Skripsi ini membahas peran perempuan dalam politik nasional Jepang kontemporer yang dianalisa menurut 'tatanan simbolik' Jacques Lacan. Menurut Lacan, masyarakat diatur oleh rangkaian tanda, peran dan ritual, yang disebut sebagai 'tatanan simbolik'. 'Tatanan simbolik' menciptakan aturan sosial dalam ranah ketidaksadaran manusia ---dalam alam pikiran manusia--- Dalam kebudayaan patriarki ---khususnya di Jepang---, 'tatanan simbolik' memperkuat dominasi laki-laki dalam masyarakat, sehingga peran perempuan semakin tersisih ke wilayah domestik. Politik, menjadi bidang yang diidentikkan dengan kekuasaan laki-laki, dan perempuan dianggap tidak pantas untuk turut berkontribusi di dalamnya. 'Tatanan simbolik' mengkonstruksi pola pikir masyarakat Jepang, sehingga mempengaruhi peran serta perempuan dalam kegiatan politik nasional Jepang. This paper will deeply discuss the role of women in contemporary Japanese national politics using Lacan's 'symbolic order' as an analytical tool. According to Lacan, society is govern by a disconnected series of signs, roles, and rituals, which called the 'symbolic order'. This 'symbolic order' creates social construction in the human's unconscious state of mind. In patriarchal culture ---especially Japan---, 'symbolic order' strengthen the rule of man in society. Therefore, women's rule are gradually pushed into domestic side. Politics, is highly associated with men's authority, and women is considered not fit to contribute in politics. The 'symbolic order' reconstruct the Japanese society state of mind. Thus, it's greatly influence the role of women in contemporary Japanese national politics. |