Tesis ini disusun penulis untuk menganalisa pelaksanaan layanan jasa pembayaran oleh Bank Indonesia sebelum dan sesudah implementasi aplikasi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), menganalisa permasalahan yang dihadapi aplikasi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) saat ini, dan menganalisa perbandingan aplikasi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dengan aplikasi Real Time Gross Settlement (RTGS) milik Bank Negara Malaysia (BNM), Monetary Authority of Singapore (MAS), Hong Kong Monetary Authority (HKMA), dan The European System of Central Bank (ESCB).Beberapa hal yang terjadi dalam pelaksanaan layanan jasa pembayaran sebelum diimplementasikannya aplikasi BI-RTGS sebagai berikut: 1. Credit risk atau resiko kredit, liquidity risk atau resiko likuiditas, 3. Systemic risk atau resiko sistematik, 4. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), dan 5. Distorsi kebijakan moneter.Manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan layanan jasa pembayaran sesudah diimplementasikannya aplikasi BI-RTGS dengan menggunakan fasilitas Failure to Settle (FtS) arrangement yaitu Prefund dan Top Up sebagai berikut: 1. Meminimalisasi potensi terjadinya credit risk, liquidity risk, dan systemic risk serta distorsi terhadap kebijakan moneter, 2. Tersedianya data pendukung untuk kepentingan sektor moneter dan pengawasan bank, 3. Mendukung kebijakan moneter melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang harus tepat waktu, 4. Mitigasi risiko dan meningkatkan kemampuan risk management, 5. Pasar keuangan semakin efisien (efficient functioning of finansial market), 6. Efisiensi dan produktivitas (bagi business dan perekonomian), 7. Mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter, dan 8. Mendukung Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).Permasalahan yang dihadapi aplikasi BI-RTGS saat ini mencakup: 1. Pesatnya peningkatan volume transaksi BI-RTGS yang berdampak pada kapasitas pemrosesan infrastruktur aplikasi BI-RTGS saat ini, 2. Kehandaian infrastruktur saat ini dalam hubungannya dengan pemenuhan CP SIPS (khususnya untuk CP 7), 3. Masalah obsoleleness, disconttmied maintenance support dan performa dari infrastruktur jaringan komunikasi aplikasi BI-RTGS saat ini, 4. Masalah akan berakhirnya maintenance support dari host Computer aplikasi BI-RTGS saat ini, dan 5.Masalah keterbatasan infrastruktur aplikasi BI-RTGS yang telah dioperasikan dengan jangka waktu relatif lama.Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, penulis menyarankan adanya pengembangan aplikasi BI-RTGS yang baru (aplikasi BI-RTGS New Generation) yang bertujuan untuk: 1. Mempertahankan dan meningkatkan performa serta kehandalan infrastruktur aplikasi BI-RTGS serta meningkatkan aspek pengamanan dan efisiensi dalam penyelenggaraan aplikasi BI-RTGS; dan 2. Mengembangkan aplikasi BI-RTGS New Generation yang efisien, cepat, aman, dsn andal serta terintegrasi dengan aplikasi keuangan lainnya di bidang pasar modal (stock exchange), perbankan, asuransi, foreign exchange, rnoney market, penempatan pada pasar uang (placement), treaswy single account (TSA), swilching, dan sebagainya agar dapat mengakomodasi perkembangan perekonomian Indonesia di masa depan dan dapat mendukung Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia.Selain itu, pengembangan aplikasi BI-RTGS New Generation terkait pula dengan: 1. Adanya new devetopments dalam large-value payment systenis (LVPS) global, sebagaimana dapat dilihat dari pengembangan-pengembangan lebih lanjut aplikasi RTGS yang telah dilakukan oleh beberapa negara guna mengakomodasi kebutuhan perekonomian ke depan bahwa aplikasi BI-RTGS, 2. Upaya antisipasi terhadap adanya kebutuhan dari perbankan pengguna aplikasi BI-RTGS akan infrastruktur dan penyelenggaraan aplikasi BI-RTGS ke depan yang semakin cepat, aman dan efisien, dan andal serta terintegrasi dengan aplikasi keuangan lainnya, dan 3. Upaya antisipasi terhadap implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 dimana saat ini infrastruktur aplikasi keuangan di Indonesia termasuk aplikasi BI-RTGS diharapkan dapat terkoneksi dengan infrastruktur aplikasi keuangan negara-negara ASEAN lainnya. |