Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kelelahan mata. Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan disain cross sectional. Sampel ini berjumlah 60 pekerja radar controller di PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan data dengan kuesioner, observasi dan pengukuran tingkat pencahayaan dan temperatur. Hasil penelitian didapatkan sebesar 86,7% pekerja mengalami keluhan subjektif kelelahan mata. Dari variabel yang diteliti yaitu umur, masa kerja, gangguan penglihatan, durasi kerja, kekontrasan layar, tingkat pencahayaan dan temperatur ruang yang dihubungkan dengan kelelahan mata, hanya variabel temperature yang memiliki hubungan yang signifikan (p=0,013). Disarankan untuk pihak perusahaan untuk melakukan penyesuaian temperature di ruang kerja sesuai dengan rekomendasi ICAO Circular 241/93 dan peraturan Kepmenkes 1405/2002. Untuk pekerja pada saat break diharapkan melakukan stretching 10 menit atau dimanfaatkan untuk istirahat. The purpose of this research is to know the risk factor that have related to eye fatigue. The design study of this research was observational with cross-sectional approach. The samples of this research was 60 radar controller workers in PT Angkasa Pura II (Persero) Branch Bandara Soekarno-hatta. And the sample is chosen by simple random sampling. Data were obtained by means of quesioners, observation and measurement illumination level and temperature.From the research result 86,7% workes complained of eye fatigue. From variable influencing this study is age, length of work, eyesight trouble, duration, contras display, illumination and temperature. Only temperature factor is significant risk factors to eye fatigue (p=0.013). It is recommended that the company to appropriated temperature level by recommended ICAO Cir. 241/93 and Kepmenkes 1405/20002. For the employess to decrease the eye fatigue, must do stretching 10 minute or provide rest time they break. |