Adanya peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba di kota Bogor, pada tahun 2007 tercatat sebesar 133 kasus dan mengalami peningkatan menjadi 144 kasus pada tahun 2008. Adapun jenis penyalahgunaan narkoba yang terbesar adalah narkotika jenis heroin/putaw dan cara penggunaannya banyak yang disuntikan kedalam intravena. Jumlah pengguna narkoba suntik di kota Bogor, hingga Januari 2009 mencapai 4590 orang yang semuanya berisiko dalam penularan HIV. Hingga Januari 2009, kota Bogor berada pada posisi kedua dalam kasus HIV di Jawa Barat dengan kenaikan jumlah kasus dari 447 menjadi 480 kasus. Oleh karena itu program pengurangan dampak buruk dari penularan narkoba suntik mutlak diperlukan. Salah satunya yaitu dengan program terapi rumatan metadon (PTRM) jangka panjang, diminum peroral setiap hari dihadapan petugas yang dapat mencegah penularan HIVAIDS yang disumbangkan oleh para pengguna jarum suntik.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang perilaku keteraturan minum metadon pada klien PTRM UPTD Puskesmas Bogor Timur dan faktor-faktor yang menunjang serta menghambat. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Assessment Procedures (RAP), dengan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2009 di Klinik PTRM UPTD Puskesmas Bogor Timur dengan 12 orang informan, terdiri dari 8 orang informan yang masih menjalani terapi metadon dan 4 orang informan yang telah DO dari terapi metadon, yang menjadi sample penelitian.Hasil penelitian didapatkan bahwa ada kecenderungan hubungan kurangnya pengetahuan yang lengkap tentang terapi metadon, sikap, persepsi terhadap manfaat dan efek samping, faktor biaya minum metadon, faktor dukungan keluarga, faktor dukungan teman komunitas (teman yang tidak menggunakan putaw) dengan keteraturan minum metadon pada klien PTRM. Sehingga dari hasil penelitian tersebut, disarankan untuk pihak klinik PTRM sebaiknya meningkatkan kegiatan pemberian pengetahuan dan konseling tentang seluruh materi program terapi metadon kepada klien PTRM dan keluarga klien, serta peranan keluarga harus ditingkatkan karena sangat penting dalam masalah ini. Bagi penelitian lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui awal mula klien menggunakan narkoba hingga memutuskan memilih untuk mengikuti terapi metadon dan diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai bahan advokasi lintas sektor karena program PTRM ini perlu dikembangkan, namun masih menjadi pro dan kontra di Kota Bogor. |