EB-8501 adalah US$ 328.57 / drum, PI-7235 adalah US$ 380.41 / drum, SI-475 adlah US$272.06 / drum, WT-510 adalah US$ 3,333.99 / drum, WT-1400 adalah US$ 2,138.76, KI-3015 adalah US$ 1,010.72 / drum.Penentuan harga pokok produksi berdasarkan aktivitas menyatakan bahwa Sistem akuntansi biaya tradisional menentukan biaya terlalu rendah (undercost) untuk produk WT-510 sebesar US$ 2,679.69 atau sebesar 410%, WT-1400 sebesar US$ 916.5 atau sebesar 75%, KI-3015 sebesar US$ 309.34 atau sebesar 44% sedangkan untuk produk EB-8501 terlalu tinggi (overcost) sebesar US$ 70.67 atau sebesar 18%, PI-7142 sebesar US$ 22.47 atau sebesar 9%. Terjadinya perbedaanharga pokok produksi disebabkan karena adanya perbedaan dalam alokasi biaya overhead pabrik kepada masing ? masing produk, dimana pada Sistem akuntansi biaya tradisional hanya digunakan satu pemicu biaya untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik yang terjadi, yaitu berdasarkan total unit produksi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah perhitungan harga pokok menggunakan sistem ABC akan lebih menghasilkan informasi biaya yang akurat bila dibandingkan dengan menggunakan sistem tradisional, karena dalam sistem ABC produk hanya dibebani biaya dari aktivitas yang digunakan dan tidak dibebani oleh biaya dari aktivitas yang tidak digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke produk yang mengkonsumsi aktivitas. Biaya untuk melakukan aktivitas itulah yang dibebankan keproduk yang mengkonsumsi aktivitas tersebut. |