Latar Belakang: Dimensi vertikal adalah jarak antara dua titik atau tanda anatomis (biasanya satu pada ujung hidung dan yang lainnya pada dagu), satu pada bagian yang tidak bergerak dan yang lainnya pada bagian yang bergerak dan merupakan faktor vital yang penting dibahas oleh praktisi prostodontik dalam pembuatan gigi tiruan dan implan. Pada kasus rahang tidak bergigi, hampir tidak mungkin memperoleh dimensi vertikal seperti pada kondisi bergigi. Diperlukan metode lain dalam penentuan dimensi vertikal tersebut. Tujuan: Untuk membandingkan dimensi vertikal fisiologis antara metode physiologic rest position dan teori Leonardo da Vinci I.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi deskriptif, dengan pengambilan data secara Studi Potong Lintang (Cross Sectional Study) dan analisis statistik yang digunakan adalah uji-t berpasangan (SPSS 13). Pengukuran menggunakan Boley gauge, jangka sorong dan penggaris pada 170 orang mahasiswa/i FKG UI yang berusia 18-23 tahun.Hasil: Dimensi vertikal fisiologis dengan menggunakan metode physiologic rest position pada titik Subnasion dan Gnathion memiliki rata-rata 62,82 mm, dengan kisaran 57,87 mm sampai 67,78 mm. Dengan nilai minimum 50,90 mm, dan nilai maksimum sebesar 77,06 mm. Sedangkan untuk dimensi vertikal fisiologis dengan menggunakan teori Leonardo da Vinci I yang diukur dari titik vertex dan Subnasion di kalikan angka 4/11 yang diperoleh dari hasil perhitungan matematik, memiliki nilai rata-rata 56,03 mm dengan kisaran 52,41 mm sampai 59,65 mm. Dengan nilai minimum sebesar 48,53 mm, dan nilai maksimum sebesar 65,03 mm. Diperoleh perbandingan selisih diantara kedua nilai ratarata tersebut yaitu 6,793 mm, dengan nilai minimum 5,871 mm dan nilai maksimum 7,714 mm.Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan, namun diperoleh perbandingan antara kedua teori tersebut. Background: Vertical Dimension is the distance between two selected anatomic or marked points, (usually one on the tip of the nose and the other is on the chin), one on a fixed and one on a movable member. Vertical dimension is also one of the essential factors for rosthodontic professional to know in making artificial teeth and implant. In edentulous cases, as there are no teeth, it is almost impossible to reproduce vertical dimension as in patient dentate condition. Other methods are needed to measure the vertical dimension in edentulous patient.Objective: To compare rest vertical dimension between physiologic rest position method and theory of Leonardo da Vinci I.Method: This study was a descriptive study using cross sectional study method and the statistic analysis used was paired t-test (SPSS 13). The measure was taken from 170 collage student aged between 18-23 years in Faculty of Dentistry, University of Indonesia. Boley gauge, caliper, and rulers were used for the instruments.Results: The mean of physiologic vertical dimension in physiologic rest position method using two landmark points, Subnasion and Gnathion, is 62.82 mm, with range between 57.87 mm to 67.78 mm. The minimum score is 50.90 mm, and the maximum score is 77.06 mm. Whereas the hysiologic vertical dimension in theory of Leonardo da Vinci I using two landmark point, vertex and Subnasion, multipled with 4/11 which was got in calculation between 2 theory, is 56.03 mm with range between 52.41 mm to 59.65 mm. The minimum score is 48.53 mm, and the maximum is 65.03 mm. The comparation between those two measurement is 6.793 mm, with minimum score 5.871 mm and maximum score 7.714 mm.Conclusion: There is difference between those two measurements, but the comparation has been aqcuired. |