Bubble economy (ekonomi gelembung) serta munculnya deflasi di Jepang pada awal tahun 1990 mengakibatkan jumlah perusahaan yang bersedia mempekerjakan anak muda yang baru saja lulus menurun secara drastis. Hal tersebut berakibat munculnya orang-orang yang disebut NEET, yaitu orang-orang yang tidak bekerja yang berusia 15-34 tahun (tidak melakukan pekerjaan, dan sebagai pengangguran tidak pula terlibat dalam usaha pencarian kerja), yang di dalamnya tidak termasuk pelajar dan orang yang terlibat urusan rumah tangga. NEET terbagi menjadi empat jenis, yaitu menarik diri dari masyarakat; menghabiskan waktu bersama teman; stagnan; dan kehilangan kepercayaan diri. Eksistensi NEET merupakan bukti eksistensi sebuah kumpulan orang yang tidak sesuai dengan nilai kehidupan kelompok dalam masyarakat Jepang. Nilai-nilai dalam penelitian ini meliputi nilai on yang berarti hutang budi; nilai giri yang merupakan kewajiban moral; nilai ninjo yang merupakan kecenderungan, perasaan, dan keinginan alamiah manusia yang tidak terikat norma-norma; serta kyoudoutaino ittaisei yang merupakan semangat bersatu dalam kerja sama demi kemajuan kelompok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yang bermaksud untuk membuat pemetaan (pemaparan) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Metode penulisan yang digunakan bersifat deskriptif analitis, yaitu menggambarkan dan melakukan analisa tehadap permasalahan yang diajukan. Pengumpulan data dilakukan dari data kepustakaan (library research). Dari penelitian ini ditemukan bahwa NEET menerima on dari orang-orang di sekitar mereka, namun tidak melaksanakan giri untuk membalas on tersebut. Mereka lebih mendahulukan ninjo daripada giri, dan pada jenis NEET yang mengalami kehidupan berkelompok, mereka tidak memiliki nilai kyoudoutaino ittaisei dalam kehidupan berkelompok tersebut. |