Pencitraan dalam puisi Amir Hamzah
Azizah;
Sapardi Djoko Damono, 1940-2020, supervisor; H.B. (Hans Baque) Jassin, 1917-2000, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988)
|
Amir Hamzah merupakan penyair yang sangat menonjol pada zaman Pujangga Baru. Kedua kumpulan sajaknya yang terkenal , Buah Rindu dan Nyanyi Sunyi dapat menampakkan kemampuan Amir Hamzah dalam menciptakan citraan dengan gaya bahasa yang khas, bahasa dengan citraan yang lebih padat. Citraan merupakan unsur penting yang dapat mengungkapkan kemampuan penyair dalam mencipta sajak. Kedua kumpulan sajaknya di atas mengandung berbagai macam citraan yang mencakup citraan lihatan, citraan dengaran, citraan penciuman, dan lain-lain. Amir Hamzah masih mempergunakan juga kata-kata arkais, namun tidak menyebabkan sajaknya mati, karena dipergunakan secara tepat dan lebih padat maknanya. Beberapa sajaknya mengandung citraan yang berkaitan dengan tasawuf. Unsur tasawuf dalam sajak-sajaknya lebih mendalam dan intens dalam Nyanyi Sunyi |
|
No. Panggil : | S-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | iv, 73 pages; 28 cm + apppendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | 14-19-746619722 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20155775 |