Dengan terjadinya berbagai isu lingkungan global di perkotaan, seperti banjir, pencemaran udara, dan perubahan cuaca, kapasitas dan kapabilitas lingkungan perkotaan dalam memenuhi kebutuhan dan menunjang kegiatan manusia kerap didorong untuk terus berkembang. Ekologi perkotaan yang mengkaji hubungan ini, menyimpulkan bahwa lingkungan sekitar manusia juga harus dipelihara untuk menopang kehidupan manusianya sendiri agar pengembangan perkotaan berkelanjutan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara meningkatkan proporsi RTH kota, termasuk di DKI Jakarta. Proporsi RTH kota eksisting yang jauh dari target 2010, mendorong pemerintah untuk mengembalikan alih lahan ke fungsi semula (merefungsi) menjadi taman dan jalur hijau. Taman kota saat ini menjadi perhatian khusus, karena fungsi utamanya dalam menangkal polusi dan menangkal banjir. Selain itu pengelolaan taman bukan tanpa kendala. Banyaknya penyalahgunaan taman oleh pengguna. Taman sebagai ruang publik dapat dimanfaatkan sebebas- bebasnya, namun sebagai aset tetap harus dijaga. Untuk itu pengukuran kinerja taman dilakukan agar dapat dilakukan perbaikan. Penelitian ini mengambil lima taman kota secara administratif sebagai daerah studi. Dianalisis dengan menggunakan balanced scorecard. Tujuannya adalah mengetahui bagaimana cara mengukur kinerja taman kota dengan metode tersebut. Dari total 100 orang responden yang terdiri dari pengunjung taman dan warga di sekitar taman, didapat kesimpulan bahwa taman kota yang memiliki kinerja baik adalah di Taman Gorontalo dan Taman Kornel Simajuntak. Sementara taman kota yang memiliki kinerja sangat baik adalah Taman Ayodia, Taman Kampung Sawah, dan Taman Menteng. Ini menguatkan tanggapan bahwa taman yang dikelola oleh Dinas lebih baik dibandingkan oleh Sudin. Hasilnya juga menguatkan bahwa metode balanced scorecard dapat berhasil diterapkan dalam mengukur kinerja taman kota. Within so many global enviromenl issues in urban occur, such as flood, air pollution, and climate changes, carrying capacity and capability of urban environment to support human needs are also needed to be improved. Urban ecology which examines this relationship, is underlining that human environment also needs to be established to support human lifetime so urban development keep sustaining. One of the exertions is to improve the urban open space, also seen in DKI Jakarta. The exsisting of urban open space proportion -which is below the 2010 target, impulses the government to return the land conflict into its proper land use (reinstate) as a park and a green belt. Urban park has become the main interest, because of it main functions of pollution and flood barriers. Many of park misuse nowadays. Park as public spaces can be used freeiy, bui as assests also needed to be protected Further more, performance measurement for park is needed to be done so the repairment can be conducted This research took five urban parks administratively as case studies. Then analyzed using balanced scorecard. The main purpose of this research is how to measure the urban park performance using that method. From total of 100 respondents who include park visitors and residents around the park, concluded which of urban parks have a good-performance, are Gorontalo Park and Kornel Simajuntak Park. Otherwise, the urban parks which have a very-good-performance, are Ayodia Park, Kampung Sawah Park, and Menteng Park. Therefore these are remarked theprejudice that park which managed by Dinas (regional goverment) is better than managed by Sudin(s) (municipal govemments). It also concluded that the balanced scorecard method works good in urban parkperformance measurement. |