Prasasti Padlegan II 1081 Saka (1159 Masehi)
Yessy Meilanie Abast;
Ninny Soesanti Tedjowasono, supervisor
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005)
|
Prasasti merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia masa lampau, berupa tulisan kuna yang dipahatkan pada suatu benda. Dari prasasti inilah kita memperoleh infomasi tentang struktur kerajaan, struktur birokrasi, struktur kemasyarakatan, struktur perekonomian, agama, kepercayaan dan adat istiadat di dalam masyarakat Indonesia kuna (Boechari,1977c;22). Prasasti Padlegan II merupakan salah satu prasasti dari masa raja Sarweswwara yang belum diteliti lebih dalam. Dalam ROC tahun 1908 prasasti Padlegan II diketahui berada di daerah Pinggir Sari, distrik Tulung Agung. Selanjutnya L. Ch. Damais dalam EEI IV, melakukan pembacaan sebanyak lima baris pertama untuk melakukan penghitungan tarikh masehi. Sejarah mengenai masa Kadiri terutama masa raja SarweSwwara masih sangat kurang. Oleh karena itu penelitian terhadap prasasti Padlegan 11 dirasakan sangat perlu untuk memberikan infomasi data historis kepada kita dan lebih banyak lagi data kemasyarakatan, perekonomian dan keagamaan. Penelitian terhadap prasasti hampir sama tahapan kerja yang dilakukan dalam penelitian sejarah. Tahap-tahap kerja yang dilakukan ada empat yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Setelah melalui tahap kritik, dapat diambil kesimpulan bahwa benar prasasti Padlegan II adalah prasasti dari masa Kadiri. Setelah itu dilanjutkan dengan identifikasi tokoh, tempat, waktu, dan peristiwa. Dalam identifikasi tokoh, ditemukan satu jabatan yang disebut Mapanji Ingitajna yaitu suatu jabatan yang mengerti tanda-tanda. Jabatan ini tidak ditemukan pada prasasti-prasasti Kadiri lainnya, tetapi ditemukan pada prasasti Singhasari. la disebut sebagai naya widingitajna yaitu suatu jabatan yang ahli dalam politik dan bijaksana akan isyarat (Sedyawati,1985a;328).Kemudian dalam identifikasi tempat, ditemukan satu kata yang sering muncul pada daftar nama-nama pejabat yang menerima anugerah raja. Kata itu ialah pagemangala. Kata pagemangala tidak diketahui artinya dalam bahasa Indonesia dan tidak ditemukan pula dalam prasasti-prasasti Kadiri lainnya. Dalam mengidentifikasi peristiwa diketahui bahwa prasasti Padlegan II merupakan prasasti yang dikeluarkan dalam rangka pemberian anugerah pamuwuh (anugerah tambahan). Hal itu ditunjukkan dengan adanya prasasti lain dari masa raja Bameswara yaitu prasasti Padlegan I (1038 S). Dalam prasasti Padlegan I menyebutkan nama-nama daerah sama dengan prasasti Padlegan II (1081 S). |
Yessy Meilanie Abast.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S11900 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | viii, 128 lembar : ill., foto, peta ; 28 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S11900 | 14-21-853828761 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20156272 |