Perawat merupakan asset sebuah rumah sakit yang harus dikembangkan agar menghasilkan kinerja dan produktifitas kerja yang baik. Selain metode / strategi perlu didukung sikap proaktif yang dimiliki perawat. Perlu upaya dari manajemen SDM yang berkaitan dengan upaya peningkatan proaktifitas perawat di RSUD Tugurejo untuk memperhatikan determinan baik karakteristik personal, dan proaktifitas perawat sebelumnya. Diperlukan suatu upaya manajemen yang lebih komprehensif dalam memberikan stimulus timbulnya motivasi instrinsik pada perawat agar lebih proaktif untuk mengambil inisiatif, memilih untuk bertindak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penerapan PSBH dalam mengembangkan proaktifitas perawat dan proaktifitas perawat pelaksana dalam melaksanakan operan pasien di RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian Quasi experimental ini menggunakan one group pre -n post test design. Responden penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat Mawar dan Anggrek RSUD tugurejo Semarang sejumlah 39 orang. Penelitian ini menggunakan 2 instrumen tertutup yaitu instrumen proaktifitas perawat yang dimodifikasi dari instrument Katili (2001) dan kuesioner proaktifitas perawat dalam melaksanakan operan pasien. Analisis dengan menggunakan uji t-test serta uji bivariat. Hasil univariat didapat responden mayoritas adalah perawat perempuan, pendidikan DIII keperawatan, rerata masa kerja 3,2 tahun, jarang mengikuti pelatihan, dan telah menikah. .Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara proaktifitas perawat sebelum dan sesudah penerapan Problem Solving Better Health (p value 0.000) dan terdapat perbedaan yang bermakna antara proaktifitas perawat pelaksana dalam melaksanakan operan pasien antara sebelum dan sesudah penerapan PSBH (pvalue 0.016). Hasil bivariat didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, masa kerja dan pelatihan terhadap proaktifitas perawat. Perlu adanya upaya menjaga kontinuitas penerapan PSBH di rumah sakit khususnya dalam bentuk miniconvensi, untuk meningkatkan efektifitas manajemen dalam menjaga proaktifitas perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan. Nurse, as the asset of a hospital should be developed not only by the institution in order to improve their performance and proactivity, but also by their proactivity attitude. The HRD manajement of Tugurejo Hospital put emphasized on the trainning development as well as stimulating intrinsic motivation of the nurses to be more proactive in initialing and decision making. The aim of thesis was to invertigate the difference between the implementation of PSBH in developing nurse proactive and nurse staff proactive in hand over in Tugurejo Hospital. The study was Quasy experimental study one group pretest and posttes designt. The subject werw 39 nurses from Mawar and Anggrek room used selected by purposive sampling. The instrument were two close quest adapted Katili (2001) and analyzed it by t test and bivariate analyzed. The result showed that themajority of respondents were married, female with DIII of nursing graduation, productive age average < 5 years of work experiences and rarely followed nurse's training. There was a significant different between proactivity's nurse before and after after implementation of Problem Solving Better Health (p value 0.016) and significant different between proactivity's nurse to do hand over patient before and after implementation of Problem Solving Better Health (p value 0.000). bivariat analysis showed that no significant different between subject characteristic (age, education, sex, marital status, training and worktime) with proactivity of nurse and for nurse to do hand over. It was suggest that PSBH showed be applied develop continuity or Sustainaibility implementation of PSBH in this hospital must be continue and develop. Hospital manajement must make miniconvensi for develop effective manajement dan keep proactivity of nurse to do nursing service. |