:: UI - Skripsi Open :: Kembali

UI - Skripsi Open :: Kembali

Representasi perempuan posefiminis dalam tiga buah cerita karya Judith Hermann berjudul "Ruth (Freundinnen)", " Kaltblau" dan Nichts als gespester" yang termuat dalam buku kumpulan cerita Nichts als Gespenster

Dyah Mursintowati; Avianti Agoesman, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008)

 Abstrak

Posfeminisme mulai dikenal di media pada pertengahan tahun 1980an, akan tetapi baru dikenal sebagai sebuah konsep pada tahun 1990an. Pakar feminisme posmodern mempelajari bagaimana gender tercipta oleh struktur bahasa itu sendiri, mereka menganalisa bagaimana subyek bisa digenderkan sebagai ?laki-laki? atau perempuan, maskulin atau feminin.
Salah satu tokoh feminisme posmodern, Helene Cixous mengajukan teori penulisan feminin sebagai sarana perempuan untuk membebaskan diri dari opresi sistem kultural. Senada dengan Cixous, Luce Irigaray juga mengungkapkan perlunya penciptaan bahasa perempuan, yang dapat dijadikan sarana untuk menciptakan tatanan kehidupan yang baru, yang jauh dari sistem oposisi biner.
Hal tersebut kemudian memacu kaum perempuan untuk menulis tentang kehidupan perempuan yang kompleks dan rumit terutama mengenai kondisi emosi dan jiwa mereka, salah satunya adalah Judith Hermann. Dalam karyanya, Hermann mengungkapkan bahwa kini telah tercipta berbagai potret perempuan posfeminis yang berkembang karena hal inilah yang mereka yakini dalam hidup.

Postfeminism began to appear as a term in the media by the id-1980s, but perhaps began to be significantly present as a concept in 1990s. Postmodern feminist scholars were studying how gender was created within the structure of language itself, they examined how subject positions were gendered as "Man" or "Woman," masculine or feminine.
One of these postfeminist experts, Helene Cixous, provides an escape from systems of cultural, religious, sexual and linguistic oppression with her theory of feminine writing. Aligned with Cixous, Luce Irigaray also stated the necessarity of creating women?s language as an effort of creating a new systems of life, away from binary opposition that has suppressed women from the day they were born.
Postfeminism encourages supportive conditions for women to write about their complicated life, their emotion, and also their soul. As an impact, postfeminist's writer emerged in early 1990s. Judith Hermann is one of this succesful writer. She has shown in her writings, that from today on, many postfeminist figures have put a step towards their life based on their beliefs.

 Metadata

No. Panggil : S14619
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : x, 77 lembar: 27 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S14619 14-20-368736363 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 127458