Skripsi ini menguji eksistensi konservatisme pada industri manufaktur di Indonesia dengan melihat adanya perbedaan rentang waktu penga kuan bad news dan good news di dalam nilai laporan laba. Sejalan dengan penelitian (Basu, 1997) hasil uji metode acak data panel me nunjukkan bahwa nilai laporan laba lebih sensitif terhadap bad news dan dapat disimpulkan bahwa praktek konservatisme eksis di Indo nesia. Selanjutnya, skripsi ini menguji tingkat utang, biaya politis dan biaya litigasi sebagai faktor yang mendorong praktek konservatisme. Hasil uji regresi logistik konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tingkat utang memiliki hubungan positif dengan konservatisme (Ahmed, et, al, 2000) dan biaya litigasi memiliki hubung an negatif dengan konservatisme (Juanda, 2007). This study examines the existence of conservative reporting in Indonesia?s manufacturing industry by analyzing asymmetric timeliness of earning in reporting bad news and good news. In line with previous study (Basu, 1997), the result of random effect panel data shows that earning is more sensitive to bad news than good news. Thereby, it can be concluded that conservative reporting still exists in Indonesia?s manufacturing industry. Furthermore, this study uses political cost, litigation cost and leverage to explain conservative behavior in firm level. The results of logistic regression are consistent with previous study; leverage has a positive relationship with conse rvatism (Ahmed, et, al, 2000) and litigation cost has a negative rela tionship with conservatism (Juanda, 2007). |