Kardiovaskular merupakan penyakit nomor satu di dunia saat ini. Hal yang sama juga terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit Kardiovaskular sebenarnya dapat dicegah dengan meminimalisasikan faktor risikonya. Upaya pengenalan lebih dini tentang faktor-faktor risiko terjadinya onset penyakit Kardiovaskular merupakan tindakan efektif untuk dapat menanggulangi penyakit ini, misalnya dengan deteksi dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran faktor risiko kardiovaskular yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan Elektrokardiografi. Desain penelitian ini adalah Cross sectional. Sampel yang digunakan adalah 100 orang yang ambil secara sistem purposif dengan analisis uji univariat dan bivariat.Hasil penelitian uji univariat menunjukkan bahwa sebagaian besar responden mempunyai risiko berat menurut Skor Kardiovaskular Jakarta (44%). Berdasarkan gambaran faktor risiko responden terbesar adalah laki-laki (68%), kelompok umur 50-54 tahun (21%), tekanan darah normal tinggi (batas normal) (56%), IMT normal (52%), tidak merokok (79%), tidak Diabetes (94%), aktivitas fisik sedang (41%), ratio lingkar pinggang pinggul lebih (66%), HDL normal (50%), dan kadar total kolesterol tinggi (37%). Pemeriksaan EKG sebagian besar tidak ada kelainan (34%). Hasil uji bivariat yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan ada tidaknya kelainan pada hasil elektrokardiografi adalah tekanan darah dan kolesterol. Sedangkan jenis kelamin, umur, IMT, perilaku merokok, Diabetes Mellitus, aktivitas fisik, kadar HDL, rasio lingkar pinggang pinggul, dan nilai risiko berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta tidak mempunyai hubungan yang bermakana dengan ada tidaknya kelainan jantung pada hasil pemeriksaan elektrokardiografi.Perlu adanya perluasan promosi deteksi dini kardiovaskular sebagai pengendalian faktor risiko melalui konseling atau penyuluhan untuk masyarakat luas. Bagi lembaga mengoptimalisasikan pemantauan kesehatan para jamaah dengan mengadakan kegiatan deteksi dini ini secara berkala. Subdit Jantung dan Pembuluh Darah, Departemen Kesehatan RI sebagai instansi pemerintah khusus pembuat kebijakan penyakit Kardiovaskular dapat merangkul atau bekerjasama dengan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Untuk para akademisi, perlu adanya penelitian lain atau penelitian yang lebih lanjut seperti uji multivariat atau kualitatif tentang faktor risiko kardiovaskular terhadap ada tidaknya kelainan pada hasil EKG untuk menggali faktor risiko kardiovaskular lebih mendalam. |