Jumlah pasien stroke yang mengalami disfagia diperkirakan sekitar 27% hingga 50%. Kejadian disfagia dihubungkan dengan meningkatnya risiko dehidrasi, malnutrisi, aspirasi, dan infeksi paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan menelan terhadap status fungsi menelan pada pasien stroke dengan disfagia. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan control group pre test and post test. Responden diambil dari dua rumah sakit umum di Jakarta, sebanyak 18 orang responden dari RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo dijadikan sebagai kelompok perlakuan dan 18 orang responden dari dan RSUP Fatmawati sebagai kelompok kontrol. Responden pada kelompok perlakuan dilakukan program latihan menelan tiga kali sehari pada jam makan selama 6 hari berturut-turut. Responden pada kelompok kontrol menerima asuhan keperawatan seperti biasa sesuai kebijakan rumah sakit setempat. Hasilnya adalah setelah dilakukan latihan menelan, perbedaan status fungsi menelan antara sebelum dan setelah latihan menelan, rata-rata mean status fungsi menelan anatara sebelum dan setelah dilakukan latihan menelan pada kelompok perlakuan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p value= 0,02). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa latihan menelan dapat meningkatkan status fungsi menelan pasien stroke dengan disfagia. Lebih lanjut direkomendasikan perawat melakukan latihan menelan secara terstruktur pada pasien stroke yang mengalami disfagia. Dysphagia is occurs from 27% to 50% of stroke patients. The presence of dysphagia is associated with an increased risk of dehydration, malnutrition, aspiration, and pulmonary infection. The aim of this study was to examine the effect of swallowing therapy to the swallowing functional states for stroke patients with dysphagia. A quasi-experimental design with control group pre test and post test was used. Two General Hospital in Jakarta were selected, 18 subjects from RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo as the intervention group and 18 subjects from RSUP Fatmawati as the control group. All subjects in the experimental group received a swallowing therapy program. The subjects from the intervention group was given the swallowing therapy three times a day on the meal time during 6 days consecutively. The subjects from the control group have received the nursing care as usual. The results of the swallowing therapy mean swallowing functional states differences between pre- and post-swallowing therapy of the experimental group were significantly higher than for the control group (p value= 0,02). It’s concluded that the swallowing therapy could increase the swallowing functional states of stroke patients with dysphagia. Furthermore, it is recommended that nursing professional should conduct swallowing therapy protocols in stroke patient with dysphagia. |