Karakteristik letak perforasi dan usia pada pasien yang didiagnosis menderita apendisitis perforasi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo antara tahun 2005 hingga 2007 = Characteristics of perforation location of the appendix and age on patients who diagnosed with apendicitis perforation in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital between the year of 2005 until 2007
Sitorus, Ade Sari Nauli;
Ening Krisnuhoni, supervisor
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009)
|
Latarbelakang: Apendisitis telah menjadi salah satu keadaan kegawatdaruratan medis yang membutuhkan penanganan medis segera. Apendisitis yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan terjadinya perforasi apendiks dan berakhir dengan terjadinya ruptur. Apendiks yang ruptur dapat menyebabkan drainase transluminal dari saluran pencernaan ke rongga abdomen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik apendisitis perforasi menurut lokasi perforasi dan umur pasien.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan anilisis secara deskriptif. Sampel diambil dari semua sediaan histopatologi dari tahun 2005 hingga 2007 dengan diagnosis apendisitis perforasi. Sampel yang diperlukan pada penelitian ini sebanyak 68 sampel. Dalam penelitian ini pasien dikelompokkan menurut dekade umur sedangkan lokasi perforasi dibagi menjadi pangkal, tengah, dan ujung apendiks.Hasil: Bagian tengah apendiks (45.58%) lebih banyak mengalami perforasi daripada bagian pangkal dan ujung apendiks. Kejadian perforasi terbanyak ditemukan pada pasien yang berusia antara 11 sampai 20 tahun atau pada kelompok dekade kedua (30.9%).Kesimpulan: Bagian apendiks yang paling sering mengalami perforasi pada apendisitis adalah pada bagian tengah dan kejadian perforasi terbanyak ditemukan pada kelompok usia dekade kedua (umur 11-20 tahun).Background: Appendicitis has been one of the emergency situations which need immediate medical intervention. If appendicitis is not treated immediately the appendix can undergo perforation and eventually rupture. The rupture of the appendix can cause transluminal drainage from the alimentary tract to the abdominal cavity and eventually causing some complications. This study aims to identify the characteristics of perforated appendicitis according to the location of perforation and the patient's age.Method: The study is a cross-sectional descriptive study. The sample is taken from all appendicitis perforation cases from year the year of 2005 until 2007. The sample needed is 68. In this study patients are grouped according to age decade, while the location of perforation into base, middle, and tip of the appendix.Results: The perforated area is more found in the middle (45.58%) than in the base or the tip of the appendix. The perforation rate mostly found in the age between 11 to 20 year or the second decade group of age (30.9%).Conclusion: The perforated area mostly found in middle of the appendix and the perforation rate mostly found in the second decade group of age (age 11-20 year). |
|
No. Panggil : | S09040 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009 |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | xv, 41 lembar; il., 29 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S09040 | 14-18-751864180 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 122678 |