:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Resiliensi saham perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) studi kasus : seputar peristiwa teror bom di Indonesia

Shita Kurniawati; Irwan Adi Ekaputra, supervisor (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007)

 Abstrak

Likuiditas merupakan suatu tingkat dimana transaksi dalam jumlah yang besar dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, biaya yang rendah, dan memberikan dampak yang minimal terhadap harga. Pada pasar likuid, memungkinkan para pemain pasar modal untuk membeli atau menjual sekuritas dalam jumlah yang tidak terbatas dan dalam waktu yang singkat, biaya yang rendah, serta pada harga yang mendekati harga yang telah diperhitungkan. Sedangkan, pada pasar yang tidak likuid para pemain membeli atau menjual sekuritas pada harga yang berbeda dengan harga terakhir sekuritas tersebut diperdagangkan dan transaksi tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat (ada time lag). Melihat terdapatnya dampak likuiditas terhadap harga maka pengukuran likuiditas menjadi penting.
Terdapat empat dimensi likuiditas yaitu immediacy, width, depth, dan resiliency. Penelitian ini terfokus pada pengukuran resiliency tujuh saham perbankan sebagai salah satu dimensi likuiditas yang akan dipaparkan secara eksploratif/deskriptif dengan menggunakan kejadian empat ledakan bom yang terjadi di Indonesia (bom Bali I, Hotel JW Marriot, Kedubes Australia, dan Bali II) sebagai suatu shock yang menyebabkan ketidakseimbangan arus order di pasar modal. Pengukuran resiliency dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan agar harga bid dan ask suatu saham kembali ke posisi semula (restored) setelah terjadinya suatu shock dimana semakin cepat waktu yang dibutuhkan maka semakin resilient (kenyal) saham tersebut.
Setelah dilakukan analisis data, tiga saham perbankan dikeluarkan dari sampel penelitian ini sebab dianggap tidak likuid berdasarkan konsep resiliency. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa dari empat saham yang diamati, ternyata saham Bank Permata Tbk. (BNLI) secara rata-rata membutuhkan waktu yang paling cepat agar harga bid dan ask kembali ke posisi semula, sehingga dapat dikatakan bahwa saham BNLI paling resilient yang berarti bahwa kejadian ledakan empat bom tersebut memberikan efek yang singkat terhadap saham BNLI yang ditandai dengan kembalinya posisi harga dalam waktu yang singkat yang mencerminkan nilai fundamentalnya.

 File Digital: 9

Shelf
 5766-Resiliensi saham-Pendahuluan.pdf :: Unduh
 5766-Resiliensi saham-Metodologi.pdf :: Unduh
 5766-Resiliensi saham-Bibliografi.pdf :: Unduh
 5766-Resiliensi saham-Kesimpulan.pdf :: Unduh
 5766-Resiliensi saham-Abstrak.pdf :: Unduh
 5766-Resiliensi saham-Lampiran.pdf :: Unduh
 5766-Resiliensi saham-Analisis.pdf :: Unduh
 5766-Resiliensi saham-Literatur.pdf :: Unduh
 5766-Resiliensi saham-HA.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : S5766
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xvii, 102 lembar : il. ; 30 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S5766 14-19-693046558 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 126421