Underground economy adalah fakta yang terjadi di seluruh negara di dunia, dan telah menjadi perhatian bagi para peneliti untuk mempelajarinya. Beberapa penelitian terdahulu oleh Wibowo, Sharma (2001), Schneider (2005) dan Panjaitan (2007) telah mengestimasi underground economy di Indonesia dalam kurun waktu penelitian yang berbeda-beda dan menghasilkan estimasi underground economy yang bervariasi.Penelitian ini berfokus pada estimasi underground economy di Indonesia dan mengukur besarnya tax evasion selama kurun waktu penelitian tahun 1976-2007 dengan menggunakan Currency Demand Method. Hasil dari penelitian ini bahwa estimasi underground economy di Indonesia selama kurun waktu penelitian 1976-2007 rata-rata adalah sebesar 2,85% terhadap GDP dengan estimasi tahun 2007 adalah sebesar 7,24% dari GDP atau sebesar 286 triliun rupiah. Besarnya tas evasion selama masa penelitian adalah sebesar rata-rata 3,19% terhadap total penerimaan pajak dengan estimasi tahun 2007 adalah sebesar 8,65% dari total penerimaan pajak atau sebesar 42,475 triliun rupiah.Hasil penelitian ini juga mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya, bahwa ketika terjadi shock pada perekonomian, besaran underground economy akan meningkat tajam sebelum akhirnya menurun kembali setelah kondisi perekonomian membaik, yang untuk kasus Indonesia terjadi ketika krisis ekonomi tahun 1998. Hal menarik lainnya yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terjadi tren peningkatan yang cukup signifikan pada tas evasion setelah tahun 2000, yaitu setelah dilakukannya reformasi perpajakan. Underground economy is a fact of life that happened in every country in the world. It had become a major issue for the scientists to studying it. Several previous studies, by Wibowo, Sharma (2001), Schneider (2005) and Panjaitan (2007) had tried to estimated the underground economy di Indonesia in different period of time and had resulted a various size and amount of underground economy in Indonesia.This study focuses in estimating underground economy di Indonesia and measuring tax evasion over the time period 1976-2007 by using Currency Demand Method. The results demonstrated that the underground economy di Indonesia for the selected time period is averaging 2,85% of the reported GDP with the estimation for 2007 is 7,24% of the reported GDP or 286 billions rupiah. Tax evasion for the selected time period is averaging 3,19% of the total tax revenue with the estimation for 2007 is 8,65% from the total tax revenue or 42,475 billions rupiah.The results of this study also confirms the previous study, that the size of underground economy will raise enermously during an economic shocks, before retum to normal when the economic conditions is recovered. It happened in Indonesia during Asian crisis in 1998. Another interesting finding is that a significant increasing trend is happened in tax evasion in Indonesia after the year of 2000, which is happened after the major tax reforms. |