Perilaku kekerasan merupakan salah satu masalah kesehatan remaja yang pada dekade terakhir ini menjadi perhatian pemerintah karena menimbulkan dampak meningkatnya angka kecatatan dan kematian remaja. Intensitas kejadian meningkat bersamaan dengan bertambahnya populasi remaja. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola asuh keluarga, perilaku teman sebaya, dan karakteristik remaja dengan perilaku kekerasan di Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2009. Desain penelitian adalah deskripsi korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel beijumlah 183 remaja usia 10 - 19 tahun yang dipilih secara multistage random sampling. Analisis hasil penelitian menggunakan uji statistik regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang bermakna antara umur remaja, jenis kelamin remaja, dan perilaku negatif teman sebaya dengan perilaku kekerasan (p < 0,05). Sedangkan variabel pola asuh keluarga dan tingkat pendidikan remaja tidak ditemukan hubungan yang bermakna dengan perilaku kekerasan remaja (p > 0.05). Berdasarkan analisis, variabel yang mempunyai hubungan paling dominan dengan perilaku kekerasan remaja adalah perilaku negatif teman sebaya. Remaja yang sering menerima perlakuan negatif teman sebaya mempunyai peluang 5,5 kali lebih tinggi untuk sering melakukan kekerasan dari pada remaja yang jarang menerima perlakuan negatif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perilaku kekerasan remaja mempunyai dampak negatif pada remaja, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Disarankan perawat perlu meningkatkan partisipasi remaja, keluarga, dan masyarakat untuk mencegah perilaku kekerasan remaja. Violence behavior is an adolescent health problem which becomes attention of govemment because it makes the impact of improving documentation number and adolescent mortality. The occurance intensity increased the same as the increase og adolescent population. This study purpose to find the relationship between family care design, match friend behavior, and adolescent characteristic with violence behavior among adolescent at Pancoran Mas Depok in 2009. This study used a cross sectional approach with correlation description design. The samples were 183 adolescent with the age between 10-19 years old which were choosed by multistage random sampling methods. Analysis study result used statistic test with multiple logistic regression. Study result found that there was meaning relationship between adolescent age, adolescent sex, and negative behavior of match friend with violence behavior (p<0,05). While the variable of family care design and education level of adolescent was not found meaning relationship with adolescent violence behavior (p>0,05). Based on analysis, the variable which has most dominant relationship with adolescent violence behavior was negative behavior of match friend. Adolescent who was often receive negative behavior of match friend had an opportunity 4,39 times to do violence higher than adolescent who was seldom receive negative behavior. Based on study was concluded that adolescent violence behavior had the negative effects to adolescent, family, society and govemment. It was suggested that nurse need improve adolescent participation, family, and society to prevent adolescent violence behavior. |